BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung
: Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi
2. Variabel bebas
: Komunikasi efektif bidan-pasien
B. Definisi operasional variabel penelitian 1. Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi adalah interprestasi pasien terhadap alat untuk mencegah kehamilan atau mengatur kelahiran yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Berdasarkan definisi persepsi dari Walgito (2001) dan Kotler (1992), aspek dari persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi adalah interprestasi pasien terhadap penggunaan alat kontrasepsi yang merupakan definisi dari persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi itu sendiri. Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi diketahui dengan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin efektif komunikasi bidan pasien, semakin rendah skor yang diperoleh semakin tidak efektif komunikasi bidan dan pasien.
2. Komunikasi efektif bidan-pasien Komunikasi efektif bidan-pasien adalah komunikasi mengena dari bidan kepada pasien yang bermaksud untuk membuat pasien mengerti dan memahami terhadap kesehatan reproduksi pada umumnya dan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi. Berdasarkan teori dari Effendy (2003), Liliweri (2007), aspek-aspek dari komunikasi efektif adalah sebagai berikut: d. Aspek dari segi komunikator, indikatornya adalah: a. Daya tarik bidan sebagai komunikator b. Kepercayaan kepada bidan sebagai komunikator e. Aspek dari segi komunikan, indikatornya adalah: a. Pasien tertarik untuk mendengarkan informasi yang diberikan oleh bidan b. Pasien mampu menelaah informasi yang diberikan oleh bidan c. Pasien mapu memahami isi pesan yaitu informasi mengenai penggunaan alat kontrasepsi d. Pasien mampu menentukan sikap mengenai penggunaan alat kontrasepsi f. Aspek dari segi pesan, indikatornya adalah: a. Struktur pesan b. Gaya pesan
c. Daya Tarik Pesan d. Isi pesan Keefektifan komunikasi bidan dan pasien diketahui dengan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala komunikasi efektif bidan-pasien. Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin efektif komunikasi bidan pasien, semakin rendah skor yang diperoleh semakin tidak efektif komunikasi bidan dan pasien.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 40 wanita sudah menikah, memiliki anak, berdomisili di wilayah kabupaten Grobogan, datang kebidan untuk berkonsultasi mengenai alat kontrasepsi.
D. Metode Pengumpulan Data Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
metode
pengungkapan persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi melalui skala persepsi dan metode pengungkapan komunikasi efektif bidan-pasien melalui skala komunikasi. 1. Skala persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi Skala persepsi mengenai penggunaan alat kontrasepsi adalah skala yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Walgito (2001) dan Rahmat (2003), digunakan untuk mengetahui sejauh apa persepsi yang dimiliki oleh individu, sejauh mana persepsi individu terhadap penggunaan alat kontrasepsi.
Skala yang digunakan menggunakan skala likert dimana terdapat empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai 4 diberikan pada jawaban Sangat Sesuai (SS) dan nilai 1 diberikan pada jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) pada aitem yang favourable. Pada aitem unfavourable nilai 4 diberikan untuk jawaban STS dan nilai 1 untuk jawaban SS. Sebaran aitem skala persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi disajikan pada tabel 2: Tabel 2 Distribusi Butir Skala persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi Aspek Aitem Jumlah Persepsi terhadap Penggunaan Alat kontrasepsi
1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 Total
16
2. Skala komunikasi efektif bidan-pasien Skala komunikasi efektif bidan pasien adalah skala yang dibuat sendiri oleh peneliti, berdasarkan teori yang Effendy (2003), dan Liliweri (2007), digunakan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan komunikasi yang terjadi antara bidan dan pasiennya. Setiap pertanyaan memiliki 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Nilai 4 diberikan pada jawaban SS dan nilai 1 diberikan pada jawaban STS pada aitem yang
favourable. Pada aitem unfavourable nilai 4 diberikan untuk jawaban STS dan nilai 1 untuk jawaban SS.
Tabel 3 Distribusi Butir Skala Komunikasi Efektif Bidan Pasien Aspek Aitem Jumlah 1. Komunikator 22 Daya tarik bidan 1, 8, 15, 21, 27, 28, 33, Kepercayaan pada bidan 37, 40, 41, 43, 49, 2, 9, 16, 22, 29, 34, 38, 44, 45, 47, 2. Komunikan 9 Mendengar 3, 10 Menelaah 17, 23, 35 Paham 30, 50 Menentukan sikap 36, 42, 3. Pesan 19 Struktur pesan 4, 11, 18, 24, Gaya Pesan 5, 12, 19, 25, 31, 39, 48, Daya Tarik pesan 6, 13, 20, 26, 46, 32, Isi pesan 7, 14 Total
50
E. Metode Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis product moment metode Karl Pearson. Sebelum dilakukan analisis product moment terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang mencakup uji normalitas dan uji linearitas. Proses analisis data ini dipercepat dan dipermudah dengan adanya perangkat lunak SPSS for Windows versi 12.0
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Peneliti pada penelitian ini, mengambil sampel warga wanita di Kabupaten Grobogan yang datang ke bidan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Adapun jumlah responden yang digunakan adalah berjumlah 40 orang. Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Grobogan, khususnya di ibukota kabupaten yaitu Purwodadi. Peneliti mengambil subjek di kota Purwodadi karena permasalahan yang ingin diteliti banyak ditemukan di Purwodadi, tempat daerah asal peneliti. Peneliti mengobservasi didaerah asal peneliti masih banyak wanita yang mempercayakan kesehatan reproduksinya kepada bidan. Kesehatan didaerah pedesaan pun masih banyak dipercayakan kepada mantri dan bidan desa. Kondisi ekonomi sebagian warga yang sebagian merupakan petani dan buruh tani membuat warga desa berpikir dua kali untuk memeriksakan kesehatannya pada dokter. Tarif yang ditawarkan oleh bidan dirasa lebih terjangkau oleh warga yang pendapatan ekonominya relatif kecil. Jumlah dokter di Kabupaten Grobogan juga lebih sedikit daripada jumlah bidan yang ada. Keadaan yang seperti ini memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian di wilayah Purwodadi Grobogan. Peneliti mengambil subyek dari wanita yang hendak memakai kontrasepsi dan telah memiliki anak. Alasan utama mengapa peneliti mengambil subyek dari wanita
yang telah memiliki anak adalah karena, di daerah yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu Purwodadi Grobogan, sebagian besar wanitanya yang mempunyai keinginan untuk menggunakan alat kontrasepsi adalah wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak. Hal ini akan lebih memudahkan peneliti dalam proses pengambilan dan pengolahan data. 2. Persiapan a. Persiapan Administrasi Penelitian diawali dengan melakukan perijinan dari pihak fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia, yang dikeluarkan oleh dekan Fakultas Psikologi dengan nomor 324/Dek/70/FP/IV/2008 tanggal 22 April 2008. Selanjutnya surat ijin tersebut digunakan sebagai syarat untuk Try Out angket penelitan dan pelaksanaan penelitian. Peneliti selanjutnya melakukan perijinan dari bidan-bidan yang tempat prakteknya hendak digunakan sebagai tempat pengambilan data. Tempat praktek bidan yang akan digunakan sebagai tempat pengambilan data ada dua, yaitu Tempat praktek Bidan Titin Sri Sungatini, Amd.Keb dan Bidan Herowati Widjaja, Amd.Keb. b. Persiapan Alat Ukur Sebelum alat ukur digunakan untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian, terlebih dahulu melalui tahap preeleminary dan selanjutnya melalui tahap uji coba alat ukur. Uji coba dilakukan terhadap dua alat ukur, yaitu skala persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi, dan skala komunikasi efektif antara bidan pasien. Alat ukur tersebut diujicobakan terhadap 40 pasien dari bidan-bidan yang telah ditentukan. Skala yang diedarkan sebanyak 40 buah dan kembali sesuai dengan
sebarannya. Data yang terkumpul kemudian dinilai kedalam bentuk skor mentah, yang kemudian dianalisis dengan tekhnik statistik menggunakan fasilitas komputer pemrograman SPSS 12.0 for windows. Uji validitas atau seleksi aitem dalam penelitian ini menggunakan indeks daya beda aitem yang diperoleh dari korelasi antar skor tiap aitem dengan total skor aitem. Perhitungan korelasi untuk seluruh aitem dilakukan secara bertahap, yaitu apabila masih terdapat aitem yang gugur maka korelasi dihitung kembali dengan menghilangkan aitem yang gugur, dan skor total hanya dihitung dari aitem yang valid, dengan menggunakan batas kritis 0,3. Maka aitem yang memiliki indeks daya beda aitem lebih besar atau sama dengan 0,3 layak dimasukkan dalam skala penelitian (Azwar, 2004). Sedangkan untuk uji reabilitas hanya dikenakan pada aitem-aitem yang memenuhi syarat validitas. 1) Skala persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Penelitian terhadap kesahihan aitem didasarkan pada bahwa aitem dinyatakan sahih jika memiliki batas kritis / rxy > 0,3. Hasil analisis aitem menunjukkan bahwa dari 16 aitem yang disediakan, 10 aitem sahih dan 6 aitem gugur. Aitem-aitem yang sahih adalah aitem dengan koefisien validitas total antara 0,312 sampai dengan 0,577. Uji reliabilitas Alpha Cronbach menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar rtt : 0,782. Sebaran aitem hasil ujicoba skala intensi menggunakan alat kontrasepsi dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Distribusi aitem skala persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi Aspek Butir Jumlah Persepsi terhadap 1, 2, 3, 4, 6(5), 9(6), 10(7), penggunaan alat 12(8), 15 (9), 16(10) kontrasepsi Total 10 Catatan : angka dalam kurung ( ) adalah nomor butir yang dipakai dalam penelitian 2) Skala komunikasi efektif antara bidan dengan pasien Penelitian terhadap kesahihan aitem didasarkan pada bahwa aitem dinyatakan sahih jika memiliki batas kritis / rxy > 0,3. Hasil analisis aitem menunjukkan bahwa dari 50 aitem yang disajikan, 34 aitem dinyatakan sahih dan 16 aitem gugur. Aitemaitem yang sahih adalah aitem dengan koefisien validitas total bergerak dari 0,300 sampai dengan 0,746. Uji reliabilitas Alpha Cronbach menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar rtt : 0,945. Sebaran aitem hasil uji coba skala komunikasi efektif bidan pasien dapat dilihat di tabel 5: Tabel 5 Distribusi aitem skala komunikasi efektif bidan pasien 1.
2.
3.
Aspek Komunikator Daya tarik bidan Kepercayaan pada bidan Komunikan Mendengar Menelaah Paham Menentukan sikap Pesan Struktur pesan Gaya Pesan Daya Tarik pesan Isi pesan
Aitem
Jumlah 15
1, 15(11), 21(16), 27(21) 37(28), 41(30), 49(34), 2, 9(7),22(17), 29(22), 34(26), 44(31),45(32), 47(33), 6 3, 10(8) 17(12), 23(18) 30(23) 36(27) 13 11(9), 18(13), 24(19), 5(4), 19(14), 31(24), 39(29) 6(5), 20(15), 26(20), 32(25), 7(6), 14(10) Total
50
Catatan : angka dalam kurung ( ) adalah nomor butir yang dipakai dalam penelitian. B. Laporan Pelaksanaan Alat ukur telah melalui proses uji coba yang dilaksanakan pada tanggal 24 April-10 Mei 2008 di dua tempat praktek bidan di kawasan Purwodadi Grobogan. Dua tempat tersebut adalah: 1.
Balai Pengobatan/ Rumah Bersalin Ganesha Husada, milik Bidan Herowati Widjaja, Amd. Keb
2.
Balai Pengobatan/ Rumah Bersalin Bhakti Sehat, milik Bidan Titin Sri Sungatini, Amd. Keb.
Setelah diketahui validitas dan reabilitasnya, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data penelitian. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara penyebaran skala langsung kepada pasien pada tanggal 20 Mei - 2 Juni 2008 di tempat praktek bidan. Tempat praktek bidan yang digunakan untuk pengambilan data adalah tempat praktek bidan Titin Sri Sungatini dan Bidan Herowati Widjaja di wilayah Purwodadi Grobogan. Waktu pengambilan data adalah pada jam praktek bidan. Subjek penelitian adalah ibu-ibu yang datang ke bidan untuk berkonsultasi mengenai alat kontrasepsi, dan telah memiliki anak. Jumlah subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah 40 orang subjek, seluruh subjek dalam kondisi baik dan sehat saat penelitian berlangsung. Sebelum subjek melakukan pengisian skala, subjek terlebih dahulu diberi penjelasan mengenai cara pengisian skala sesuai dengan petunjuk. Skala yang
disebar adalah sebanyak 40 buah dan semua skala lengkap terisi sehingga semua data yang terkumpul dapat dipakai.
C. Hasil Penelitian 1.
Deskripsi subjek penelitian Setelah pengambilan data terhadap subjek penelitian secara keseluruhan
dilakukan, maka dapat diketahui gambaran tentang karakteristik subjek penelitian seperti tertulis pada tabel 6 Tabel 6 Deskripsi Subjek Penelitian Deskripsi subjek Berdasarkan usia 18 th -25 th 25 th -35 th 35 th keatas Berdasarkan jumlah anak 1 anak 2 anak 3 anak Lebih dari 3
2.
Jumlah 11 20 9 15 17 7 1
Persentase 27,5% 50% 22,5% 37,5% 42,5% 17,5% 2,5%
Deskripsi data penelitian Guna mendapatkan gambaran data penelitian secara umum, berikut ini akan
disajikan table deskripsi data penelitian yang berisikan fungsi-fungsi statistik dasar. Secara lengkap, untuk tiap variable skala persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi dan skala komunikasi efektif bidan pasien dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 7 Deskripsi Data Penelitian Variabel Skor Hipotetik X X mean max min persepsi 40 10 25 komunikasi 136 34 85 efektif
SD 5 17
Skor Empirik X X mean max min 35 22 29,60 121 89 106,23
SD 3,440 8,804
Deskripsi data penelitian tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan kategorisasi pada masing-masing variabel penelitian guna mengetahui bahwa persepsi mengenai penggunaan alat kontrasepsi dan komunikasi efektif antara bidan-pasien termasuk dalam kategori tinggi, sedang, atau rendah. Cara yang digunakan yaitu dengan menetapkan kriteria kategorisasi yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi secara normal. Subjek penelitian akan digolongkan kedalam lima kategorisasi diagnosis yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Sebagai langkah awal yang ditempuh adalah dengan membagi suatu deviasi standar dari distribusi menjadi lima bagian, pembagian tersebut menghasilkan pengkategorian sebagai berikut: 1. Kategori sangat rendah
X ≤ (µ - 1,8σ)
2. Kategori rendah
(µ - 1,8σ) < X ≤ (µ - 0,6σ)
3. Kategori sedang
(µ - 0,6σ) < X ≤ (µ + 0,6σ)
4. Kategori Tinggi
(µ + 0,6σ) < X ≤ (µ + 1,8σ)
5. Kategori Sangat Tinggi
X > (µ + 1,8σ)
Langkah berikutnya, dengan memasukkan nilai µ (mean hipotetik) dan σ (Standar Deviasi) dari masing-masing variabel. Dari nilai mean dan standar deviasi yang dimasukkan, maka diperoleh kategorisasi dari masing-masing variabel. Kategorisasi untuk variabel intensi menggunakan alat kontrasepsi adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Kriteria kategori skor skala persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) sangat rendah X < 16 0 0% rendah 16 ≤ X ≤ 22 1 2,5 % sedang 22 < X ≤ 28 13 32,5 % tinggi 28 < X ≤ 34 22 55 % sangat tinggi X > 34 4 10 % Jumlah 40 100 % Berdasarkan hasil kategorisasi diatas, dapat dilihat bahwa tidak terdapat subjek dengan tingkat persepsi mengenai penggunaan alat kontrasepsi yang sangat rendah. Subyek berkategori rendah hanya menunjukkan 1 orang (2,5%). Dapat dilihat juga bahwa sebagian besar subjek (55%) memiliki tingkat persepsi mengenai penggunaan alat kontrasepsi yang tinggi, sedangkan sisanya terbagi dalam dua tingkatan yaitu sedang (32,5%) dan sangat tinggi ( 10%). Kategorisasi variabel komunikasi efektif bidan pasien adalah sebagai berikut: Tabel 9 Kriteria kategori skor skala komunikasi efektif bidan pasien Kategori Skor Frekuensi sangat rendah X < 54,4 0
Persentase (%) 0%
rendah sedang tinggi sangat tinggi Jumlah
54,4 ≤ X ≤ 74,8 74,8 < X ≤ 95,2 95,2 < X ≤ 115,6 X > 115,6
0 3 30 7 40
0% 7,5 % 75 % 17,5 % 100 %
Berdasarkan hasil kategorisasi diatas, dapat dilihat bahwa tidak terdapat subjek dengan tingkat komunikasi efektif yang sangat rendah dan rendah. Dapat dilihat pula bahwa sebagian besar subjek (75%) memiliki tingkat komunikasi efektif yang tinggi. 3.
Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data menggunakan tekhnik korelasi product
moment, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas, yang merupakan syarat sebelum dilakukan pengetasan nilai korelasi, dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya (Hadi,1995). a. Uji normalitas Uji
normalitas
dilakukan
dengan
menggunakan
tekhnik
one sample
Kollmogorof Smirnov test dari program SPSS 12.0. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data adalah jika p>0,05 maka sebaran dinyatakan normal, namun jika p<0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Dari hasil pengolahan data, diperoleh koefisien K-SZ = 0,511 dengan p = 0,957 (p>0,05) untuk data persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi dan diperoleh K-SZ = 0,782 dengan p = 0,574 (p>0,05) untuk variabel komunikasi efektif. Hasil Uji
normalitas tersebut menunjukkan bahwa data persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi dan data komunikasi efektif bidan-pasien terdistribusi secara normal. b. Uji Linieritas Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel komunikasi efektif bidan pasien dengan persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi mengikuti garis linier atau tidak. Uji linieritas Mean Linierity dari program SPSS 12.0 for windows pada variabel komunikasi bidan pasien terhadap persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi menunjukkan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara komunikasi efektif bidan pasien dengan persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi bersifat linier, atau mengikuti garis lurus. 4.
Uji hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang
positif antara komunikasi efektif bidan pasien dengan persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Pengujian terhadap hipotesis tersebut menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson pada program komputer SPSS for windows 12.0. Dari hasil pengolahan data, diperoleh koefisien korelasi r = 0,425 dengan p = 0,003 (p<0,05). Angka korelasi yang positif menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antar dua variabel. Dari data-data tersebut dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang erat antara komunikasi efektif bidan pasien dengan persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Dengan demikian,
hipotesis “ada hubungan yang positif antara komunikasi efektif bidan pasien dengan persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi” dapat diterima.
D. Pembahasan Menurut Fisher (1996), persepsi didefenisikan sebagi interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan
yang
dapat
ditangkap
oleh
indera
kita,
karenanya persepsi
mensyaratkan: 1. adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera kita. 2. adanya informasi untuk diinterpretasikan. 3. menyangkut sifat representatif dari penginderaan. Secara sederhana, teori-teori diatas menunjukkan bahwa persepsi seseorang akan berubah bergantung pada informasi yang didapatkannya melalui komunikasi. Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi dari pasien akan mengalami perubahan ke arah yang lebih positif ketika terjadi komunikasi yang efektif antara bidan dengan pasien. Komunikasi efektif bisa terlihat melalui perubahan persepsi yang terjadi dalam diri pasien setelah mendapatkan informasi yang menurut Fishbein dan Ajzen (1975) dapat berupa pengalaman, pengetahuan, maupun media massa. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi persepsi. Semakin efektif komunikasi yang terjadi antara bidan dan pasien, maka akan semakin positif persepsi pasien terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1992)
mendefinisikan persepsi sebagai proses bagaimana seorang menyeleksi, mengatur, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Stimulus berupa informasi yang didapat melalui komunikasi efektif diinterprestasikan oleh subyek menjadi persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi yang positif. Walgito (2001) yang menyatakan stimulus yang diterima oleh individu diorganisasikan dan diinterprestasi, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Inilah proses yang dimaksud sebagai persepsi. Berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap data penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara komunikasi efektif bidan pasien dengan persepsi terhadap penggunaaan alat kontrasepsi. Semakin efektif komunikasi antara bidan dengan pasien, maka semakin positif pula persepsi pasien terhadap penggunaan alat kontrasepsi, demikian pula sebalikya. Kategorisasi untuk variabel persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi dari
40 subjek diperoleh hasil 4 subjek (10%) berada dalam kategori sangat tinggi,
22 subjek (55%) berada dalam kategori tinggi. Untuk kategori sedang diperoleh 13 subjek (32,5%), kategori rendah diperoleh 1 subjek (2,5%), dan tidak ada subjek yang berada dalam kategori sangat rendah (0%). Berdasarkan kategorisasi tersebut dapat dilihat bahwa persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi berada dalam kategori tinggi. Kategorisasi untuk variabel komunikasi efektif bidan-pasien dari 40 subjek diperoleh hasil 7 subjek (17,5%) berada pada kategori sangat tinggi, 30 subjek (75%)
ada pada kategori tinggi, dan 3 subjek (7,5%) berada dalam kategori sedang. Tidak ada subjek yang berada dalam kategori rendah (0%) dan sangat rendah (0%). Kategorisasi tersebut menunjukkan bahwa variabel komunikasi efektif bidan pasien berada dalam kategori tinggi. Hipotesis awal dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara komunikasi efektif bidan pasien dengan persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Hasil analisis data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis tersebut terbukti melalui tingginya nilai koefisien korelasi yang diperoleh ( r=0,425 dan p= 0,003). Data koefisien korelasi mampu menunjukkan bahwa komunikasi efektif bidan pasien memang berhubungan dengan persepsi terhadap penggunaan alat kontraspsi. Efektifnya komunikasi yang terjadi antara bidan dengan pasien diiringi dengan positifnya persepsi pasien terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif obyek eksternal. Proses menafsirkan informasi indrawi. Jika persepsi kita tidak akurat kita tidak munglkin bisa berkomunikasi secara efektif (F.Verdeber, 1978) Variabel komunikasi efektif bidan pasien mempunyai sumbangan efektif sebesar 42,5% terhadap persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Artinya 42,5% persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi disebabkan oleh komunikasi efektif bidan pasien dan 30,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.