BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Sugiyono (2011:6) mengemukakan bahwa “metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya”. Penelitian ini meggunakan pendekatan geografi untuk menganalisis hasil dari penelitian yang dilakukan.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah 11 SMP/sederajat yang ada di Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah. 2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sebaran, jarak, dan aksesibilitas SMP/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.
21
C. Variabel Penelitian
Variabel menurut Sugiyono adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pola sebaran SMP/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah. b. Aksesibilitas untuk mencapai SMP/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah. c. Jarak tiap SMP/sederajat dengan pemukiman penduduk di Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek penelitian. Definisi operasional variabel dijabarkan di bawah ini :
a. Pola Sebaran SMP/sederajat
Sebelum mengetahui pola sebaran SMP/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak, titik koordinat setiap SMP/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak diukur dengan menggunakan alat bantu GPS (Global Positioning System). Kemudian membuat peta sebaran SMP/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak.
22
Pola sebaran SMP/sederajat adalah pola tata ruang suatu SMP/sederajat di suatu wilayah.
Indikator sebaran SMP/sederajat ini
yaitu
jarak
antara satu
SMP/sederajat dengan SMP/sederajat yang paling dekat dengan SMP/sederajat paling dekat yaitu SMP/sederajat yang terdekat. Cara mengukur sebaran seperti ini menggunakan analisa tetangga terdekat.
= T = indeks penyebaran tetangga terdekat Ju = jarak rata-rata diukur antara satu titik dengan titik tetanggnya yang terdekat. Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random. =
1 2 √
= kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N)
dibagi dengan luas wilyah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi
Kategori pola sebaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak dibagi menjadi tiga, yaitu : 1.
Pola sebaran dikatakan mengelompok apabila nilai T adalah 0 - < 1.
2.
Pola sebaran dikatakan random apabila nilai T adalah 1.
3.
Pola sebaran dikatakan random apabila nilai T adalah > 1 – 2,15.
b. Jarak
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh untuk mencapai tempat tertentu. Jarak dalam penelitian ini adalah jarak antara satu SMP/sederajat dengan pemukiman penduduk terdekat dengan satuan kilometer (km). Jarak dapat diperoleh melalui pengukuran skala peta, yaitu jarak pada peta dikali dengan skala peta. Jarak antara SMP/sederajat dengan pemukiman penduduk dihitung dari satu
23
SMP/sederajat dengan balai desa di Kecamatan Seputih Banyak. Balai desa ini mewakili suatu pemukiman (desa) di Kecamatan Seputih Banyak.
Jarak antara SMP/sederajat dikatakan dekat apabila jarak antara SMP/sederajat dengan pemukiman < 6 km dengan berjalan kaki dan dikatakan jauh apabila jarak antara SMP/sederajat dengan pemukiman > 6 km dengan berjalan kaki.
c. Aksesibilitas untuk mencapai SMP/sederajat
Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu tempat atau lokasi. Indikator untuk menentukan tingkat aksesibilitas yaitu waktu tempuh, kondisi jalan dan jaringan transportasi. Aksesibilitas dapat diukur dengan menggunakan skoring. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Variabel Penilaian Aksesibilitas No
Variabel Aksesibilitas
Parameter
Kriteria
Skor
Waktu tempuh
-
Lebih dari 2 jam 1 sampai 2 jam ½ sampai 1 jam Kurang dari ½ jam
1 2 3 4
Kondisi jalan
-
Jalan batu Jalan aspal kondisi rusak Jalan aspal sedikit berlubang Jalan aspal kondisi baik
1 2 3 4
Jaringan transportasi
-
Tidak lancar Kurang lancar Cukup lancar Sangat lancar
1 2 3 4
Sumber : Departemen Pertanian Direktorat Jendral Kehutanan (1983) dalam Syamsul Yusuf (2004:28-29). Demikian
didapat
jumlah
interval
kelas
untuk
mengukur
aksesibilitas
dikategorikan menjadi tiga kriteria, yaitu mudah, sedang, dan sulit. Kemudian untuk menentukan panjang interval kelas, perlu diketahui terlebih dahulu range-
24
nya, yaitu selisih diantara skor tertinggi dan skor terendah. Besar interval dapat dicari dengan rumus: K= Keterangan :
a = total skor tertinggi b = total skor terendah u = jumlah interval kelas
K=
K=
K= K=3
Dengan demikian interval aksesibilitasnya adalah: 1. Aksesibilitas dikatakan mudah apabila mempunyai skor > 9. 2. Aksesibilitas dikatakan sedang apabila mempunyai skor = 6-8. 3. Aksesibilitas dikatakan sulit apabila mempunyai skor = 3-5.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam suatu penelitian, karena tujuan utama dari suatu penelitian adalah mendapatkan data yang kedepannya dapat digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan hasil dari suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2014:224) “Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
25
standar data yang ditetapkan”. Sugiyono (2014:225) juga memaparkan bahwa “Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”.
Berdasarkan uraian di atas, maka prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Survei
Tujuan dari survei ini adalah untuk mengumpulkan data dengan melihat situasi di lapangan. Secara spesifik dalam penelitian ini kegiatan survei yang dilakukan adalah melihat kondisi fisik Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, kondisi fisik jalan, transportasi, dan data lainnya yang mendukung. Survei ini dilakukan untuk memperoleh data primer yang dibutuhkan pada penelitian ini. Untuk mendapatkan data primer ini dilakukan dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan General Positioning System (GPS) di setiap SMP/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah dan mengukur aksesibilitas sesuai tiga indikator yang telah ditentukan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi ini merupakan teknik pengumpulan data dengan mencari, mengamati, dan menelaah dokumen. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumetal dari seseorang (Sugiyono, 2014:240).
26
Data yang dikumpulkan bersumber dari data sekunder antara lain data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS), profil Kecamatan Seputih Banyak, data jumlah sekolah dari UPTD Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah dan peta administrasi Kecamatan Seputih Banyak dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung Tengah.
F. Unit Pemetaan dan Unit Analisis
Unit pemetaan dalam penelitian ini adalah wilayah administrasi Kecamatan Seputih Banyak. Menurut Hamidi (2005:75-76) menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah wilayah administasi Kecamatan Seputih Banyak.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010:244) : Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Berikut ini adalah tahap-tahap analisis dari hasil penelitian :
a.
Analisis mengenai pola penyebaran sekolah SMP/sederajat di kecamatan Seputih Banyak kabupaten Lampung Tengah menggunakan rumus analisa tetangga terdekat, yakni menggunakan rumus :
27
=
( Sumber : R. Bintarto dan Surastopo (1978: 75).
Keterangan: T = indeks penyebaran tetangga terdekat. Ju = jarak rata-rata diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat. Jh = jarak rata-rata yang diperoleh jika semua titik mempunyai pola random. =
1 2 √P
= kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilayah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi NA. b.
Untuk mengukur jarak yaitu menggunakan perhitungan skala peta dengan rumus : Jarak sebenarnya di lapangan = jarak pada peta x skala peta (Rosana : 2003).
c.
Untuk mengukur aksesibilitas menggunakan teknik analisa skoring dengan rumus : K=
Keterangan : a = total skor tertinggi b = total skor terendah u = jumlah interval kelas
28
Setelah tiga tahap di atas dilakukan dan hasilnya didapatkan, tahap berikutnya adalah menganalisis hasil tersebut dengan teknik analisis wilayah. Analisis wilayah yang dimaksud adalah analisis secara keseluruhan wilayah Kecamatan Seputih Banyak berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan.
.