72
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian berjudul “Pembelajaran Gerak Berirama untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak Usia Dini”, adalah metode action research. Metode ini dipilih karena menurut peneliti tepat digunakan untuk mempelajari
pengetahuan
dalam
mengekspresikan
emosi
anak
melalui
pembelajaran Gerak Berirama. Konsep Penelitian tindakan (action research) sebagaimana dikemukakan Sukmadinata (2011: 140), adalah suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan. Dengan demikian, penelitian tindakan dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan sebagaimana diungkapkan oleh Deborah South dalam Sukmadinata (2011: 146) adalah penelitian tindakan dialektik yang terdiri atas: identifikasi suatu bidang fokus masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data, perencanaan serta pelaksanaan.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
73
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian dari Stephen Kemmis yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan memberikan kontribusi yang nyata pada perbaikan praktik penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu, maka diperlukan suatu metode penelitian yang di dalamnya terdapat tindakan untuk mengatasi masalah pendidikan. Kemmis mengajukan sebuah model penelitian seperti bagan di bawah ini: Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Menurut Kemmis. What is Happening now General I Ideas Reconnaissance Field Of Action
General Plan
First Action Evaluation Monitoring
Revised General Plan
Second Action Evaluation Monitoring
Sumber: Hidayat, 2012: 18.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
74
Dari pengamatan sementara di TK Rangkasbitung Banten, anak-anak hanya diajarkan aspek perkembangan emosi hanya dalam bagian kecil, yaitu dengan memasukkannya dalam ranah atau aspek perkembangan yang lain, misalnya ketika memberikan materi mengenai aspek perkembangan kognitif, guru “mengajarkan” aspek emosi yang terdapat kurikulum, seperti sabar menunggu giliran, tidak saling berebut mainan, dan lain-lain. Di sini saya ingin mengubah cara ajar pada anak usia dini agar anak bisa lebih kreatif dalam mengungkapkan ekspresi emosinya. Anak distimulus dengan berbagai macam ekspresi emosi yang tampak dalam wajah, setelah itu diberikan pembelajaran gerak berirama yang berisi rangkaian ekspresi emosi yang mereka pelajari sebelumnya. Dalam mengidentifikasi bidang fokus masalah, peneliti menekankan mengenai pembelajaran gerak berirama yang diharapkan akan berpengaruh terhadap kecerdasan emosi anak usia dini. Pengumpulan data dilakukan melalui proses mengidentifikasi, menghimpun dokumen-dokumen, mengingat-ingat kegiatan pembelajaran serta hasil pembelajaran yang berkenaan dengan pemecahan masalah yang pernah dilakukan. Dalam tahap ini, hal yang diperhatikan adalah topik-topik yang dibahas, langkah-langkah dan proses pembelajaran, buku, media, dan sumber belajar yang digunakan, kesulitan yang dihadapi, dan keberhasilan yang dicapai. Analisis dan interpretasi data dilaksanakan secara kualitatif dalam arti diuraikan, dibandingkan, dikategorikan, disintetiskan, lalu disusun atau diurutkan secara sistematis. Penyusunan rencana diarahkan pada pelaksanaan kegiatan atau
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
75
program secara optimal dengan memperhatikan subjek sasaran, pelaksana, sarana dan prasarana, media dan sumber belajar, serta faktor lingkungan. Adapun tahap pelaksanaan memerlukan persiapan yang matang, baik persiapan dari pihak pelaksana, subjek yang menjadi partisipan dalam kegiatan, maupun faktor-faktor pendukung pelaksanaan program. Selama pelaksanaan kegiatan diadakan evaluasi dan pengumpulan data dengan berbagai teknik pengumpulan data. Hal pengumpulan data didokumentasikan secara seksama dan lengkap untuk digunakan, baik bagi penyempurnaan rancangan maupun pelaksanaan kegiatan.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di TK PGRI 1 Rangkasbitung yang beralamat di Jalan H.M Iko Djatmiko No. 4 Rangkasbitung Banten. Lokasi ini dipilih karena sekolah tersebut menerapkan pembelajaran gerak berirama dalam setiap materinya. Selain itu, lembaga ini juga sudah memiliki prestasi yang cukup baik sampai saat ini dalam pengalaman penerapan pembelajaran di lingkungan regional. Adapun materi yang digunakan pada model pembelajaran adalah model dengan menggunakan bentuk gerak dan lagu yang berisi berbagai macam ekspresi emosi yang dapat diamati melalui ekspresi wajah dan gerak yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelompok B (5-6 tahun) dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 58 orang siswa. Hal ini karena kelompok B dianggap
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
76
sudah akrab dengan lingkungan, guru-guru, dan teman-temannya, sehingga besar kemungkinan anak sudah terbiasa berinteraksi dengan teman ataupun guru, termasuk meluapkan ekspresi emosinya melalui ekspresi wajah dan gerak melalui materi yang diberikan. Peneliti memilih indikator emosi senang, gembira/bahagia/ceria, sedih, takut, dan marah, karena sesuai dengan observasi awal peneliti terhadap emosiemosi yang sering dilakukan oleh anak usia TK. Penerapan pembelajaran gerak berirama diharapkan siswa memunculkan ekspresi atas emosi-emosi tersebut dan dapat membedakan antara emosi yang satu dengan yang lainnya, baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Di samping itu, diharapkan pula mereka dapat mengendalikan emosinya secara wajar.
C. Rencana Tindakan Pembelajaran gerak irama di TK PGRI 1 Rangkasbitung diberikan hampir di setiap waktu pembelajaran. Hal ini karena anak sangat menyukai gerak yang melibatkan seluruh tubuh mereka dan irama yang membuat mereka semakin bersemangat. Disini peneliti menggunakan metode action research untuk mengajari anak dalam melakukan pembelajaran gerak irama sebagai media untuk mengenalkan emosi diri. Sebelum diberikan pembelajaran gerak irama, anak distimulasi dengan beberapa tahapan,di antaranya lagu-lagu yang bertemakan emosi diri, dan stimulasi melalui kegiatan cerita dan demontrasi. Siswa distimulasi untuk
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77
merasakan emosi yang disuguhkan melalui cerita dan kegiatan demonstrasi tersebut. Penelitian ini direncanakan dalam dua belas kali pertemuan di TK PGRI 1 Rangkasbitung. Penelitian ini dilakukan dibantu oleh guru yang bertindak sebagai pelaksana tindakan dan peneliti bertindak sebagai konseptor, observer, evaluator, serta merancang
tindakan
selanjutnya.
Penggunaan
guru
ini
dilakukan
untuk
kesempurnaan penelitian dalam pengambilan data. Pemilihan guru dilakukan dengan melihat kemampuan dalam memberikan materi ajar pada anak dan sebagai sosok yang lebih dikenal oleh siswa. Hal ini karena siswa lebih cepat untuk meniru orang yang memiliki ikatan emosional yang kuat, termasuk guru. Sebagaimana diungkapkan Hurlock dalam Mashar (2011: 23) bahwa anak belajar secara meniru dalam memberikan reaksi emosi melalui dua cara, yaitu pertama, anak hanya meniru orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat; kedua, motivasi untuk meniru orang yang dikagumi lebih kuat dibanding dengan motivasi untuk menirukan sembarang orang. Dengan demikian, kekuatan untuk merangsang reaksi emosi anak lebih baik dilakukan oleh gurunya, karena peneliti adalah orang baru yang belum lama anak kenal. Sebelum melakukan penelitan, peneliti terlebih dahulu mengajarkan dan menjelaskan apa saja yang harus guru lakukan dalam pengajaran terhadap anak. Hal tersebut dilakukan kurang lebih satu minggu sebelum penelitian, dan dilakukan
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
78
kembali sebelum pembelajaran dimulai dan setelah pembelajaran untuk diskusi atau evaluasi. Dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan kecerdasan emosi anak, maka perlu adanya latihan-latihan bagi anak dalam memahami kondisi emosi diri dan dapat mengekspresikannya agar dipahami oleh orang lain. Morrison dalam Mashar (2011: 116) menyatakan bahwa stimulasi atau program pengayaan berperan penting dalam tahun-tahun awal. Stimulasi identik dengan pemberian rangsangan yang berasal dari lingkungan di sekitar anak guna lebih mengoptimalkan aspek perkembangan
anak.
Pemberian
stimulasi
atau
rangsangan
diharapkan
memperhatikan proses kematangan dalam rangka membantu anak mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki, dan membantu anak mengembangkan perilaku adaptif dan terarah. Pendekatan perkembangan memberikan kerangka untuk memahami dan menghargai pertumbuhan alami anak. Secara umum, arah dan sasaran dari pembelajaran dalam dimensi pengembangan emosi anak sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum 2004 Yang Disempurnakan dan sesuai juga dengan pandangan para ahli tentang harapan arah perkembangannya yang bersifat ideal. Arah pembelajaran emosi anak adalah sebagai berikut: 1) Membantu anak dalam mengembangkan kemampuan mengendalikan diri atau mengontrol ekspresi emosi. 2) Membantu mengenali emosi diri sendiri.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
79
3) Membantu kemampuan memotivasi diri. 4) Membantu mengenali emosi orang lain. 5) Membantu dalam mengembangkan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Harapan dalam arah pembelajaran emosi di atas adalah dari emosi yang tadinya
meledak-ledak
atau
tidak
terkendali
dan
anak
belum
mampu
mengekspresikan emosinya serta belum memahami kondisi emosi orang lain menjadi emosi yang diluapkan secara wajar dan terkendali serta mampu memahami kondisi emosi orang lain. Hal ini sangat berperan bagi anak agar dapat diterima lingkungannya dan dapat membina hubungan dengan orang lain secara lebih baik serta menguntungkan dirinya. Konsep pembelajaran gerak berirama untuk anak TK yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman ekspresi emosi dirinya agar dipahami pula oleh orang lain. Dalam pelaksanaannya, diharapkan siswa dapat diberikan
pembelajaran
secara
aktif
untuk
mengembangkan
aspek-aspek
kemampuan yang sesuai dengan perkembangan anak. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator dalam pelaksanaannya menjadi hal amat penting. Guru dapat menerapkan konsep melalui metode demonstrasi dan praktek langsung. Dengan demikian, penulis menampilkan alur kegiatan Penerapan Konsep Pembelajaran Gerak Berirama untuk anak TK adalah sebagai berikut.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
80
Bagan 3.2 Perencanaan Tindakan Penelitian
Pengamatan
Refleksi
• Perlakuan dengan memberikanstimul us-stimulus untuk merasakan, mengekspresikan dan memahami kondisi emosi emosi diri dan orang lain.
