48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung
: Stres kerja
2. Variabel bebas
: Pelatihan kebersyukuran
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Stres Kerja Stres kerja adalah proses yang mengakibatkan seseorang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang yang dikaitkan dengan pekerjaan, tempat kerja, atau situasi kerja tertentu serta reaksi seseorang secara fisiologi, psikologi, maupun perilaku terhadap tuntutan pekerjaannya yang diukur dengan skala stres kerja. Skala stres kerja disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek stres kerja dari Robbins (2002) yaitu fisiologis, psikologis, dan perilaku. Hasil dari skala stres kerja ini menunjukkan derajat stres individu, semakin tinggi skor yang didapat oleh individu maka semakin tinggi pula derajat stres yang dialami individu dan sebaliknya, semakin rendah skor yang didapat oleh individu maka derajat stres yang dialami individu semakin rendah pula. Tinggi rendahnya stres seseorang dipengaruhi oleh bagaimana dirinya menyikapi permasalahan-permasalahan di dalam pekerjaannya, sehingga akan menentukan bagaimana seseorang tersebut menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi. Akhirnya akan berdampak pada ritme kerja yang ditampilkan oleh individu saat bekerja.
48
49
2. Pelatihan Kebersyukuran Pelatihan kebersyukuran adalah serangkaian kegiatan belajar terencana yang bertujuan untuk membentuk perasaan terima kasih yang mendalam kepada Tuhan maupun orang lain (sebagai perantara Tuhan) atas karunia yang diterima oleh seseorang yang terwujud dalam keyakinan (hati), ucapan (lisan), dan juga anggota badan (perbuatan). Pelatihan kebersyukuran ini terdiri dari enam sesi, setiap sesi memiliki durasi yang berbeda dengan total waktu ±7 jam. Pelatihan ini nantinya akan disampaikan oleh pemateri sesuai dengan materi-materi yang terdapat dalam modul pelatihan. Modul pelatihan yang digunakan ialah modul adaptasi dari modul yang disusun oleh Leguminosa (2016) berdasarkan aspek kebersyukuran al-Munajjid (2006) & al-Jauziyyah (2010). Pelatihan ini akan dilaksanakan selama dua hari berturut-turut dengan durasi 3-4 jam setiap pertemuan. Sedangkan evaluasi pelatihan sendiri akan dilakukan sampai tahap ketiga yaitu tahap reaksi, pengetahuan, dan perilaku (Kirkpatrick, 1998).
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan lembaga keuangan X di kota Yogyakarta. Jumlah subjek yang digunakan adalah 20 karyawan, baik perempuan maupun laki-laki, beragama Islam, dan memiliki tingkat stres tergolong tinggi dan sedang. Sedangkan pembagian subjek menjadi dua kelompok penelitian dilakukan dengan cara mengurutkan nilai prates subjek dari nilai yang tertinggi ke nilai yang terendah, kemudian dipasangkan secara berurutan yaitu nilai yang sama atau yang mendekati (matching assignment). Pengambilan subjek
50
sendiri disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya (purposive sampling).
D. Metode Pengumpulan Data 1. Skala Stres Kerja Skala yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat stres yang dirasakan oleh subjek terhadap rutinitas yang dijalani. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dari Robbins (2002) yaitu aspek fisiologis, psikologis, dan perilaku. Skala stres kerja ini berjumlah 18 aitem favourable yang terdiri dari tujuh pilihan jawaban yaitu tidak pernah, hampir tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, hampir selalu, dan selalu. Pengukuran stres kerja akan dilakukan sebanyak tiga kali pada masing-masing kelompok penelitian. Untuk kelompok eksperimen dilakukan satu kali sebelum pelatihan dan dua kali setelah diberikan pelatihan, sedangkan pengukuran pada kelompok kontrol menyesuaikan proses di kelompok eksperimen. Tabel 1 Distribusi Aitem Skala Stres Kerja Sebelum Ujicoba No Aspek Butir Favourable 1 Aspek fisiologis 1, 4, 7, 10, 13, 16 2 Aspek psikologis 2, 5, 8, 11, 14, 17 3 Aspek perilaku 3, 6, 9, 12, 15, 18 18
Jumlah 6 6 6 18
2. Observasi dan Evaluasi Pelatihan Setiap peserta pelatihan diobservasi oleh dua orang observer untuk mencatat perilaku peserta selama pelaksanaan pelatihan. Sementara itu, lembar evaluasi pelatihan diberikan kepada peserta pelatihan serta observer untuk menilai
51
proses pelatihan secara keseluruhan, mencakup fasilitas pelatihan, kualitas fasilitator, serta proses pelatihan.
E. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen dimana penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kebersyukuran terhadap stres kerja pada karyawan lembaga keuangan X di Yogyakarta dengan membandingkan skor kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan, serta membandingkan skor subjek sebelum dan setelah diberi perlakuan (Christensen, 1988). Gambar 1. Pretest-Posttest Control Group Design Non R O1 Non R O2
X
O3
O5
O4
O6
Keterangan: O1: Prates kelompok eksperimen O2: Prates kelompok kontrol O3: Pascates kelompok eksperimen O4: Pascates kelompok kontrol O5: Tindaklanjut kelompok eksperimen O6: Tindaklanjut kelompok kontrol X : Pelatihan kebersyukuran Kebersyukuran diaplikasikan dalam bentuk sebuah pelatihan. Pelatihan ini diberikan kepada subjek yang termasuk ke dalam kelompok eksperimen. Sebelum mendapat pelatihan, subjek terlebih dahulu dikenakan prates dan setelah dikenakan prates subjek akan diberikan materi mengenai pelatihan kebersyukuran. Setelah itu, subjek kembali dikenakan pascates dan tindaklanjut dengan skala yang sama yaitu skala stres kerja. Selain kelompok eksperimen terdapat pula kelompok
52
kontrol yang juga dikenakan pengukuran dengan skala stres kerja. Kelompok ini pada dasarnya tidak mendapat perlakuan, namun pada prakteknya akan diberikan perlakuan yang sama berupa pelatihan kebersyukuran (waiting list). Untuk prates sendiri dilakukan tiga hari sebelum pelaksanaan pelatihan, sedangkan pascates dilakukan seminggu setelah pelatihan dan dilanjut pengukuran terakhir satu minggu kemudian. F. Prosedur Penelitian Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu : 1. Persiapan Penelitian a. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan dengan wawancara karyawan lembaga keuangan X di Yogyakarta. Dalam analisis kebutuhan pelatihan ini diperoleh gambaran mengenai pekerjaan karyawan di lembaga keuangan X serta permasalahan yang sedang dihadapi. Hasil dari analisis kebutuhan ini digunakan untuk mengidentifikasi perlu tidaknya pelatihan kebersyukuran baik dari segi sasaran, isi maupun metode. Setelah analisis kebutuhan dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan diskusi dengan pihak lembaga keuangan X dalam hal ini adalah Kepala Litbang dan Manager SDI untuk menjelaskan proses penelitian yang akan dilakukan serta menanyakan kesediaan serta komitmen pihak lembaga keuangan X dalam penelitian ini. Setelah
53
itu, peneliti dibantu langsung oleh Kepala Litbang dan Manager SDI untuk meminta persetujuan karyawan sebagai responden penelitian. b. Pengurusan Perizinan Peneliti mengajukan permohonan untuk pembuatan surat ijin penelitian ke prodi Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, untuk kemudian disampaikan oleh peneliti kepada pihak terkait. c. Penyusunan Alat Ukur Skala stres kerja adalah alat ukur utama yang digunakan peneliti untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung. Skala ini berjumlah 18 aitem (sebelum ujicoba) yang disusun berdasarkan teori stres kerja Robbins (2002). d. Penyusunan Modul Pelatihan Sedangkan
intervensi
yang
digunakan
adalah
pelatihan
kebersyukuran. Modul pelatihan kebersyukuran yang digunakan oleh peneliti merupakan hasil pengembangan dari aspek kebersyukuran alMunajjid (2006) & al-Jauziyyah (2010) yang disusun oleh Leguminosa (2016). Modul yang telah ada diadaptasi oleh peneliti yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dimana 11 sesi dalam modul awal diringkas menjadi enam sesi dan jumlah pertemuan dua hari secara berturut-turut dengan durasi 3-4 jam per hari. Hal ini dilakukan karena kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dua kali pertemuan (antar pertemuan berselang satu minggu) sesuai
54
prosedur awal dalam modul yang ada. Dengan begitu proses belajar peserta
mengenai
materi
yang
didapatkan
selama
pelatihan
didiskusikan saat pascates sebagai evaluasi untuk mengetahui perubahan apa saja yang dialami oleh peserta pasca pelatihan. e. Seleksi Pemateri Seorang pemateri dalam pelatihan nantinya harus memiliki kualifikasi meliputi berpengalaman di bidang pelatihan minimal 1 tahun dan dari disiplin ilmu linier yaitu magister psikologi. Selain itu, pemateri juga harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dan mampu menciptakan suasana pelatihan yang kondusif serta beberapa keterampilan pendukung selama pelatihan.
G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
Validitas yang dijelaskan di sini meliputi validitas penelitian dan validitas dari alat ukur yang digunakan. Berkaitan dengan validitas penelitian, oleh karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen maka validitas penelitian eksperimen turut diperhatikan. a. Validitas Penelitian 1) Validitas internal Validitas internal merupakan hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan peneliti bahwa perubahan pada variabel tergantung atau variabel yang diamati benar-benar hanya terjadi karena akibat atau pengaruh perlakuan
55
yang diberikan dan bukan karena pengaruh dari faktor lain (Latipun, 2004). Faktor-faktor yang dapat mengganggu validitas internal harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya invaliditas dalam sebuah penelitian eksperimen. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang dikendalikan supaya validitas internal tetap terjaga antara lain: a) Historis Historis merupakan kejadian-kejadian di luar perlakuan yang muncul selama penelitian berlangsung, yaitu antara tes pertama dan berikutnya. b) Testing Terjadi bila desain yang digunakan adalah desain penelitian ulang (prates-pascates), sehingga terjadi kenaikan skor pascates karena responden pernah mengerjakan prates. c) Responden Keluar Merupakan hilangnya responden dari satu atau beberapa kelompok yang dipelajari selama penelitian berlangsung. Adapun hal-hal yang akan dilakukan oleh peneliti untuk mengontrol ancaman validitas di atas adalah: memberikan jeda atau jarak hari antara pengukuran pertama, kedua dan ketiga sehingga kemungkinan proses belajar terhadap alat ukur yang digunakan bisa sedikit teratasi, memberikan lembar persetujuan (informed consent) pada setiap peserta yang berisikan mengenai hak dan kewajiban bagi peserta sehingga setiap
56
peserta diharapkan memiliki komitmen untuk tetap terlibat pada penelitian ini dari awal hingga akhir. 2) Validitas Eksternal Validitas
eksternal
penelitian
eksperimen
mengacu
pada
sejauhmana hasil dari sebuah penelitian dapat digeneralisasikan atau dengan kata lain dapat mewakili jika diterapkan pada kelompok responden yang tidak sama (Latipun, 2004). Peneliti berusaha menentukan target responden secara jelas yang dalam penelitian ini responden yang dimaksud adalah karyawan lembaga keuangan X Yogyakarta yang memiliki kategori stres sedang dan tinggi. Dengan melakukan langkah demikian diharapkan validitas eksternal dalam penelitian ini tetap terjaga. b. Validitas Skala Adapun validitas skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yakni sejauhmana isi skala psikologi mencerminkan atribut yang hendak diukur sehingga diharapkan skala atau alat ukur ini menjadi lebih komprehensif dan relevan (Azwar, 1997). Proses yang dilakukan oleh peneliti dalam menjamin validitas skala ini meliputi : menyesuaikan isi dari aitem pernyataan dengan kondisi karyawan yang menjadi responden pada penelitian ini, menyusun blueprint skala, membahas isi skala dengan ahli hingga melakukan preliminary untuk menguji pemahaman responden terhadap seluruh aitem yang ada pada skala. Dengan demikian skala ini bisa disimpulkan sudah cukup valid untuk digunakan sebagai alat ukur.
57
2.
Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur.
Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 1999). Berkaitan dengan hal tersebut, reliabilitas dari skala ini diuji dengan menggunakan formula Alpha Cronbach. Formula Alpha Cronbach mengungkap konsistensi butir aitem.
H. Metode Analisis Data Teknik analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan skor antar kelompok penelitian dengan menganalisa skor subjek pada setiap pengukuran atau untuk mengetahui ada tidaknya penurunan stres kerja pada kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan membandingkan skor pada kelompok kontrol. Pemilihan teknik ini dikarenakan rancangan eksperimen yang
digunakan
memiliki
dua
kelompok
penelitian
yang
bertujuan
membandingkan skor antar kelompok dan juga karena jumlah subjek yang digunakan relatif sedikit, sehingga dengan teknik ini proses analisa bisa dilakukan meski datanya tidak homogen (Widhiarso, 2008). Adapun beberapa langkah analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
58
1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di lembaga keuangan X di Yogyakarta. 2. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dapat digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009). Sejalan dengan itu analisis deskriptif juga menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus dan lain-lain (Priyanto, 2009). 3. Uji Hipotesis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis non parametric. Statistik non parametrik dilakukan jika data yang dimiliki adalah dengan jumlah sampel kecil (Ghozali & Castellan, 2002). Skor yang diperoleh responden melalui skala stres kerja sebelum dan sesudah pelatihan akan dianalisis menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan membandingkan hasil dari kelompok eksperimen yang dapat perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Selain itu, peneliti juga menggunakan uji wilcoxon. Uji ini dilakukan untuk menguji beda antara prates, pascates, dan tindak lanjut baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.