2/17/2014
Gambaran Umum SAP Berbasis Akrual (PP 71 / 2010) Medina Consulting
Dasar Hukum Psl 1 UU17/2003
Psl 36 ayat (1) UU 17/2003
Psl 70 ayat (2) UU 1/2004
• Pendapatan negara/daerah : hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih • Belanja negara/daerah : kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 1
2/17/2014
Penyusunan SAP Akrual • SAP Akrual dikembangkan dari SAP yang ditetapkan dalam
PP 24/2005 dengan mengacu pada International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) dan memperhatikan peraturan perundangan serta kondisi Indonesia.
• Pertimbangan: – SAP yang ditetapkan dengan PP 24/2005 berbasis ”Kas Menuju Akrual” sebagian besar telah mengacu pada praktik akuntansi berbasis akrual, – Para Pengguna yang sudah terbiasa dengan SAP PP 24/2005 dapat melihat kesinambungannya.
Lingkup Pengaturan PP 71/2010 (Penjelasan Umum)
• Meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual • SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas • SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2
2/17/2014
Penerapan Basis Akrual (pasal 7)
• Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Struktur SAP Berbasis Akrual
Lampiran I
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP): 1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan; 2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran; 3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas; 4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan; 5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan; 6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi; 7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap; 8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan; 9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban; 10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan; 11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian; 12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 3
2/17/2014
Komponen Laporan Keuangan 1.
Laporan Realisasi Anggaran
2.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3.
Neraca
4.
Laporan Arus Kas
5.
Laporan Operasional
6.
Laporan Perubahan Ekuitas
7.
Catatan atas Laporan Keuangan
Dalam Kerangka Konseptual (paragraf 60):
Kategori
Laporan Keuangan
Laporan Pelaksanaan Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
(budgetary reports)
Laporan Perubahan SAL
Laporan Finansial
Laporan Operasional (LO) Neraca Laporan Arus Kas (LAK) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 4
2/17/2014
• Walaupun konsepnya ialah SAP berbasis akrual, namun pencatatan dan penyajian dalam basis kas masih dibutuhkan dalam beberapa laporan. • Dalam Kerangka Konseptual paragraf 42 : basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas • Dalam Kerangka Konseptual paragraf 44 : apabila anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual. • Kenyataannya, sampai saat ini pemerintah masih melaksanakan penganggaran dengan basis kas. Maka, bila anggaran yang disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, LRA pun disusun berdasarkan basis kas
KONSEP SAPD
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 5
2/17/2014
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
Komponen Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Pokok -LRA -Neraca -LAK -CaLK (Par 25)
Laporan yang Bersifat optional -Laporan Kinerja Keuangan (LKK) -Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) (par 26)
Keuangan Pokok -LRA -Laporan Perubahan SAL -Neraca -Laporan Operasional (LO) -LAK -Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) -CaLK (Par 28)
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL Unsur Laporan Keuangan a. LRA -Pendapatan -Belanja -Transfer -Pembiayaan b. Neraca -Aset -Kewajiban -Ekuitas Dana (Ekuitas dana lancar, investasi dan dana cadangan) (Par 57-77)
ACCRUAL Unsur Laporan Keuangan Laporan Pelaksanaan Anggaran a. LRA -Pendapatan-LRA -Belanja -Transfer -Pembiayaan b. Laporan Perubahan SAL Laporan Finansial a. Neraca -Aset -Kewajiban -Ekuitas (Par 60-83)
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 6
2/17/2014
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
Unsur Laporan Keuangan (lanjutan)
Unsur Laporan Keuangan (lanjutan)
c. Laporan Kinerja Keuangan Laporan realisasi pendapatan (basis akrual) & belanja (basis akrual) – bersifat OPTIONAL
b. Laporan Operasional (LO) -Pendapatan-LO -Beban -Transfer -Pos Luar Biasa c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Kenaikan dan penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya
d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Kenaikan dan penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya - bersifat OPTIONAL d. Laporan Arus Kas e. Laporan Arus Kas -Penerimaan Kas -Penerimaan Kas -Pengeluaran Kas -Pengeluaran Kas e. CalK f. CaLK
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
Basis Akuntansi
Basis Akuntansi
Basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam LRA Basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca (Par 39)
Basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas (Par 42) Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas. Bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual. (Par 44)
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 7
2/17/2014
Basis Laporan Keuangan LK Primer
LK Sekunder
LK Tersier
Accrual
Neraca Lap Operasional
Lap Ekuitas Lap Arus Kas
CaLK
Cash
LRA
Lap SAL
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan Pendapatan (Par 88) Pendapatan menurut basis akrual diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan menurut basis kas diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan. Pengakuan Belanja (Par 89) Belanja menurut basis akrual diakui pada saat timbulnya kewajiban atau pada saat diperoleh manfaat. Belanja menurut basis kas diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan
Pengakuan Pendapatan (Par 95) Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan Pengakuan Belanja dan Beban (Par96-97) Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 8
2/17/2014
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
Definisi (lanjutan)
Definisi (lanjutan)
Surplus/Defisit: selisih lebih/kurang antara Surplus/Defisit-LRA:selisih lebih/kurang pendapatan dan belanja selama satu antara pendapatan-LRA dan belanja selama periode pelaporan. satu periode pelaporan. Surplus/Defisit-LO: selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/ defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa. Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset (Par 8)
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. (Par 8)
Basis
Anggaran
AKRUAL
KAS
Pendapatan Piutang Kas Pendapatan Piutang
Anggaran Pend Apropsiasi Blj
Anggaran SAL Pendapatan LRA
Belanja Beban Hutang Hutang Kas Belanja LRA Anggaran SAL
LK Primer
LK Sekunder
Neraca Lap Ekuitas Lap Operasional Lap Arus Kas LRA
LK Tersier CaLK
Lap SAL
Anggaran SAL
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 9
2/17/2014
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
Definisi (lanjutan)
Definisi (lanjutan)
--
Pos luar biasa: pendapatan luar biasa/ beban luar biasa yg terjadi karena kejadian atau transaksi yg bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan. Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan
--
(Par 8)
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
Komponen Laporan Keuangan (lanjutan)
Komponen Laporan Keuangan (lanjutan)
Setiap entitas pelaporan menyajikan komponen-komponen laporan keuangan tersebut kecuali: LAK yang hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan (Par 15)
Setiap entitas pelaporan menyajikan komponen-komponen laporan keuangan tersebut kecuali : LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum; Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya. (Par 15)
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 10
2/17/2014
Kerangka Konseptual CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
Komponen Laporan Keuangan (lanjutan)
Komponen Laporan Keuangan (lanjutan)
Entitas pelaporan pemerintah pusat juga menyajikan Saldo Anggaran Lebih pemerintah yang mencakup Saldo Anggaran Lebih tahun sebelumnya, penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) tahun berjalan, dan penyesuaian lain yang diperkenankan (Par 18) Entitas pelaporan menyajikan kekayaan bersih pemerintah yang mencakup ekuitas awal, surplus/defisit periode bersangkutan, dan dampak kumulatif akibat perubahan kebijakan dan kesalahan mendasar (Par 22)
LRA CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
AKUNTANSI PENDAPATAN
AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA
Pengecualian asas bruto – Tidak ada pengecualian.
AKUNTANSI SILPA/SIKPA SILPA/SIKPA pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke Neraca – Ekuitas Dana Lancar
Pengecualian asas bruto - Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatanLRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan. (Par 25)
AKUNTANSI SILPA/SIKPA SILPA/SIKPA pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke Laporan Perubahan SAL. (Par 62)
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 11
2/17/2014
Entitas Akuntansi
Pedoman Penerapan SAP Berbasis Akrual Bagi Pemerintah Daerah
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 12
2/17/2014
Prasyarat Penerapan Basis Akrual
Prasyarat Penerapan Basis Akrual Necessary Condition •
•
•
Komitmen Dibutuhkan komitmen pemimpin dan pejabat termasuk di dalamnya dukungan politik dari Kepala Daerah dan DPRD Kapasitas SDM Dibutuhkan SDM yang menguasai akuntansi dalam jumlah yang memadai Dana Pemeliharaan Dibutuhkan pendanaan tidak hanya untuk investasi awal tetapi juga yang bersifat pemeliharaan ; hal ini disebabkan penerapan basis akrual membutuhkan penyempurnaan yang terus menerus dari tahun ke tahun
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 13
2/17/2014
Prasyarat Penerapan Basis Akrual Sufficient Condition •
•
•
Kebijakan Akuntansi Dibutuhkan pengembangan dokumen kebijakan akuntansi berbasis akrual; Dokumen ini selain mengakomodasi SAP, juga didesain sedemikian rupa sesuai dengan kondisi khas di daerah Prosedur Dibutuhkan sistem dan prosedur yang menjelaskan teknik-teknik pencatatan, penyiapan dokumen, sampai dengan penyusunan laporan keuangan Teknologi Diperlukan dukungan teknologi khususnya aplikasi penatausahaan & akuntansi yang mengakomodasi basis akrual di dalamnya
Strategi Penerapan Basis Akrual
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 14
3/27/2014
AKUNTANSI 1 PEMAHAMAN DASAR
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 2
Misalkan ada seorang pegawai mendapatkan bonus dari
perusahaannya senilai Rp 2,5 juta yang kemudian digunakan untuk modal kerja usaha bensin eceran. Uang senilai Rp 2,5 juta tersebut digunakan untuk : 1. 2. 3. 4. 5.
Menyewa tempat senilai Rp 1 juta per tahun yang baru dibayar Rp500 ribu Membuat tempat berdagang dengan nilai Rp 500 ribu Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter @Rp 50.000 dengan total nilai Rp 250 ribu Membeli 50 botol ukuran 1 liter @Rp5.000,- dengan total nilai Rp250ribu Membeli 100 liter bensin premium @6.500,- dengan total nilai Rp 650ribu
Selama 1 (satu) hari berjualan terdapat beberapa transaksi
penjualan sebagai berikut : 1. 2.
Menjual 60 liter bensin premium @Rp 7.500,- dengan total nilai Rp 450ribu secara tunai Menjual 20 liter bensin premium @Rp 7.500,- dengan total nilai Rp 150ribu secara kredit
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
1
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 3
Misalkan ada seorang pegawai mendapatkan bonus dari
perusahaannya senilai Rp 2,5 juta yang kemudian digunakan untuk modal kerja usaha bensin eceran. Uang senilai Rp 2,5 juta tersebut digunakan untuk : 1.
BAGAIMANA PENCATATAN KEUANGANNYA????? Selama 1 (satu) hari berjualan terdapat beberapa transaksi 2. 3.
4. 5.
Menyewa tempat senilai Rp 1 juta per tahun yang baru dibayar Rp500 ribu Membuat tempat berdagang dengan nilai Rp 500 ribu Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter @Rp 50.000 dengan total nilai Rp 250 ribu Membeli 50 botol ukuran 1 liter @Rp5.000,- dengan total nilai Rp250ribu Membeli 100 liter bensin premium @6.500,- dengan total nilai Rp 650ribu
penjualan sebagai berikut : 1. 2.
Menjual 60 liter bensin premium @Rp 7.500,- dengan total nilai Rp 450ribu secara tunai Menjual 20 liter bensin premium @Rp 7.500,- dengan total nilai Rp 150ribu secara kredit
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 4
Sebagian besar orang akan mencatat seperti ini : NO.
URAIAN
1
Modal Awal
2
Biaya DP sewa tempat untuk 1 tahun
3
Biaya pembuatan tempat dagang
4
Pembelian 5 jerigen ukuran 20L
5
Pembelian 50 botol ukuran 1L
6
Pembelian 100L Bensin Premium
7
Penjualan Tunai 60L Bensin Premium
PENERIMAAN
PENGELUARAN
2.500.000,00
KETERANGAN
2.500.000,00
500.000,00 500.000,00 250.000,00 250.000,00 650.000,00
450.000,00
SALDO
2.000.000,00
Dp Rp 500rb dari Sewa Rp 1 juta per tahun
1.500.000,00 1.250.000,00 1.000.000,00
350.000,00 Ada penjualan 20L secara kredit senilai 800.000,00 Rp150ribu
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 5
Pencatatan seperti ini disebut pencatatan keuangan
berbasis kas karena setiap transaksi dicatat berdasarkan kas yang diterima atau yang keluar. Transaksi yang tidak terkait kas hanya dicatat sebagai keterangan tambahan. Pencatatan seperti ini juga sering disebut pencatatan tunggal (single entry) karena setiap transaksi dicatat hanya pada 1 kolom yaitu kolom penerimaan atau kolom pengeluaran.
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 6
Pada pencatatan basis kas, informasi saldo kas
dapat diperoleh. Namun bagaimana jika kita ingin mengetahui :
berapa piutang kita? berapa aset kita? berapa hutang kita? berapa keuntungan atau rugi kita? apakah saldo kas menunjukan untung rugi kita? berapa modal kita setelah berdagang selama 1 hari?
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
3
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 7
Pada pencatatan basis kas, informasi saldo kas
dapat diperoleh. Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab Namun bagaimana ingin akrual mengetahui oleh akuntansi jika yangkita berbasis yang :
berapa piutang kita? tentunya merupakan pencatatan ganda (double entry) yang dikenal melalui pencatatan di berapa aset kita? berapa hutangkolom kita? debet dan kredit. berapa keuntungan atau rugi kita? Jadi ada 2 hal yang perlu dipahami dengan kuat apakah saldo kas menunjukan untung rugi kita? tentang akuntansi yaitu basis akrual dan berapa modal kita setelah berdagang selama 1 hari?
pencatatan ganda (double entry)
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 8
Definisi basis akrual untuk pemerintah terdapat di PP
No.71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai berikut :
Basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Pengertian basis akrual mungkin akan lebih dipahami
dengan contoh keseharian sebagai berikut:
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
4
3/27/2014
9
Dari contoh transaksi Pak Burhan dan Pak Zali terlihat keunggulan basis akrual adalah lebih aktual dan lebih akurat dalam mencatat transaksi dibandingkan basis kas
10
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 5
3/27/2014
11
12
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 6
3/27/2014
Disinilah kelebihan lain dari basis akrual, yaitu dapat membantu pengambilan keputusan.
13
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 14
JADI APAKAH 2 (DUA) KEUNGGULAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DIBANDINGKAN AKUNTANSI BERBASIS KAS????
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 7
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 15
Kembali ke transaksi pegawai yang memulai usaha bensin eceran sebelumnya Apabila kita mencatatnya dengan akuntansi berbasis akrual perlu pemahaman tentang persamaan akuntansi sebagai alat analisis
persamaan
akuntansi
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 8
3/27/2014
Aset = Kewajiban + Modal
Aset = Kewajiban + Modal kas piutang
jangka pendek jangka panjang
+ pendapatan - beban
persediaan aset tetap dll….
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 9
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 19
ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Persediaan =
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
450.000
150.000
=
150.000
150.000
650.000 =
1.600.000
=
5 6 7 8
TOTAL
800.000
BALANCE
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal 2.500.000 500.000
500.000
(1.000.000)
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 20
1. Bonus dari perusahaan senilai Rp 2,5 juta digunakan untuk modal kerja usaha bensin eceran ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
5 6 7 8
TOTAL BALANCE
800.000
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal
Persediaan =
150.000
=
150.000
650.000 =
1.600.000
=
2.500.000 500.000
(1.000.000)
450.000 150.000 500.000
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 10
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 21
2. Menyewa tempat senilai Rp 1 juta per tahun yang baru dibayar Rp500 ribu ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Persediaan =
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
450.000
150.000
=
150.000
150.000
650.000 =
1.600.000
=
5 6 7 8
TOTAL
800.000
BALANCE
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal 2.500.000 500.000
500.000
(1.000.000)
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 22
3. Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter @Rp 50.000 dengan total nilai Rp 250 ribu ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
5 6 7 8
TOTAL BALANCE
800.000
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal
Persediaan =
150.000
=
150.000
650.000 =
1.600.000
=
2.500.000 500.000
(1.000.000)
450.000 150.000 500.000
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 11
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 23
4. Membeli 50 botol ukuran 1 liter @Rp5.000,- dengan total nilai Rp250ribu ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Persediaan =
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
450.000
150.000
=
150.000
150.000
650.000 =
1.600.000
=
5 6 7 8
TOTAL
800.000
BALANCE
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal 2.500.000 500.000
500.000
(1.000.000)
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 24
5. Membeli 100 liter bensin premium @6.500,- dengan total nilai Rp 650ribu ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
5 6 7 8
TOTAL BALANCE
800.000
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal
Persediaan =
150.000
=
150.000
650.000 =
1.600.000
=
2.500.000 500.000
(1.000.000)
450.000 150.000 500.000
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 12
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 25
6. Menjual 60 liter bensin premium @Rp 7.500,- dengan total nilai Rp 450ribu secara tunai ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Persediaan =
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
450.000
150.000
=
150.000
150.000
650.000 =
1.600.000
=
5 6 7 8
TOTAL
800.000
BALANCE
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal 2.500.000 500.000
500.000
(1.000.000)
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 26
7. Menjual 20 liter bensin premium @Rp 7.500,- dengan total nilai Rp 150ribu secara kredit ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
5 6 7 8
TOTAL BALANCE
800.000
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal
Persediaan =
150.000
=
150.000
650.000 =
1.600.000
=
2.500.000 500.000
(1.000.000)
450.000 150.000 500.000
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 13
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 27
Hitung saldo per akun dan cek keseimbangannya ASET No
EKUITAS UTANG
Transaksi Kas
Piutang
Persediaan =
Beban
Menempatkan modal awal
2
Uang Muka Sewa Tempat
(500.000)
=
3
Membuat tempat berdagang Membeli 5 buah jerigen ukuran 20 liter Membeli 50 botol ukuran 1 liter Membeli 100 liter bensin premium Menjual 60 liter bensin premium tunai Menjual 20 liter bensin premium kredit
(500.000)
=
(500.000)
(250.000)
=
(250.000)
(250.000)
=
(250.000)
(650.000)
650.000 =
450.000
=
450.000
150.000
=
150.000
150.000
650.000 =
1.600.000
=
5 6 7 8
TOTAL BALANCE
800.000
=
Pendapatan
1
4
2.500.000
Surplus Defisit
Modal Awal 2.500.000 500.000
500.000
(1.000.000)
2.500.000
600.000
(2.000.000)
1.600.000
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 28
Saldo kas
: Rp 800.000,Saldo piutang : Rp 150.000,Saldo persediaan : Rp 650.000,Saldo hutang : Rp 500.000,Saldo Laba/(Rugi) : Rp 600.000,- dikurangi Rp 2.000.000,- = (Rp 1.400,000,-) Saldo Modal : Rp 2.500.000,- dikurangi Rp 1.400.000,- = Rp 1.100.000,-
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 14
3/27/2014
PEMAHAMAN DASAR AKUNTANSI 29
Dari analisa persamaan akuntansi ini jika dibandingkan
dengan pencatatan basis kas akan terlihat perbedaan tujuannya. Pencatatan basis kas bertujuan untuk mengetahui saldo kas, sedangkan pencatatan basis akrual bertujuan untuk mengetahui saldo modal. Saldo modal yang baik adalah saldo yang selalu meningkat setiap tahunnya, oleh karena itu penting untuk menggunakan akuntansi dalam rangka untuk mengetahui berapa modal kita pada suatu tanggal (biasanya tanggal pelaporan keuangan).
Klasifikasi
Transaksi
Laporan Keuangan
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 15
3/27/2014
CONTOH Jurnal debit ditulis lebih dulu Tanggal
Kode Rekening
5 Mei 2012
1.1.1.02.01 8.1.1.07.01
3.1.2.05.01 4.1.1.07.01
kredit ditulis menjorok ke dalam
Uraian Kas di Bendahara Penerimaan – LO
Pendapatan pajak hotel –
Kredit
8.000.000
Pendapatan pajak hotel
Estimasi Perubahan SAL LRA
debit
8.000.000
8.000.000 8.000.000
debit dan kredit harus sama
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
16
2/17/2014
Konsep
Akuntansi
Medina consulting
Count
Accounting
Account Accountable Accountability
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 1
2/17/2014
definisi
akuntansi
proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya
Siklus Akuntansi KLASIFIKASI
Transaksi
Laporan Keuangan
Alat :
Alat :
Alat :
JURNAL
Kode Rekening
NERACA SALDO
(BUKU BESAR)
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2
2/17/2014
Identifikasi • Setiap transaksi yang terjadi, diidentifikasi dan dipahami data-data & informasinya • Tentukan unsur-unsur laporan keuangan yang terpengaruh beserta dampaknya.
Untuk melakukan identifikasi transaksi dengan benar dapat digunakan persamaan akuntansi sebagai alat analisis
persamaan
akuntansi
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 3
2/17/2014
Aset = Kewajiban + Modal
CONTOH Membeli sepeda motor seharga Rp 12 juta secara kredit.
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 4
2/17/2014
maka….
Aset = Kewajiban + Modal 12 juta
12 juta
Aset = Kewajiban + Modal kas piutang
jangka pendek jangka panjang
+ pendapatan - beban
persediaan aset tetap dll….
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 5
2/17/2014
CONTOH Menerima pendapatan senilai 50 juta rupiah secara tunai atas pekerjaan yang telah diselesaikan
maka….
Aset = Kewajiban + Modal 50 juta
50 juta
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 6
2/17/2014
Stop! Sebelum lanjut ke slide berikutnya, kita main simulasi persamaan akuntansi dulu ya...
persamaan
akuntansi Pemda
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 7
2/17/2014
Aset = Kewajiban + Modal Ekuitas
Aset
=
kas piutang
Kewajiban
+
jangka pendek jangka panjang
Ekuitas + pendapatan - beban
persediaan aset tetap dll….
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 8
2/17/2014
CONTOH Membeli makanan untuk konsumsi rapat sebesar Rp 200.000
Aset = Kewajiban + Ekuitas (200) =
0
+
(200)
CONTOH Menerima pendapatan pajak sebesar 50 juta
Aset = Kewajiban + Ekuitas 50
=
0
+
50
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 9
2/17/2014
CONTOH Membeli alat komunikasi seharga Rp 5 juta secara tunai.
Aset = Kewajiban + Ekuitas 5 + (5) = 0 + 0
PPKD
HOME OFFICE
SKPD
BRANCH
OFFICE
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 10
2/17/2014
PPKD
sebagai kantor pusat
SKPD
sebagai kantor cabang
SKPD
sebagai kantor cabang
untuk skpd
Aset
=
kas piutang persediaan aset tetap
Kewajiban
+
jangka pendek jangka panjang
Ekuitas RK PPKD + pendapatan - beban
dll….
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 11
2/17/2014
CONTOH Membeli kamera seharga Rp 10 juta dengan mekanisme LS
Aset (berupa kamera) ↑
RK PPKD ↑ Aset = Kewajiban + Ekuitas 10 =
0
+
10
CONTOH Membayar beban gaji sebesar 100 juta dengan mekanisme LS
Aset = Kewajiban + Ekuitas 0
=
0
+ 100 + (100)
↑ RK PPKD ↑ Beban gaji
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 12
2/17/2014
Klasifikasi
KRedit
debit
DEBIT
Laporan Keuangan
kredit
Transaksi
JURNAL Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 13
2/17/2014
Format Jurnal
tanggal transaksi
Tanggal
nama rekening yang bersangkutan
Kode Rekening
Uraian
Debit
kode rekening akun yang bersangkutan
Kredit
nominal transaksi
saldo normal
debit
Aset
kredit
= Kewajiban +
Ekuitas
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 14
2/17/2014
saldo normal
debit
Aset
kredit
= Kewajiban +
+ Kredit - debit
+ debit - Kredit
CONTOH Jurnal Tanggal
Kode Rekening
5 Mei 2012
1.1.1.02.01 8.1.1.07.01 3.1.2.05.01 4.1.1.07.01 kredit ditulis menjorok ke dalam
Ekuitas
debit ditulis lebih dulu
Uraian Kas di Bendahara Penerimaan
debit 8.000.000
Pendapatan pajak hotel – LO Estimasi Perubahan SAL Pendapatan pajak hotel – LRA
Kredit
8.000.000 8.000.000 8.000.000
debit dan kredit harus sama
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 15
2/17/2014
kode rekening
1 ASET 2 KEWAJIBAN 3
8 4PENDAPATAN - LRA PENDAPATAN - LO 9BEBAN 5BELANJA 6TRANSFER 7PEMBIAYAAN
NERACA
LRA
EKUITAS
Lo
konsep
Anggaran
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 16
2/17/2014
kode rekening
1 ASET 2 KEWAJIBAN 3
8 4PENDAPATAN - LRA PENDAPATAN - LO 9BEBAN 5BELANJA 6TRANSFER 7PEMBIAYAAN
NERACA
LRA
EKUITAS
Lo
Konsep Anggaran
bila ANGGARAN DISUSUN DENGAN BASIS KAS maka LRA DISUSUN DENGAN BASIS KAS artinya Akan ada 2 basis : akrual dan kas
BASIS AKRUAL
Untuk LO & nERACA
BASIS KAS Untuk LRA
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 17
2/17/2014
dianggarkan
SAL
yang terdiri atas:
dianggarkan dianggarkan
Pendapatan (+) Belanja (-)
ESTIMASI PERUBAHAN SAL ANGGARAN
yang terdiri atas:
ESTIMASI Pendapatan (+) Apropriasi Belanja (-)
SAL
Realisasi
yang terdiri atas:
Pendapatan (+) Belanja (-)
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 18
2/17/2014
Apabila ada transaksi-transaksi yang merupakan realisasi anggaran serta terjadi aliran kas masuk atau keluar, maka transaksi tersebut harus dicatat.
SALDO Normal Debit
ESTIMASI Pendapatan
√
Apropriasi belanja ESTIMASI PERUBAHAN SAL belanja PENDAPATAN LRA
Kredit
√ Menyesuaikan √ √
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 19
2/17/2014
CONTOH (1) Diestimasikan pendapatan Pemda XYZ tahun ini adalah sebesar Rp 600 juta dan belanjanya sebesar Rp 400 juta
JURNAL Estimasi Pendapatan
600 jt
Apropriasi Belanja
400 jt
Estimasi Perubahan SAL
200 jt
CONTOH (2) Saat ada REALISASI PENDAPATAN sebesar Rp 100 juta, maka dijurnal:
JURNAL Estimasi Perubahan SAL Pendapatan - LRA
100 jt 100 jt
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 20
2/17/2014
CONTOH (3) Saat ada REALISASI BELANJA sebesar Rp 200juta, maka dijurnal:
JURNAL Belanja
200 jt Estimasi Perubahan SAL
200 jt
CONTOH (4) Bendahara Penerimaan Menerima Pendapatan Retribusi sebesar Rp 100 jt
JURNAL jurnal berbasis akrual LO Kas di Bendahara Penerimaan 100 jt
Pendapatan - LO
100 jt
jurnal berbasis kas LRA Estimasi Perubahan SAL Pendapatan - LRA
100 jt 100 jt
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 21
2/17/2014
CONTOH (5) Pembayaran belanja modal kendaraan roda dua dengan menggunakan LS sebesar Rp 20 jt
JURNAL jurnal berbasis akrual LO Kendaraan roda dua
20 jt
RK PPKD
20 jt
jurnal berbasis kas LRA Belanja Modal Kendaraan R2
20 jt
Estimasi Perubahan SAL
20 jt
Klasifikasi
Transaksi
Laporan Keuangan
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 22
2/17/2014
BUKU BESAR Format BUKU BESAR
keterangan tentang transaksi
saldo berjalan
Kode Rekening : Nama Rekening:
Tanggal Ref.
tanggal transaksi
Uraian
nomer halaman jurnal
debit
Kredit
Saldo
nominal transaksi
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 23
2/17/2014
CONTOH POSTING Tanggal 5 Mei 2012
Jurnal
Kode Rekening 1.1.1.02.01 8.1.1.07.01
Uraian Kas di Bendahara Penerimaan
debit
Kredit
8.000.000
Pendapatan pajak hotel – LO
8.000.000
Buku Besar Kode Rekening : 1.1.1.02.01 Nama Rekening: Kas di Bendahara Penerimaan
Tanggal
Ref.
5 Mei 2012
Uraian Pembayaran pajak
debit
Kredit
8.000.000
Saldo 8.000.000
Kode Rekening : 8.1.1.07.01 Nama Rekening: Pendapatan pajak hotel-LO
Tanggal 5 Mei 2012
Ref.
Uraian Pembayaran pajak
debit
Kredit
Saldo
8.000.000
8.000.000
Pengisian saldo awal Buku Besar Saldo Awal merupakan saldo yang didapatkan dari neraca tahun sebelumnya
kode rekening yang memiliki Saldo Awal adalah akun-akun yang ada di neraca
Saldo Awal diisi pertama kali sebelum ada posting-an transaksi apapun
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 24
2/17/2014
Klasifikasi
Transaksi
Laporan Keuangan
NERACA SALDO Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 25
2/17/2014
definisi
sebuah daftar yang memuat nama setiap buku besar (kode rekening) dan saldonya pada tanggal tertentu
Format
NERACA saldo No Kode Rekening
Akun
1
1.1.1.01.01
2
2.1.2.05.01
Utang Bunga Obligasi
3
3.1.1.01.01
Ekuitas
4
4.1.1.07.01
Pendapatan pajak restoran-LRA
5
5.1.2.01.01
Belanja Alat Tulis Kantor
6
6.1.1.01.01
Transfer Bagi Hasil Pajak
7
7.1.4.02.01
Pinjaman dalam Negeri dari Bank
8
8.1.1.07.01
Pendapatan pajak restoran-LO
9
9.1.2.01.01
Beban Alat Tulis Kantor
debit
Kredit
Kas di Kas Daerah
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 26
2/17/2014
hubungan NERACA saldo dengan No Kode Rekening
laporan keuangan
Akun
1
1.1.1.01.01
Kas di Kas Daerah
2
2.1.2.05.01
Utang Bunga Obligasi
3
3.1.1.01.01
Ekuitas
4
4.1.1.07.01
Pendapatan pajak restoran-LRA
5
5.1.2.01.01
Belanja Alat Tulis Kantor
6
6.1.1.01.01
Transfer Bagi Hasil Pajak
7
7.1.4.02.01
Pinjaman dalam Negeri dari Bank
8
8.1.1.07.01
Pendapatan pajak restoran-LO
9
9.1.2.01.01
Beban Alat Tulis Kantor
Neraca LRA LO
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 27
SISTEMATIKA DAN TAHAPAN
Sistematika Dokumen RENBANGDA (Pasal 40 PP 8/2008) RPJPD
RPJMD
RENSTRA SKPD
RKPD
RENJA SKPD
Pendahuluan
Pendahuluan
Pendahuluan
Pendahuluan
Pendahuluan
Gambaran umum kondisi daerah
Gambaran umum kondisi daerah
Gambaran pelayanan SKPD
Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun lalu
Evaluasi Pelaksanaan Renja tahun lalu
Analisa isu–isu strategis
Gambaran Pengelolaan Keuangan daerah Serta Krangka Pendanaan
Isu–isu strategis tugas dan fungsi SKPD
Rancangan kerangka ekonomi daerah & pendanaan
Tujuan, sasaran program & kegiatan
Visi & misi daerah
Analisis isu–isu strategis
Visi, misi, tujuan & sasaran, strategi dan kebijakan
Prioritas & sasaran pembangunan
indikator kinerja, keluaran sasaran &Capaian Renstra SKPD
Arah kebijakan
Visi, misi, tujuan & sasaran
Rencana program & kegiatan, indikator kinerja, keluaran sasar & pedanaan indikatif
Rencana program & kegiatan prioritas daerah
Dana indikatif, sumber & prakiraan maju
Kaidah pelaksanaan
Strategi & arah kebijakan
Indikator kinerja SKPD mengacu ke RPJMD
Kebijakan Umum & Prog Pembangunan Daerah Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Penetapan Indikator kinerja daerah Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanan
Sumber dana Penutup
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJPD PROVINSI (Lampiran II) 1
Persiapan Penyusunan RPJPD
Pengolahan data dan informasi
Penelaahan RTRW Provinsi & Daerah Lainnya Analisis Gambaran umum kondisi daerah
2
Penelaahan RPJPN & RPJPD daerah lainnya
Analisis isu-isu strategis
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Masukan dari SKPD
Rancangan Awal RPJPD
3
Musrenbang RPJPD
Perumusan visi dan misi daerah
Rancangan Akhir RPJPD
Perumusan sasaran pokok dan arah kebijakan
Konsultasi rancangan akhir RPJPD dengan MENDAGRI
Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik 4
Pembahasan dan penetapan Perda RPJPD
Penyelarasan visi, misi dan arah kebijakan RPJPD Prov
3
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJPD KAB/KOTA (Lampiran II) 1
Persiapan Penyusunan RPJPD
2
Pengolaha n data dan informasi
Penelaahan RTRW kab/kota & RTRW kab/kota Lainnya
Analisis Gambaran umum kondisi daerah
Rancangan Awal RPJPD
Penelaahan RPJPN & RPJPD prov & kab/kota lainnya
Analisis isu-isu strategis
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Masukan dari SKPD
3
Musrenbang RPJPD
Perumusan visi dan misi daerah
Rancangan Akhir RPJPD
Perumusan sasaran pokok dan arah kebijakan
Konsultasi rancangan akhir RPJPD dengan GUBERNUR
Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik 4
Penyelarasan visi, misi dan arah kebijakan RPJPD kab/kota
Pembahasan dan penetapan Perda RPJPD 4
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJMD PROVINSI (Lampiran III) Persiapan Penyusunan RPJMD
2
Rancangan Awal RPJMD
1 Penelaahan RPJPD PROV
Pengolaha ndata dan informasi
Hasil evalua si capaia n RPJMD
VISI, MISI dan Program KDH
Penelaahan RTRW prov. Dan RTRW prov. lainnya
Analisis Gambaran umum kondisi daerah
Perumusan Penjelasan visi dan misi
Penelaahan RPJMN dan RPJMD Provinsi daerah lainnya
Analisis isu-isu strategis
Perumusan Tujuan dan Sasaran
Penyusunan Rancangan Renstra SKPD
Perumusan Strategi dan arah kebijakan Perumusan Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
Rancangan RPJMD
Perumusan Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan
Musrenbang RPJMD
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Rancangan Akhir RPJMD
Pembahasan dgn SKPD Provinsi
Konsultasi rancangan akhir RPJMD dengan MENDAGRI
Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
Pembahasan dengan DPRD utk memperoleh masukan dan saran Penyelarasan program prioritas dan kebutuhan pendanaan
3
4
Pembahasan dan penetapan Perda RPJMD
5
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJMD KABUPATEN/KOTA (Lampiran III) Persiapan Penyusunan RPJMD
2
Rancangan Awal RPJMD
1 Penelaahan RPJPD Kab/Kota
Pengolaha ndata dan informasi
Hasil evalua si capaia n RPJMD
VISI, MISI dan Program KDH
Penelaahan RTRW Kab/kota & RTRW daerah lainnya
Analisis Gambaran umum kondisi daerah
Perumusan Penjelasan visi dan misi
Penelaahan RPJMN, RPJMD Provinsi dan kab/kota lainnya
Analisis isu-isu strategis
Perumusan Tujuan dan Sasaran
Penyusunan Rancangan Renstra SKPD
Perumusan Strategi dan arah kebijakan Perumusan Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
Rancangan RPJMD
Perumusan Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan
Musrenbang RPJMD
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Rancangan Akhir RPJMD
Pembahasan dgn SKPD Kab/Kota
Konsultasi rancangan akhir RPJMD dengan GUBERNUR
Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik
Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Pembahasan dengan DPRD utk memperoleh masukan dan saran Penyelarasan program prioritas dan kebutuhan pendanaan
3
4
Pembahasan dan penetapan Perda RPJMD
6
PENYUSUNAN RENSTRA SKPD PROVINSI (Lampiran IV) Persiapan Penyusunan Rentra-SKPD
1
PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD
Rancangan RPJMD
SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD
Musrenbang RPJMD 3 Tdk sesuai
Renstra-KL & Renstra SKPD kab/kota
Penelaahan RTRW & KLHS
sesuai
Rancangan Akhir RPJMD
VERIFIKASI
Perumusan visi dan misi SKPD
Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tupoksi
Perumusan Tujuan
Analisis Gambaran pelayanan SKPD
Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
Perumusan sasaran
Penyempurnaan Rancangan Renstra-SKPD
Rancangan RENSTRASKPD
Rancangan akhir RENSTRA-SKPD
2
Tdk sesuai
Perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
SPM
Perda RPJMD
Penyesuaian Rancangan Renstra-SKPD
VERIFIKASI
sesuai
4
Perumusan Strategi dan Kebijakan
Pengolaha n data dan informasi
Penetapan Renstra SKPD RENSTRASKPD
PENYUSUNAN RENSTRA SKPD KABUPATEN/KOTA (Lampiran IV) Persiapan Penyusunan Rentra-SKPD
1
PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD
Rancangan RPJMD
SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD
Musrenbang RPJMD 3 Tdk sesuai
Renstra-KL & Renstra SKPD Provinsi
Penelaahan RTRW & KLHS
Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tupoksi Analisis Gambaran pelayanan SKPD
Perumusan visi dan misi SKPD
Perumusan Tujuan
Rancangan Akhir RPJMD Perda RPJMD
Penyesuaian Rancangan Renstra-SKPD
Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
Perumusan sasaran
Penyempurnaan Rancangan Renstra-SKPD
Rancangan RENSTRASKPD
Rancangan akhir RENSTRA-SKPD
2
Tdk sesuai
Perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
SPM Perumusan Strategi dan Kebijakan
Pengolaha n data dan informasi
sesuai VERIFIKASI
VERIFIKASI
sesuai
4
Penetapan Renstra SKPD RENSTRASKPD
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RKPD PROVINSI (Lampiran V) Persiapan Penyusunan RKPD
SE Penyusuna n RenjaSKPD
1
Pengolaha n data dan informasi
Telaahan kebijakan nasional Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah
Analisis Ekonomi & keuda Evaluasi Kinerja RKPD Tahun Lalu
Review RPJMD
Pokok-pokok pikiran DPRD provinsi
2
Penyusuna n Rancangan Renja SKPD Provinsi
Rancangan Awal RKPD
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Perumusan prioritas dan sasaran pembanguna n beserta pagu
Dok RKPD provinsi tahun berjalan
Forum Konsultas i Publik
VERIFIKASI Bappeda
Rancanga n RKPD
Perumusan program prioritas daerah beserta pagu indikatif
Perumusan Kerangka Ekonomi & Kebijakan Keuda
Berita Acara Musrenban g kab/kota
Penyelarasan Rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif
Musrenbang RKPD provinsi
4
3
Penetapan PERGUB ttg RKPD
5
PENYUSUNA N KUA & PPAS
Rancangan Akhir RKPD
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RKPD KAB/KOTA (Lampiran V) Persiapan Penyusuna n RKPD
SE Penyusuna n RenjaSKPD
1
Telaahan kebijakan nasional
Pengolaha n data dan informasi
Evaluasi Kinerja RKPD Tahun Lalu
Review RPJMD
2
Penyusuna n Rancangan Renja SKPD kab/kota
Rancangan Awal RKPD
Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah
Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah
Analisis Ekonomi & keuda
Pokok-pokok pikiran DPRD Kab/Kota
Berita Acara Musrenban g kecamatan
VERIFIKASI Bappeda
Rancangan RKPD Perumusan prioritas dan sasaran pembanguna n beserta pagu
Dok RKPD kab/kota tahun berjalan
Forum Konsultas i Publik
Perumusan Kerangka Ekonomi & Kebijakan Keuda
Perumusan program prioritas daerah beserta pagu indikatif
Penyelarasan Rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif
Musrenbang RKPD kab/kota
4
Rancangan Akhir RKPD
3
Penetapan 5 PERBUP/PERWA L ttg RKPD
PENYUSUNAN KUA & PPAS
BAGAN ALIR PENYUSUNAN RENJA SKPD PROVINSI (Lampiran VI) Persiapan Penyusunan Renja SKPD
1
SE GUBERNUR perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan Renja-SKPD prov Sinkronisasi Kebijakan Nasional
Pengolahan data dan informasi
hasil evaluasi capaian Renstra SKPD prov
Isu-isu penting penyelenggar aan tugas dan fungsi SKPD
Analisis Gambaran Pelayanan SKPD prov
Telaahan Rancangan Awal RKPD prov
2
Rancangan Renja-SKPD prov
Perumusa n Sasaran
Penyempurnaan Rancangan Renja SKPD prov
Penyesuaian Rancangan Renja SKPD prov
Penyusunan Rancangan RKPD prov Penyesuaian & penyampaian Rancangan Renja SKPD prov kpd Bappeda
Perumusan program dan kegiatan, indikator kinerja, dana indikatif
Per KDH RKPD Prov
Musrenbang RKPD prov
Perumusa n Tujuan
hasil evaluasi pelaksanaan RenjaSKPD prov tahun lalu
Perumusan Racng akhir RKPD prov
Pengesahan Renja-SKPD oleh KDH
4
Pembahasan Renja SKPD pada Forum SKPD Provinsi
Penetapan Renja-SKPD oleh Kepala SKPD
RENJA-SKPD Provinsi
3 Forum SKPD Kabupaten/Kota
Usulan program & kegiatan dari masyarakat
BAGAN ALIR PENYUSUNAN RENJA SKPD KABUPATEN/KOTA (Lampiran VI) Persiapan Penyusunan Renja SKPD
1
SE KDH perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan Renja-SKPD kab/kota
Pengolahan data dan informasi
Analisis Gambaran Pelayanan SKPD
Sinkronisasi Kebijakan Nasional dan Provinsi
hasil evaluasi capaian Renstra SKPD kab/kota
Isu-isu penting penyelenggar aan tugas dan fungsi SKPD
hasil evaluasi pelaksanaan RenjaSKPD kab/kota tahun lalu
Telaahan Rancangan Awal RKPD kab/kota
2
Rancangan Renja-SKPD kab/kota
Perumusa n Tujuan
Perumusan Ranc. akhir RKPD
Perumusan program dan kegiatan, indikator kinerja, dana indikatif
Penyempurnaan Rancangan Renja SKPD kab/kota
3 Usulan program & kegiatan dari masyarakat
Musrenbang Kecamatan Musrenbang Desa
Penyesuaian Rancangan Renja SKPD kab/kota
Musrenbang RKPD
Penyusunan Rancangan RKPD
Penyesuaian Rancangan Renja SKPD kab/kota
Perumusa n Sasaran
Per KDH RKPD kab/kota
Pembahasan Renja SKPD pada Forum SKPD Kabupaten/Kot a
Pengesahan Renja-SKPD oleh KDH
4
Penetapan Renja-SKPD oleh Kepala SKPD
RENJA-SKPD Kab/Kota
Struktur APBD
APBD Pendapatan Daerah
• PAD • Dana Perimbangan • Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Belanja Daerah
Pembiayaan Daerah
• Klasifikasi belanja menurut organisasi
• Penerimaan Pembiayaan
• Klasifikasi belanja menurut fungsi
• Pengeluaran Pembiayaan
• Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan • Klasifikasi belanja menurut jenis belanja
PERENCANAAN & PENGANGGARAN DPRD
KDH
SKPD
RPJMD
Renstra
RKPD
Renja
Rancg KUA
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD
Rancg KUA
PPKD/TAD/MDN/GUB
Pembahasan
KUA
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD
Penyusunan RKA-SKPD
RKA-SKPD
RKA-SKPD
1
PPAS
15
PERENCANAAN & PENGANGGARAN DPRD
KDH
SKPD
PPKD/TAD/MDN/GUB
1
Penyusunan R-APBD
R-APBD
R-APBD
Pembahasan
Penjabaran APBD
R-APBD Penjabaran
R-APBD
R-APBD setuju & Penjabaran R-APBD evaluasi & Penjabaran Perda APBD
Perkada Penj.
Evaluasi Penyusunan DPA-SKPD
16
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2013 1
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) •
SAPD merupakan serangkaian prosedur pencatatan dengan menggunakan akuntansi double entry melalui alat-alatnya berupa buku jurnal, buku besar, neraca saldo, dan laporan keuangan itu sendiri.
•
SAPD menjelaskan siapa melakukan apa sekaligus menegaskan transaksi apa dicatat bagaimana. Tahapan Penyusunan SAPD : 1. Identifikasi prosedur 2. Menentukan pihak-pihak terkait 3. Menentukan dokumen terkait 4. Menentukan jurnal standar 5. Menuangkannya dalam langkah teknis
2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) terdiri atas sistem akuntansi PPKD dan sistem akuntansi SKPD Sistem akuntansi PPKD mencakup teknik pencatatan, pengakuan, dan pengungkapan atas: 1. Pencatatan Anggaran 2. Pendapatan-LO 3. Belanja dan Beban 4. Aset 5. Kewajiban 6. Pembiayaan 7. Jurnal Koreksi dan Penyesuaian PPKD 8. Jurnal, Buku Besar, dan Neraca Saldo PPKD 9. Penyusunan Laporan Keuangan PPKD 10. Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi SKPD mencakup teknik pencatatan, pengakuan, dan pengungkapan atas: 1. Pencatatan Anggaran SKPD 2. Akuntansi Pendapatan SKPD 3. Akuntansi Belanja dan Beban SKPD 4. Akuntansi Aset SKPD 5. Akuntansi Kewajiban SKPD 6. Jurnal Koreksi dan Penyesuaian SKPD 7. Jurnal, Buku Besar, dan Neraca Saldo SKPD 8. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
3
SISTEM AKUNTANSI
PPKD
4
SISTEM AKUNTANSI
PPKD 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pencatatan Anggaran Pendapatan-LO Belanja dan Beban Aset Kewajiban Pembiayaan Jurnal Koreksi dan Penyesuaian PPKD Jurnal, Buku Besar, dan Neraca Saldo PPKD 9. Penyusunan Laporan Keuangan PPKD 10.Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Daerah
5
Pencatatan Anggaran PPKD Langkah Teknis Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD (DPAPPKD) yang sudah dibuat oleh PPKD dan disetujui oleh sekretaris daerah diserahkan kepada Fungsi Akuntansi PPKD Berdasarkan DPA PPKD tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal anggaran sebagai berikut :
Akuntansi Pendapatan PPKD Langkah Teknis Pajak
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Hasil Eksekusi Jaminan
Pendapatan Transfer
Pendapatan Hibah
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pendapatan Non Operasional – Surplus Penjualan Aset Non Lancar Pendapatan Non Operasioal – Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
Akuntansi Pendapatan PPKD Langkah Teknis
7
Pendapatan Pajak
Pada saat pembayaran pajak : Kas di Kas Daerah
xxx
Pendapatan …. –LO
xxx
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL Pendapatan ….. -LRA
xxx xxx
Dalam hal pada akhir tahun terdapat surat ketetapan pajak yang belum dibayar, akan dicatat : Piutang Pendapatan …… Pendapatan ……-LO
xxx xxx
8
Akuntansi Pendapatan PPKD Langkah Teknis
Hasil Eksekusi Jaminan
Pihak ketiga melakukan pembayaran uang jaminan bersamaan dengan pembayaran perizinan, misal perizinan pemasangan iklan, kemudian akan menerima Tanda Bukti Pembayaran (TBP) kemudian dicatat : Kas di Kas Daerah
xxx
Utang Jaminan
xxx
Kemudian saat pihak ketiga tidak menunaikan kewajibannya, PPKD akan mengeksekusi uang jaminan yang sebelumnya telah disetorkan. Berdasarkan BM akan menjurnal :
Utang Jaminan Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan LO
xxx xxx
Sebagai transaksi realisasi anggaran, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat : Estimasi Perubahan SAL Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan – LRA
xxx xxx 9
Akuntansi Pendapatan PPKD Langkah Teknis
Pendapatan Transfer
Pengakuan pendapatan transfer dilakukan bersamaan dengan diterimanya kas pada Rekening Kas Umum Daerah yang dicatat : Kas di Kas Daerah Pendapatan Transfer –LO
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL Pendapatan Transfer -LRA
xxx xxx
Pendapatan transfer dapat diakui pada saat terbitnya dokumen resmi mengenai penetapan alokasi, jika itu terkait dengan kurang salur sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan :
xxx
Piutang Pdptn Transfer
xxx
xxx
Pendapatan Transfer - LO
xxx
Apabila pemerintah daerah telah menerima dana transfer dari pemerintah pusat atas kurang salur tersebut, maka Rekening Kas Umum Daerah akan mengeluarkan Nota Kredit untuk PPKD, kemudian mencatat : Kas di Kas Daerah Piutang Pdptn Transfer
xxx xxx
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL Pendapatan Transfer -LRA
xxx xxx 10
Akuntansi Pendapatan PPKD Langkah Teknis Fungsi Akuntansi PPKD mengakui Pendapatan Hibah bersamaan dengan diterimanya kas pada RKUD dengan mencatat Kas di Kas Daerah
Selain itu, karena hibah yang diterima berupa uang merupakan realisasi anggaran, maka dicatat : xxx
Pendapatan Hibah -LO
Pendapatan Hibah
xxx
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx
Pendapatan Hibah –LRA
xxx
Khusus untuk hibah barang berupa aset tetap, fungsi akuntansi PPKD mencatat : Aset Tetap
xxx
Pendapatan Hibah -LO
xxx
11
Pendapatan Non Operasional - Surplus Penjualan Aset non Lancar
Akuntansi Pendapatan PPKD Langkah Teknis •
Surplus Penjualan Aset Nonlancar pada PPKD berasal dari aktivitas pelepasan investasi. Surplus terjadi ketika harga jual dalam pelepasan investasi lebih tinggi daripada nilai buku investasi tersebut.
•
Transaksi pelepasan investasi, berdasarkan dokumen transaksi yang dimiliki PPKD, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat : Kas di Kas Daerah
xxx
Surplus Pelepasan Investasi Jk Panjang – LO
xxx
Investasi
xxx
Sebagai transaksi realisasi anggaran, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat : Estimasi Perubahan SAL Penerimaan Pembiayaan
xxx xxx 12
Pendapatan Non Operasional - Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
Akuntansi Pendapatan PPKD Langkah Teknis •
Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang timbul karena harga perolehan kembali (nilai yang harus dibayar) lebih rendah dibandingkan dengan nilai tercatat (carrying value) dari kewajiban tersebut.
•
Berdasarkan salinan SP2D LS PPKD, Fungsi Akuntansi PPKD akan menghapus kewajiban yang telah dibayar dan mengakui adanya surplus dari penyelesaian kewajiban tersebut dengan mencatat : Kewajiban Jangka Panjang …..
xxx
Surplus Penyelesaian Kewajiban Jk Panjang – LO
xxx
Kas di Kas Daerah
xxx
Sebagai transaksi realisasi anggaran, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat : Pengeluaran Pembiayaan
xxx
Estimasi Perubahan SAL
xxx 13
Akuntansi Beban PPKD Langkah Teknis Beban Bunga/Subsidi Beban …….. Utang ……..
xxx
Utang ……
xxx
xxx
Kas di Kas Daerah
Belanja ……. Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx
xxx xxx
Beban Hibah/BanSos/Transfer Beban ……… Kas di Kas Daerah
xxx xxx
dan
Belanja ……. Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx xxx 14
Akuntansi Aset PPKD Langkah Teknis Investasi Jangka Pendek
PEROLEHAN Investasi
Investasi Jangka Pendek______ Kas di Kas Daerah
xxx xxx
Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang______
xxx
Kas di Kas Daerah
xxx
Pengeluaran Pembiayaan
xxx
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx 15
Akuntansi Aset PPKD Langkah Teknis Investasi Jangka Pendek
HASIL Investasi
Berupa pendapatan bunga, biasanya diperoleh bersamaan dengan pelepasan investasi jangka pendek tersebut
Metode Biaya
Investasi Jangka Panjang
Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan Metode ini digunakan terutama untuk investasi nonpermanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian
Keuntungan investee tidak mempengaruhi investasi yang dimiliki Pemda. Pemda hanya menerima dividen yang dibagikan
Metode Ekuitas Keuntungan investee akan mempengaruhi jumlah investasi yang dimiliki Pemda 16
Akuntansi Aset PPKD Langkah Teknis
HASIL Investasi
Metode Biaya Piutang Lainnya
xxx
Kas di Kas Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
xxx
xxx
Piutang Lainnya
xxx
Daerah yang dipisahkan – LO Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL
xxx
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan – LRA
xxx
Metode Ekuitas Investasi ______
xxx
Hasil Pengelolaan Kekayaan
&
xxx
Daerah yang dipisahkan – LO
Kas di Kas Daerah
xxx
Investasi ______
xxx
Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL
xxx
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Jurnal keuntungan investee sesuai porsi kememilikan Pemda
xxx
Daerah yang dipisahkan – LRA Jurnal penerimaan deviden tunai dari investee
17
Akuntansi Aset PPKD Langkah Teknis
HASIL Investasi
Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan Kas di Kas Daerah Pendapatan bunga - LO
Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL Pendapatan Bunga – LRA
xxx xxx
xxx xxx
18
Akuntansi Aset PPKD Langkah Teknis Investasi Jangka Pendek Kas di Kas Daerah
PELEPASAN Investasi
xxx
Pendapatan bunga - LO
xxx
Investasi Jangka Pendek
xxx
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx
Pendapatan bunga - LRA
xxx
Investasi Jangka Panjang Kas di Kas Daerah Surplus/(Defisit) Penjualan Aset Nonlancar
xxx xxx
Investasi Jangka Panjang Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx xxx
Penerimaan Pembiayaan
xxx
19
Akuntansi Kewajiban PPKD Langkah Teknis PENERIMAAN Utang
Kas di Kas Daerah Kewajiban Jangka Panjang________
xxx
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx
xxx
Penerimaan Pembiayaan
PEMBAYARAN Utang
Kewajiban Jangka Panjang
xxx
xxx
Kas di Kas Daerah Pengeluaran Pembiayaan Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx xxx xxx 20
Akuntansi Kewajiban PPKD Langkah Teknis
REKLASIFIKASI Utang
Kewajiban Jangka Panjang________ Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
xxx xxx
21
Akuntansi Pembiayaan PPKD Langkah Teknis
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx
xxx xxx
22
SISTEM AKUNTANSI
SKPD
23
SISTEM AKUNTANSI S K P D 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pencatatan Anggaran SKPD Akuntansi Pendapatan SKPD Akuntansi Belanja dan Beban SKPD Akuntansi Aset SKPD Akuntansi Kewajiban SKPD Jurnal Koreksi dan Penyesuaian SKPD Jurnal, Buku Besar, dan Neraca Saldo SKPD 8. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
24
Akuntansi Anggaran PPKD Langkah Teknis Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPASKPD) yang sudah dibuat oleh SKPD dan disetujui oleh sekretaris daerah diserahkan kepada PPK-SKPD Berdasarkan DPA PPKD tersebut, PPK-SKPD kemudian akan mencatat jurnal anggaran sebagai berikut :
Estimasi Pendapatan
xxx
Ekuitas SAL- Estimasi Perubahan SAL
xxx
Apropriasi Belanja
xxx
Akuntansi Pendapatan SKPD Ketentuan Umum 1. Pemungutan pajak dapat didahului dengan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah maupun penyetoran langsung oleh masyarakat. Terhadap kedua cara pemungutan tersebut pengakuan pendapatan pajak dilakukan pada saat penyetoran oleh Wajib Pajak ke Rekening Kas Daerah. 2. Kelompok pendapatan retribusi untuk memenuhi kewajiban dalam periode tahun berjalan, diakui ketika pembayarannya telah diterima. 26
Akuntansi Pendapatan SKPD Langkah Teknis
Pendapatan Pajak
Pada saat pembayaran pajak baik dengan penetapan maupun tidak : Kas di Bend Penerimaan
xxx
Pendapatan …. –LO
xxx
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
xxx
Pendapatan ….. -LRA
Bendahara Penerimaan SKPD menyetorkan pendapatan ke Kasda:
xxx
RK PPKD
xxx
Kas di Bend Penerimaan
xxx
Berdasarkan TBP, PPKD/Dinas yang berwenang akan melakukan pemeriksaan dan kemudian akan menerbitkan surat ketetapan Lebih Bayar:
Kurang Bayar:
Pendapatan ………-LO
xxx
Utang
Piutang Pendapatan ……
xxx
xxx
Pendapatan ……-LO
Akuntansi Pendapatan SKPD Langkah Teknis
xxx
27
Pendapatan Retribusi
Wajib Retribusi (WR) melakukan pembayaran: Kas di Bend Penerimaan
xxx
Pendapatan ….. -LO
xxx
Bendahara Penerimaan menyetorkan pendapatan tersebut ke kas daerah: RK PPKD
Ekuitas SAL - Estimasi Perubahan SAL
Kas di Bend Penerimaan
xxx
Pendapatan ….. -LRA
xxx xxx
xxx
Pada akhir tahun terhadap SKR yang belum dilunasi, PPK SKPD mencatat : Piutang Pendapatan …… Pendapatan ……-LO
xxx xxx
28
Akuntansi Beban SKPD Langkah Teknis Beban Pegawai Menggunakan Uang Persediaan
Beban Pegawai
Beban Pegawai Menggunakan Mekanisme LS
Pengajuan Ganti Uang
Akuntansi Beban
Beban Barang Menggunakan Uang Persediaan
Beban Barang Beban Barang Menggunakan Mekanisme LS Pengajuan Ganti Uang Pembayaran Sewa > 1 tahun
Pengembalian Beban 29
Akuntansi Beban SKPD Langkah Teknis Beban Pegawai Menggunakan
Uang Persediaan
Bendahara Pengeluaran SKPD menyerahkan bukti transaksi beban pegawai yang menggunakan uang persediaan. Berdasarkan bukti transaksi tersebut, PPKSKPD mencatat jurnal : Beban Pegawai
xxx
Kas di Bend Pengeluaran
Beban Pegawai Menggunakan
Belanja Pegawai
xxx
xxx
Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL
xxx
Mekanisme LS
Berdasarkan SP2D LS Gaji, PPK-SKPD akan mencatat: Beban Pegawai RK PPKD
xxx
Belanja Pegawai
xxx
Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL
xxx xxx 30
Akuntansi Beban SKPD Langkah Teknis
Pengajuan Ganti Uang PPK-SKPD akan mencatat penerimaan GU dengan menjurnal: Kas di Bend Pengeluaran
xxx
RK PPKD
xxx
31
Akuntansi Beban SKPD Langkah Teknis Beban Barang Menggunakan Uang Persediaan Bendahara Pengeluaran SKPD menyerahkan bukti transaksi beban barang dengan menggunakan uang persediaan. Pengakuan beban barang yang menggunakan uang persediaan dilakukan berdasarkan bukti transaksi beban barang. Bukti transaksi ini menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk mencatat Beban _______
xxx
Kas di Bend Pengeluaran
Belanja _______
xxx
Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL
xxx xxx
Pengajuan Ganti Uang PPK-SKPD akan mencatat penerimaan GU dengan menjurnal: Kas di Bend Pengeluaran RK PPKD
xxx xxx 32
Akuntansi Beban SKPD Langkah Teknis Beban Barang Menggunakan Mekanisme LS Pengakuan beban barang yang menggunakan mekanisme LS dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang. Berita Acara Serah Terima Barang tersebut menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk mencatat Beban Barang ___
xxx
Utang ____
xxx
Berdasarkan salinan SP2D LS Barang, PPK-SKPD mencatat: Utang ___
xxx
RK PPKD
Belanja Barang & Jasa
xxx
xxx
Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL
xxx
33
Akuntansi Beban SKPD Langkah Teknis Pengembalian Beban Dalam kasus terjadi penerimaan kembali beban pada periode berjalan dan
mempengaruhi posisi kas, PPK-SKPD menjurnal: Kas di Bend Pengeluaran Beban ____
xxx
Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL
xxx
Belanja _____
xxx xxx
Kasus pengembalian beban juga dapat terjadi pada belanja-belanja yang terjadi di periode sebelumnya (pengembalian dilakukan setelah laporan keuangan diterbitkan). Pada kasus seperti ini harus diidentifikasi terlebih dahulu apakah pengembalian terjadi pada belanja yang sifatnya berulang atau tidak berulang. 34
Akuntansi Beban SKPD Langkah Teknis Pengembalian Beban Dalam hal pengembalian terjadi pada belanja yang sifatnya berulang, PPKSKPD menjurnal: RK PPKD
xxx
Beban ____
Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL
xxx
xxx
Belanja _____
xxx
Dalam hal pengembalian belanja yang sifatnya tidak berulang, PPK-SKPD tidak melakukan pencatatan. Pencatatan dilakukan oleh Fungsi Akuntansi PPKD dengan menjurnal : Ekuitas SAL-Est Perubahan SAL Pendapatan Lain-Lain-LRA
xxx xxx 35
Akuntansi Beban SKPD Langkah Teknis Pembelian Aset Tetap
Berdasarkan bukti transaksi berupa Berita Acara Penerimaan Barang, PPK-SKPD akan membuat bukti memorial aset tetap, dan menjurnal: Aset Tetap________
xxx
Utang ____
xxx
Berdasarkan SP2D LS Barang dan Jasa yang telah diterbitkan, PPKSKPD menjurnal: Utang ____ RK PPKD
xxx xxx
Belanja Modal ______ Ekuitas SAL–Est Perubahan SAL
xxx xxx 36
Akuntansi Kewajiban SKPD Langkah Teknis Ketika SKPD melakukan suatu transaksi pembelian dengan menangguhkan pembayarannya, maka PPK-SKPD akan mengakui adanya hutang/
kewajiban akibat transaksi tersebut dengan mencatat: Beban.___
xxx
Utang ___
atau
xxx
Aset Tetap ____
xxx
Utang ____
xxx
Pada saat dilakukan pembayaran: Utang ____
xxx
Kas di Bend Pengeluaran
xxx
atau
Utang ______
xxx
RK PPKD
xxx 37
Terima Kasih
Biro Keuangan Bagian Anggaran Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
38