BAB II PELAKSANAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU MEULABOH
A. Pelaksanaan Gadai Emas pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Meulaboh Kebutuhan akan dana untuk berbagai kepentingan dalam lalu lintas perekonomian masyarakat merupakan hal yang biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat senantiasa berkembang dan bergerak dengan dinamis dan tidak bisa terlepas dari aspek perekonomian. Dalam konteks ini keberadaan lembaga pembiayaan atau perbankan menjadi sangat signifikan. Bank Syariah Mandiri merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT), yang bergerak dalam bidang usaha salah satunya adalah peminjaman uang kepada masyarakat dengan memakai jaminan gadai. Gadai pada perum pegadaian merupakan perbuatan hukum yang sudah tidak asing lagi dalam praktek perekonomian di Indonesia. Masyarakat sudah sangat familiar dengan hal tersebut. Pegadaian sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dana untuk berbagai keperluan, khususnya dalam pengamatan penulis untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa pegadaian dalam skala menengah dan mikro. Sedangkan gadai pada bank syariah masih jarang dipraktekkan dikarenakan pengetahuan masyarakat terhadap adanya gadai pada bank syariah masih
Universitas Sumatera Utara
sedikit. Lebih dari itu, yang tak kalah pentingnya adalah dalam hal sosialisasi dengan masyarakat bahwa bank syariah kini sudah menerima gadai.39 Pelaksanaan gadai BSM merupakan suatu sistem gadai yang berdasarkan Syariah Islam atau Hukum Islam. Penggunaan sistem gadai syariah merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan berbagai konsep perekonomian berbasiskan Islam. Fenomena ini merupakan suatu hal yang wajar mengingat Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Pertumbuhan bisnis BSM bisa dilihat dari statistiknya. Saat ini, BSM memiliki hampir 1 juta rekening, yang tersebar di 278 gerai, 190 kantor layanan di 24 provinsi, dan didukung lebih dari 2 ribu karyawan. Kini, BSM telah menjelma sebagai salah satu pemain lokal di bisnis perbankan syariah yang berhasil menguasai 27% pasar perbankan syariah di Indonesia yang saat ini nilainya mencapai Rp. 29 triliun atau 2,5% dari total nilai pasar perbankan nasional. Sebagai contoh, di BSM ada produk Gadai. Produk itu belum tentu bisa diterapkan di bank syariah lain. Ada skim-skim syariah yang bisa diterapkan atau tidak, tergantung pada inovasi masingmasing bank untuk bisa menciptakan suatu produk yang comply dengan suatu peraturan syariah.40 Dalam menjalankan tugas-tugasnya, BSM KCP Meulaboh memiliki struktur organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya. Di setiap perubahan
39
Wawancara dengan Muslim Kepala KCP PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010. 40 A. Mohammad BS, Membangun Sistem TI Andal untuk Bank Syariah, diakses dari http://ib.eramuslim.com/2010/06/04/membangun-sistem-ti-andal-untuk-bank-syariah/, 2004, tanggal 5 September 2010.
Universitas Sumatera Utara
mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas dan wewenang setiap departemen dan bagaimana hubungan antara satu dan lainnya. Struktur organisasi pada BSM KCP Meulaboh dapat dilihat sebagai berikut:41
KEPALA
OPERASIONAL OFFICER
CUSTOMER SERVICE
TELLER
SECURITY
BACK OFFICE
OFFICE BOY
ACCOUNT OFFICER
PELAKSANA MARKETING SUPPORT
OFFICER GADAI
KEPALA WARUNG MIKRO
PENAKSIR
ANALIS MIKRO
ADMIN MIKRO
PELAKSANA MIKRO
Kegiatan usaha yang bertugas dalam pelaksanaan gadai emas pada BSM KCP meulaboh diberi kewenangan pada bagian :
41
Wawancara dengan Muslim Kepala KCP PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
a.
Officer Gadai (OG), Fungsi : Melakukan tugas penerimaan dan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional, dan memasukkan data nasabah, taksiran, dan uang pinjaman ke dalam Surat Bukti Gadai Emas BSM atas permohonan permintaan kredit secara akurat. Tugas dan wewenangnya adalah: - Memasukkan data nasabah, barang jaminan, taksiran dan uang pinjaman ke dalam komputer. - Memberi nomor pada Surat Bukti Gadai Emas BSM sesuai dengan nomor yang diterbitkan komputer. - Memasukkan data bukti gadai ke kas debet/kredit. - Menerbitkan hasil cetak transaksi barang jaminan dan saldo kas. - Melakukan penyegelan terhadap barang jaminan
b.
Penaksir gadai Fungsi : Membantu Officer Gadai (OG) dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan keahliannya dalam rangka penilaian dan penyesuaian taksiran barang jaminan gadai emas sesuai prosedur. Tugas dan wewenangnya adalah: - Melayani nasabah melalui kegiatan penaksiran barang jaminan sesuai dengan limit;
Universitas Sumatera Utara
- Menentukan harga dasar barang jaminan emas yang ditetapkan oleh desk pegadaian kantor pusat berdasarkan harga yang ditetapkan oleh PT. Antam dan acuan dunia; - Melakukan penaksiran barang gadai mengacu pada Pedoman Penaksiran Emas (PPE) yang telah ditetapkan - Mengontrol kelengkapan administrasi gadai di kantor cabang pembantu. Gadai Syariah yang terdapat pada BSM hadir untuk menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai Syariah, untuk solusi pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan. Oleh karena hanya dalam waktu 15 menit kebutuhan masyarakat yang memerlukan dana akan terpenuhi, tanpa memerlukan membuka rekening ataupun prosedur lain yang memberatkan. Customer Bank Syariah cukup membawa barang-barang berharga miliknya, dan saat itu juga akan mendapatkan dana yang dibutuhkan dengan jangka waktu hingga 120 hari dan dapat dilunasi sewaktu-waktu. Jika masa jatuh tempo tiba dan nasabah masih memerlukan dana pinjaman tersebut, maka pinjaman tersebut dapat diperpanjang hanya dengan membayar sewa simpan dan pemeliharaan serta biaya administrasi. Pemberian gadai syariah dapat menentramkan, sesuai dengan moto BSM yaitu “adil dan menentramkan” dalam pengertian sumber dana BSM murni berasal dari sumber yang sesuai dengan Syariah yaitu dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur riba, proses gadai berlandaskan prinsip Syariah, serta didukung oleh petugaspetugas dan outlet dengan nuansa Islami sehingga lebih syar‟i dan menentramkan.42
42
Hasil wawancara dengan Muslim Kepala KCP PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
Menentramkan karena sumber dana yang dimiliki oleh pegadaian syariah didapat dari sumber dana yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah. Produk dan layanan pencairan kredit pada kantor bank syariah pada umumnya tidak hanya menggunakan produk layanan rahn dan ijarah saja, namun ada pula layanan tabungan, deposito, giro, investasi dan pembiayaan. Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas dalam bentuk emas perhiasan sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat, aman dan mudah. Maka, Objek jaminan yang dapat digadaikan pada BSM hanyalah berupa emas, yaitu dalam bentuk lantakan (perhiasan) dan batangan. Emas merupakan logam mulia yang bernilai tinggi dan harganya relatif stabil bahkan selalu menunjukkan tren yang positif setiap tahunnya. Emas juga merupakan barang atau harta yang dapat dengan mudah dimiliki oleh setiap orang khususnya emas dalam bentuk perhiasan. Ketika seseorang membutuhkan uang tunai, maka ia dapat dengan mudah menggadaikan perhiasaannya kepada lembaga penggadaian atau bank syariah. Setelah ia dapat melunasi utangnya, ia dapat memiliki kembali perhiasannya. Untuk dapat memperoleh layanan gadai emas dari BSM, masyarakat hanya cukup menyerahkan perhiasan emasnya untuk dititipkan disertai dengan copy tanda pengenal. Kemudian staf Penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak tersebut yang akan dijadikan sebagai patokan perhitungan pengenaan sewa simpanan (jasa simpan) dan plafon uang pinjaman yang dapat diberikan. Taksiran barang ditentukan berdasarkan nilai intrinsik dan harga pasar yang telah ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara
BSM. Maksimum uang pinjaman yang dapat diberikan adalah sebesar 90% dari nilai taksiran barang.43 Persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat yang ingin melakukan gadai emas syariah pada BSM KCP Meulaboh adalah sebagai berikut:44 1.
Nasabah mendatangi murtahin untuk minta fasilitas pinjaman dengan membawa marhun yang akan diserahkan kepada murtahin dengan membawa fotocopy KTP atau identitas lainnya yang masih berlaku (SIM, Paspor, dan lain-lain);
2.
Mengisi formulir permintaan Rahn;
3.
Menyerahkan barang jaminan (marhun) yaitu berupa perhiasan emas kepada Murtahin, kemudian penaksir melakukan pemeriksaan, termasuk juga menaksir harga marhun yang diberikan oleh rahin sebagai jaminan marhun bih;
4.
Kepemilikan barang merupakan milik pribadi;
5.
Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka murtahin dan rahin akan melakukan akad rahn.
6.
Surat Kuasa bermeterai cukup dan dilampiri KTP asli pemilik barang jika dikuasakan;
7.
Menandatangi akad rahn dan akad ijarah dalam Surat Bukti Gadai Emas BSM.
8.
Setelah akad dilakukan, murtahin akan memberikan sejumlah marhun bih yang diinginkan rahin dan jumlahnya disesuikan dengan nilai taksir barang (85% dari nilai jaminan);
43
Hasil wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010. 44 Hasil wawancara dengan Dhony Thaufani Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur pemberian pinjaman (marhun bih) dalam gadai emas syariah di BSM dapat dijelaskan sebagai berikut:45 1.
Nasabah mengisi formulir permintaan Rahn;
2.
Nasabah menyerahkan formulir permintaan Rahn yang dilampiri dengan foto copy identitas seperti KTP atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak dapat datang sendiri, serta menyerahkan barang jaminan kepada Officer Gadai;
3.
Penaksir gadai menaksir dan meneliti kualitas marhun yang diserahkan untuk menetapkan harganya. Berdasarkan hasil taksiran, maka ditetapkan marhun bih yang dapat diterima rahin. Penaksiran oleh juru taksir dilakukan harus berdasarkan: a. Harga Dasar Emas ditetapkan oleh Desk Pegadaian Kantor Pusat berdasarkan harga yang ditetapkan oleh PT. Antam dan acuan dunia. b. Tata cara penaksiran obyek gadai harus mengacu pada Pedoman Penaksiran Emas (PPE) yang telah ditetapkan.
4.
Besarnya pinjaman/marhun bih adalah sebesar maksimal 85% dari taksiran marhun
5.
Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatangani akad dan menerima uang pinjaman.
45
Hasil wawancara dengan Dhony Thaufani Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
Contoh perhitungan untuk Emas Batangan 100 gram dtm 24 karat46
Taksiran dari emas Rp. 37.829.000 pembiayaan 90% dari harga taksiran adalah sebesar Rp. 34.046.100 Biaya yang harus dibayar di muka adalah: -
Biaya admin (materai Rp. 12.000 dan adm Rp. 8.000) = Rp. 20.000
-
Biaya asuransi (0.1333% per 4 bulan) = Rp. 50.500
Maka Pembiayaan Bersih yang diperoleh adalah : Rp. 34.046.100 – Rp. 70.500 = Rp. 33.975.600 Sedangkan untuk Biaya ijarahnya. per 4 bulan = Rp. 2.040.000 per 1 bulan = Rp. 510.000 per 15 hari = Rp. 255.000 46
Hasil wawancara dengan Dhony Thaufani Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
jumlah keseluruhan pembiayaan yang harus dilunasi adalah: - untuk pelunasannya 4 bulan Rp. 34.046.100 + Rp. 2.040.000 = Rp. 36.086.100 - untuk pelunasannya 1 bulan Rp. 34.046.100 + Rp. 510.000 = Rp. 34.556.100 - untuk pelunasannya 15 hari Rp. 34.046.100 + Rp. 255.000 = Rp. 34.301.100 Prosedur layanan jasa penitipan barang jaminan milik nasabah, dapat diuraikan sebagai berikut ini: 1.
Nasabah datang langsung ke Bank dengan membawa marhun. Kemudian mengisi formulir permintaan jasa penitipan, dan melengkapinya dengan foto copy KTP atau identitas lain yang masih berlaku atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak dapat datang sendiri;
2.
Petugas menerima, memeriksa, dan menghitung nilai marhun yang akan dititipkan. Berdasarkan taksiran yang dibuat murtahin, maka ditetapkan besarnya biaya jasa yang harus dibayarkan oleh rahin.
3.
Nasabah membayar biaya administrasi;
4.
Petugas menyimpan barang dengan baik, dan menyerahkan surat bukti penyimpanan barang kepada nasabah. Pada Akad Rahn, nasabah (rahin) menyepakati untuk menyimpan barangnya
(marhun) kepada murtahin di Kantor BSM sehingga nasabah (rahin) akan membayar sejumlah ongkos kepada murtahin atas biaya perawatan dan penjagaan terhadap marhun. Pelaksanaan Akad Rahn ini dapat dijelaskan sebagai berikut:47
47
Hasil wawancara dengan Dhony Thaufani Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
1.
Nasabah (rahin) mendatangi murtahin (kantor BSM) untuk meminta fasilitas pembiayaan dengan membawa marhun yang akan diserahkan kepada murtahin;
2.
Murtahin melakukan pemeriksaan termasuk menaksir harga marhun yang diberikan oleh nasabah (rahin) sebagai jaminan utangnya;
3.
Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka murtahin dan nasabah (rahin) akan melakukan akad;
4.
Setelah akad dilakukan, maka murtahin akan memberikan sejumlah marhun bih (pinjaman) yang dinginkan oleh nasabah (rahin) dimana jumlahnya disesuaikan dengan nilai taksir barang (di bawah nilai jaminan);
5.
Sebagai pengganti biaya administrasi dan biaya perawatan, maka pada saat melunasi marhun bih (pinjaman), maka nasabah (rahin) akan memberikan sejumlah ongkos kepada murtahin. Kategori marhun dalam akad ini adalah barang-barang yang tidak dapat
dimanfaatkan/dikelola, kecuali dengan cara menjualnya. Karena itu, termasuk berupa barang bergerak saja, yaitu seperti emas. Selain itu, tidak ada bagi hasil yang harus dibagikan, sebab akad ini hanya akad yang berfungsi sosial. Namun dalam akad ini mengharuskan sejumlah ongkos yang harus dibayarkan oleh pihak nasabah (rahin) kepada mutarhin sebagai pengganti biaya administrasi yang dikeluarkan oleh mutarhin. Prosedur penyimpanan barang jaminan yang dilakukan oleh pihak Bank adalah sebagai berikut: 1.
Tempat Penyimpanan Barang Jaminan (main vault)
Universitas Sumatera Utara
Tempat penyimpanan barang jaminan berupa lemari besi dengan kunci dan nomor kombinasi sebagai pengaman. Di dalamnya memiliki sekat/jalur untuk meletakkan barang jaminan yang telah terbungkus dalam kantung jaminan. 2.
Kemasan a.
Barang jaminan harus dikemas dalam kantung plastik jaminan yang telah disediakan, yang salah satu sisinya dapat digunakan untuk menandai.
b.
Pengaman jaminan menggunakan segel khusus pada kantung jaminan.
c.
Officer Gadai melakukan penyegelan.
d.
Pejabat yang terlibat dalam proses Uji Acak maupun Uji Opname harus melakukan penyegelan dengan membubuhkan matris masing-masing pada kemasan jaminan
3.
Segel Segel kantung jaminan menggunakan alat pemanas plastik.
4.
Penyimpanan Sementara a.
Penaksir harus menyimpan barang jaminan dalam kotak khusus Penaksir (kotak penyimpanan sementara) setiap kali selesai melakukan penaksiran.
b.
Officer Gadai mengunci kotak penyimpanan sementara dan menyimpan kunci kotak tersebut.
c.
Pada akhir hari, Officer Gadai dan Penaksir beserta Petugas Loan Administration and Trade Service (Loan Admin) mengosongkan kotak penyimpanan sementara dan barang jaminan disimpan ke dalam khasanah. Pada dasarnya nasabah yang menggadaikan emasnya pada BSM untuk
mendapatkan pinjaman uang dapat dilunasi dan dilakukan tanpa menunggu habisnya
Universitas Sumatera Utara
jangka waktu akad (jatuh tempo). Namun, nasabah dapat memilih cara pelunasan sekaligus atau mencicil utangnya. Proses pengembalian pinjaman (marhun bih) sampai penerimaan barang jaminan tidak dikenakan biaya apapun, kecuali membayar jasa penyimpanan (ijarah) sesuai tarif yang berlaku.48 Pelunasan uang pinjaman (marhun bih) dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:49 1.
Nasabah (rahin) membayar pokok pinjaman (marhun bih) di kantor BSM, tempat Nasabah (rahin) telah melakukan transaksi;
2.
Bersamaan dengan pelunasan pokok pinjaman (marhun bih), barang jaminan (marhun) yang dikuasai oleh mutarhin dikembalikan kepada nasabah (rahin) sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan;
3.
Pelunasan pinjaman dapat juga dilakukan dengan cara menjual barang jaminan (marhun) jika nasabah (rahin) tidak dapat memenuhi kewajibannya setelah jatuh tempo. Hasil penjualan (lelang) barang jaminan (marhun) digunakan untuk melunasi dan membayar jasa penyimpanan serta biaya-biaya yang timbul atas penjualan (lelang) barang tersebut;
4.
Apabila harga jual barang jaminan (marhun) melebihi kewajiban nasabah (rahin) maka sisanya dikembalikan kepada nasabah (rahin). Sebaliknya, jika jumlah penjualan barang ternyata tidak mencukupi pokok pinjaman (marhun bih) dan
48
Hasil wawancara dengan Dhony Thaufani Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010 49 Hasil wawancara dengan Dhony Thaufani Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
membayar jasa penyimpanan maka kekurangannya tetap menjadi kewajiban nasabah (rahin) untuk membayar atau melunasinya; 5.
Nasabah (rahin) dapat memilih skim pelunasan, apakah mau melunasi secara sekaligus atau dengan cicilan. Selain itu, jika dalam masa 4 (empat) bulan nasabah (rahin) belum dapat melunasi kewajibannya, maka ia dapat mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu pinjaman baru untuk masa 120 hari ke depannya beserta biaya yang harus ditanggungnya. Jika setelah perpanjangan masa pelunasan pemberi gadai (rahin) tidak dapat melunasinya kembali, maka barang gadai (marhun) akan dijual oleh murtahin. Apabila nasabah tidak dapat melunasi pinjamannya, maka Bank dapat
memberikan kesempatan kepada nasabah untuk melakukan gadai ulang atau melakukan perpanjangan gadai. Nasabah dapat meneruskan fasilitasnya dengan membuka fasilitas baru ataupun melakukan pembayaran sebagian dari utangnya dengan cara:50 1.
Nasabah mengajukan permohonan gadai ulang masa laku akad kepada Bank selambat-lambatnya pada saat tanggal jatuh tempo akad.
2.
Penaksir melakukan penaksiran ulang atas gadai ulang akad dimaksud.
3.
Bank membebankan nasabah dengan biaya gadai kembali dan nasabah langsung membayar dimuka.
50
Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
4.
Jika harga taksir ulang lebih tinggi dari pada taksiran sebelumnya, maka nasabah diperkenankan untuk menambah nilai pembiayaannya dengan mengacu pada ketentuan tentang Wewenang Pemutusan.
5.
Jika harga taksir ulang lebih rendah daripada taksiran sebelumnya yang mengakibatkan nilai maksimum pembiayaan lebih rendah daripada nilai pembiayaan sebelumnya, maka diatur ketentuan sebagai berikut: Nasabah harus melunasi selisih antara nilai pembiayaan terakhir dan nilai
a.
pembiayaan sebelumnya. Jika nasabah tidak sanggup melunasi selisih di atas, maka pembiayaan dapat
b.
diperpanjang sesuai dengan limit semula, sepanjang nilai pembiayaan tersebut tidak melebihi 90% dari nilai taksiran baru. Selanjutnya bila nilai pembiayaan telah melebihi 90% dari nilai taksiran maka pembiayaan tidak dapat diperpanjang dan harus dilakukan penjualan barang jaminan bila nasabah tidak sanggup melunasinya. Apabila nasabah yang telah diberi kesempatan untuk memperpanjang pembiayaannya tetapi tidak dapat juga melunasi utangnya, maka pelunasannya dilakukan dengan cara penjualan barang jaminan. Penjualan barang jaminan adalah suatu proses penjualan barang jaminan untuk melunasi pembiayaan nasabah dalam hal nasabah tidak dapat melunasi pembiayaan hingga saat jatuh tempo dan Bank tidak memperpanjang
pembiayaan
tersebut,
dapat
dilakukan
dengan
langkah-
langkah/ketentuan sebagai berikut:51
51
SOP dan SE Gadai Emas BSM iB, Training Officer Gadai Angkatan 2 Bank Syariah Mandiri Agustus-September 2009.
Universitas Sumatera Utara
1.
Minimal 1 (satu) hari sebelum penjualan barang jaminan, Penaksir bersama pejabat Cabang harus melakukan penaksiran ulang guna menetapkan harga dasar penjualan dengan mengacu kepada Pedoman Penaksir Emas (PPE) yang berlaku.
2.
Namun demikian, setiap Cabang diberikan kewenangan untuk menjual barang sesuai harga pasar setempat dengan allowance sebesar +/- 2% dari harga yang ditetapkan Desk Pegadaian.
3.
Harga dasar penjualan sudah termasuk nilai pembiayaan nasabah dan biaya-biaya yang mungkin timbul dalam proses penjualan barang jaminan.
4.
Cabang wajib melaporkan hasil penjualan barang jaminan ke Desk Pegadaian.
5.
Penaksir menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Penjualan Barang Jaminan kepada nasabah Terkait dengan penjualan barang jaminan ini, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:52 a.
Kelebihan/kekurangan hasil penjualan 1) Apabila hasil penjualan lebih tinggi daripada harga dasar penjualan, maka sisa kelebihannya akan dikredit ke rekening nasabah atau diberikan secara tunai kepada nasabah. 2) Apabila hasil penjualan lebih rendah daripada harga dasar penjualan, maka Cabang
tetap
harus
melakukan
penagihan
kepada
nasabah
yang
bersangkutan terhadap sisa kekurangannya.
52
SOP dan SE Gadai Emas BSM iB, Training Officer Gadai Angkatan 2 Bank Syariah Mandiri Agustus-September 2009.
Universitas Sumatera Utara
b.
Sistem penjualan Sistem penjualan dilakukan dengan cara: 1) Memberi kesempatan nasabah untuk merekomendasi pembeli barang, atau, 2) Bank mencari pembeli dan langsung bertransaksi tanpa melibatkan nasabah, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasabah yakni menjual barang jaminan pada harga yang wajar.
c.
Khusus untuk penemuan kasus barang palsu, maka barang jaminan dimaksud tidak boleh dijual dan harus dilaporkan ke Kantor Pusat untuk proses investigasi lebih lanjut.
B. Perjanjian (akad) Gadai Emas pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Meulaboh Dalam hukum Islam kontemporer digunakan istilah iltizam untuk menyebut perikatan (verbentenis) dan istilah akad untuk menyebut perjanjian (overeenkomst) dan bahkan untuk menyebut kontrak (contract). Istilah terakhir, yaitu akad merupakan istilah tua yang sudah digunakan sejak jaman klasik sehingga sudah sangat baku. Sedangkan istilah pertama yaitu iltizam merupakan istilah baru untuk menyebutkan perikatan secara umum, meskipun istilah itu sendiri juga sudah tua. Semula dalam hukum islam pra modern, istilah iltizam hanya dipakai untuk menunjukkan perikatan yang timbul dari kehendak sepihak saja, hanya kadangkadang saja dipakai dalam arti perikatan yang timbul dari perjanjian. Baru pada
Universitas Sumatera Utara
zaman modern, istilah iltizam digunakan untuk menyebut perikatan secara keseluruhan.53 Akad Rahn adalah Menahan salah satu harta milik si nasabah sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada Bank dalam memberikan pembiayaan. Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai. Akad rahn yang digunakan dalam pelaksanaan gadai emas BSM adalah akad qardh dan akad ijarah. Akad qardh dibuat oleh pihak Bank dengan pihak nasabah dalam hal transaksi gadai emas, sedangkan akad ijarah (sewa) dilakukan dalam hal penyewaan tempat untuk menyimpan barang (emas) yang digadaikan pada tempat penyimpanan barang (deposit box). Pelaksanaan akad ijarah tersebut membebankan pihak nasabah untuk memberikan imbalan jasa atau kompensasi kepada pihak Bank atas penyewaan tempat.54 Akad qardh yang dilakukan pada pelaksanaan gadai emas BSM di buat oleh nasabah dengan pihak Bank dalam hal transaksi gadai emas yang bertujuan untuk mendapatkan uang tunai yang diperuntukkan untuk konsumtif. Dari pelaksanaan akad qardh tersebut, membebankan nasabah untuk membayar upah/fee kepada Bank. Upah biaya yang dimaksud yaitu hanya berupa biaya administrasi. Ketentuan biaya administrasi tersebut didasarkan atas biaya administrasi dinyatakan dalam nominal, bukan persentase dan biaya administrasi bersifat jelas, nyata, pasti dan terbatas pada
53
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, Studi Tentang Teori Akad Dalam Fikih Muamalat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 47. 54 Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
hal-hal mutlak yang diperlukan (misalnya: biaya foto copi, formulir, penaksiran dan lain-lain) dalam akad rahn.55 Akad qardh yang dibuat dalam rangka rahn pada pelaksanaan gadai emas BSM, tidak hanya memuat mengenai biaya administrasi, tetapi juga mengatur mengenai wanprestasi, yaitu dalam hal nasabah tidak melaksanakan pembayaran atas pembiayaan yang diterimanya. Seperti yang terdapat pada angka 8 (delapan) akad qardh rahn emas BSM, yaitu mengenai prosedur penjualan barang jaminan guna pelunasan hutang nasabah.56 Akad ijarah merupakan penukaran manfaat atau jasa melalui penggantian kompensasi, yaitu nasabah sebagai pemilik barang gadai melakukan penyewaan tempat penitipan barang yang dijadikan jaminan gadai, dan nasabah memberikan upah atau penggantian atas manfaat jasa ketika masa akad berakhir dan setelah pelunasan maka Bank wajib mengembalikan barang jaminan milik nasabah. Biaya yang dikeluarkan dari akad ijarah oleh nasabah tersebut harus dinyatakan dalam nominal, bukan persentase, sifatnya jelas dan terhadap hal-hal yang mutlak dibutuhkan serta tidak terdapatnya biaya tambahan yang tidak tercantum di dalam akad. Akad qardh dan akad ijarah secara konsep adalah berbeda, tetapi dalam pelaksanaan gadai emas BSM, nasabah tidak perlu mengadakan akad dua kali. Sebab, satu lembar Surat Bukti Gadai Emas BSM yang ditandatangani oleh nasabah sudah
55
Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010. 56 Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
mencakup kedua akad dimaksud. Di dalam Surat Bukti Gadai Emas BSM tersebut terdapat rincian mengenai kedua akad dimaksud, sehingga nasabah memahami apa yang hendak dilakukannya.
C. Upaya Penyelesaian Masalah Gadai Emas pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Meulaboh Dalam pelaksanan perjanjian gadai emas pada BSM KCP Meulaboh, adanya kemungkinan terjadi masalah dalam perjanjian tersebut. Permasalah yang ada di dalam perjanjian gadai emas dapat berupa salah satu pihak tidak melakukan kewajibannya (wanprestasi) atau pun dapat terjadi jika barang yang di gadaikan bermasalah. Diketahui selama berjalannya bisnis gadai emas di BSM KCP Meulaboh, ada 5 orang nasabah yang bermasalah atau tidak melaksanakan kewajibannya kepada BSM KCP Meulaboh, dan cara penyelesaiannya dilakukan melalui jalan damai dan tidak pernah menempuh jalur hukum. Nasabah yang dikatagorikan tidak melaksanakan kewajibannya apabila57 Nasabah membayar angsuran terlambat atau menunggak (lebih dari jangka waktu toleransi), karena kelalaian Nasabah sendiri yang tidak benar-benar menjalankan usahanya semaksimal mungkin, menurut survei yang dilakukan BSM usaha nasabah tersebut hanya sewaktu-waktu saja dijalankan sehingga nasabah mengalami kerugian dan akhirnya tidak dapat menyetor angsuran tepat pada waktu yang sudah disepakati.
57
Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
Terhadap nasabah yang membayar angsuran terlambat atau menunggak maka langkah awal yang dilakukan BSM adalah mengunjungi nasabah. Apabila nasabah yang menunggak cukup banyak maka BSM mengadakan skala prioritas berdasarkan kemungkinan adanya pemasukan atau pembayaran tunggakan oleh nasabah: 1.
Pembiayaan Kurang Lancar Pembiayaan kurang lancar terdiri atas : a). Tunggakan Hitam yaitu pembiayaan yang pembayaran angsurannya baik satu atau lebih belum dibayar sampai dengan saat akhir bulan masa angsuran tersebut, tetapi belum melewati batas waktu pelunasan (jatuh tempo lunas) jadi atas nasabah yang demikian maka setiap kali terjadi tunggakan segera dikunjungi untuk mengetahui sebab-sebab menunggak serta mengingatkan yang bersangkutan agar segera membayar. b). Tunggakan Merah yaitu pembiayaan atau sisa pembiayaan yang belum dibayar sesudah akhir bulan batas waktu pelunasan (jatuh tempo lunas), namun belum melebihi tiga bulan batas waktu pelunasannya. Terhadap nasabah yang demikian setiap bulan pihak Bank mengunjungi dengan minta janji kesanggupan dari nasabah kapan akan membayar utangnya.
2.
Pembiayaan Diragukan Pembiayaan diragukan yaitu sisa pembiayaan atau pinjaman yang belum atau tidak dibayar setelah lebih dari tiga bulan sejak jatuh tempo lunas, tetapi berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa : a). Pembiayaan masih dapat diselamatkan dan agunan bernilai 75% dari utang nasabah.
Universitas Sumatera Utara
b). Pembiayaan
tidak dapat diselamatkan tetapi agunan masih bernilai
sekurang-kurangnya 100 % dari utang nasabah. 3.
Pembiayaan Macet Pembiayaan macet yaitu sisa pembiayaan yang : a). Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan seperti tersebut di atas, atau b). Memenuhi kriteria diragukan seperti disebut di atas, tetapi dalam jangka waktu 4 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan pembiayaan, atau c). Pembiayaan tersebut penyelesaianya telah dilaksanakan kepada Pengadilan Negeri. Atas tunggakan diragukan dan macet tersebut penagihannya dilakukan secara
damai dengan jalan memberi kesempatan/kelonggaran kepada nasabah untuk menjual sendiri barang-barang agunannya guna melunasi pinjamannya atau dari sumber lainnya. Nasabah diberi kesempatan untuk menjual sendiri barang jaminannya dalam artian bahwa nasabah mencari pihak ketiga yang hendak membeli barang jaminannya guna pelunasannya utangnya. Karena tidak dimungkinkan nasabah sendiri yang memegang kekuasaan atas barang jaminan tersebut. Pihak Bank melihat nilai historis yang dimiliki dari barang jaminan emas tersebut, yaitu perhiasan emas yang mungkin diperoleh dari hasil warisan secara turun-temurun atau dari sumber lainnya. Jika nasabah tidak dapat menjual sendiri kepada pihak ketiga, maka pihak Bank yang akan menjual barang jaminan tersebut pada tempat penjualan emas berdasarkan harga
Universitas Sumatera Utara
pasar, dan uang hasil penjualan barang jaminan tersebut digunakan Bank untuk membayar/melunasi utang nasabah kepada Bank setelah dikurangi biaya-biaya yang timbul atas penjualan barang jaminan. Apabila hasil dari penjualan barang jaminan tidak mencukupi untuk membayar utang nasabah kepada Bank, maka nasabah tetap bertanggung jawab melunasi kekurangan utangnya yang belum dibayar samapai dengan lunas, dan sebaliknya, apabila hasil penjualan barang jaminan melebihi utang nasabah kepada Bank, maka Bank berjanji mengkredit kelebihan penjualan ke rekening nasabah. Dalam hal nasabah tidak memiliki rekening di Bank, maka nasabah diberikan waktu selama 1 (satu) tahun untuk mengambil kelebihan penjualan, terhitung sejak tanggal penjualan barang jaminan. Apabila melewati batas yang telah ditentukan, maka kelebihan penjualan tersebut akan diserahkan kepada Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) BSM Ummat. Akad qardh yang terdapat di dalam Surat Bukti Gadai Emas BSM juga mengatur mengenai apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami atau menafsirkan bagian-bagian dari isi, atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan akad gadai pada BSM yang ditempuh melalui usaha musyawarah tidak menghasilkan keputusan yang disepakati para pihak, maka para pihak sepakat memilih penyelesaiannya melalui pengadilan setempat. Permasalahan lainnya yang dapat terjadi dalam perjanjian gadai emas pada BSM adalah dalam hal penaksiran barang jaminan, yaitu adanya barang jaminan yang bermasalah. Jaminan bermasalah yaitu kondisi yang terjadi secara disengaja ataupun
Universitas Sumatera Utara
tidak disengaja, sehingga dapat menimbulkan kerugian Bank atau nasabah. Ada beberapa macam bentuk jaminan bermasalah, antara lain:58 1.
Taksiran Rendah Taksiran rendah adalah bila barang jaminan ditaksir kurang dari harga taksiran yang sebenarnya. Dengan kata lain, nilai karatase taksiran lebih rendah dari karatase sebenarnya dengan perbedaan lebih dari 2 karat.
Hal ini dapat
disebabkan karena kesalahan teknis ataupun karena kompetensi yang belum memadai. Dampaknya, nasabah mendapatkan pembiayaan yang lebih rendah dari semestinya. 2.
Taksiran Tinggi Taksiran tinggi adalah bila barang jaminan ditaksir melebihi harga taksiran yang sebenarnya. Dengan kata lain, nilai karatase taksiran lebih tinggi dari karatase sebenarnya dengan perbedaan lebih dari 2 karat. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan teknis ataupun karena itikad buruk yang dapat mengakibatkan kerugian Bank.
3.
Barang Palsu a. Barang palsu adalah barang tidak asli yang secara sengaja ataupun tidak sengaja diterima oleh Bank sebagai barang jaminan. Hal ini disebabkan karena kesalahan teknis ataupun karena itikad buruk yang dapat mengakibatkan kerugian Bank.
58
Wawancara dengan Nurul Afdhal, Penaksir Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
b. Jika ditemukan barang palsu, maka Bank harus menahan barang tersebut untuk dilakukan proses investigasi lebih lanjut. Jika dianggap perlu Bank dapat melaporkan kepada pihak Kepolisian. Selanjutnya Cabang meminta nasabah membuat kronologi perolehan barang jaminan dimaksud. c. Pada kesempatan pertama pendeteksian barang palsu, Cabang bersangkutan harus membuat informasi on-line ke seluruh Cabang untuk menghindari kasus yang sama. Cabang harus memasukkan nasabah yang bersangkutan ke dalam daftar nasabah kasus barang palsu dan harus melaporkan ke Desk Pegadaian. 4.
Gadai Fiktif Gadai fiktif adalah bila terjadi proses gadai tanpa disertai keberadaan barang jaminan secara fisik. Hal ini terjadi karena adanya itikad tidak baik dari pelaksana/pejabat Cabang/Unit Kerja terkait.
5.
Barang Berperkara Barang berperkara adalah bila terjadi proses gadai atas barang yang keberadaannya dalam proses penyelidikan Kepolisian atau Pengadilan sebagai barang bukti karena adanya gugatan/tuntutan pihak ketiga. Barang jaminan ini tidak boleh dijual sebelum ada keputusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau pencabutan gugatan dari pihak ketiga. Sampai saat ini berdasarkan penelitian belum terdapat permasalahan dalam
perjanjian gadai emas pada BSM KCP Meulaboh yang sampai pada tahap pelelangan. Namun demikian wacana penyelesaian sengketa syariah tetap diperlukan di BSM, mengingat probematika hukum merupakan realitas yang tidak dapat dihindari dalam
Universitas Sumatera Utara
suatu perbuatan hukum. Apabila dikemudian hari muncul sengketa dari perjanjian syariah yang dibuat para pihak, maka penyelesaian sengketa syariah menjadi urgent untuk dibicarakan. Apabila terjadi perselisihan atau permasalahan dalam pelaksanaan gadai BSM, maka pihak Bank akan berusaha untuk menyelesaikan secara silaturrahmi dan kekeluargaan. Hal ini dimaksudkan untuk tetap menjaga hubungan baik antara Bank dengan nasabah. Karena pada dasarnya pembiayaan yang diberikan oleh pihak Bank kepada nasabahnya didasarkan pada prinsip kepercayaan (trust). Tetapi apabila nasabah tidak juga melakukan pembayaran utangnya pada saat jatuh tempo kepada Bank, maka pihak Bank akan menjual/menyuruh menjual barang jaminan tersebut untuk pelunasan utang nasabah dan sisa dari hasil penjualan barang agunan tersebut akan diserahkan kepada nasabah.59 BSM KCP Meulaboh dalam menangani nasabah yang tidak melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu mengunjungi nasabah dan memberikan teguranteguran. Semuanya dilakukan dalam suasana silaturrahmi dan kekeluargaan. Apabila nasabah tidak juga membayar maka diberi kesempatan kepada nasabah untuk menjual sendiri barang agunannya untuk melunasai utangnya atau dari sumber lain. Apabila nasabah tidak dapat atau tidak mau membayar utangnya dengan cara menjual sendiri barang agunannya atau dari sumber lainnya maka BSM KCP Meulaboh akan menyita dan menjual barang agunan tersebut dan sisanya akan diserahkan kepada nasabah. BSM KCP Meulaboh tidak pernah menempuh jalur hukum dalam menangani nasabah
59
Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
yang tidak melaksanakan kewajibannya.60 Hal ini disebabkan karena penyelesaian melalui pengadilan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar, sedangkan pada umumnya nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan kepada BSM KCP Meulaboh adalah pengusaha kecil yang besarnya jumlah pembiayaannya juga kecil. Oleh karena itu apabila ada nasabah yang tidak melaksanakan kewajibannya akan diusahakan penyelesaiannya secara kekeluargaan, selain untuk menghemat biaya juga untuk tetap menjaga hubungan baik antara BSM KCP Meulaboh dan nasabah. Penyelesaian melalui pengadilan merupakan jalan paling akhir yang dipilih oleh BSM KCP Meulaboh dalam menangani nasabah yang tidak melaksanakan kewajibannya. Penyelesaian melalui Basyarnas juga belum pernah dilakukan. Sedangkan mengenai barang jaminan bermasalah, dalam penelitian di BSM juga belum pernah terjadi dikarenakan emas yang akan digadaikan oleh penggadai terlebih dahulu diperiksa kadar dan kualitas dari emas tersebut dengan sangat teliti dan akurat oleh penaksir gadai. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari emas palsu atau emas yang kekuatan/kadarnya kurang.61 Penaksir gadai bertanggung jawab terhadap bisnis gadai emas serta akurasi penaksiran barang jaminan emas. Tetapi jika ditemukannya barang jaminan emas tersebut palsu atau bermasalah, maka kantor cabang pembantu segera membuat berita acara disertai dengan kronologi beserta salinan bukti-buktinya.
60
Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010. 61 Wawancara dengan Nurul Afdhal, Penaksir Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
D. Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak dalam Pelaksanaan Gadai Emas pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Meulaboh Pelaksanaan gadai emas pada BSM terjadi karena kesepakatan kedua belah pihak antara Bank dengan nasabah. Hal tersebut dapat dilihat dari ditandatanganinya Surat Bukti Gadai Emas sebagai bukti bahwa nasabah bersedia untuk mengikatkan diri dengan pihak Bank dalam hal menggadaikan emasnya. Para pihak yang membuat kontrak telah sepakat dan berkesesuaian dalam kemauan dan saling menyetujui kehendak masing-masing, yang dilahirkan tanpa ada paksaan, kekeliruan, dan penipuan. Akad gadai yang telah disepakati para pihak akan menimbulkan akibat hukum, yaitu hak-hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Dengan tidak memenuhi hak dan kewajiban oleh salah satu pihak akan menimbulkan kerugian pada pihak lainnya. Adapun hak dan kewajiban para pihak yang terdapat pada Surat Bukti Gadai Emas BSM adalah sebagai berikut: 1.
Hak Bank a.
Bank berhak memperoleh pembayan dari nasabah atas pinjaman/utang yang diserahkan kepada nasabah
b.
Bank berhak menjual barang jaminan, apabila nasabah setelah jatuh tempo tidak dapat melunasi pinjamannya.
c.
Bank berhak mendapat penggantian biaya penyimpanan, pemeliharaan dan penjagaan barang jaminan milik nasabah
Universitas Sumatera Utara
d.
Bank berhak menahan barang jaminan sebelum pinjaman dilunasi oleh nasabah.
2.
Kewajiban Bank a.
Bank wajib bertanggung jawab atas kerusakan/kehilangan barang jaminan milik nasabah atas kelalaiannya, dan mengganti kerugian kepada nasabah atas kerusakan/kehilangan tersebut
b.
Bank berkewajiban untuk memberi tahu kepada nasabah sebelum dilakukannya penjualan barang jaminan
c.
Bank wajib mengembalikan sisa uang hasil penjualan barang jaminan setelah dilakukan pelunasan pinjaman nasabah
3.
Hak nasabah a.
Nasabah berhak mendapat barang jaminannya kemabali setelah pelunasan pinjaman dilakukan
b.
Nasabah berhak menuntut ganti kerugian atas kerusakan/kehilangan barang jaminan yang disebabkan oleh kelalaian Bank
c.
Nasabah berhak mendapatkan sisa hasil penjualan barang jaminan setelah dikurangi biaya pelunasan utang dan biaya-biaya lainnya.
4.
Kewajiban nasabah a.
Nasabah berkewajiban melunasi kembali seluruh utangnya kepada Bank dalam jangka waktu maksimal 4 (empat) bulan, termasuk biaya-biaya lain yang telah ditentukan oleh Bank
Universitas Sumatera Utara
b.
Nasabah bertanggung jawab untuk melunasi kekurangan utangnya apabila hasil penjualan barang jaminan tidak mencukupi untuk menutupi pembayaran utang nasabah.
c.
Nasabah bersedia merelakan penjualan barang jaminannya, apabila nasabah tidak dapat melunasi utangnya setelah jatuh tempo. Dalam ketentuan di atas, penguasaan fisik atas barang jaminan berada pada
pihak Bank. Apabila nasabah tidak melaksanakan kewajibannya yaitu dalam hal melunasi utangnya, maka pihak Bank akan dirugikan, tetapi karena barang jaminan barada pada kekuasaan Bank, maka dengan jalan eksekusi/penjualan barang jaminan milik nasabah, akan dapat menutupi kerugian pihak Bank.62 Barang jaminan yang diserahkan oleh nasabah dalam gadai, merupakan jaminan/kepercayaan nasabah untuk melunasi pinjamannya. Risiko kehilangan/kerusakan barang jaminan dapat berakibat nasabah rugi. Bank dalam hal ini bertanggung jawab atas kerusakan/kehilangan barang jaminan milik nasabah, seperti yang tertera pada Surat Bukti Gadai Emas yaitu, apabila barang jaminan milik nasabah yang mengalami kerusakan atau kehilangan karena tindak pidana pencurian, maka atas resiko tersebut pihak Bank bertanggung jawab dan berkewajiban untuk mengganti kerugian yang timbul sebesar 100% (seratus persen) dari nilai taksiran barang barang setelah diperhitungkan besarnya pembiayaan dan biaya sewa/biaya pemeliharaan barang jaminan.63
62
Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010. 63 Wawancara dengan Dhony Thaufani, Officer Gadai PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Meulaboh, tanggal 24 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara