6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hakekat Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Menurut kamus bahasa Indonesia yang dikutip oleh Usman Uzer (2006)
menyatakan
bahwa,kompetensi
berarti
(kewenangan)
kekuasaan
untuk
menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar dari kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan . Usman Uzer juga mengatakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan yang diharapkan. Kompetensi merupakan pengetahuan ,ketrampilan,dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas, 2002). Menurut Burke “being able to perform whole work roles,to the standarts expected in employment in real working environtment“. Dari definisi ini di dapat,ada tiga kriteria kompetensi : a).mampu melaksanakan keseluruhan tugastugas dari suatu pekerjaan, lebihdari pada memiliki ketrampilan atau tugas-tugas pekerjaan yang spesifik. b). Sesuai dengan standar yang diharapkan dalam pekerjaan. c). Dalam pekerjaan lingkungan pekerjaan nyata yang memberi tekanan dan berkaitan dengan seluruh pekerjaan dan variasi-variasi pekerjaan yang sebenarnya. Kompetensi merupakan karakteristik dasar yang terdiri dari ketrampilan, pengetahuan, serta atribut personal lainnya yang mampu membedakan seseorang itu perform dan tidak perform. Spence dan Spencer (1993) mengklasifikasikan kompetensi menjadi karakteristik dasar, hubungan sebab akibat dan acuan kriteria sebagai berikut : 1)
6 Universitas Sumatera Utara
7
Karakteristik dasar adalah kompetensi sebagai bagian dari kepribadian individu dan dapat memprediksikan perilaku dalam situasi dan tugas, yaitu : a. Motif sebagai dorongan dari diri seseorang secara konsisten untuk melakukan suatu tindakan , b. Sifat/ watak yaitu karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi tertentu, c. konsep diri yaitu nilai-nilai sikap atau citra diri yang dimiliki individu , d. Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki seseorang untuk bidan tertentu, e. Ketrampilan yaitu kemampuan untuk melaksanakan tugas secara fisik atau mental. 2) Hubungan sebab akibat adalah kompetensi yang menyebabkan dan memprediksi tindakan perilaku yang pada akhirnya dapat memprediksi hasil kinerjakerja. Kompetensi motif , sifat/watak dan konsep diri dapat memprediksi tindakan perilaku yang pada akhirnya dapat memprediksi hasil kinerja. 3) Acuan kriteria adalah kompetensi paling kritis yang dapat membedakan kompetensi dengan kinerja tinggi atau rata-rata (Harun, 2007). Kompetensi
menurt
Hall
dan
Jones
adalh
pernyataan
yang
menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang yang dapat diamati dan diukur. Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa orang yang mempunyai kompetensi adalah orang-orang yang mampu menguasai persyaratan yang dituntut oleh suatu pekerjaan untuk dapat dilakukan dalam praktek. Menurut Hamzah (2007) domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagai kedua domain yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah :
Universitas Sumatera Utara
8
a. Persepsi Persepsi berkenaan dengan penguasaan indra dalam melakukan kegiatan seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu. b. Kesiapan Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set) termasuk didalamnya mental set (kesiapan mental), physikcal set (kesiapan fisik) atau emosional set (kesiapan perasan) untuk melakukan suatu tindakan. c. Gerakan terbimbing Gerakan terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti , mengulangi, perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba ( trial and error) d. Gerakan yang terbiasa Gerakan yang terbiasa berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set) termasuk didalamnya mental set (kesiapan mental), physikal set (kesiapan fisik) atau emosional set ( kesiapan perasaan untuk melakukan suatu tindakan. e. Gerakan kompleks Gerakan kompleks adalah penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat dengan hasil yang baik,namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti ketrampilan menyetir kendaraan bermotor.
Universitas Sumatera Utara
9
f. Penyusunan Pola Gerak Penyesuaian pola gerak atau adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkuan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terkait seperti pada orang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan. g. Kreatifitas Kreatifitas menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan tarian. Didalam tujuan pembelajaran terdapat kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa di akhir pengajaran. Misalnya kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah Asuhan Kebidanan Pelayanan KB adalah mahasiswa akan dapat memberikan pelayanan KB. Dalam hal ini metode yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut adalah praktikum di laboratorium. Metode praktikum memungkinkan mahasiswa secara konkrit menyelesaikan perubahan-perubahan yang terjadi sehingga analisis dibuat berdasarkan pengalaman yang dialami dan disaksikan oleh mahasiswa. Dalam contoh tersebut kompetensi yang akan dicapai adalah pengetahuan dan ketrampilan. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar selain kompetensi diatas ada satu kompetensi lain yaitu sikap. Untuk mencapai kompetensi sikap, metode simulasi merupakan metode yang tepat kaena melalui simulasi mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
10
dilatih untuk memperagakan sikap yang dikehendaki, misalnya sikap waktu menginterview responden untuk mendapatkan data penelitian (Rusdiana, 2006). Sedangkan strategi penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek pengetahuan yaitu : a) menggunakan standart lulusan penilaian acuan patokan (PAP), dengan nilai minimal 60%, b) ditekankan terhadap oleh pengetahuan dan teori yang berkaitan dengan KB, c)dilakukan oleh tim pengajar mata kuliah bersama-sama dengan pembimbing lahan praktek, d) metode penilaian berupa laporan / dokumen, presentasi dan responsi, e) Instrumen penilaian yaitu daftar pertanyaan dan lembar observasi, f) bobot 20%, g) kriteria lulusan nilai minimal 60 (Djumiati, 2007). Penilaian untuk aspek sikap yaitu : a) Dilakukan oleh tim pengajar mata kuliah bersama-sama dengan pembimbing lahan praktek, b) Metode penilaian yaitu observasi / cheklist, c) Bobot 20%, d)Kriteria lulusan nilai minimal 60 setelah dikonversi ke nilai angka absolut. Penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek ketrampilan : a) Ditekankan terhadap pelaksanaan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan standart untuk menilai hasil dilakukan dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan kriteria keberhasilan, b) Strategi penilaian hasil mencakup penilaian proses, hasil atau proses dan hasil, keamanan dan keselamatan kerja, c) Penilaian proses dilakukan jika produk tidak bisa diamati, penilaian proses dan hasil dilakukan jika keduanya bisa dibantu, d) Penilaian hasil dilakukan jika proses tidak bisa diamati. Penilaian pada tahap pelaksanaan dilakukan oleh tim pengajar mata kuliah atau bersama-sama dengan pembimbing lahan praktek terhadap seluruh kompetensi, e) Penilaian aspek keterampilan
Universitas Sumatera Utara
11
meliputi persiapan, pelaksanaan,hasil tindakan keamanan dan kenyamanan (Djumiati, 2007).
2.2
Kemampuan dosen Kemampuan dosen merupakan faktor penting dalm pembelajaran
laboratorium , kompetensi dosen mengacu PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan dan UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dosen, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. Mampu memahami karakteristik peserta didik. Menerapkan teori pembelajaran yang relevan dengan peserta didik dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Mampu mengelola pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Mampu merancang pembelajaran secara interaktif, menyenangkan, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Mampu
melaksanakan
pembelajaran
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan minat perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Mampu merancang penilaian proses dan hasil belajar. Mampu
Universitas Sumatera Utara
12
melaksanakan hasil penilaian untuk berbagi kepentingan pendidikan. Mampu melaksanakan penelitian dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana, berwibawa,menjadi teladan bagi peserta didik, berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. Mempunyai rasa bangga sebagai dosen, dapat bekerja mandiri, mempunyai etos kerja, rasa percaya diri dan tanggung jawab yang tinggi. Mampu bersikap dan berprilaku yang disegani. Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Mempunyai bakat, Mampu menunjang tinggi kode etik profesi dosen. Kompetensi profesional adalah yang meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, kemampuan merancang, melaksanakan dan
menyusun
laporan
penelitian.
Kemampuan
mengembangkan
dan
menyebarluaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian masyarakat. Kompetensi dosen tersebut bersifat holistic yang ditetapkan oleh senat akademik satuan pendidikan tinggi bekerja sama dengan asosiasi profesi. Kompetensi sosial adalah kemampuan dosen yang meliputi kemapuan untuk berkomunikasi lisan, tulisan, dan isyarat. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Universitas Sumatera Utara
13
Kemampuan atau kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dimilikinya (Anonymous, 2007). Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan pada anak didik di sekolah. Dosen adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah, 2006). Seorang dosen dikatakan mampu bila dapat menguasai materi perkuliahan dengan baik, mampu berkomunikasi menyampaikan kuliah dengan baik, selalu hadir dan menggunakan waktu kuliah dengan baik, tidak mewakilkan kepada orang lain atau mengganti jadwal kuliah. Seorang mahasiswa dapat mengukur usaha maksimal dosen yang mengajar suatu mata kuliah, misalnya dengan adanya persiapan slide setiap kuliah, memberi PR dan kuis, memberi feed back terhadap soal-soal ujian,memberi responsi soal-soal, memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya, dan sebagainya( SDM, 2005).
2.3
Sarana dan Prasarana Yang dimaksud sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efesien (Depdikbud, 1988).
Universitas Sumatera Utara
14
Lebih luas dapat diartikan sarana sebagai sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang (Suharmi,1985). Sarana laboratorium diantaranya air dan listrik adalah sangat penting dalam mempermudah pelaksanaan kegiatan laboratorium, tetapi sarana dan prasarana tersebut dapat menimbulkan kerusakan maupun kecelakaan apabila tidak dijaga penggunaannya secara baik dan tepat dengan ratio alat laboratorium untuk kesehatan ibu dan anak 1:8 termasuk alat untuk pemasangan IUD yaitu lampu, spekulum, apusan bakteriologi, lidi kapas, larutan antiseptik, sarung tangan bersih, wadah, baki/bengkok steril,forsep steril 10 inc, sonde uterus, forsep jaringan 12 inc, gunting yang cukup panjang, tempat tidiur ginecolog, model untuk insersi IUD.
2.4
Pembelajaran Praktek Laboratorium Dalam proses belajar Ilmu Kebidanan sering berkaitan dengan
laboratorium jadi laboratorium bukanlah hal yang asing bagi yang mendengar. Saat mendengar laboratorium maka yang ada dalam benak seseorang adalah bahwa laboratorium itu merupakan suatu ruangan tempat siswa atau mahasiswa sedang melakukan percobaan atau penelitian. Namun beberapa ahli memberi pengertian tentang laboratorium berbeda-beda namun pada hakekatnya adalah sama. Pembelajaran padanan kata dari instruction yaitu proses membuat orang belajar.Pembelajaran luas dari pengajaran (teaching) yaitu mencakup semua events yang berpengaruh langsung kepada proses belajar manusia, bukan hanya
Universitas Sumatera Utara
15
terbatas pada events yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan informasi dan penataan lingkungan untuk menunjang proses penemuan ilmu pengetahuan (Harun, 2006). Menurut Wina (2006) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia ataupun manusia dengan lingkungan nya. Robert F. Marger (dalam Hamzah, 2007) memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel, juga Kemp (Hamzah,2006) yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang di wujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan, tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, ataupun ruangan terbuka. Dalam pengertian terbatas laboratorium adalah suatu ruangan
yang tertutup
dimana percobaan atau penyidikan dilakukan. Dan ini didukung oleh Amin (dalam Hamzah,2006) bahwa laboratorium merupakan kegiatan aplikasi teoriteori yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah khususnys kimia melalui percobaan. Laboratorium merupakan tempat bekerja untuk mengadakan percobaan atau penyidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti fisika, kimia, biologi dan sebagainya (Nyoman 2006).
Universitas Sumatera Utara
16
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa laboratorium merupakan suatu tempat dimana melakukan suatu kegiatan praktikum yang merupakan percobaan dan penyelidikan dalam bidang tertentu. Suatu perguruan tinggi yang mengajarkan kebidanan khususnya bidang studi KB hendaknya mempunyai laboratorium. Karena dalam pelajaran Askeb KB mahasiswa tidak hanya mendengar teori-teori dosen dari pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan praktikum untuk melatih ketrampilan. Menurut Nyoman (2006) menyatakan bahwa laboratorium sebagai salah satu sarana belajar mengajar akan sangat bermanfaat apabila fungsi laboratorium itu adalah : 1. Sebagai tempat terjadinya masalah 2. Sebagai tempat memahami masalah yang dijumpai oleh para siswa 3. Sebagai tempat memahami lebih mendalam fakta-fakta yang dijumpai 4. Sebagai tempat untuk melatih kedisiplinan, sikap ilmiah dan kedisiplinan 5. Sebagai tempat mendidik mahasiswa agar dapat menjadi cermat, kritis, sabar, jujur dan cekatan. Menurut Hamzah (2006) kawasan kognitif adalh kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri dari 6 (enam tingkatan yang secara hierarki berurutan dari yang paling rendah (pengetahuan sampai yang paling tinggi evaluasi) adalah : a. Tingkat Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan ini diartikan kemampuan seseorang dalam menghapal atau mengingat atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterima.
Universitas Sumatera Utara
17
b. Tingkat Pemahaman (Comprehention) Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. c. Tingkat Penerapan (Application ) Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. d. Tingkat sintesis (synthesis) Sintesis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. e. Tingkat Analisis (Analysis) Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. f. Tingkat Evaluasi (Evaluation) Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai dalam elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih sederhana.
2.5
Pelaksanaan Pembelajaran Laboratorium Proses pembelajaran laboratorium adalah suatu proses untuk melakukan
suatu ketrampilan dengan menstimulasi, demontrasi, role play dengan
Universitas Sumatera Utara
18
mendekatkan keadaan pada situasi nyata. Proses di laboratorium sebetulnya dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah laboratorium kelas dimana mahasiswa melakukan proses pembelajaran yang berlangsung di institusi dengan menggunakan alat peraga. Sedangkan kelompok kedua adalah laboratorium klinik, dimana proses pembelajaran dilaksanakan dilahan praktik. Disini mahasiswa menjalankan praktik dibawah bimbingan dosen pengasuh mata kuliah. Dengan demikian diharapkan mahasiswa melaksanakan praktikum pada kondisi nyata. Pembelajaran praktek merupakan proses belajar yang penting untuk menerapkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan profesional serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa berpikir kritis selama melakukan tindakan. Metode pembelajaran praktek laboratorium : berupa simulasi, demonstrasi, praktikum, studi mandiri dan multimediatutorial. Adapun jenis metode pembelajaran (Atwi, 2001) adalah sebagai berikut : 1. Metode Demonstrasi Mengambil
bentuk
sebagai
contoh
pelaksanaan
atau
suatu
ketrampilan atau proses kegiatan. Syarat menggunakan metode ini harus suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau pelaksanaan kegiatan. Metode ini dapat digunakan bila : a) Kegiatan pembelajaran bersifat formal b) Materi pembelajaran berbentuk ketrampilan gerak psikomotor c) Pengajar bermaksud menggantikan dan menyederhanakan kegiatan yang baik pelaksanaan suatu prosedur atau teorinya d) Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standart ketrampilan.
Universitas Sumatera Utara
19
Kesulitan metode ini adalah mendapat orang yang bukan saja ahli dalam demonstrasi ketrampilan atau prosedur yang akan diajarkan, melainkan juga menjelaskan setiap langkah yang didemonstrasikan secara verbal. 2. Metode simulasi Menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini tepat digunakan untuk : a) Semua tahap belajar, b) Pendidikan formal, c) Memberikan kejadian yang analogis, d) Memungkinkan praktek dan umpan balik dengan resiko kecil, e) Sebagai alat pelajaran mandiri. 3. Metode Praktikum Berbentuk pelaksanaan tugas mahasiswa atau penelitian tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Penerapan metode ini adalah : a) Pada tahap akhir proses belajar, b) Dapat digunakan pada semua mata kuliah, c) Menunjang metode pembelajaran lain, d) Meningkatkan kemampuan untuk kenaikan tingkat, e) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri mahasiswa lain. 4. Metode Tutorial Berbentuk pemberian bahan belajar yang telah dikembangkan untuk dipelajari mahasiswa secara mandiri dan kesempatan secara priodik tentang kemajuan masalah yang dialaminya.
Universitas Sumatera Utara
20
2.6 Kontrasepsi IUD 2.6.1
Jenis-jenis IUD Sampai sekarang sudah terdapat berpuluh-puluh jenis IUD, yang paling banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Iondonesia ialah IUD jenis Lippes loop. IUD dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang termasukdalam golongan bentuk terbuka adalah Lippes Loop, Salt T-Coil, Multi Load 250,Cu-7,Cu-t,CuT380A, Spiring Coil, MarguliesSpiral dan lain-lain, Sedangkan yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin antara lain adalah Ota ring Antigon F, Ragab ring, Cincin Graven berg, Cincin Hall Stone, Birnberg bosw dan lain-lain (Hartanto,2003).
2.6.2
Mekanisme kerja IUD Semua IUD menimbulkan reaksi benda asing di endometrium, disertai peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi leukosit.Reaksi ini ditingkatkan oleh tembaga, yang mepengaruhi enzi-enzim endometrium, metabolisme glikogen dan penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma. Pada pemakaian IUD yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genitalia atas berkurang. Perubahan cairan uterus dan tuba mengganggu viabilitas gamet, baik sperma maupun ovum yang diambil dari pemakai IUD yang mengandung tembaga memperlihatkan degenerasi mencolok (WHO, 1997). Pengawasan hormon secara dini memperlihatkan bahwa tidak terjadinya kehamilan pada pemakai IUD
Universitas Sumatera Utara
21
yang
mengandung
tembaga
digunakan
untuk
kontrasepsi
pasca
koitus.LNG-IUS menginduksi atrofi dan produksi mukus serviks antagonis, yang akan meningkatkan efektifitasnya (Gabriel,2005).
2.6.3
Tehnik Pemasangan Karena metoda pemasangan berbeda-beda untuk tiap-tiap alat, maka pemasangan paling aman apabila kita mengikuti petunjuk produsen dengan cermat. 1. Sepanjang prosedur, harus diterapkan tehnik”jangan menyentuh” (no touch technique). Bagian dari sonde dan alat pemasangan yang sudah terisi yang masuk kedalam uterus jangan disentuh,bahkan dengan tanganyang sudah bersarung,kapanpun.Dengan demikian,pemasangan sarung tangan yang bersih (non – steril) sudah memadai. 2. Setelah pemeriksaan panggul bimanual, serviks dibukaakan dengan spekulum semntara wanita berbaring dalam posisi lithotomi modifikasi atau posisi lateral. 3. Serviks dibersihkan dengan antiseptik dan dipegang dengan forseps atraumatik 12 inci (Forsep allis panjang sering digunakan) Tarikan lembut
untuk
meluruskan
kanalis
uteroservikalis
membantu
pemasangan IUD di fundus. 4. Sonde uterus dimasukkan dengan hati-hati untuk menentukan kedalaman dan arah rongga uterus serta arah dan kepatenan kanalis servikalis.Apabila dijumpai spasmen/stenosis serviks, maka mungkin
Universitas Sumatera Utara
22
perlu dipertimbangkan pemberian anestetik lokal dan dilatasi os serviks. 5. IUD dimasukkan kedalam alat pemasang sedemikian sehingga IUD akan terletak rata dalam bidang transversal rongga uterus saat dilepaskan. 6. IUD jangan berada didalam alat pemasang lebih dari beberapa menit karena alat ini akan kehilangan “elastisitasnya” dan bentuknya akan berubah. 7. Tabung alat pemasang secara hati-hati dimasukkan melalui kanalis servikalis, IUD dilepaskan sesuai instruksi spesifik untuk masingmasing alat, kemungkinan alat pemasang dikeluarkan. 8. Setelah pemasangan dianjurkan untuk melakukan sonde kanalis ulang untuk menyingkirkan kemungkinan IUD terletak rendah. IUD harus diletakkan difundus agar insidensi ekspulsi dan kehamilan rendah. 9. Benang IUD harus dipotong dengan gunting panjang sampai sekitar 3 cm dari oue eksternus (Hartanto, 2003).
2.6.4
Pengeluaran Tehnik pengeluaran : 1. Benang terlihat -
Gunakan spekulum untuk melihat serviks dan lihat dengan jelas adanya benang IUD.
-
Jepit benang-benang dengan kuat dekat oue eksternus dengan forseps arteri lurus.
Universitas Sumatera Utara
23
-
Lakukan tarikan lembut ke arah bawah. Biasanya IUD akan tertarik dengan mudah dan dengan dengan nyeri minimal. Apabila dijumpai tahanan,atau apabila pasien merasa nyeri hentikan tarikan.
-
Periksa ukuran dan posisi uterus dengan pemeriksaan bimanual.
-
Jepit serviks dengan forseps jaringan dan lakukan tarikan lembut untuk meluruskan kanalis uteroservikalis.
-
Lakukan tarikan pada benang dan keluarkan IUD seperti biasa.
-
Kadang-kadang kita perlu memberikan anestesial lokal untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat pengeluaran.
2. Apabila benang putus Sewaktu pengeluaran, kanalis servikalis harus dieksplorasi secara hatihati dengan forseps arteri lurus untuk memeriksa apakah ujung bawah IUD telah turun kekanalis servikalis. Apabila terasa, maka batang vertikal IUD dapat dijepit dan dikeluarkan. Apabila IUD seluruhnya berada di dalam rongga panggul, maka dapat dilakukan eksplorasi rongga uterus dengan forseps bengkok yang kecil dan panjang atau pengait untuk mengetahui lokasi dan mengeluarkan IUD. Dilatasi serviks dapat dicapai dengan memberi misoprostol 400mg pervagina sebelum eksplorasi uterus. Hanya dokter yang berpengalaman dalam tehnik intrauterus yang boleh melakukan prosedur ini.(Gabriel,2005).
Universitas Sumatera Utara
24
2.7
Hubungan
Pembelajaran
Laboratorium
dengan
Pencapaian
Kompetensi Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan, tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, ataupun ruangan terbuka. Pembelajaran laboratorium adalah suatu proses untuk melakukan suatu ketrampilan dengar, menstimulasi, demonstrasi, role play dengan mendekatkan keadaan pada situasi nyata. Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi merupakan pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Misalnya kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa akan dapat memberi pelayanan KB. Berdasarkan uraian diatas maka diduga terdapat hubungan positif yang signifikan antara Hubungan Pembelajaran Laboratorium dengan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa dalam melakukan insersi IUD.
2.8
Kisi-Kisi Angket Kuisioner Tabel 2.1 Kisi-kisi Angket Pembelajaran Laboratorium
No
Aspek
1 2
Kemampuan dosen Sarana prasarana
3
Pelaksanaan praktek laboratorium
Jumlah Item 10 10 10
No. Item 1,2,3,4,5.6.7,8,9,10 11,12,13,14,15,16,17, 18,19,20 21,22,23,24,25,26,27, 28,29,30
Universitas Sumatera Utara