BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Modal 1. Pengertian Modal Secara tradisional, modal didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal didefinisikan sebagai kekayaan bersih (net worth), yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban (liabilities).1 Inti dasar dari suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya adalah dengan adanya modal. Modal merupakan faktor produksi terpenting. Bagi perusahaan yang baru berdiri, modal digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha sedangkan bagi perusahaan yang sudah berdiri lama modal digunakan untuk mengembangkan usaha dan memperluas pangsa pasar. Penggunaan modal harus seoptimal mungkin yang diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan. 2. Jenis Modal a) Modal Asing Modal asing adalah sumber dana eksternal yang didapat perusahaan berupa hutang yang jangka waktunya panjang atau memilki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Jenis pembiayaan dari hutang jangka panjang ini
1
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005),
hlm. 135.
10
11
pada umumnya digunakan oleh perusahaan untuk membelanjai kegiatankegiatannya, seperti melakukan perluasan usaha (ekspansi pasar) dan pengembangan produkkarena membutuhkan jumlah dana (modal) yang besar. b) Modal Sendiri Modal sendiri atau ekuitas pemegang saham merupakan modal yang diperolehatau berasal dari pemilik/ pemegang saham perusahaan itu sendiri dan modaltersebut tertanam dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentubatasnya.2
B. Konsep Dasar Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan kombinasi atau perimbangan antara utang dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan perubahaan untuk merencanakan mendapatkan modal.3 Kombinasi antara berbagai komponen pada sisi kanan neraca. Secara umum merupakan kombinasi antara utang dan ekuitas. Perimbangan antara utang dan modal sendiri, dalam penelitian ini menjadi proksi struktur modal. Rasio ini lebih dikenal dengan rasio DER atau Debt to Equity Ratio. DER (Debt to Equity ratio) =
2
4
www.Kompasiana.com. (Diakses pada tanggal 4 Februari 2016). Sri Dwi Ari Ambarwati, Manajemen Keuangan Lanjut, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 1. 4 Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi Kelima, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), hlm. 44. 3
12
Struktur modal perusahaan terpusat pada kombinasi antara utang dengan modal. Struktur modal yang optimal adalah salah satu hal yang dapat memaksimalkan nilai pasar saham perusahaan yang beredar. Jika kombinasi ideal dapat diciptakan, maka saham perusahaan akan mencapai harga maksimal dan struktur modal yang digunakan merupakan struktur modal yang optimal.5 Keputusan struktur modal dalam perusahaan merupakan hal yang penting. Pentingnya struktur modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara memaksimalkan return (meminimalkan biaya modal) dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif.6 Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga terjamin stabilitas finansial perusahaan, memang tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya pengaturan struktur modal dalam perusahaan harus berorientasi pada tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan.7 2. Teori Struktur Modal Struktur modal merupakan perbandingan atau perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang
5
David Sukardi Kodrat dan Christian Herdinata, Manajemen Keuangan Based on Empirical Research, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 109. 6 David Sukardi kodrat dan Christian Herdinata, Manajemen Keuangan..........., hlm. 107. 7 Ilyas Muhajir dan Triyono, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009, (Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang), hlm.7.
13
jangka panjang terhadap modal sendiri. Dalam memenuhi kebutuhan dananya, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Teori teori struktur modal antara lain : 1. Trade-Off Model Berasumsi bahwa struktur modal suatu perusahaan ditentukan dengan mempertimbangkan manfaat pengurangan pajak ketika hutang meningkat di satu sisi dan meningkatnya agency cost ketika hutang meningkat pada sisi yang lain. Ketika manfaat pengurangan pajak masih lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan agency cost maka perusahaan masih bisa meningkatkan hutangnya dan peningkatan hutang harus dihentikan ketika pengurangan pajak atas tambahan hutang tersebut sudah lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan agency cost. Metode Trade-Off ini merupakan evolusi atau pengembangan dari teori irrelevance-nya Modigliani dan Miller dan saat ini merupakan Mainstream dari teori struktur modal. 2. Pecking Order Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam memilih sumber pendanaan. Maka perusahaan akan memilih dana yang berasal dari hasil operasi (internal fund), kemudian baru diikuti oleh penerbitan obligasi yang tidak berisiko, penerbitan obligasi yang berisiko (seperti obligasi konversi), dan akhirnya
14
menerbitkan saham baru. Teori ini menjelaskan mengapa hierarki tersebut akan terjadi. Hierarki tersebut terjadi karena adanya asimetri informasi antara manajemen dan pemegang saham publik.8 Pecking Order Pada dasarnya adalah mana yang paling yang paling mudah diperoleh, itulah yang didahulukan. Kalau sumber yang mudah sudah tidak ada lagi, barulah mencari sumber dana yang lebih sulit. Biasanya, urutan pendanaan adalah sumber dana internal, (laba ditahan), pinjaman, terakhir setoran ekuitas baru.9 3. Signaling Model of Financial Structure Teori ini juga disusun berdasarkan asumsi adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang saham. Karena adanya asymmetric information maka manajer berusaha memberi signal (sinyal) kepada investor. Sinyal tersebut haruslah berupa sesuatu yang dapat dipercaya dan tidak mudah ditiru atau mahal untuk menirunya. Dalam kebijakan struktur modal, signal yang diberikan adalah berupa dipakainya porsi utang yang lebih besar diperusahaan. Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang berani menanggung risiko mengalami kesulitan keuangan ketika porsi ketika hutang perusahaan relatif tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi dipakai manajer sebagai signal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal. Investor akan menilai 8
Suad Husnan, Kumpulan Soal dan Penyelesaiannya Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan), (Yogyakarta: BPFE, 2009), hlm. 130. 9 Bramantyo Djohanputro, Manajemen Keuangan Korpora, (Jakarta: PPM, 2008), hlm. 199.
15
perusahaan yang lebih tinggi porsi hutangnya dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan perusahan yang rendah porsi hutangnya. 4. Irrelevance Theory Irrelevance theory yang dibangun oleh Modigliani dan miller (1985) selanjutnya disingkat denga MM memakai beberapa asumsi berikut baik secara eksplisit maupun implikasi : 1. Pasar modal bersifat frictionless. Pajak individu maupun pajak perseroan tidak ada, jual beli sekuritas tidak ada biaya transaksinya dan berlangsung secara instan dan juga tidak ditemui bankrupty cost. 2. Perusahaan hanya dapat menerbitkan dua jenis sekuritas yaitu risky equity dan risk-free debt. 3. Baik individu maupun perusahaan dapat pinjam atau meminjam dana dengan tingkat bunga bebas risiko. 4. Investor memiliki homogeneous expectation tentang aliran laba perusahaan dimasa yang akan datang. Semua perusahaan dapat diklasifikasikan dalam salah satu dari sejumlah equivalent return classes sehingga return atas saham perusahaan-perusahaan yang ada dalam satu kelas akan saling berkorelasi sempurna.10
10
Zaenal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal, (Yogyakarta : ekonisia, 2007),
hlm. 80-82
16
5. Teori Modigliani dan Miller Menurut Modigliani dan Miller bahwa penggunaan utang akan selalu lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri, terutama dengan meminjam ke perbankan. Karena pihak perbankan dalam menetapkan tingkat suku bunga adalah berdasarkan acuan dalam melihat perubahan dan berbagai persoalan dalam perekonomian suatu negara. Yaitu dengan menghubungkan antara tingkat inflasi dengan presentase pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Sehingga dengan begitu sangat tidak mungkin bagi suatu perbankan menerapkan suatu angka suku bunga pinjaman yang memberatkan bagi pihak debitur, karena nantinya juga akan bermasalah bagi perbankan itu sendiri yang memungkinkan untuk timbulnya bad dept.11 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal.12 1. Risiko bisnis yang dimiliki perusahaan adalah tingkat risiko yang melekat pada operasi perusahaan apabila menggunakan hutang. Semakin tinggi risiko bisnis suatu perusahaan, semakin rendah rasio hutang. 2. Fleksibilitas finansial adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan dalam kondisikondisi yang buruk sekalipun.
11
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, (Bandung : Alfabeta, 2014) hlm.194-195 12 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), hlm. 315.
17
3. Tarif pajak, yaitu semakin tinggi tarif pajak, maka semakin terdorong untuk menggunakan hutang. Hal ini disebabkab bunga hutang yang merupakan biaya dapat mengurangi penghasilan (EBIT) sehingga akansangat besar artinya bagi perusahaan yang memiliki tariff pajak yang tinggi. 4. Sikap manajemen, yaitu semakin agresif seorang manajer, maka akan semakin terdorong untuk menggunakan hutang dalam upaya untuk meraih laba. 5. Stabilitas penjualan, yaitu perusahaan yang memiliki penjualan yang stabil akan dapat dengan aman melakukan hutang dan mengeluarkan biaya
tetap
yang
lebih
tinggi
dibandingkan
perusahaan
yang
penjualannya tidak stabil. 6. Struktur asset, yaitu perusahaan yang asetnya dapat dijadikan jaminan untuk hutang mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menggunakan modal hutang. 7. Profitabilitas, yaitu perusahaan dengan return on investment (ROI) yang tinggi biasanya menggunakan relative sedikit hutang. 8. Ukuran perusahaan, yaitu perusahaan yang berskala besar pada umumnya lebih mudah memperoleh hutang dibandingkan dari perusahaan kecil karena terkait dengan tingkat kepercayaan kreditur pada perusahaanperusahaan besar. Perusahaan besar juga cenderung lebih terdiversifikasi dan lebih tahan terhadap risiko kebangkrutan.
18
C. Penjelasan Teoritis Variabel Penelitian 1. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan yaitu perusahaan yang berskala besar pada umumnya lebih mudah memperoleh hutang dibandingkan dari perusahaaan kecil karena terkait dengan tingkat kepercayaan kreditur pada perusahaanperusahaan besar. Perusahaan besar juga cenderung lebih terdiversifikasi dan lebih tahan terhadap risiko kebangkrutan. Rasio leverage berhubungan positif dengan ukuran perusahaan. Perusahaan besar mempunyai rasio leverage yang tinggi, sedangkan yang sedang tumbuh mempunyai rasio leverage yang rendah.13 Ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktiva perusahaan, asumsi yang mendasar adalah bahwa investor akan membaca atau menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk pertimbangan keputusan investasi dalam saham perusahaan.14 Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah : Size =Log (Total asset)15 Sebuah perusahaan besar memiliki total aset yang besar. Dalam setiap operasional sebuah perusahaan, perusahaan yang besar memiliki banyak kebutuhan dana yang perlu dialirkan untuk menunjang operasionalnya.
13
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syariah Modern, (Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET, 2011), hlm. 316 14 Endang Sri Utami, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur”, ISSN 1693-4296 Vol. 7, No. 1, FENOMENA, Maret 2009, hlm. 43. 15 Endang Sri Utami, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal......”, hlm. 43.
19
Semakin besar perusahaan, semakin besar dana ekstern yang dibutuhkan. Sebaliknya, semakin kecil perusahaan semakin sedikit dana ekstern yang dibutuhkan perusahaan.16 2. Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi (dalam jangka pendek atau satu tahun terhitung sejak tanggal Neraca dibuat). Manajemen likuiditas menyangkut perkiraan kebutuhan dan penyediaan kas secara terus menerus baik kebutuhan jangka pendek, musiman maupun jangka panjang. Ukuran
likuiditas
perusahaan
tersebut
menggambarkan
tingkat
likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh rasio perbandingan antara besarnya aset dibanding kewajiban. Perusahaan dengan likuiditas yang sehat memiliki tingkat likuiditas sebesar 100% atau 1. Semakin besar rasio likuiditas, semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya. Namun, disamping itu, dari rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik yang juga masih berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas yang digunakan. Dalam praktiknya, untuk mengukur rasio keuangan secara 16
Sarsa Meta Nugrahani dan R. Djoko Sampurno, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial terhadap Struktur Modal (pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010)”, (diponegoro Business Review, Jurnal Vol. 1, No. 1, Tahun 1012), hlm 1-9.
20
lengkap dapat menggunakan salah satu jenis rasio likuiditas yaitu rasio lancar (Current Ratio). Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. 17 Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah sebagai berikut :
3. Struktur Aset Struktur aset yaitu perusahaan yang asetnya dapat dijadikan jaminan untuk hutang mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menggunakan modal hutang.18 Perusahaan dengan komposisi aktiva lancar yang lebih besar dari pada komposisi aktiva tetap terhadap total aktiva, dapat menggunakan utang yang lebih besar untuk membelanjai investasinya dibandingkan dengan perusahaan yang komposisi aktiva tetapnya lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar.19
17
Budi Raharjo, Dasar-Dasar Analisis Fundmental Saham: Laporan Keuangan Perusahaan (Membaca, Memahami dan Menganalisis), (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009), hlm. 138. 18 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), hlm. 316. 19 I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi ke dua. (Jakarta : Erlangga). hlm.185.
21
Perusahaan yang memiliki aktiva yang bisa diserahkan sebagai jaminan pinjaman, cenderung menggunakan hutang dalam jumlah yang besar. Perusahaan real estate biasanya mempunyai hutang yang besar, sedangkan perusahaan yang berkecimpung dalam riset teknologi umumnya mempunyai hutang yang kecil. Untuk aktiva lancar, semakin rendah bagian aktiva liquid dibandingkan dengan total aktiva, semakin besar hasil investasi perusahaan terhadap total investasi. Keuntungan sehubungan dengan tinggal kewajiban jangka pendek adalah berkaitan dengan perbedaan antara biaya bermacam-macam metode pembiayaan dengan metode pembiayaan dengan biaya penggunaan pembiayaan selama periode di mana pembiayaan tersebut tidak diperlukan. Sejauh biaya yang ekplisit dari pembiayaan jangka pendek adalah lebih kecil dari pada biaya untuk pembiayaan jangka menengah dan panjang, maka semakin besar hutang jangka pendek dibandingkan dengan total hutang, semakin besar pula keuntungan perusahaan.20 Untuk menghitung rasio struktur aset dalam penelitian ini digunakan rumus :
20
James C.Van home, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,Edisi kelima. (Jakarta : Erlangga) hal.176
22
4. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih.21 Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor. Seringkali pengamantan menujukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relative kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang profitable tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan
hutang.
Tingkat
pengembaliannya
memungkinkan perusahaan tersebut untuk
yang
sangat
tinggi
membiyai sebagianbesar
kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan.22 Untuk mengukur tingkat profitabiltas dalam penelitian ini digunakan rasio ROA (returns on Assets). Cara pengukuran ROA yang digunakan oleh adalah sebagai berikut :
21
A.M Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta :Ghalia Indonesia ,2002), hlm. 36. 22 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) hlm. 196.
23
D. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan struktur modal telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa poin penting dari hasil penelitian sebelumnya dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu mengenai struktur modal. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Farah Margaretha & Aditya Rizky Ramadzan (2010) dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di BEI”. Mereka menggunakan variabel Independent antara lain : size, tangibility, profitability, liquidity, growth, non debt tax shield, age, invesment. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor size, tangibility, profitability, liquidity, growth, dan age berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.23 Joni & Lina (2010) dalam penelitianya yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur
Modal”.
Dalam
penelitian
tersebut,
mereka
menggunakan variabel independen profitability, firm size, assest growth, devident, assest struktur, bussines risk. Mereka menyimpulkan bahwa profitability berpengaruh negatif terhadap strukutur modal, growth dan assets
23
Farah Margaretha & Aditya Rizky Ramadzan, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. (Jurnal bisnis dan akuntansi Vol.12 No.2 tahun 2010).
24
struktur berpengaruh positif terhadap struktur modal, Sedangkan firm size, devident, bussines risk tidak berpengaruh terhadap struktur modal.24 Penelitian mengenai struktur modal juga dilakukan oleh Ni Putu Ayu Pudak Sari (2014) dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2011”. Dengan variabel independen yaitu profitability & devident pay out ratio menyatakan bahwa profitability berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal namun berbeda dengan devident pay out ratio yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.25 Amiriyah dan Andayani (2014) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur
Modal”.
Penelitian
ini
Menggunakan
variabel
independen
profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan risiko bisnis. Dari penelitian ini Menyatakan bahwa profitabilitas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan variabel ukuran perusahaan dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal.26 Kemudian Kennedy, Nur Azlina, Anisa Ratna S.(2010) Melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Go Publik di BEI”. Penelitian 24
Joni dan Lina,”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal”. (Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12 No.2 tahun 2010). 25 Ni Putu Ayu Pudak Sari, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012”. (Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 7:1 tahun 2014). 26 Amiriyah dan andayani, “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal”. (Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya tahun 2014).
25
ini menggunakan variabel independen profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, struktur kepemilikan, tingkat pajak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, struktur kepemilikan, tingkat pajak berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.27 Penelitian yang dilakukan oleh Yudhanta Sambharakreshna (2010) berjudul “Pengaruh Size of Firm, Growth dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal”. Dengan Uji analisis regresi berganda yang menghasilkan bahwa size of firm (ukuran perusahaan) dan growth of firm (pertumbuhan perusahaan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Dan secara bersama-sama (simultan) semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal di sector usaha non keuangan dan perbankan di Bursa Efek Indonesia 2005-2007.28 Widy Fimber Manopo (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perbankan yang Go Public di BEI tahun 2008-2010”. Dengan regresi linear berganda menghasilkan bahwa
27
Kennedy, Nur Azlina dan Anisa Ratna Suzana, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. (Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Tahun 2010). 28 Yudhanta Sambharakreshna, “Pengaruh Size of Firm, Growth dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Perusahan”. ( JAMBSP Vol. 6 No. 2, 2010).
26
pertumbuhan penjualan, stabilitas penjualan dan ukuran perusahaan sama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.29 Yulinda Rachmawardani (2007), juga melakukan penelitkan yang berjudul “Analisis Pengaruh Aspek Likuiditas, Risiko Bisnis, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi empiris pada sektor keuangan dan perbankan di BEJ tahun 2000-2005”. Dengan menggunakan analisis Regresi Berganda dan Chow Test, menyatakan bahwa: (1)Analisis multivariate, secara simultan semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap struktur modal baik kelompok perbankan maupun keuangan.(2)Uji F baik sector perbankan maupun keuangan yang berpengaruh hanya risiko bisnis dan profitabilitas, (3)Chow test, tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara sektor keuangan dan perbankan.30 Penelitian tentang struktur modal yang dilakukan oleh Andi Kartika (2009) membahas tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang GO Publik di BEI”. Dengan menggunakan variabel independen risiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas,dan ukuran perusahaan. Model penelitian yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah struktur aktiva dan ukuran
29
Widy Fimber Manopo, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perbankan yang Go Public di BEI Tahun 2008-2010”. (Jurnal EMBA, Vol. 1 No. 3, 2013). 30 Yulinda Rachmawardani, “Analisis Pengaruh Aspek Likuiditas, Risiko Bisnis, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Empiris pada Sektor Keuangan dan Perbankan di BEJ Tahun 2000-2005)”.(Program Stusi Magister Manajemen, UNDIP, 2007).
27
perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sementara itu variabel risiko bisnis dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.31 Seftiane dan Ratih Handayani (2011) membahas “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Variabel independen yang digunakan adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, growth opportunity, kepemilikan manajerial, dan struktur aktiva. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa profitabilitas, likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan manajerial, struktur aktiva tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal sedangkan variabel ukuran perusahaan dan growth opportunity memiliki pengaruh terhadap struktur modal.32 Untuk memperjelas uraian tentang penelitian terdahulu, berikut akan disajikan ringkasan tabel tentang penelitian terdahulu.
31
Andi Kartika, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang GO Publik di BEI”. (Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol 1, No.2, 2009). 32 Seftiane dan Ratih Handayani, “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. (Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.13, N.1 2011).
28
Tabel 2.1 Ringkasan PenelitianTerdahulu No
Peneliti/Judul
Pendekatan
Perbedaan Variabel
. 1.
(tahun)
Uji Analisis
Hasil Penelitian
penelitian
Penelitian
Farah Margaretha
Kuantitatif
size,tangibility,
Regresi Linear
Dalam penelitian ini
Penelitian ini
& Aditya Rizky
Deskriptif
profitability,
Berganda
menyimpulkan bahwa faktor menggunakan
Ramadzan/Faktor-
liquidity,growth,
size, tangibility,
sampel dari
faktor yang
non debt tax
profitability, liquidity,
perusahaan
mempengaruhi
shield, age,
growth, dan age
manufaktur yang
struktur modal
invesment.
berpengaruh terhadap
terdaftar di Bursa
pada Industri
struktur modal pada
Efek Indonesia.
manufaktur di BEI
perusahaan manufaktur
(2010)
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
29
2.
Joni &
Kuantitatif
profitability,
Regresi Linear
Profitability berpengaruh
Penelitian ini
Lina/Faktor-faktor
Deskriptif
firm size, assest
Berganda
negatif terhadap strukutur
menggunakan
yang
growth,
modal, growth dan assets
variabel
mempengaruhi
devident, assets
struktur berpengaruh positif
independen ukuran
struktur modal
struktur,
terhadap struktur modal,
perusahaan,
(2010)
bussines risk.
Sedangkan firm size,
pertumbuhan aset,
devident, bussines risk tidak
struktur aset dan
berpengaruh terhadap
risiko bisnis.
struktur modal. 3.
Ni Putu Ayu Pudak
Kuantitatif
Profitability &
Regresi linear
Profitability berpengaruh
Penelitian ini
Sari/Faktor-faktor
Deskriptif
Devident Pay
Berganda
negatif dan signifikan
menggunakan
terhadap struktur modal
sampel dari
mempengaruhi
namun berbeda dengan
perusahaan
struktur modal
devident pay out ratio yang
manufaktur yang
yang
out Ratio.
30
pada perusahaan
tidak berpengaruh secara
terdaftar di BEI.
non keuangan yang
signifikan terhadap struktur
Variabel
terdaftar di BEI
modal.
independen yang
tahun 2008-2011
digunakan adalah
(2014)
profitabilitas dan DPR.
4.
Amiriyah dan
Kuantitatif
profitabilitas,
Regresi linear
profitabilitas dan
Penelitian ini
Andayani,
Deskriptif
pertumbuhan
Berganda
pertumbuhan penjualan
menggunakan
“Pengaruh Kinerja
penjualan,
berpengaruh terhadap
sampel dari
Keuangan, Ukuran
ukuran
struktur modal sedangkan
perusahaan
Perusahaan dan
perusahaan dan
variabel ukuran perusahaan
manufaktur yang
Risiko Bisnis
risiko bisnis.
dan risiko bisnis tidak
terdaftar di Bursa
Terhadap Struktur
berpengaruh terhadap
Efek Indonesia
Modal”. (2014)
struktur modal.
2010-2012.
31
5.
Kennedy,Nur
Kuantitatif
Profitabilitas,
Regresi linear
ukuran perusahaan, struktur
Penelitian ini
Azlina, Anisa
Deskriptif
ukuran
Berganda
aktiva,pertumbuhan
menggunakan
Ratna S/Faktor-
perusahaan,
penjualan, struktur
sampel dari
faktor yang
struktur aktiva,
kepemilikan, tingkat pajak
perusahaan real
mempengaruhi
pertumbuhan
berpengaruh terhadap
estate dan properti
struktur modal
penjualan,
struktur modal sedangkan
yang go publik
pada perusahaan
struktur
Profitabilitas tidak
yang terdaftar di
real estate dan
kepemilikan,
berpengaruh terhadap
Bursa Efek
properti yang go
tingkat pajak.
struktur modal.
Indonesia.
publik di BEI (2010) 6.
Yudhanta
Kuantitatif
Size of Firm,
Regresi linear
Size of Firm dan Growth of
Variabel
Sambharakreshna/P Deskriptif
growth dan
Berganda
Firm berpengaruh positif
independen yang
engaruh Size of
profitabilitas
dan signifikan terhadap
digunakan dalam
32
Firm, Growth dan
struktur modal, sedangkan
penelitian ini
Profitabilitas
profitabilitas berpengaruh
adalah ukuran
terhadap Struktur
negatif dan signifikan
perusahaan,
Modal (2010)
terhadap struktur modal.
pertumbuhan, dan
Dan secara bersama-sama
profitabilitas.
(simultan) semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal di sector usaha non keuangan dan perbankan di Bursa Efek Indonesia 20052007.
33
7.
Widy Fimber
Kuantitatif
pertumbuhan
Regresi Linear
menghasilkan bahwa
Penelitian ini
Manopo/Faktor-
Deskriptif
penjualan,
Berganda
pertumbuhan penjualan,
menggunakan
faktor yang
stabilitas
stabilitas penjualan dan
sampel dari
mempengaruhi
penjualan dan
ukuran perusahaan sama-
perusahaan
struktur modal
ukuran
sama berpengaruh
manufaktur yang
perbankan yang Go
perusahaan
signifikan terhadap struktur
terdaftar di Bursa
modal.
Efek Indonesia.
Public di BEI tahun 2008-2010 (2013)
8.
Yulinda
Kuantitatif
Likuiditas,
Regresi Linear
menyatakan bahwa:
Penelitian ini
Rachmawardani/A
Deskriptif
risiko bisnis,
Berganda dan
(1)Analisis multivariate,
menggunakan
nalisis Pengaruh
profitabilitas
Chow Test,
secara simultan semua
sampel dari
Aspek Likuiditas,
dan
variabel independen tidak
perusahaan sektor
34
risiko Bisnis,
pertumbuhan
berpengaruh terhadap
keuangan yang
Profitabilitas dan
penjualan
struktur modal baik
terdaftar di Bursa
Pertumbuhan
kelompok perbankan
Efek Indonesia.
Penjualan
maupun keuangan.
Terhadap Struktur
(2)Uji F baik sector
Modal Perusahaan
perbankan maupun
(Studi empiris pada
keuangan yang berpengaruh
sector keuangan
hanya risiko bisnis dan
dan perbankan di
profitabilitas.
BEJ tahun 2000-
(3)Chow test, tidak terdapat
2005. (2007)
perbedaan yang signifikan diantara sector keuangan dan perbankan.
35
9.
Andi
Kuantitatif
risiko bisnis,
Regresi Linear
Hasil dari penelitian ini
Penelitian ini
Kartika/Faktor-
Deskriptif
struktur aktiva,
Berganda
adalah struktur aktiva dan
menggunakan sampel dari
Faktor yang
profitabilitas,
ukuran perusahaan
Mempengaruhi
dan ukuran
berpengaruh positif terhadap perusahaan
Struktur Modal
perusahaan.
sturktu modal. Sementara
manufaktur yang
pada Perusahaan
itu variabel risiko bisnis dan
terdaftar di Bursa
Manufaktur yang
profitabilitas berpengaruh
Efek Indonesia.
GO Publik di BEI.
negatif terhadap struktur
(2009)
modal.
36
10.
Seftiane dan Ratih
Kuantitatif
Profitabilitas,
Regresi Linear
Hasil penelitian ini
Penelitian ini
Handayani/Faktor-
Deskriptif
likuiditas,
Berganda
mengemukakan bahwa
menggunakan
faktor yang
ukuran
profitabilitas, likuiditas,
sampel dari
mempengaruhi
perusahaan,
risiko bisnis, kepemilikan
perusahaan
struktur modal
risiko bisnis,
manajerial, struktur aktiva
manufaktur yang
pada perusahaan
growth
tidak memilik pengaruh
terdaftar di Bursa
publik sektor
opportunity,
terhadap struktur modal
Efek Indonesia.
manufaktur. (2011)
Kepemilikan
sedangkan variabel ukuran
manajerial, dan
perusahaan dan Growth
struktur aktiva.
Opportunity memiliki pengaruh terhadap struktur modal.
37
E. Kerangka Pemikiran Penelitian dimulai dengan meneliti bagaimana struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2014. Penelitian ini menggunakan uji dengan menggunakan analisis regresi liniear berganda untuk menguji baik secara parsial dan simultan apakah faktor ukuran perusahaan, likuiditas, struktur aset, profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Dengan demikian kerangka pemikiran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Ukuran Perusahaan (X1)
Likuiditas (X2) Struktur Modal (Y) Struktur Aset (X3)
Profitabilitas (X4)
(X5)
38
F. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara. Pada penelitian hipotesis merupakan arahan penelitian (yang ingin diuji). Karenanya peneliti harus berupaya sedemikian rupa sehingga hipotesisnya terbukti. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha : Ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal H0 : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal Ha : Likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal H0 : Likuiditas tidak berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal Ha : Struktur aset berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal H0 : Struktur aset tidak berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal Ha : Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal Ha : Ukuran perusahaan, likuiditas, struktur aset, profitabiltas berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal H0 : Ukuran perusahaan, likuiditas, struktur aset, profitabiltas tidak berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal