perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu satu variabel kriterium dan dua variabel prediktor, sebagai berikut: 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis 2. Variabel prediktor: a. Body image b. Kecerdasan interpersonal
B. Definisi Operasional Berikut adalah definisi operasional tiap-tiap variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Penyesuaian Diri terhadap Lawan Jenis Penyesuaian diri terhadap lawan jenis merupakan suatu proses pada diri individu yang bertujuan menciptakan hubungan yang harmonis dan lebih sesuai antara dirinya dengan lawan jenis dengan melakukan perubahan pada diri maupun lingkungan untuk dapat mengerti dan memahami lawan jenis, serta menentukan sikap dalam berhubungan dan bekerja sama dengan lawan jenis dalam batas moral yang normal. Penyesuaian diri terhadap lawan jenis pada penelitian ini diukur menggunakan skala penyesuaian diri terhadap lawan jenis yang disusun commit to user 61
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berdasarkan aspek-apsek penyesuaian diri yang dikemukakan oleh Fahmy (1982), yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi kemampuan penyesuaian diri terhadap lawan jenis; dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula kemampuan penyesuaian diri terhadap lawan jenis.
2. Body Image Body image adalah evaluasi subjektif individu berupa persepsi, perasaan, dan perilaku
terhadap tubuhnya baik bentuk, ukuran, fungsi,
penampilan, serta potensi tubuhnya. Pengukuran body image pada penelitian ini menggunakan skala body image yang disusun berdasarkan aspek body image yang dikemukakan oleh Davison dan McCabe (2006). Aspek tersebut adalah daya tarik fisik, kepuasan terhadap tubuh, kepentingan body image, penyamaran tubuh, perbaikan tubuh, perbandingan penampilan, kecemasan sosial terhadap fisik. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin positif body image yang dimiliki. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin negatif body image yang dimiliki.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk menjalin relasi dan mempertahankan relasi dengan orang lain, berkomunikasi dengan baik, serta memahami dan peka terhadap reaksi, perasaan, suasanan hati, ekspresi, serta cara berpikir orang lain. Kecerdasan interpersonal diukur dengan skala kecerdasan interpersonal yang disusun berdasarkan dimensi kecerdasan interpersonal yang dijelaskan oleh Anderson (dalam Safaria, 2005). Dimensi-dimensi tersebut adalah sensitivitas sosial (social sensivity), wawasan sosial (social insight), dan komunikasi sosial (social communication). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula kecerdasan interpersonal yang dimiliki. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah kecerdasan interpersonal yang dimiliki.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta yang berjumlah 225 siswa yang terbagi ke dalam tujuh kelas.
2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta. Penentuan jumlah sampel didasarkan commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada penghitungan jumlah sampel yang dikemukakan oleh Slovin (dalam Riduwan, 2005), yaitu: n=
n=
=
= 69 sampel
Keterangan : n : jumlah sampel N : jumlah populasi d : estimasi penyimpangan (10%) Dari penghitungan di atas, didapatkan jumlah sampel minimal adalah 69 orang. Oleh karena itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah tiga kelas sehingga mampu memenuhi batas minimal sampel.
3. Sampling Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster random sampling merupakan cara pemilihan sampel secara acak yang didasarkan atas cluster-cluster atau kelompok-kelompok yang tersedia sebagai unit-unit dalam populasi (Hadi, 2004).
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala. Data penelitian diperoleh dari jawaban siswa kelas VIII Reguler SMP Negeri 9 Surakarta atas pernyataan-pernyataan yang tercantum pada tiap-tiap skala. Penelitian ini menggunakan tiga jenis skala, yaitu skala penyesuaian diri terhadap lawan jenis, skala body image, dan skala kecerdasan interpersonal.
1. Skala Penyesuaian Diri terhadap Lawan Jenis Skala yang digunakan untuk mengukur penyesuaian diri terhadap lawan jenis dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek penyesuaian diri menurut Fahmy (1982) yang terdiri atas penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Skala berisi 34 aitem, yang terdiri atas 17 aitem favourable (mendukung) dan 17 aitem unfavourable (tidak mendukung). Tabel 1. Blue Print Skala Penyesuaian Diri terhadap Lawan Jenis No 1
2
Aspek Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian Sosial
Indikator Penerimaan diri Kontrol emosi yang baik Kemampuan menghadapi masalah Ketiadaan kecemasan Hubungan sosial yang baik Komunikasi interpersonal Kepatuhan pada norma dan aturan
Jumlah
commit to user
Aitem F UF 11, 21, 3, 12, 22 29 5, 27 4, 23 12, 31
28, 34
2, 14
16, 20
1, 7, 18, 19 13, 30
15, 17, 32, 33 10, 25
6, 26
8, 24
17
17
Jumlah 18
16
34
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Skala Body Image Skala body image
yang digunakan dalam penelitian ini disusun
berdasarkan aspek body image yang dikemukakan oleh Davison dan McCabe (2006). Aspek tersebut adalah daya tarik fisik, kepuasan terhadap tubuh, kepentingan body image, penyamaran tubuh, perbaikan tubuh, perbandingan penampilan, kecemasan sosial terhadap fisik. Skala berisi 44 aitem, yang terdiri atas 22 aitem favourable (mendukung) dan 22 aitem unfavourable (tidak mendukung). Tabel 2. Blue Print Skala Body Image No 1
2
Aspek Daya tarik fisik (Physical attractiveness) Kepuasan terhadap tubuh (Body image satisfaction)
3
Kepentingan body image (Body image importance )
4
Penyamaran tubuh (Body image concealment) Perbaikan tubuh (Body Improvement)
5
6
Perbandingan penampilan (Appearance comparison)
Indikator Penilaian tentang fisik apakah menarik atau tidak Perasaan puas terhadap bagian tertentu Perasaan puas terhadap keseluruhan penampilan Seberapa penting bentuk tubuh bagi individu dibandingkan dengan hal-hal yang lain Menyembunyikan bagian tubuh yang dirasa tidak menarik
Aitem F UF 1,25, 14, 43 26, 33
Jumlah 6
12, 13, 27
3, 15, 44
12
2, 34,
24, 28
5, 37
4, 22
4
6, 21, 23
19, 20, 38
6
Meningkatka n atau memperbaiki bentuk, ukuran, dan berat tubuh.
11, 29, 40
7, 8, 39
6
Membandingkan penampilan fisik dengan orang lain Kesimpulan commit to user mengenai
16, 30
17, 18
8
10, 42
35, 36
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7
Kecemasan sosial terhadap fisik (Social physique anxiety) Jumlah
penampilan fisik Perasaan cemas akan pendapat orang lain mengenai penampilan tubuhnya
9, 31
32, 41
4
22
22
44
3. Skala Kecerdasan Interpersonal Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan interpersonal pada penelitian ini disusun berdasarkan dimensi kecerdasan interpersonal yang dikemukakan oleh Anderson (dalam Safaria, 2005). Dimensi tersebut terdiri atas sensitivitas sosial (social sensitivity), wawasan sosial (social insight), komunikasi sosial (social communications. Skala kecerdasan interpersonal ini berisi 38 aitem pernyataan, dengan aitem favourable sejumlah 19 aitem dan aitem unfavourable sejumlah 19 aitem. Tabel 3. Blue Print Skala Kecerdasan Interpersonal No 1 2
3
Aspek Sensitivitas sosial (Social sensitiity) Wawasan sosial (Social insight)
Komunikasi sosial (Social comunnication)
Indikator Empati Sikap Prososial Kesadaran diri Kemampuan memahami situasi sosial dan etika sosial Ketrampilan memecahkan masalah Berbicara efektif Mendengarkan efektif
Jumlah
Aitem F 23, 37 1, 11, 14, 16,25, 13,33,
UF 9, 10, 24, 38 3, 17, 34 26, 35
15, 29, 36
4, 12, 22
2,5, 18, 30 7,8, 28
6, 19, 27, 32 20, 21, 31 19
19
commit to user
Jumlah 12 20
14
38
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ketiga skala tersebut disusun berdasarkan model Skala Likert, yaitu dengan menggunakan empat alternatif jawaban, antara lain SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Penilaian skala ini bergerak dari angka 1 hingga 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favourable yaitu skor 4 (sangat sesuai), skor 3 (sesuai), skor 2 (tidak sesuai), dan skor 1 (sangat tidak sesuai). Bobot penilaian untuk pernyataan unfavourable yaitu skor 1 (sangat sesuai), skor 2 (sesuai), skor 3 (tidak sesuai), dan skor 4 (sangat tidak sesuai). Untuk skala body image pada aspek penyamaran tubuh dan kecemasan sosial terhadap fisik, aitem pernyataan favourable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), skor 2 (sesuai), skor 3 (tidak sesuai), dan skor 4 (sangat tidak sesuai). Sedangkan pernyataan unfavourable bergerak dari skor 4 (sangat sesuai), skor 3 (sesuai), skor 2 (tidak sesuai), dan skor 1 (sangat tidak sesuai). Hal tersebut disebabkan aspek penyamaran tubuh dan kecemasan sosial terhadap fisik bersifat negatif terhadap variabel body image. Dengan demikian, semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi penyesuaian diri terhadap lawan jenis, body image, dan kecerdasan interpersonal. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah penyesuaian diri terhadap lawan jenis, body image, dan kecerdasan interpersonal.
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur Alat ukur penelitian yang digunakan harus memiliki validitas. Alat ukur dikatakan valid tidak hanya karena mampu menghasilkan data yang tepat, tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Uji validitas dilakukan dengan telaah dan revisi butir pernyataan berdasarkan pendapat profesional (professional judgement), yaitu dosen pembimbing. Selain itu, skala juga diuji daya beda aitemnya menggunakan korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan program komputer Statistical Product And Service Solution (SPSS) versi 16.0.
2. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran denga alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf konsistensi skor yang diperoleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas, yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas (Azwar, 2008). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan formula alpha Cronbach dengan bantuan program komputer Statistical Product And Service Solution (SPSS) versi 16.0.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam menguji dan membuktikan hubungan antarvariabel tersebut adalah metode analisis regresi linear berganda. Penggunaan teknik analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan secara linear antara body image dan kecerdasan interpersonal dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis. Priyatno (2010) berpendapat, bahwa untuk dapat menggunakan teknik analisis regresi berganda, harus dilakukan tahapan perhitungan uji asumsi yang meliputi: 1. Uji Asumsi Dasar a. Uji normalitas Untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan melihat nilai Kolmogrov-Smirnov. Data yang dinyatakan berdistribusi normal adalah jika signifikansinya lebih besar dari 0,05. b. Uji linearitas Untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan linear atau tidak secara signifikan. Dua variabel dikatakan linear apabila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji multikolinearitas
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antarvariabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. b. Uji heteroskedastisitas Untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varians dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya heteroskedastisitas. c. Uji otokorelasi Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya otokorelasi. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran skala serta pengujian hipotesis secara keseluruhan diolah dan diuji dengan menggunakan bantuan program komputer Statistical Product And Service Solution (SPSS) versi 16.0.
commit to user