BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang terdiri dari dua variabel penelitian yaitu variabel prediktor dan variabel kriterium sebagai berikut: Variabel kriterium : Komitmen Afektif Variabel prediktor : 1. Optimisme 2. Perilaku prososial
B. Definisi Operasional Definisi operasional memberi petunjuk perincian mengenai aktivitas dalam melakukan pengukuran variabel penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Komitmen Afektif Komitmen afektif adalah keterikatan emosional, identifikasi, dan partisipasi individu terhadap organisasi (Allen & Meyer, 1990). Aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur komitmen afektif pada penelitian ini adalah aspek yang dirumuskan oleh Allen & Meyer (1990) yang terdiri dari keterikatan emosional, identifikasi, dan partisipasi. Sesuai dengan aspek yang telah dipilih tersebut, maka skala yang digunakan sebagai alat ukur komitmen
afektif adalah ACS (Affective Commitment Scale). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti bahwa semakin tinggi pula tingkat komitmen afektif individu, dan semakin rendah skor yang diperoleh subjek, berarti bahwa semakin rendah pula tingkat komitmen afektif individu. 2. Optimisme Optimisme adalah sikap individu untuk melihat kondisi kesulitan dan masalah sebagai sesuatu yang bersifat sementara, pada hal yang spesifik, dan bersumber dari hal eksternal, serta melihat kondisi baik sebagai sesuatu yang permanen, pada hal yang luas atau menyebar, dan bersumber dari hal internal (Seligman, 2008). Pada penelitian ini, optimisme diukur dengan menggunakan Skala Optimisme yang disusun oleh peneliti berdasarkan tiga aspek optimisme yang dirumuskan oleh Seligman (2008) yang terdiri dari: permanence, pervasiveness, dan personalization. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti bahwa semakin tinggi pula tingkat optimisme yang dimiliki individu, dan semakin rendah skor yang diperoleh subjek, berarti bahwa semakin rendah pula tingkat optimisme yang dimiliki individu. 3. Perilaku Prososial Perilaku prososial adalah tindakan sukarela yang bertujuan untuk menolong atau menguntungkan orang lain atau kelompok (Eisenberg & Mussen, 1989). Pada penelitian ini, perilaku prososial diukur dengan menggunakan Skala Perilaku Prososial yang disusun oleh peneliti berdasarkan enam aspek perilaku prososial yang dirumuskan oleh Eisenberg & Mussen (1989) yang terdiri dari sharing, cooperating, helping, honesty, donating, dan
generosity. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti bahwa semakin tinggi pula perilaku prososial yang dimiliki individu, dan semakin rendah skor yang diperoleh subjek, berarti bahwa semakin rendah pula perilaku prososial yang dimiliki individu.
C. Populasi, dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan rangkaian seluruh kasus yang diteliti (Shaughnessy, Zechmeister, & Zechmeister, 2012). Populasi yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah anggota aktif Korps Sukarela PMI Unit UNS (Universitas Sebelas Maret) dengan jumlah keseluruhan 72 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi. Karena ia merupakan bagian dari populasi, maka ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2010). Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil, maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan studi populasi atau sensus yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2010). Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh populasi anggota KSR PMI Unit UNS yang berjumlah 72 orang.
D. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan instrumen berupa skala psikologi. Skala psikologi yang
digunakan dalam penelitian ini berpedoman terhadap metode likert. Likert merupakan metode penskalaan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2013). Berdasarkan metode skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi aspek-aspek dan indikator-indikator yang dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk membuat aitem instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh subjek penelitian. Modifikasi metode skala Likert dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan yang favorable dan unfavorable. Cara penilaian menggunakan empat alternatif jawaban diberikan kepada skala komitmen afektif, skala optimisme, dan skala perilaku prososial, yaitu: Tabel 1 Distribusi skor skala komitmen afektif, optimisme dan perilaku prososial Nilai Kategori Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2 Tidak Sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4 Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga buah skala sikap yaitu skala komitmen afektif, skala optimisme, dan skala perilaku prososial yang akan diuraikan secara lebih rinci dalam blueprint sebagai berikut: 1. Skala Komitmen Afektif Skala komitmen afektif pada penelitian ini menggunakan adaptasi ACS (Affective Commitment Scale) yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang
dirumuskan oleh Allen dan Meyer (1990) yang terdiri dari keterikatan emosional, identifikasi, dan pastisipasi. ACS memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,87. Tabel 2 Blueprint Skala Komitmen Afektif Allen dan Meyer (1990) Distribusi Pernyataan No Aspek Jumlah Fav Unfav 1 Keterikatan 4, 6, 8 3 emosional 2 Identifikasi 2, 7 5 3 3 Partisipasi 1, 3 2 Jumlah 8
2. Skala Optimisme Skala optimisme yang digunakan pada penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti dengan menggunakan aspek-aspek yang dirumuskan oleh Seligman (2008), yaitu: permanence, pervasiveness, dan personalization. Jumlah aitem dalam skala ini adalah 30 butir, yang terdiri dari 15 butir aitem favorable dan 15 butir aitem unfavorable.
No
Aspek
1
Permanence
2
Pervasiveness
3
Personalization
Tabel 3 Blueprint Skala Optimisme Distribusi Pernyataan Indikator Fav Unfav Percaya bahwa 2, 10, 5, 13, kondisi baik 14, 15, 20, 21, memiliki 24 29 penjelasan permanen dan masalah atau kesulitan memiliki penjelasan sementara Percaya bahwa 6, 7, 8, 16, kondisi baik 11, 26, 17, 18, memiliki 28 22 penjelasan universal dan masalah atau kesulitan memiliki penjelasan spesifik Percaya bahwa 1, 4, 3, 9, penyebab kondisi 12, 23, 19, 25, baik bersifat 27 30 internal (diri sendiri) dan penyebab masalah atau kesulitan berasal dari faktor eksternal Jumlah 15 15
Jumlah 10
10
10
30
3. Skala Perilaku Prososial Skala perilaku prososial yang digunakan pada penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti dengan menggunakan aspek-aspek yang dirumuskan oleh Eisenberg & Mussen (1989), yaitu: sharing, cooperating, helping, honesty, donating, dan generosity. Jumlah aitem dalam skala ini adalah 36 butir, yang terdiri dari 18 butir aitem favorable dan 18 butir aitem unfavorable.
Tabel 4 Blueprint Skala Perilaku Prososial No
Aspek
1
Sharing (berbagi)
2
3
4
Indikator
Berbagi informasi Bersedia mendengarkan keluhan orang lain Memberi solusi atau pendapat Cooperating Senang bekerja (Bekerja sama) sama dalam kelompok atau tim Mendengarkan pendapat orang lain dalam tim Meringankan pekerjaan rekan dalam tim Helping Bersedia (menolong) memberi pertologan tanpa diminta Memberi perhatian kepada orang lain Menolong tanpa mengharapkan imbalan Honesty Berbicara apa (kejujuran) adanya Dapat dipercaya
5
Donating Rela meluangkan (menyumbang) waktu untuk kepentingan orang lain atau organisasi dengan ikhlas
Distribusi Pernyataan Favorable Unfavorable
Jumlah
16
18
2
1
19
2
17
24
2
21
14
2
28
26
2
4
13
2
15
31
2
22
32
2
23
36
2
5
6
2
11, 29
2, 7
4
33
8
2
lanjutan No 5
6
Aspek
Indikator
Donating Rela (menyumbang) mengorbankan tenaga untuk kepentingan orang lain atau organisasi dengan ikhlas Rela mengorbankan pikiran untuk kepentingan orang lain atau organisasi dengan ikhlas Generosity Kesediaan (Dermawan) memberi harta benda yang dimiliki dengan sukarela Jumlah
Distribusi Pernyataan Favorable Unfavorable
Jumlah
12
9
2
3
20
2
27, 34, 35
10, 25, 30
6
18
18
36
E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2005). Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada validitas isi dan validitas internal. Pengujian validitas isi dilakukan dengan telaah butir pernyataan berdasarkan professional judgement, yaitu pihak yang berkompeten untuk menganalisis alat ukur. Pada penelitian ini pengujian validitas isi dilakukan oleh dosen pembimbing.
Uji validitas internal dilakukan dengan mencari korelasi masing-masing aitem dengan skor total menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Aitem-aitem skala dapat dinyatakan valid apabila dalam pengujian validitas memenuhi ketentuan bahwa signifikansi 0,05 two tailed diperoleh nilai r hitung ≥ r tabel (Priyatno, 2008). Hasil indeks korelasi aitem antara skor aitem dengan skor total aitem (rxy) dinyatakan formula corrected item total correlation dengan menggunakan perhitungan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Reliabilitas instrumen adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2005). Reliabilitas ditunjukan dengan taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat setara pada kondisi yang berbeda. Reliabilitas dapat dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 hingga 1,00. Skala dalam penelitian ini akan diuji dengan Alpha Cronbach melalui program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows.
F. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda untuk pengujian hipotesis satu dan teknik analisis korelasi parsial untuk pengujian hipotesis dua dan tiga. Alasan menggunakan analisis regresi berganda karena pada penelitian
ini terdapat dua variabel prediktor, yaitu optimisme dan perilaku prososial. Untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan komitmen afektif dan hubungan antara perilaku prososial dengan komitmen afektif dalam penelitian ini digunakan Analisis Korelasi Parsial. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam uji hipotesis tersebut adalah: 1. Uji Asumsi Dasar a. Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal atau tidak, yaitu
dengan
melihat
nilai
Kolmogorov-Smirnov.
Data
dikatakan
terdistribusi normal apabila signifikansi lebih dari 0,05. b. Linearitas Uji linearitas garis regresi berkaitan dengan suatu pembuktian apakah model garis linear yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaan atau tidak. Pengujian ini perlu dilakukan sehingga hasil analisis yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan kesimpulan penelitian yang diperlukan. Dua variabel dikatakan linier apabila nilai signifikansinya (linearity) kurang dari 0,05. 2. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara variabel independen (bebas) yang dalam model regresi. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam teknis analisis regresi
adalah tidak adanya multikolinieritas, yaitu jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi adalah < 5 (Priyatno, 2008). b. Heteroskesdastisitas Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk mengetahui adanya varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan dalam model regresi. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya heteroskesdastisitas, yaitu dengan melihat pola pada diagram Scatterplot (Priyatno, 2008). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno, 2008). c. Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antarunsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan pada observasi lain. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam teknik analisis regresi adalah tidak adanya autokorelasi, yaitu dengan uji Durbin Watson (DW) jika d terletak antara du dan (4-du) (Priyatno, 2008). Untuk mempermudah penghitungan seluruh pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows.