BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Bayi prematur adalah bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (Musbikin Imam, 2005, hlm.303). Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gr, kapan pun bayi itu dilahirkan, baik pada minggu ke 32, 36, atau 39. (Stoppard M, 1999, hlm. 29). Menurut WHO bayi prematur adalah bayi yang lahir hidup sebelum usia kehamilan 37 minggu (dihitung dari hari pertama haid terakhir ) tanpa memperhatikan berat badan (Berhman, Kliegman, & Arvin, 2000, hlm 561).
B. Klasifikasi Berdasarkan Berat Badan Berat badan lahir rendah dikelompokkan sebagai berikut: 1. Bayi berat badan lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram. 2. Bayi berat badan lahir sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram 3. Bayi berat badan lahir cukup rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 1500-2500 gram ( Surasmi, A., Handayani, S., Kusuma, H.N., 2002, hlm.32).
Universitas Sumatera Utara
B. Penyebab Terjadinya Prematuritas Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kelahiran bayi prematur dilihat dari faktor ibu yaitu toksemia gravidarum (preeklamsia dan eklamsia), kelainan bentuk uterus (uterus bikornis, inkompeten serviks), tumor (mioma uteri, sistoma), ibu yang menderita penyakit akut (mis.tifus abdominalis, malaria) dan kronis (mis.TBC, jantung), trauma pada maa kehamilan antaralain fisik (jatuh) dan psikologis (stres), usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak dan malnutrisi. Faktor janin yaitu kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini (KPD), cacat bawaan, infeksi (mis. Ruberella, sifilis, toksoplasma), inkompatibilitas darah ibu dan janin (faktor rhesus, gol. darah ABO). Dari faktor plasenta yaitu plasenta previa dan solutio plasenta (Berhrman, Kliegman, & Arvin, 2000, hlm 562).
C. Tanda Bayi Prematur Tanda klinis atau penampilan bayi prematur sangat bervariasi, bergantung pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Tanda dan gejala bayi prematur yaitu umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu, berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, kuku panjangnya belum melewati ujung jari, batas dahi dan rambut kepala tidak jelas,lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang 30 cm, rambut lanugo masih banyak, dan jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
Universitas Sumatera Utara
Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga.mengilap, telapak kaki halus,alat kelamin pada bayi laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan labia minora belum tertutup oleh labia mayora,.tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisannya lemah, .jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang, verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.(Berhrman, Kliegman, & Arvin, 2000, hlm 562).
D. Penyulit Yang Dapat Terjadi Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan luar rahim. Penyakit yang terjadi pada bayi prematur berhubungan dengan belum matangnya fungsi organ-organ tubuh. Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang, bayi prematur cenderung mengalami masalah masalah yang bervariasi. Adapun masalah – masalah yang dapat terjadi sebagai berikut: Pertama ialah hipotermia. Dalam kandungan bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu antara 36 – 37 derajat celcius. Segera setelah bayi lahir dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Selain itu hipotermia dapat terjadi karena pertunbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga lebih mudah kehilangan panas.Tanda klinis hipoternia dalah suhu tubuh dibawah normal, kulit dingin, akral dingin, dan sianosis.
Universitas Sumatera Utara
Kedua ialah sindrom gawat napas. Kesukaran pernafasan pada bayi prematur dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan membran hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru. Tanda klinis sindrom gawat napasadalah pernapasan cepat, sianosis perioral, merintih waktu ekspirasi dan retraksi substernal dan interkostal. Ketiga ialah hipoglikemi. Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah 50-60mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40 mg/dl. Hipoglikemia bila kadar gula darah sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl. Tanda klinisnya adalah gemetar, sianosis, apatis, kejang, apnea intermitten, tangisan lemah, letargi, keringat dingin dan gagal jantung. Keempat ialah perdarahan intrakranial. Pada bayi prematur pembuluh darah masih sangat rapuh hingga mudah pecah. Perdarahan intrakranial dapat terjadi karena trauma lahir, diseminated intravascular coagulopathy. Tanda klinisnya adalah kegagalan umum untuk bergerak, refleks morro menurun atan tidak ada, tonus otot menurun, letargi, kejang, kelumpuhan dan fomtanela mayor mungkin tegangdan cembung. Kelima ialah rentan terhadap infeksi Bayi prematur mudah mendapat infeksi karena imunitas humoral dan seluler masih kurang hingga bayi mudah menderita infeksi. Keenam ialah hiperbilirubinemia. Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar. Kadar bilirubin normal pada bayi prematur 10 mg/dl.Tanda klinisnya adalah sklera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut dan ekstremitas berwarna kuning, letargi, lemampuan mengisap menurun dan kejang (Asrining, A., Siti H., & Heni, N., 2002, hlm.42.)
Universitas Sumatera Utara
E. Perawatan Bayi Prematur di Rumah Sakit Bayi prematur memerlukan perawatan dan pengawasan ketat (intensif). Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah tejadinya keadaan yang lebih buruk. Selain itu, perawatan intensif dapat membantu bayi mengatasi hambatan atau kesulitan dalam upaya penyesuaian diri dengan kehidupan ekstrauteri.. Maturitas fungsi sistem organ merupakan syarat bagi bayi untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim. Bayi prematur atau berat lahir sangat rendah,fungsi sistem organnya belum matur sehingga dapat mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Di bawah ini diuraikan tindakan perawatan yang dilakukan terhadap bayi prematur : Pertama yang dilakukan yaitu bantuan pernapasan. Segera setelah lahir jalan napas orofaring dan nasofaring dibersihkan dengan isapan yang lembut. Bila pengisapan menggunakan alat, lama setiap pengisapan tidak boleh lebih dari 10 detik. Ketika memasukkan kateter jangan memaksa karena dapat menyebabkan trauma pada mukosa. Pemberian terapi oksigen harus hati-hati dan diikuti dengan pemantauan terus-menerus tekanan oksigen darah arteri. Hal ini dilakukan karena pemberian terapi oksigen dapat menimbulkan hiperoksigenisasi yang dapat menyebabkan fibroplasia retrolental dan fibroplasia paru.Sebaiknya terapi okdigen tidak melebihi konsentrasi 30%, kecuali dokter merekomendasikanmememakai tudung kepala dengan alat continous positive airway pessure (CPAP) atau pipa endotrakea. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang sihirup tetap stabil dan aman, yaitu tekanan oksigen arteri antara 80-100 mmHg.
Universitas Sumatera Utara
Kedua yaitu mengupayakan suhu lingkungan netral. Untuk mencegah akibat buruk dari hipotermi karena suhu lingkungan yang rendah atau dingin harus dilakukan upaya untuk merawat bayi dalam suhu lingkungan yang netral, yaitu suhu yang diperlukan agar konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Kedaan ini dapat dicapai bila suhu inti bayi (suhu tubuh tanpa berpakaian) dapat dipertahankan 36,6 – 37,5 derajat celcius. Suhu lingkungan yang netral dapat diupayakan melalui berbagai cara. Inkubator ada berbagai macam, yang canggih dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan kelembaban agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya dalam batas normal, suplai oksigen dapat diatur, dan alat perlengkapan lain untuk memantau. Inkubator pada umumnya ada dua macam, yaitu inkubator tertutp yang semua perawatan dan pengobatannya diberikan melalui lobang lengan yang tersedia, dibuka bila diperlukan, dan inkubator terbuka yang harus dibuka bila perawat akan melakukan tindakan perawatan bayi. Namun bila tidak ada inkubator, lingkungan bayi dapat dihangatkan dengan cara meletakkan botol berisi air panas di bagian samping kanan dan kiri bayi. Botol berisi air panas sebelum diletakkan dibungkus dengan kain atau handuk dan ditempatkan disisi keranjang, jangan sampai menyentuh atau terlalu dekat dengan tubuh bayi. Isi botol diganti setiap jam atau bila sudah tidak panas.Bila ada sarana listrik untuk memberi lingkungan yang hangat dilakukan dengan menempatkan lampu pijardekat keranjang atau tempat tidur bayi pada tiga sisi dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dimatikan dan dinyalakan secara terpisah.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga yaitu pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi sangat penting karena infeksi akan memperburuk kedaan bayi yang sudah bermasalah. Bayi prematur akan mudah menderita sakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi :petugas dan orangtua yang mengunjungi bayi harus cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, petugas yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki unit perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh, setiap orang yang memasuki unit perawatan bayi harus memakai pakaian bersih dan pakaian penutup khusus yang disediakan, setiap bayi menggunakan alat perawatan individual. Peralatan yang digunakan dibersihlan secara teratur sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap bayi yang masuk kembali dari rumah atau bayi dengan proses kelahiran yang tidak steril harus diisolasi secara fisik dari bayi prematur Keempat yaitu pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi. Kebutuhan bayi untuk pertumbuhan yang cepat dan pemeliharaan harian harus disesuaikan dengan tingkat kematangan anatomi san fisiologi.Koordinasi mekanisme mengisap san menelan belum sepenuhnya baik pada usia kehamilan 36-37 minggu. Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan mudah mengalami distensi abdomen yang dapat mempengaruhi pernapasan. Pada hari-hari pertama, pengosongan lambung bayi prematur lebih lambat, pengosongan akan lebih cepat pada hari ketiga dan seterusnya. Pemberian cairan yang cukup sangat penting untuk bayi prematur, karena kadar air ekstra sel pada bayi prematur lebih tinggi daripada bayi normal (70% pada bayi normal, 90 % pada bayi prematur). Pemantauan yang perlu dilakukansetiap hari asalah berat badan, jumlah pengeluaran air kemih, berat jenis urine, serta kadar nitrogen urea serum dan elektrolit. Kehilangan cairan yang meningkat akan menyebabkan bayi menjadi dehidrasi karena ginjal tidak sanggup menahan air dan dan elektrolit yang keluar. Sebaliknya, jumlah
Universitas Sumatera Utara
cairan yang berlebihan memudahkan terjadinya edema, gagal jantung dan ductus arteriosus paten. Pemberian cairan intrevena pada bayi dapat diberikan melalui vena, cairan tersebut dialirkan melalui pompa infus, yang dapat mengalirkan cairan dengan volume sangat kecil pada tingkat aliran yang sudah ditentukan. Prinsip utama pemberian makan bayi prematur adalah sedikit demi sedikit secara perlahan dan hati-hati. Saat pemberian minum harus dicegah terjadinya kelelahan, regurgitasi dan aspirasi. Minuman atau makanan terbaik yang diberikan pasa bayi adalah ASI, bila ASI tidak ada karena ibu sakit, meninggal, produksi ASI tidak ada atau hal lain, diberikan susu formula khusus bayi prematur atau sesuai anjuran. Minuman pertama yang diberikan adalah larutan glukosa 5%. Cara pemberian minum yaitu menyusu, minum melalui botol, dan minum melalui selang Menyusu Bayi prematur yang tampak aktif dengan refleks mengisap dan menelanyang baik dapat minum dengan cara menyusu langsung pada ibumya. Bayi dapat dicoba menyusu pada ibunya bila berat badan minimal 2000 gram, suhu tubuh bayi dapat tetap stabil di luar inkubator, refleks menghisap dan menelan baik, tidak sianosis atau menunjukkan tanda gangguan pernapaan selama menyusu. Minum melalui botol susu Bayi yang aktif secara refleks sapat mengisap dan menelan dengan baik. Akan tetapi, bayi yang belum atau tidak dapat menyusus pada ibu dapat diberi minum melalui botol. Lubang dot hrus memberi aliran tetesan yng lancar bukan mengeluarkan arus susu dengan deras. Saat minum, kepala dan bahu bayi lebih tinggi 30 derajat dari badan degan meletakkan kepala bayi di atas lipatan selimut, atau bayi deletakkan di atas lengan
Universitas Sumatera Utara
perawat. Bayi prematur minum lebih lambat dan membutuhkan periode istirahat yang sering. Jika bayi membutuhkan waktu lebih dari 20 menit untuk menghabiskan jatah 1 kali minum, pemberian minumnya perlu dipertimbangkan karena mungkin bayi belum cukup kuat untuk minum melalui botol. Selanjutnya, perlu dipertimbangkan cara pemberian minum melalui pipa lambung atau melalui cara lain sesuai kondisi bayi. Pemberian minum melalui pipa Bayi dengn masa gestasi 32 minggu atau kurang atau berat badan kurang dari 1500 gram terlalu lemah untuk bisa mengisap secara efektif atau tidak mempunyai refleks menelan yang memadai. Dalam keadaan demikian, pemberian minum diberikan melalui pipa lambung ynag dimadukkan melalui mulut atau hidung. Pemasukkan pipa lambung melalui hidung dapat menghalangi pernapasan dan memicu peradangan mukosa hidumg. Ketika memasukkan minuman melalui pipa lambung, aliran susu harus menurut gaya berat. Karena aliran yang terlalu cepat atau disemprotkan dapat menyebakan perut bayi membuncit, regurgitasi, aspirasi, atau muntah. Setiap akan memberi minum caira lambung harus diaspirasi terlebih dahulu. Apabila yang keluar hanya sedikit udara dan lendir, jumlah minuman yang direncanakan dapat diteruskan. Selama pemberian minum, perawat harus memperhatikan perilaku bayi prematur yang menunjukkan kesiapan minum melalui botol atau menyusu. Perilaku bayi prematur selama menyusu yang dapat diamati yaitu refleks mengisap yang kuat, koordinasi gerakan mengisap dan menelan yang baik dan terbangun sebelum pemberian minum dan mengantuk setelah minum. Apabila perilaku tersebut tampak, bayi bisa mencoba minum dengan botol atau menyusu pada ibu.
Universitas Sumatera Utara
Kelima yaitu penghematan energi. Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah menghemat energi. Oleh karena itu, bayi prematur ditangani seminimal mungkin. Bayi yang dirawat dalam inkubator tidak membutuhkan pakaian, tetapi hanya dibaringkan diatas popok atau alas. Selain itu, observasi juga dapat dilakukan tanpa harus membuka pakaian. Alat monitor yang dilekatkan ke kulit memberi data yang berkelanjutan tentang fungsi vital sehingga mengurangi penanganan secara langsung untuk pengkajian secara periodik. Keenam yaitu perawatan kulit. Kulit bayi prematur belum matang dibanding kulit bayi normal. Lemak subkutan sedikit atau tidak ada, struktur kulitnya masih longgar, rapuh dan tipis dengan serat elastik yang lebih sedikit. Sabun alkali tidak dapat digunakan karena dapat merusak mantel asam kulit. Obat desinfektan alkohol dan betadin atau yodium povidon digunakan secara hati-hati. Setelah digunakan jika perlu dibilas dengan air steril karena bahan tersebut bisa menimbulkan iritasi dan luka. Plester yang digunakan untuk melekatkan alat monitor, fiksasi infus, dan pipa lambung, waktu dilepas dapat membuat kulit terkelupas terbawa oleh plester atau selotip sehingga kulit terpisah dari struktur di bawahnya. Bagian tubuh yang sering tertekan terutama tumit, bokong, bahu, siku dan bagian belakang kepala harus selalu dibersihkan, kemudian diberi bedak bayi. Begitu juga daerah lipatan kulit yaitu leher, ketiak, lipat paha, lutut. Posisi tidur harus diubah setiap 1-2 jam, secara bergantian miring ke kiri atau ke kanan, untuk mencegah iskemia dan nekrosis pada bagian yang tertekan. Ketujuh yaitu pemberian obat. Mekanisme detoksifikasi bayi prematur belum matang, sehingga tidak atau kurang memiliki kemapuan untuk menunjukkan gejala keracunan. Kondisi ini menghasuskan perawat untuk waspada terhadap tanda reaksi
Universitas Sumatera Utara
yang berlawanan. Pemberian obat-obatan, salep, cairan intravena dan oksigen membutuhkan perhatian dan penangan yang teliti. Dosis obat dan pengencerannya harus dihitung dengan cermat, cara dan waktu pemberian harus tepat, etiket dibaca dengan teliti. Kedelapan yaitu pemantauan data fisiologis. Bayi yang memerlukan pemantauan intensif ditempatkan dalam lingkungan dengan suhu yang terkontrol dan dipantau aktifitas pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan suhu tubuh. Pemantauan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis dan monitor yang dilengkapi dengan sistem alarm yang dapat memberi tanda bila terjadi penyimpangan tanda-tanda vital dari batas nilai normal. Perawat harus teliti dan waspada mengamati adanya perubahan yang samar dalam perilaku minum, warna kulit atau tanda vital karena dapat merupakan gejala adanya masalah pada bayi. Mengontrol denyut jantung dan membandingkan dengan data yang ada pada alat monitor, merupakan suatu tindakan yang penting dilakukan.
G. Perasaan yang Timbul Saat Melihat Bayi Pertamakali Bayi prematur memiliki penampilan sangat berbeda dengan bayi cukup bulan. Tidak adanya lemak menimbulkan penampilan bayi yang kurus, seolah hanya terdiri dari kulit dan tulang saja. Apalagi dalam perawatan di rumah sakit bayi tampak dikelilingi dengan kabel-kabel dan peralatan rumah sakit yang membantu kelangsungan hidup bayi. Karena dipengaruhi oleh rasa takut dan kurangnya informasi, ada ibu yang enggan melihat bayi prematurnya untuk pertama kali. Kengganan tersebut alamiah dan lazim ditemukan pada hari-hari pertama. Ini berakar pada rasa cemas dan takut. Ada ibu yang merasa khawatir mereka tidak bisa mencintai bayinya yang prematur.
Universitas Sumatera Utara
Kecemasan dan stres secara bersama dapat menghambat arus alamiah emosi yang mengalir di hatibanyak ibu. Tidaklah mengherankan, kecemasan karena lahirnya bayi prematur menghilangkan rasa gembira. (Glover, B., & Hodson, C., 1998, hlm.37) Menurut Caplan (2002) individu lebih mau mendengarkan tenaga kesehatan ika isi pesan yang disampaikan berhubungan dengan keadaan dan pengalamannya. Karena itu penanganan krisis dapat menjadi pencegahan primer jika tenaga kesehatan dapat memfasilitasi adaptasi, pembelajaran dan pertumbuhan sehingga individu dapat melihat manfaat dari pengalamannya dan dapat menghadapi krisis yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang menggunakan ketrampilan yang mereka pelajari. pencarian informasi dirumuskan dalam tiga bagian: memperoleh informasi tentang krisis, menilai tindakan alternatif dan memperkirakan hasil akhir yang mungkin terjadi. Mencari dukungan dari keluarga, teman dan oranglain yang mampu menolong di masyarakat merupakan sumber kekuatan pada masa sulit. (Niven, N., 2002, hlm. 82) Banyak ibu mengalami kegembiraan yang meluap ketika ia melihat bayi yang baru ia lahirkan, tetapi juga ditemukan kenyataan tentang adanya beberapa ibu yang tidak terlampau antusias dengan bayi yang ia lahirkan, baik bayi prematur atau yang cukup bulan. Ibu bayi prematur sangat kecil kemungkinannya merasakan kegembiraan yang meluap seperti kebanyakan ibu yang lain, karena adanya stres, rasa cemas dan rasa takut terhadap kemungkinan bayinya akan meninggal. Menurut Sherr (1995), dari sudut pandang orangtua, bayi prematur menimbulkan berbagai kesulitan tinggi, terutama karena hasil untuk tiap bayi tidak pernah pasti. Pengalaman mereka, berdasar defenisi, terlalu dini dan sering terperangkap dalam kegawatan, panik, dan intervensi medis tinggi. Ketidakpuasan terhadap hasil bayi, pengalaman ini sering sangat membuat stres dan ada permasalahan jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Calam (1999), akibat beratnya emosi dan kecemasan banyak orangtua tidak mampu menyerap informasi yang diberikan kepada mereka pada saat yang sangat stres tersebut. Pemberi asuhan harus siap untuk mengulang penjelasan dan berbicara dengan sensitif, dengan istilah yang mudah dipahami, mengenai kemungkinan yang terjadi, meskipun suram untuk bayi. Menurut Ballard (2002) menemukan bahwa neonatologis cenderung menunda permintaan orangtua bukan mematuhi keputusannya yang terbaik. Terutama sangat jelas bila orangtua dianggap penuntut. (Niven, N., 2002, hlm. 80)
H. Persiapan Perawatan Bayi Prematur di Rumah Kebanyakan orangtua sangat cemas membawa bayi dengan berat lahir rendah ke rumah, tetapi dokter tidak akan melepas bayi prematur ika dokter tidak yakin bayi siap dibawa pulang ke rumah. Sebelum pemulangan, bayi prematur harus dapat minum semua nutrisi melalui puting, botol atau buah dada. (Robinson D. C, 2002,hlm 83) Pertumbuhan harus terjadi dengam penambahan yang stabilsekitar 10-30 gr/hari. Suhu harus stabil dalam tempat tidur terbuka. Tidak terdapat apnea atau bradikardia yang baru dan pemberian obat parenteral harus sudah dihentikan. Kebutuhan bayi prematur pada umumnya tidak berbeda dengan kebutuhan bayi cukup bulan. Tetapi dibutuhkan persiapan sebelum kepulangan bayi di rumah. Dianjurkan kepada orangtua untuk dapat bertanya pada paramedis atau membaca buku tentang perawatan bayi. Sebenarnya banyak hal yang harus diperhatikan dalam merawat bayi prematur di rumah. Yang harus diperhatikan adalah kehangatan bayi. Pada hari-hari pertama setelah bayi di rumah, pastikan bahwa ia diberi pakaian secukupnya
dan tertutup
Universitas Sumatera Utara
kepalanya. Bayi harus selalu menggunakan topi yang hangat. Pemberian ASI yang adekuat dan teratur. Refleks menghisap dan menelan bayi prematur belum baik serta organ pencernaannya belum sempurna, maka pemberian makan bayi harus dilakukan secara hati-hati. (Berhman, Kliegman, & Arvin, 2002, hlm 571).
I. Perawatan Bayi Lekat (PBL) KMC (Kangaroo Mother Care) adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian asi eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah salit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan asi peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. KMC dilakukan sampai bayi berat badan 2500 gr atau mendekati 40 minggu, atau sampai bayi kurang nyaman dengan KMC, misalnya sering bergerak, gerakan ekstremitas berlebihan, san bila dilakukan KMC lagi bayi menangis. Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan ayah, saudara atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan, bayi diberi pakaian hangat dan topi, dan diletakkan di boks bayi dalam ruangan hangat. Pasa saat melakukan KMC bayi diberi pakaian, topi, popok, dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu. Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, dan lihat apakah kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Kemudian posisikan bayi dalam frog position yaitu fleksi pada siku san tungkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak ekstensi. Menutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang sudah dihangatkan sebelumnya. Bila baju ibu tidak
Universitas Sumatera Utara
dapat menyokong bayi, dapat menggunakan handuk/kain (dilipat diagonal, dan difiksasi dengan ikatan atau peniti yang aman di bahu ibu), kain lebar elastik,atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. Dalam memantau bayi ibu harus tahu bagaimana kedaaan normal bayi mengenai pola pernapasan dan warna kulit bayi normal. Mintalah pada ibu wapada terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau tidak normal. Jelaskan pada ibu bahwa KMC penting agar pernapasan bayi baik dan mengurangi risiko terjadinya apnea, dibanding bila bayi diletakkan di dalam boks. Mengajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar mulut atau napas berhenti lama (Kosim, S., 2003, hlm. 108).
J. Pengalaman Pengalaman ialah yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya) (Daryanto,1998, hlm. 28). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Syah, 2003)
Universitas Sumatera Utara
K. Penelitian fenomenologi Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang. Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang keadaran dari perspektif pertama seseorang (Moleong, 2005). Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu fenomenologi deskriptif dan fenomenologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus pada penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam fenomena (fenomena deskriptif) dan bagaimana mereka menafsirkan pengalaman tersebut (fenomenologi interpretif). Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi. Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu: (1) ruang kehidupan); (2) kehidupan tubuh (memenuhi kebutuhan badaniah); (3) usia (kesementaraan); (4) kehidupan hubungan manusia (Polit, 2001). Fenomenologis percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan menarik, karena kesadaran seseorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi sesuatu di dunia (perwujudan) adalah sebuah konsep tentang ketajaman ikatan fisik seseorang pada dunia mereka seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa, dan interaksi antara perasaan yang terus menerus pada tubuh mereka dengan dunia ( Polit, 2003). Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
terhadap
orang-orang
yang
berada
dalam
situasi
tertentu.
Fenomenologi tidak berarti bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang
Universitas Sumatera Utara
yang sedang diteliti, yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku seseorang. Tetapi peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para sunjek yang ditelitinya sehinnga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar dalam kehidupannya sehari-hari (Moleong, 2005). Dalam sebuah penelitian fenomenologi sumber data utama adalah data percakapan yang mendalam, dengan peneliti dan informan sebagai partisipan. Peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup tanpa memimpin diskusi. Selanjutnya, dalam percakapan yang dalam, peneliti berusaha menambahkan jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akes penuh tentang pengalaman hidup mereka. Terkadang dua wawancara terpisah atau beberapa pembicaraan diperluka (Polit, 2001) Walaupun terdapat sebuah metode interpretasi fenomenologi, sebuah penelitian deskriptif sering melibatkan empat tahap yaitu: (1) menggolongkan data, yang berarti proses
mengidentifikasi
dan
memegang
praduga
kepercayaan
dan
pendapat
ditangguhkan tentang fenomena yang dteliti; (2) Intuisi, yang terbentuk ketika peneliti membuka arti sifat dari orang yang pernah mengalaminya; (3) analisa data, misalnya menyaring percakapan penting, mengkategorikan dan membuat pengertian tentang halhal baru dari fenomena; (4) menggambarkan, yaitu tahap menggambarkan ketika peneliti mulai mengerti dan mengartikan fenomena ( Polit, 2001).
Universitas Sumatera Utara