Perencanaan Tahap 1
Pelaksanaan Tahap 1
Monitoring dan Efek Tindakan
Kecerdasan Emosi Anak Usia Dini : Mengenal dan Memahami Kondisi Emosi Diri, sertaMengekspresikan Emosi Secara Wajar.
Pengamatan
Refleksi
Penerapan Model
Perencanaan
Pelaksanaan Tahap 2
Monitoring dan efek Tindakan
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
81
Adapun indikator yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagan 3.3 Indikasi Keberhasilan Penelitian
• anak dengan kondisi emosi yang tidak terkontrol dan meledak-ledak. • anak belum dapat mengekspresikan kondisi emosinya • anak yang belum dapat mengelola /mengendalikan emosinya
• Perlakuan dengan memberikan stimulus-stimulus untuk merasakan, mengekspresikan dan mengelola/mengen dalikan emosi dirinya
Penerapan pembelajaran Gerak Berirama
Peningkatan Kecerdasan emosi anak usia dini. a. kondisi emosi anak lebih terkendali/terkontrol. b. anak dapat mengekspresikan kondisi emosinya sebagai media untuk berkomunikasi secara nonverbal. c. anak lebih dapat mengelola/mengendalikan emosi dirinya
D. Tahap Persiapan Peneliti melakukan tahap persiapan penelitian di TK PGRI 1 Rangkasbitung untuk mengetahui proses pembelajaran perihal pengembangan aspek kecerdasan emosi (mengenal dan memahami emosi diri). Peneliti melihat fenomena yang
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
82
terjadi di lapangan serta memikirkan solusi yang dapat dilakukan terhadap fenomena tersebut. Tahap ini merupakan tahap persiapan pengumpulan data dengan langkahlangkah sebagai berikut. 1.
Melakukan observasi ke TK PGRI 1 Rangkasbitung. Melihat kegiatan yang dilakukan anak serta mengenali karakter baik secara umum dan khusus dari anak TK PGRI 1 Rangkasbitung. Mencari tahu tentang proses pembelajaran dalam mengembangkan kecerdasan emosi yang terdapat di sekolah tersebut. Bagaimana motivasi mereka terhadap pembelajaran di sekolah, serta kegiatan yang telah mereka lakukan.
2.
Mensosialisasikan konsep penelitian kepada kepala sekolah, wali murid, dan guru yang bertindak sebagai implementator. Dengan tujuan agar kepala sekolah, wali murid, dan guru lebih paham mengenai Pembelajaran Gerak Irama yang akan diterapkan dalam mengembangkan kecerdasan emosi yang akan diajarkan. Setelah kepala sekolah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian, selanjutnya peneliti memproses perijinan untuk mengadakan penelitian di lokasi TK PGRI 1 Rangkasbitung.
3.
Menyiapkan pedoman wawancara dan observasi bagi kepala sekolah, guru dan anak yang tentu saja telah dikonsultasikan dengan pembimbing terlebih dahulu.
4.
Menghubungi kepala sekolah untuk mengadakan pelatihan materi pembelajaran dan rencana tindakan setiap siklus, serta negosiasi untuk mendapatkan
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
83
persetujuan mengenai jadwal pelaksanaan observasi dan wawancara dalam rangka pengumpulan data lainnya. Di samping itu, juga untuk menentukan sumber data awal sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. 5.
Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP). Berdasarkan hasil pengamatan awal pertemuan beberapa permasalahan
sehubungan dengan proses mengembangkan kecerdasan emosi anak yang dilakukan di TK PGRI 1 Rangkasbitung yaitu proses pengembangan emosi telah dilakukan oleh guru-guru, namun hanya sebatas instruksi berupa perintah, himbauan, nasihat kepada siswa. Anak-anak bisa memahami bahwa saling menyayangi, menghormati, dan menghargai adalah penting dalam kehidupan sehari-hari, namun mereka tidak memahami bagaimana caranya. Pemahaman tersebut pun merupakan hasil bimbingan guru untuk menyatakannya, bukan atas dasar kesadaran siswa sendiri. Di samping itu, emosi-emosi yang ditampilkan, baik secara ungkapan maupun bahasa tubuh belum dapat dikendalikan dengan baik. Mereka masih meluapkan emosi dengan cara yang berlebihan, dan berpikir bahwa emosi-emosi yang distimulus merupakan aktivitas bermain mereka. Guru-guru tidak memperdulikan strategi, model, pendekatan, dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak walaupun fasilitas, baik fisik, maupun nonfisik tersedia di sekolah. Sehubungan dengan hal itu, peneliti menginginkan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kontribusi dalam upaya mengembangkan kecerdasan emosi anak usia dini sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Peneliti menawarkan sebuah model yaitu: “Pembelajaran
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
84
Gerak Berirama untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak Usia Dini.” Adapun fokus dalam penelitian ini adalah pengembangan peningkatan kecerdasan emosi diri dan pengendaliannya. Komponen-komponennya meliputi: pengenalan emosi diri; pengelolaan emosi; mengekspresikan emosi dengan tepat; dan mengenali emosi orang lain. Komponen-komponen tersebut di atas dilatihkan melalui pembelajaran gerak berirama.
E. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan ini diawali dengan melakukan pre test kepada anak yang dilakukan pada saat pertemuan pertama, yaitu tanggal 8-11 Februari 2012. Pre test dilakukan untuk menjaring potensi anak mengenai pemahaman mengenal emosi diri melalui ekspresi sebelum anak mendapatkan model pembelajaran gerak irama. Penelitian ini berlangsung selama 12 (dua belas) pertemuan, yang peneliti bagi menjadi dua tahap, yaitu tahap stimulasi (sebelum penerapan pembelajaran) dan tahap pelaksanaan pembelajaran Gerak Berirama. Tahap simulasi merupakan rangkaian kegiatan latihan untuk merasakan emosi-emosi melalui stimulus-stimulus reaksi emosi seperti yang akan diberikan dalam pembelajaran gerak berirama. Adapun bagian pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan pembelajaran gerak berirama dengan didasari atas revisi dari hasil pengamatan pada bagian sebelumnya sehingga menjadi integral dalam bentuk gerak dan lagu.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
85
1. Tahap Stimulasi a. Latihan Mengenal Emosi Diri Kemampuan memahami perasaan sendiri membuat orang memiliki kepekaan tinggi dalam pengambilan keputusan, juga dalam beberapa hal lainnya. Luapan emosi yang tidak terungkap secara fokus dan jelas bisa mengarah pada perilaku destruktif. Anak yang tidak bisa mengungkapkan bahwa sesungguhnya ia sedang senang, bahagia, sedih, marah atau takut bisa jadi akan bertindak agresif. Dengan demikian perlu adalanya latihan agar mereka merasakan dan mengalaminya sendiri yang bisa dituangkan dalam bentuk ungkapan kata-kata atau dengan ekspresi wajah. Teknik latihan ini bertujuan agar anak dapat merasakan emosi-emosi tersebut dilakukan melalui stimulus-stimulus untuk membangkitkan emosi, baik emosi positif maupun emosi negatif. Adapun stimulus-stimulus tersebut adalah: 1) Untuk menstimulasi rasa senang, guru menstimulasi dengan memberikan pertanyaan, dan yang menjawab dengan benar diberikan hadiah. Saat pemberian hadiah inilah dapat diamati ekspresi emosi anak yang dapat berupa perubahan mimik dan bahasa tubuh serta diungkapkan melalui bahasa verbal. 2) Untuk
menstimulasi
rasa
ceria,
guru
menstimulasi
dengan
memperlihatkan gambar yang lucu, dan menirukan gerakannya, sehingga
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
86
anak dapat tertawa. Saat tertawa inilah yang diamati untuk menentukan bahwa anak sedang ceria. 3) Untuk menstimulasi rasa kasih sayang, guru dapat menstimulasi dengan cerita yang berakhir dengan dengan kisah yang menciptakan kasih sayang. Guru dapat mengungkapkan kasih sayangnya dengan memeluk salah satu atau beberapa anak untuk berpelukan. Hal ini memperlihatkan anak mengungkapkan ekspresi kasih sayang mereka terhadap teman dan guru. 4) Untuk menstimulasi rasa terkejut, guru mempersiapkan media seperti balon yang ditusuk jarum tanpa anak-anak ketahui. Kegiatan dapat memperlihatkan reaksi anak. 5) Untuk menstimulasi rasa tegang dan takut. Guru mempersiapkan balon dan jarum yang akan ditusuk yang diketahui oleh anak. Hal ini dapat diamati reaksi setiap anak ketika menunjukkan rasa takutnya. 6) Untuk mensimulasi rasa jijik. Guru mempersiapkan media ular-ularan karet dan diperlihatkan kepada anak-anak. Kegiatan
ini akan
menunjukkan reaksi anak terhadap sesuatu yang mereka lihat. 7) Untuk menstimulasi rasa marah. Guru bertindak seperti tidak acuh ketika anak mulai bertanya, karena biasanya anak akan bertanya terhadap hal yang baru mereka alami. Hal ini tentu mengakibatkan anak-anak marah karena guru tidak memperdulikan pertanyaan yang mereka ajukan.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
87
Pengamatan terhadap ketidakpuasan anak dapat menunjukkan reaksi anak ketika mengalami kemarahan. 8) Untuk menstimulasi rasa sedih. Guru dapat bercerita yang bertema kesedihan sehingga dapat menyentuh perasaan mereka untuk mengalami rasa sedih. Reaksi inilah yang diamati untuk mengetahui ekspresi emosi tersebut. Setelah anak dapat mengenal emosi diri, sebagai evaluasi dilakukan pula latihan untuk lebih memahami kondisi emosi dengan kuisioner dan pesan berantai. a) Kuesioner Ada seorang anak yang ditunjuk maju ke depan, kemudian diberi petunjuk oleh guru untuk mengekspresikan salah satu kondisi emosi tanpa berkata apapun. Kemudian ditebak oleh siswa lain mengenai situasi emosinya tertsebut. Hal ini akan meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal dan memahami situasi emosi orang lain. b) Pesan Berantai Pada strategi ini, sekitar 5 orang siswa ditunjuk untuk maju ke depan. Guru membisikkan tentang kondisi emosi yang kemudian pesan tersebut disampaikan secara estafet atau berantai pada rekannya yang lain. Dalam hitungan ketiga, kelima siswa yang
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
88
berperan
sebagai
pembawa
pesan
mengekspresikan
secara
bersamaan. Di sini akan terlihat perbedaan ekspresi walaupun dengan kondisi emosi yang sama. Kemudian teman-teman yang lain menerkanya untuk memahami situasi emosi yang dimaksud.
b. Latihan Mengekspresikan Emosi secara Wajar Ekspresi wajah dan tubuh dapat menjadi bahasa nonverbal yang menyatakan sesuatu yang dialami, dirasakan, dan dikomunikasikan seseorang kepada orang lain. Demikian pula dengan anak-anak perlu adanya latihan yang membantu mereka mengkomuniksikan kondisi emosinya dalam bentuk gerak tubuh. Latihan bahasa tubuh ini diawali dengan penguasaan anggota tubuh serta fungsinya. Setelah itu, guru mencontohkan gerakan-gerakan yang dapat mengkomuniksikan tentang situasi emosi yang dirasakan dan diikuti oleh anak-anak. Adapun ekspresi yang dilatihkan adalah sebagai berikut. 1) Senang, dengan gerakan kedua telunjuk di samping bibir sambil tersenyum-senyum. 2) Tertawa, karena bahagia dengan gerakan kedua tangan di dekat mulut, dan mulut terbuka sambil tertawa. 3) Sedih, dengan gerakan tutup mata seolah-olah menangis.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
89
4) Marah, dengan gerakan kedua tangan di pinggang, mata melotot, dada agak ditarik ke depan. 5) Takut, dengan gerakan jari-jari tangan di depan mulut, sambil mengatakan hiiiiiiii… Dalam pelaksanaan latihan ini menggunakan metode praktek langsung. Kegiatannya terdiri dari tiga tahap, yaitu mengenali emosi gambar dan emosi diri, permainan gerak dan lagu, serta relaksasi. a) Mengenali emosi gambar dan emosi diri Kegiatannya yakni guru mengenalkan gambar-gambar emosi dan anak memahami ekspresi wajah yang ada pada gambar. Setelah itu, anak bercermin secara sendiri-sendiri dan giliran untuk mengekspresikan bentuk-bentuk emosi yang sesuai dengan gambargambar yang sudah disiapkan oleh guru. Hal ini tentu akan lebih efektif dalam mengekspresikan emosi mereka. Ketika mereka bercermin, anak akan melihat perubahan ekspresi yang mereka bentuk sendiri melalui wajah. Latihan mengubah mimik-mimik wajah yang berbeda inilah yang menjadi pengalaman yang berharga untuk dapat memahami kondisi emosi dirinya sendiri dan orang lain. b) Permainan Ekspresi Bebas Permainan
ini
merupakan
salah
satu
strategi
dalam
mengenalkan ekspresi emosi kepada anak. Dinamakan ekspresi
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
90
bebas, karena memang dalam pelaksanaannya anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan emosinya. Guru sebagai pemberi aba-aba, dapat melihat bagaimana anak mengekpresikan emosi mereka sendiri-sendiri. Pelaksanaannya yaitu Guru mengajak anak untuk mengeksprsikan emosi bersama, misalnya “satu, dua, tiga, tertawa!”.
Anak-anak
dan
guru
pun
tertawa
bersama-sama
“ha..ha..ha..”. Lalu guru memberi aba-aba kembali “satu, dua, tiga, menangis…!!!”,
“….tersenyum”,
“….bersedih”,
“…takut”,
“….marah”, “….kaget”, dan lain-lain sebagainya yang selalu diikuti oleh ekspresi bebas anak-anak. c) Permainan Gerak dan Lagu Permainan gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sambil menari. Anak-anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan. Kegiatannya yakni anak-anak bergerak bebas mengikuti alunan musik. Kemudian musik diberhentikan di tengah-tengah dan anakanak pun berhenti bergerak seolah-oleh menjadi patung. Pola irama yang diberikan berbeda-beda, pertama diperdengarkan musik klasik, kemudian musik pop, musik dangdut, hingga musik tradisi seperti Jaipongan. Semakin beraneka macam irama musik, kegiatan akan semakin menyenangkan, dan emosi anak semakin terekspresikan. Di
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
91
akhir kegiatan, anak dapat merasakan perasaan yang lega dan menyenangkan. d) Relaksasi dengan Musik Proses latihan melalui relaksasi dengan musik dinilai cukup efektif untuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri. Kegiatan ini dapat mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran pada anak. Pelaksanaannya yaitu guru menyiapkan lagu-lagu lembut dan meminta anak-anak untuk mendengarkan dan menghayatinya dengan seksama. Untuk membantu proses penghayatan, anak diminta untuk berbaring sambil memejamkan mata. Setelah itu, guru menyiapkan karton
yang
berisi
gambar-gambar
emosi
diri,
lalu
anak
menunjukkan kondisi emosi mereka, dalam hal ini guru dapat menanyakan atas kondisi emosi mereka, namun tidak semua dari mereka dapat mengungkapkan alasan mereka berada pada kondisi emosi yang dimaksud. Tentu saja guru tidak berhak untuk memaksa anak menanyakan alasannya. Inilah yang memerlukan kedekatan antara guru dan siswa mengenai memahami kondisi emosi dirinya dan kemampuan untuk mengekspresikannya.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
92
Di akhir perlakuan tahap ini diadakan refleksi untuk mengetahui tingkat pencapaian yang telah dilakukan berepengaruh pada penyelesaian masalah. Refleksi pun pada data-data proses akan menjadi dasar perbaikan pada perencaan selanjutnya.
b. Tahap Penerapan Pembelajaran Gerak Berirama Perlakuan pada tahap ini adalah latihan secara general dari awal sampai akhir mengenai pembelajaran gerak berirama. Tahapan demi tahapan pembelajaran dicoba diberikan sampai anak hafal bentuk gerak dan lagu bertemakan kondisi emosi. Elemen yang dinilai dari pembelajaran ini adalah anak mampu menggerakan tubuhnya untuk mengekspresikan kondisi emosi tertentu dan mampu dipahami orang lain mengenai kondisi emosi tersebut. Target capaian pada proses latihan siklus kedua ini adalah nilai komunikasi kondisi emosi dari berbagai unsur, baik verbal mapun non verbal yang anak sampaikan melalui gerak dan lagu. Setelah dianggap memadai, maka hasil proses latihan ini dipresentasikan di dalam dan luar kelas.
F. TAHAP EVALUASI Penilaian kegiatan belajar mengajar pembelajaran gerak irama untuk mengembangkan kecerdasan emosi (mengenal emosi diri) pada anak usia dini meliputi penilaian pre test, penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian pre test
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
93
sebagai langkah untuk mengetahui kondisi awal pemahaman dan pengekspresian anak terhadap kondisi emosi tertentu. Penilaian proses digunakan dalam rangka membina dan membentuk sikap apresiatif, sedangkan penilaian hasil belajar dilihat dari kemampuan anak untuk menampilkan hasil pembelajarannya. Penilaian dilakukan dalam bentuk penilaian individu. Penilaian di atas merupakan penilaian psikomotor yang dilakukan dalam pelajaran gerak irama anak yang memiliki kriteria tersendiri. Kriteria penilaian berdasarkan unsur kemampuan mengenal emosi diri yang diungkapkan melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah ketika menunjukkan bentuk emosi diri. Penilaian yang terakhir adalah penilaian dalam aspek afektif (sikap). Melalui pembelajaran gerak irama anak diharapkan dapat: 1. Anak dapat mengenal dan memahami emosi diri. A (Amat Baik), apabila anak dapat mengenal dan memahami eluruh emosi diri. B (Baik), apabila anak dapat mengenal dan memahami sebagian besar emosi diri. C (Cukup), apabila anak dapat mengenal dan memahami sebagian kecil emosi diri. 2. Anak dapat mengekspresikan emosi diri secara wajar. A (Amat Baik), apabila anak dapat mengekspresikan emosi diri secara keseluruhan.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
94
B (Baik), apabila anak dapat mengekspresikan sebagian besar emosi diri. C (Cukup), apabila anak hanya dapat mengungkapkan sebagian kecil emosi diri.
G. Instrumen Penelitian Intrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dan pedoman latihan ekspresi
emosi, baik secara verbal maupun non verbal. Latihan-latihan tersebut agar anak mampu
mengenali
emosi
dirinya
sendiri,
mengekspresikan
mengendalikan emosi, dan memahami kondisi emosi orang lain. 1. Pedoman Latihan Mengenal Kondisi Emosi Diri Stimulasi rasa senang. Stimulasi rasa bahagia/ceria. Stimulasi rasa cinta/kasih sayang. Stimulasi rasa sedih. Stimulasi rasa takut. Stimulasi rasa jijik. Stimulasi rasa marah. 2. Pedoman latihan Mengekspresikan dan Mengendalikan Emosi Ekspresi rasa senang. Ekspresi rasa bahagia/ceria. Ekspresi rasa cinta/kasih sayang.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
emosinya,
95
Ekspresi rasa sedih. Ekspresi rasa takut. Ekspresi rasa jijik. Ekspresi rasa marah. Menebak kondisi emosi orang lain melalui ekspresi emosi yang disampaikan. Permainan Ekspresi Bebas
3. Menyanyi dan Memperagakan Lagu Kalau Kau Hari ini. Nada dalam lagu ini sudah sangat dikenal anak, namun syairnya sengaja diubah sebagai materi latihan anak dapat memahami kondisi emosi. KALAU KAU HARI INI (nada lagu seperti lagu “KALAU KAU SUKA HATI”) Kalau kau hari ini sedang senang…(tepuk tangan: prok-prok-prok sambil tersenyum-senyum) 2X Kalau kau sedang senang…. (kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Dan memangnya begitu….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Kalau kau hari ini sedang senang…(tepuk tangan: prok-prok-prok sambil tersenyum-senyum) Kalau kau hari ini bahagia… (kedua tangan di dekat mulut, dan mulut terbuka sambil tertawa ha..ha..ha..) 2X Kalau kau bahagia….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Dan memangnya begitu….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Kalau kau hari ini bahagia (kedua tangan di dekat mulut, dan mulut terbuka sambil tertawa ha..ha..ha..) Kalau kau hari sedang sedih….(tutup mata seolah-olah menangis) 2X
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
96
Kalau kau sedang sedih….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Dan memangnya begitu….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Kalau kau hari ini sedang sedih….(tutup mata seolah-olah menangis)
Kalau kau hari ini sedang marah….(kedua tangan di pinggang, mata melotot, dada agak ditarik ke depan) 2X Kalau kau sedang marah….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Dan memangnya begitu….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Kalau kau hari ini sedang marah….(kedua tangan di pinggang, mata melotot, dada agak ditarik ke depan) Kalau kau hari ini sedang takut (jari-jari tangan di depan mulut, sambil mengatakan hiiiiiiii….) 2X Kalau kau sedang takut….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Dan memangnya begitu….(kedua telunjuk digerakkan ke depan wajah seperti menunjuk) Kalau kau hari ini sedang takut….(jari-jari tangan di depan mulut, sambil mengatakan hiiiiiiii….)
4. Menyanyikan lagu yang sengaja dibuat untuk materi pembelajaran dengan bimbingan guru. Setelah anak hafal dengan syair lagu yang dinyanyikan kemudian mereka bergerak mengikuti gerakan guru sesuai dengan lagu dan irama yang ada pada lagu. Lagu Tema Gembira: Berlompat-lompat ke kanan ke kiri Berputar-putar berlari-lari kecil Stop…stop…bertepuk tangan Berlompat-lompat ke depan belakang Bergoyang-goyang badan diloncat ke atas Stop…stop…bertepuk tangan Reff. Ayo teman bergembira bersama bersama
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
97
Coba gerakkan badanmu bermain bermain Ayo teman bergembira bersama bersama Hip-hip hore 2x sya la la la la la la Hip-hip hore 2x sya la la la la la la Hip-hip hore
Lagu Tema Kasih Sayang: Bila kau sayang teman Peganglah tangannya Bicaralah yang sopan Jangan sampai bertengkar… Bila kau sayang teman Peluklah temanmu Sayangilah teman Seperti saudaramu… Reff : Bermain… bermain… jangan sampai bertengkar Berteman… berteman… dengan kasih sayang… Lagu Tema Sedih: Saat kau bersedih Boleh saja menangis Menetes dan berlinang Air matamu sayang Reff. Saat kau menangis Pejamkan matamu Tenangkanlah hatimu Jangan lagi bersedih Lagu Tema Takut: Takut-takut…aku takut Takut-takut…aku takut Mata mulut tutup Tubuh mengkerut Reff. Lari . . lari . . ayo cepat lari Sembunyi . . sembunyi ayo sembunyi Kalau kau berani takkan berlari Hadapi . . hadapi Yang kau takuti Lagu Tema Marah: Tangan di pinggang
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
98
Matamu melotot Nafasmu tersendat Mulut cemberut Reff. Kau boleh marah Kau boleh kesal Tapi hati tetap tenang Kau boleh marah Kau boleh kesal Orang sabar disayang Tuhan Astaghfirullah aladzim 4x. . H. Teknik Pengumpulan Data Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Studi Kepustakaan Merupakan langkah awal dari kegiatan penelitian berupa kajian literatur tentang pembelajaran pada umumnya, pembelajaran gerak berirama khususnya, dan bahasan-bahasan mengenai kecerdasan emosi pada anak usia dini, serta literatur yang berhubungan dengan anak usia dini yang akan dijadikan bahan pertimbangan, acuan sumber pengetahuan bagi penulis. b. Wawancara Merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan keterangan atau kebenaran penggunaan pembelajaran gerak berirama untuk anak usia dini yang dihubungkan dengan kecerdasan emosi, secara lisan dari seseorang dengan bertanya jawab berhadapan muka dengan orang tersebut. Cara ini ditempuh dengan mengajukan sejumlah pertanyaan, baik yang telah tersusun maupun secara spontan kepada para informan (narasumber). Adapun yang menjadi narasumber dalam Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
99
penelitian ini adalah guru TK, Kepala Sekolah TK yang bersangkutan, dosen dan pakar di bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Dosen dan pakar di bidang Seni Tari dan Musik. Data yang ingin didapatkan melalui wawancara ini yakni: pemahaman anak tentang emosi diri, minat anak dalam mempelajari lagu dan minat anak dalam mempresentasikan bentuk gerak dan irama. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah guna memperoleh informasi mengenai sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah, kebijakan sekolah, situasi sekolah dan lingkungan masyarakat. Data tentang sarana dan prasarana di lingkungan sekolah perlu didapatkan mengingat untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Dari hasil wawancara, sekolah ini mempunyai kebijakan yang sangat mendukung keberhasilan pembelajaran gerak irama untuk mengembangkan kecerdasan emosi anak. Wawancara ini dilakukan agar permasalahan terungkap secara wajar. Selain itu wawancara juga dapat difungsikan sebagai alat pembantu utama teknik observasi, Alwasilah (2006: 154) mengemukakan: “Interviu dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi”. c. Observasi partisipatif dan non partisipatif Untuk mengantarkan penulis langsung kepada hal-hal yang menjadi permasalahan dalam objek yang akan diteliti, penulis mengadakan pengamatan terlebih dahulu yang sifatnya terkendali secara langsung. Sebab hal ini akan
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
100
memudahkan penulis melihat dan berhadapan langsung sekaligus terlibat di dalamnya. Pengamatan pun dilakukan setelah pertemuan terakhir, tepatnya pada saat anak berlatih untuk mempelajari lagu. Pengamatan dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan dan mencoba mengadaptasikan rencana tindakan yang telah dipersiapkan dalam instrumen penelitian. Setiap pertemuan peneliti selalu membuat catatan serta pengkodean perihal perilaku anak sebelum dan setelah perlakuan diberikan. Observasi partisipatif dilakukan hingga mencapai target yang telah ditentukan oleh peneliti, seperti: anak mampu mengenal kondisi emosi dirinya sendiri, anak dapat mengekspresikan emosinya, dan anak dapat mengendalikan emosinya. Dari hasil pengamatan selama observasi, peneliti menemukan sebuah perubahan besar perihal perilaku anak-anak. Anak-anak yang tadinya tidak dapat mengekspresikan kondisi emosinya berubah menjadi anak yang mampu mengekspresikan kondisi emosinya, sehingga dapat dipahami oleh temannya. Perubahan ini tentunya menjadi hal yang luar biasa karena pembendaharaan ekspresi kondisi emosi mereka dapat dikenali dan dipahami oleh dirinya sendiri dan orang lain. Dengan demikian, mereka mampu berkomunikasi dengan temannya melalui ekspresi-ekspresi tersebut dan diharapkan memunculkan sikap empati di antara mereka. Adapun observasi non partisipatif dilakukan melalui kegiatan diskusi dengan guru-guru di setiap akhir pertemuan. Data-data dari berbagai pihak dirumuskan
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
101
untuk mencapai objektivitas data. Setelah mendiskusikan perolehan data kemudian merencanakan kerangka kegiatan untuk hari berikutnya dengan mengacu pada target capaian. d. Studi Dokumentasi Pendokumentasian merupakan salah satu cara di dalam mengumpulkan data dalam sebuah penelitian agar lebih memperkuat kebenaran hasil penelitian sebagai fakta-fakta dari penelitian. Adapun macam-macam pendokumentasian yang digunakan oleh penulis di dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut. (1) Pendokumentasian melalui rekaman; (2) Pendokumentasian melalui foto-foto; dan (3) Pendokumentasian melalui gambar-gambar (sketsa). (4) Pendokumentasian melalui video. Hasil dari semua pendokumentasian akan dijadikan bahan untuk merujuk kebenaran tentang fakta yang terjadi di lapangan.
I. Teknik Analisis Data Untuk memberikan makna terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis dan interpretasi. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus semenjak awal data dikumpulkan sampai akhir penelitian. Analisis dan interpretasi ini dilakukan dengan merujuk kepada identifikasi masalah dan landasan teoretis yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
102
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, ada dua jenis data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, yaitu: a. Data kuantitatif yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statististik yaitu mencari persentase kemampuan anak dalam mengenal dan mengekspresikan emosi secara wajar dengan kategori A (Amat Baik), B (Baik), dan C (Cukup). Peneliti menggunakan rumus: P = f x 100% N Keterangan: P = Persentase f = frekuensi siswa dalam suatu kategori N = jumlah siswa keseluruhan b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang tingkat pemahaman anak terhadap materi pembelajaran yang dilakukan. Hal ini meliputi respons anak dan perilaku anak selama mengikuti kegiatan atau pembelajaran, baik sebelum maupun pada saat penerapan pembelajaran gerak berirama. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak akan memberikan makna yang berarti apabila tidak dianalisis lebih lanjut. Dengan demikian, perlu adanya upaya penganalisisan data dengan teknik analisis kualitatif secara induktif, yaitu dengan cara membandingkan antara data yang terkumpul dari lapangan dengan teori yang ada.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
103
Dalam kaitan ini Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2007: 91) mengungkapkan bahwa, “analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas” Menurut mereka ada tiga tahap analisis data, yaitu: 1. Reduksi Data Aspek-aspek permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yang termuat dalam pembelajaran gerak berirama, desain model pembelajarannya, serta evaluasi pembelajaran. a.
Display data atau penyajian data Data yang didapat dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi kemudian dikategorikan, dianalisis, dibahas sesuai dengan rumusan masalah. Pemaparan data dimulai dari konsep yang termuat dalam pembelajaran gerak berirama, desain model pembelajarannya, serta evaluasi pembelajaran.
b.
Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data Untuk mempertahankan kredibilitas data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan proses verifikasi data dengan cara : (1) triangulasi; (2) mengadakan member check; dan (3) melakukan studi dokumentasi. Triangulasi dilakukan untuk melihat kebenaran data dengan cara membandingkan antara data dari guru, anak-anak, dan kepala sekolah. Selain pengecekan kebenaran data dari sumber berbeda, juga dilakukan dengan
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
104
menggunakan teknik yang berbeda terhadap responden yang sama, misalnya di samping dilakukan wawancara terhadap guru, juga dilakukan observasi pada waktu guru tersebut mengajar, dan studi dokumentasi tentang perangkat pembelajaran. Proses triangulasi ini tidak hanya sekedar menilai kebenaran data, tetapi juga menyelidiki validitas tafsiran mengenai data itu serta melengkapi kekurangan dalam informasi pertama. Langkah-langkah penelitian kualitatif telah ditempuh dalam proses penelitian ini sesuai dengan ketentuan. Penelitian ini bersifat relatif dan tidak dapat digeneralisasi pada penelitian lain. 2. Validasi Berdasarkan wawancara dengan guru dan Kepala Sekolah, diperoleh data bahwa anak merasa mudah memahami materi mengenal emosi diri dan orang lain dengan menggunakan pembelajaran gerak berirama. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan perilaku anak meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran gerak berirama, yaitu program berpola gerak dan irama dapat membantu perkembangan fisik dan pola gerak secara keseluruhan kehidupan siswa yang berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi, mengatur emosi diri, meningkatkan daya berfikir, serta mampu mengurangi kesulitan dalam penguasaan materi pembelajaran di sekolah. Setelah mendapatkan data, maka peneliti akan menganalisis data yang telah didapat dari hasil pengumpulan data tersebut di atas, kemudian melakukan
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
105
triangulasi data hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang dideskripsikan dalam bentuk koding, kategorisasi, dan interpretasi. Apabila ada hal yang terlupakan, sehingga data menjadi kurang lengkap, maka akan dilakukan lagi teknik pengumpulan untuk melengkapi laporan penelitian.
Alis Triena, 2012 Pembelajaran Gerak Berirama … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu