BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk memperjelas arah penelitian ini maka dapat digambarkan kerangka konsep.
Pendidikan Usia KB AKDR Pengetahuan Sikap
Skema 3.1 Kerangka Konsep
Ubiversitas Sumatera Utara
B. Defenisi Operasional Defenisi Operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan cara pengukuran variabel. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Tabel 3.1 No
Variabel
1
Pendidikan
2
Usia
3
Pengetahuan
Defenisi Operasional Jenjang pendidikan yang pernah diikuti oleh ibu akseptor KB sampai saat diteliti. Umur ibu akseptor KB yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan Pengetahuan yang dimiliki ibuakseptor KB tentang AKDR
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
Kuisioner
Wawancara
1: SD 2: SMP 3: SMA 4: Perguruan Tinggi
Ordinal
Kuesioner
Wawancara
< 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun
Ordinal
Kuesioner
Wawancara
Pengetahuan Ordinal dikatakan: 1. Baik : nilai 810 2. Cukup : nilai 4-7 3. Kurang : nilai 0-3
4
Sikap
Respon atau reaksi ibu akseptor KB terhadap AKDR
Kuesioner
Wawancara
Sikap dikatakan : 1. Sikap positif
Nominal
total skor responden : 1025 2. Sikap negatif total skor responden : 2640
Ubiversitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif, yang menggambarkan faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012, dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian diukur satu kali saja dalam kurun waktu yang bersamaan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB yang tidak menggunakan AKDR yaitu sebanyak 116 (Kantor Lurah Asam Kumbang). 2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti. a. Kriteria Sampel Akseptor KB aktif yang tidak menggunakan AKDR. b. Besar Sampel Besar sampel yang menjadi objek penelitian adalah 54 orang dihitung dengan menggunkan rumus: n=
N 1 + N (d ) 2
n=
116 1 + 116(0,1) 2
n = 54
Ubiversitas Sumatera Utara
Keterangan : n : Besar Sampel N: Jumlah Populasi = 116 orang d: Tingkat Kesalahan yang ditolerier ( 0.1) c. Cara pengambilan sampel Teknik dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. C. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang. Karena di tempat tersebut banyak terdapat ibu akseptor KB yang tidak menggunakan AKDR. D. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2013. E. Pertimbangan Etik Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan, kemudian izin dari Kepala Kecamatan Medan Selayang, dan izin dari Kepala Lurah Asam Kumbang Medan, tempat peneliti melakukan penelitian untuk mengambil data dalam bentuk penyebaran kuesioner. Sebelum menyebarkan kuesioner terlebih dahulu peneliti memberikan lembaran persetujuan (Informed consent) menjadi responden dan diberikan kepada calon responden yang akan diteliti, peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin akan terjadi selama dan
Ubiversitas Sumatera Utara
sesudah penelitian, maka responden diminta untuk menandatangani dengan pengisian lembaran persetujuan yang dilanjutkan dengan pengisian lembaran kuisioner. Peneliti juga memberikan kesempatan kepada responden jika memilih untuk menarik diri dari pertanyaan untuk menghargai hak- hak responden. Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada masing- masing lembaran. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diinformasikan oleh peneliti dan disusun secara tertutup serta berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari 3 bagian, yaitu kuesioner data demografi, kuesioner pengetahuan ibu akseptor KB dan kuesioner untuk mengetahui sikap ibu akseptor KB terhadap AKDR. 1.
Kuesioner data demografi Ibu Akseptor KB (identitas Ibu) di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang yang meliputi usia dan pendidikan.
2.
Kuesioner Data Pengetahuan Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 (sepuluh), dengan bentuk
pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban benar salah. Jika jawaban benar maka diberi nilai satu (skor = 1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut Guttman.
Berdasarkan rumus statistika P =
Re n tan g ( R) Banyak Kelas
P merupakan panjang kelas (i), R adalah rentang merupakan skor terbesar, skor terendah, banyak kelas merupakan banyaknya kelompok/ lebar interval yang terdiri dari 3 (tiga) kelas yakni, baik, cukup dan kurang. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan, menentukan skor tertinggi dan terendah.
Ubiversitas Sumatera Utara
Skor tertinggi = 10 Skor terendah = 0 a. Menentukan nilai rentang (R) Rentang
= Skor tertinggi – skor terkecil
= 10 – 0 = 10 b. Menentukan panjang kelas (i) Panjang kelas (i) = Rentang
=
( R) Banyak Kelas
10 3
= 3,3 c. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut : 1. Kategori kurang : 0 + 3,3 = 3,3 (jika responden menjawab 0 – 3 pertanyaan dengan benar) 2. Kategori cukup : 3,4 + 3,3 = 6,7 (jika responden menjawab 4 – 7 pertanyaan dengan benar) 3. Kategori baik
: 6,7 + 3,3 = 10 (jika responden menjawab 8 – 10 pertanyaan dengan benar)
3.
Kuesioner Data Sikap Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap ibu akseptor KB dalam
menggunakan kontrasepsi AKDR, yang terdiri dari 10 pertanyaan. Aspek pengukuran sikap dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan sikap yang diberikan terdiri dari empat kategori yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skor yang diperoleh yaitu jika menjawab Sangat Setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Total skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40.
Ubiversitas Sumatera Utara
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus:
P=
Rentang Banyak Kelas
Ket : P
=
Panjang kelas interval
Rentang
=
Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyak Kelas
=
Jumlah kategori
Di mana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi dikali jumlah pernyataan (4x10)dan skor minimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban terendah dikali jumlah pernyataan (1x10). Rentang kelas sebesar 30 dan banyak kelas sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 15. Jika skor maksimum adalah 40 dan skor minimum adalah 10 dapat dikategorikan : 1. Positif : apabila mendapat skor : 10-25 2. Negatif : apabila mendapat skor : 26-40 G. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji validitas Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur aspek yang perlu diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat test tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebelum mengumpulkan data, instrument harus di konsultasikan kepada dosen pembimbing. Uji validitas content dilakukan dengan mengonsulkan kepada dosen ahlinya sehingga hasil dari seluruh pertanyaan dinyatakan valid. Dalam hal ini peneliti telah melakukan content validity pada bulan Februari tahun 2013 dengan Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M. Keb dengan score indeks
Ubiversitas Sumatera Utara
0,81. Tujuannya adalah untuk mendapatkan alat ukur yang dapat dilaksanakan dan dapat diandalkan. Selain itu peneliti juga melakukan uji coba dengan uji korelasi tiap- tiap pertanyaan dengan skors total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity), berarti semua item pertanyaan dapat digunakan sebagai alat ukur. b.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur
memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama. Hasil pengukuran yang relatif sama menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut. Apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel (Arikunto,2006). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha yang diolah melalui program komputerisasi. Uji reliabilitas telah dilakukan kepada 20 responden di Kelurahan Tanjung Sari yang mempunyai kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Nilai koefisien dikatakan reliabel apabila koefisien alpha ≥ 0,7. Pada uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil cronbach alpha 0,797 pada kuesioner pengetahuan dan 0,769 pada kuesioner sikap. H. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan
Ubiversitas Sumatera Utara
permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Kepala Lurah Asam Kumbang, setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian. Selanjutnya peneliti mencari calon responden yang sesuai dengan kriteria dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed
consent, setelah itu peneliti
mendampingi responden dan menjelaskan kepada responden jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan data. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis. I.
Analisis Data Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan tahapan:
1) Editing, yaitu data diperiksa/ dicek isian kuesioner. Jika tidak lengkap maka meminta responden untuk melakukan pengisian kembali; 2) Coding, yaitu dengan memberikan code pada setiap jawaban responden untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel; 3) Entri, yaitu data yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam program komputer; 4) Saving, yakni melakukan penyimpanan data untuk siap dianalisis; 5) Tabulating, yakni menghitung data yang telah lengkap, sesuai dengan variabelnya masing- masing, kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi. Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariat. Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masingmasing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari persentase untuk masing-masing jawaban responden.
Ubiversitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang tahun 2013. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Mei 2013 di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang, dengan jumlah responden sebanyak 54 orang. Untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 10 (sepuluh) pertanyaan untuk pengetahuan dan 10 pertanyaan untuk sikap, berikut ini akan dijabarkan hasil dari penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap responden di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang tahun 2013. 1. Karakteristik Responden Peneliti menggolongkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan usia. Pendidikan dan usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terhadap pemilihan alat kontrasepsi. Semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan yang ikut KB, makin besar pasangan suami istri memandang anaknya sebagai alasan penting untuk menggunakan kontrasepsi AKDR. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel5.1 berikut:
Ubiversitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 Karakteristik Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Usia < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun
f (n)
(%)
13 18 17 6
24,1 33,3 31,5 11,1
13 29 12
24,1 53,7 22,2
Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah SD sebanyak 13 orang (24,1%), SMP sebanyak 18 orang (33,3%), SMA sebanyak 17 orang (31,5%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 6 orang (11,1%). Hal ini berarti mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 18 orang (33,3%). Dari hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur adalah berumur < 20 tahun sebanyak 13 orang (24,1%), berumur antara 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%), berumur > 35 tahun sebanyak 12 orang (22,2%). Hal ini berarti mayoritas umur responden 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%). 2.
Pengetahuan Responden Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari
informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku, surat kabar atau media massa, elektronik. Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi AKDR. Pengetahuan responden pada penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengetahuan yang dimiliki oleh responden tentang AKDR melalui beberapa pertanyaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut:
Ubiversitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Pengetahuan di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 No
1 2 3 4 5 6
7
8
9 10
Pertanyaan
Pilihan Jawaban Benar Salah f % F % Kontrasepsi AKDR merupakan alat 53 98,1 1 1,9 kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim Salah satu jenis kontrasepsi AKDR tidak 23 42,6 31 57,4 mengandung obat Kontrasepsi AKDR dapat mencegah 26 48,1 28 51,9 terjadinya kehamilan Kontrasepsi AKDR hanya dapat digunakan 25 46,3 29 53,7 dalam jangka waktu 10 bulan Penggunaan kontrasepsi AKDR tidak 25 46,3 29 53,7 mempengaruhi hubungan seksual Ibu yang sudah mempunyai cukup anak dan 24 44,4 30 55,6 tidak mau hamil lagi diperbolehkan menggunakan kontrasepsi AKDR Ibu yang tidak cocok memakai kontrasepsi 25 46,3 29 53,7 hormonal (suntik, pil, dan implant) boleh menggunakan kontrasepsi AKDR Rasa nyeri saat haid pada pemakaian 20 37,0 34 63 kontrasepsi AKDR akan hilang setelah 3 bulan Penggunaan kontrasepsi AKDR tidak 27 50 27 50 mempengaruhi produksi dan kualitas ASI Pemasangan kontrasepsi AKDR sewaktu ibu 29 53,7 25 46,3 sedang haid menyebabkan rasa nyeri Berdasarkan Tabel 5.2 diatas distribusi jawaban responden mayoritas responden
yaitu sebanyak 53 orang (98,1%) mengetahui bahwa kontrasepsi AKDR merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim dan minoritas responden yaitu sebanyak 20 orang (37,0%) mengetahui bahwa rasa nyeri saat haid pada pemakaian kontrasepsi ADKR akan hilang setelah 3 bulan. Sebaliknya, mayoritas responden sebanyak 34 orang (63%) tidak mengetahui bahwa rasa nyeri pada pemakaian kontrasepsi ADKR akan hilang setelah 3 bulan dan hanya 1 orang (1,9%) responden
Ubiversitas Sumatera Utara
yang tidak mengetahui bahwa kontrasepsi AKDR merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim. Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan yaitu pengetahuan dikatakan baik apabila responden dapat menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar, pengetahuan dikatakan cukup apabila responden dapat menjawab 4-7 pertanyaan dengan benar dan pengetahuan dikatakan kurang apabila responden hanya menjawab 0-3 pertanyaan dengan benar. Pengetahuan responden tentang kontrasepsi AKDR dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut : Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 Variabel Baik Cukup Kurang Total
f 8 24 22 54
% 14,8 44,4 40,8 100
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi AKDR, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 8 orang (14,8%), pengetahuan cukup sebanyak 24 orang (44,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 22 orang (40,8%). Hal ini berarti mayoritas responden mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 24 orang (44,4%). 3.
Sikap Responden Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB. Banyak sikap yang
dapat menghalangi KB dan penggunaan suatu alat kontrasepsi. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi AKDR. Hal ini karena sering mendengar rumor/ mitos yang beredar di masyarakat, misalnya rumor tentang AKDR yang dapat berpindah- pindah tempatnya dan hilang, serta dapat menyebabkan kanker. Sikap
Ubiversitas Sumatera Utara
responden pada penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi respon atau pun reaksi yang dimiliki oleh responden tentang AKDR melalui beberapa pertanyaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut: Tabel 5.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Sikap di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 No
Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
S
F
%
f
TS
STS
%
f
%
f
%
1.
Ibu merasa takut saat pemasangan AKDR
13
24,1
21
38,9
18
33,3
2
3,7
2.
Ibu khawatir benang AKDR dapat keluar sendiri
14
25,9
19
35,2
17
31,5
4
7,4
3.
Ibu tidak nyaman melakukan hubungan seksual saat menggunakan kontrasepsi AKDR
12
22,2
14
25,9
21
38,9
7
13
4.
Ibu takut jika sudah menggunakan AKDR tidak bisa mempunyai anak lagi
6
11,1
21
38,9
20
37
7
13
5.
Ibu merasa malu saat pemasangan AKDR
17
31,5
16
29,6
17
31,5
4
7,4
6.
Ibu merasa takut karena 13 mendengar rumor bahwa AKDR menyebabkan kanker
24,1
16
29,6
19
35,2
6
11,1
7.
Ibu merasa AKDR kurang nyaman untuk dipakai
11
20,4
15
27,8
23
42,6
5
9,2
8.
Ibu merasa risih karena harus sering memeriksa benang AKDR
8
14,8
17
31,5
23
42,6
6
11,1
9.
Ibu merasa pemasangan AKDR terlalu rumit
14
25,9
14
25,9
22
40,7
4
7,4
10.
Ibu takut dengan mitos AKDR dapat menimbulkan kemandulan
12
22,2
19
35,2
19
35,2
4
7,4
Ubiversitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.4 diatas, distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner sikap mayoritas responden sangat setuju pada saat pemasangan AKDR menimbulkan rasa malu yaitu sebanyak 17 orang (31,5%) dan mayoritas responden setuju saat pemasangan AKDR responden merasa takut jika sudah memakai AKDR tidak bisa hamil lagi yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). Sebaliknya mayoritas responden tidak setuju dengan pernyataan yang mengatakan bahwa kontrasepsi AKDR kurang nyaman untuk dipakai serta terasa risih menggunakan kontrasepsi AKDR karena harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu yaitu sebanyak 23 orang (42,6%), dan mayoritas responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kontrasepsi AKDR dapat mengurangi kenyamanan saat melakukan hubungan seksual dan jika sudah menggunakan kontrasepsi AKDR tidak bisa mempunyai anak lagi sebanyak 7 orang (13%). Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan yaitu dikatakan sikap positif apabila mendapat skor 10-25 dan dikatakan sikap negatif apabila mendapat skor 26-40, dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut : Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu tentang Kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 Kategori
F
(%)
Positif
19
35,2
Negatif
35
64,8
Total
54
100
Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden bersikap negatif tentang kontrasepsi AKDR yaitu 35 orang (64,8 %) dan yang bersikap positif yaitu 19 orang (35,2 %).
Ubiversitas Sumatera Utara
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap faktor - faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 sebagai berikut : 1.
Karakteristik Ibu 1) Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang metode kontrasepsi. Orang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan lebih terbuka terhadap usaha- usaha pembaharuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendidikan dari 54 ibu yang menjadi responden ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMP yaitu 18 orang (33,3%) dan minoritas Perguruan Tinggi yaitu 6 orang (11,1 %). Menurut hasil penelitian Haryani (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor pendidikan terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD. Sesuai dengan pendapat Purwoko (2000) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan yang ikut KB, makin besar pasangan suami istri memandang anaknya sebagai alasan penting untuk melakukan KB, sehingga semakin meningkatnya pendidikan semakin tinggi proporsi mereka yang mengetahui dan menggunakan kontrasepsi untuk membatasi jumlah anaknya.
Ubiversitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini karena mayoritas responden berpendidikan SMP sehingga mempengaruhi terhadap rendahnya minat ibu menggunakan kontrasepsi AKDR. 2) Usia Usia merupakan umur ibu akseptor KB yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan. Dari hasil penelitian usia ibu ditemukan bahwa mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%) dan minoritas ibu yang berumur > 35 tahun sebanyak 12 orang (22,2%). Menurut hasil penelitian Brambila C dan Taracena B (2003), rendahnya penggunaan AKDR dipengaruhi oleh faktor usia. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Pendit (2006) bahwa usia seorang wanita dapat mempengaruhi kecocokan dan akseptabilitas metode- metode kontrasepsi tertentu. Dua kelompok pemakai, remaja dan wanita perimenopause perlu mendapat perhatian khusus. Menurut Hartanto (2004), AKDR kurang dianjurkan bagi ibu yang berumur kurang dari 20 tahun dan belum mempunyai anak. Bagi ibu yang berumur antara 20-30/35 tahun, segera setelah anak pertama lahir dianjurkan untuk memakai AKDR sebagai pilihan utama, sedangkan bagi ibu yang berumur diatas 35 tahun, penggunaan kontrasepsi spiral dan norplant merupakan pilihan utama. Dalam penelitian ini, ibu akseptor KB yang berumur kurang dari 20 tahun di ambil sebagai sampel/ responden karena di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang terdapat banyak ibu akseptor KB yang masih berumur kurang dari 20 tahun, namun sudah mempunyai anak lebih dari 2 orang. 2.
Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi AKDR Jika dilihat secara rinci dari kuesioner pengetahuan sebagian besar responden
menjawab benar pada pertanyaan tentang kontrasepsi AKDR merupakan alat
Ubiversitas Sumatera Utara
kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim sebanyak 53 orang (98,1%). Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu mengetahui bahwa AKDR merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim ibu. Sedangkan sebagian besar menjawab salah pada pertanyaan tentang rasa nyeri saat haid akan hilang setelah 3 bulan sebanyak 34 orang (63%). Hal ini dikarenakan masih kurangnya ibu mendapatkan sumber informasi tentang efek samping kontrasepsi AKDR, karena sumber informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Berdasarkan hasil penelitian faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayangmenyatakan bahwa mayoritas responden yang tidak menggunakan kontrasepsi AKDR berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu 24 responden (44,4%) dan minoritas responden yang tidak menggunakan kontrasepsi AKDR berada dalam klasifikasi baik sebanyak 8 responden (14,8%). Menurut
hasil
penelitian
Haryani
(2008)
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor pengetahuan terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD. Adanya pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya memicunya untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut (Notoatmodjo, 2003). Semakin baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek maka akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun responden berpengetahuan cukup, tetapi responden tidak mau ikut serta menjadi akseptor
Ubiversitas Sumatera Utara
AKDR. Seharusnya responden yang memiliki pengetahuan cukup mau ikut serta menjadi akseptor AKDR.Alasan
responden tidak ikut menjadi akseptor AKDR
karena sikap negatif ibu terhadap kontrasepsi AKDR. 3.
Sikap Ibu tentang Kontrasepsi AKDR Jika dilihat secara rinci dari kuesioner sikap, mayoritas responden sangat setuju
pada saat pemasangan AKDR menimbulkan rasa malu yaitu sebanyak 17 orang (31,5%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang kurang tahu bahwa pada saat pemasangan AKDR privasi ibu tetap dijaga. Kemudian, mayoritas responden setuju saat pemasangan AKDR responden merasa takut jika sudah memakai AKDR tidak bisa hamil lagi yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang kurang mengetahui efek samping penggunaan AKDR. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang negatif yaitu sebanyak 35 orang (64,8 %). Ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar ibu memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi AKDR. Menurut
hasil
penelitian
Haryani
(2008)
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor sikap terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD, dari hasil analisis statistik didapat hit > t tab (2,354 > 1,988). Menut Pendit (2006), sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB. Banyak sikap yang dapat menghalangi KB dan penggunaan suatu alat kontrasepsi. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi AKDR. Hal ini karena sering mendengar rumor/ mitos yang beredar di masyarakat, misalnya rumor tentang
Ubiversitas Sumatera Utara
AKDR yang dapat berpindah- pindah tempatnya dan hilang, dapat menyebabkan kanker. Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi AKDR sehingga banyak akseptor KB yang tidak mau menggunakan kontrasepsi AKDR.
Ubiversitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 diperoleh : 1. Dari segi
karakteristik
responden
diketahui
bahwa
mayoritas
ibu
berpendidikan SMP yaitu sebanyak 18 orang (33,3%) dan minoritas berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 6 orang (11,1 %) dan pada usia ibu ditemukan bahwa mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%) dan minoritas ibu yang berumur >35 tahun sebanyak 12 orang (22,2). 2. Dari segi pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 24 orang (44,4 %) dan minoritas berpengetahuan baik yaitu sebanyak 8 orang (14,8%) 3. Dari segi sikap tentang kontrasepsi AKDR menunjukkan mayoritas responden bersikap negatif yaitu sebanyak 35 orang (64,8%) dan minoritas bersikap positif sebanyak 19 orang (35,2%) B. Saran Adapun saran pada penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti Diharapkan
akan
menambah
pengalaman
bagi
penulis
dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dalam memberikan pelayanan
Ubiversitas Sumatera Utara
kepada masyarakat, serta sebagai masukan akan pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR 2. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemahaman
dan
pemberian
informasi
yang
tepat,
akurat,
serta
berkesinambungan melalui penyuluhan, sehingga dapat mengubah persepsi negatif ibu tentang kontrasepsi AKDR 3. Bagi Responden Diharapkan untuk ibu akseptor KB dapat menambah pengetahuannya dari berbagai sumber informasi tentang AKDR dan dapat memilih alat kontrasepsi yang memiliki efektivitas yang tinggi dan memiliki angka kegagalan yang rendah, terutama bagi ibu yang sudah mempunyai 2 orang anak. 4. Bagi Peneliti Lanjut Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan melihat hubungan pengetahuan dengan sikap Akseptor KB dalam menggunakan kontrasepsi AKDR.
Ubiversitas Sumatera Utara