17
BAB II METODE KARYAWISATA DAN KECERDASAN NATURAL ANAK
A. Metode karyawisata 1. Pengertian Metode Karyawisata Metode berarti seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran.1 Dalam
kamus besar bahasa indonesia,
metode diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.2 Sebagaimana dikemukakan bahwa metode itu merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya berfungsi secara memadai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan anak perlu alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut, seperti: karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang diajar.3
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan (jakarta: kalam mulia, 2008), h. 185. Departemen pendidikan nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi ke-4 (jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 910. 3 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak (jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 9 2
18
Karyawisata mempunyai arti kunjungan ke suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang.4 Sedangkan menurut istilah karyawisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.5 Dengan mengajak anak keluar kelas, mereka akan mengamati secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya. Sehingga anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Dan pengamatan ini diperoleh melalui panca indra yaitu mata, telinga, hidung, dan lidah. Melalui karyawisata diharapkan anak mendapat kesempatan yang luas untuk melakukan kegiatan dan dihadapkan dengan bermacam bahan yang dapat menarik perhatiannya, memenuhi kebutuhan rasa ingin tahunya, dan mengadakan kajian terhadap fakta yang dihadapi secara langsung. Karyawisata memberi kesempatan anak untuk melihat, mendengar, membau, mengecap dan meraba tentang benda-benda yang sesuai. Metode
karyawisata
adalah
suatu
metode
dalam
kegiatan
pembelajaran dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung, meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda
lainnya.
Melalui
mengamati
secara
langsung
anak
memperoleh yang sesuai dengan pengamatannya. Pengamatan ini 4 5
hlm. 53
Departemen pendidikan nasional, op. cit., hlm. 629 Basyirudin usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: ciputat Press,2002)
19
diperoleh melalui panca indra, yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecapan (lidah), pembauan (hidung), dan perabaan (kulit).6 Hasil penglihatan oleh mata memberi informasi tentang kesan pengamatan (persepsi penglihatan) mengenai bentuk (segitiga, bundar, persegi, dan sebagainya): warna (merah, hijau, kuning, biru, dan sebagainya); dan ukuran (besar, kecil, tinggi, rendah, panjang, pendek, dan sebagainya). Indra pembauan pada hidung memberikan informasi melalui persepsi pembauan tentang bermacam bau benda dan gas. Sedikitnya anak memperoleh persepsi pembauan seperti bau harum, busuk, amis, sangit dan sebagainya. Indra pendengaran yang ada pada telinga memberi informasi dalam bentuk persepsi auditif tentang berbagai suara, misalnya suara anak menangis, burung berkicau, mesin berderu, lonceng berdentang, dan sebagainya. Indra pengecap yang terdapat pada lidah memberi informasi berupa persepsi pengecapan tentang berbagai rasa misalnya rasa pahit, manis, asin, dan sebagainya.indra perabaan yang terdapat pada kulit memberi informasi kesan pengamatan tekanan, rasa sakit, panas, dingin, kasar, halus, lunak, keras. 2. Manfaat Karyawisata Karyawisata bagi anak Taman Kanak-Kanak dapat dipergunakan untuk merangsang minat mereka terhadap sesuatu, memperluas informasi yang telah diperoleh di kelas, memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada, dan dapat menambah wawasan. Melalui karyawisata 6
Winda Gunarti, Lilis Suryani,dan Azizah Muis, Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 8.3.
20
anak TK mendapat kesempatan untuk menumbuhkan minat tentang sesuatu hal, misalnya untuk mengembangkan minat tentang dunia hewan, anak dibawa ke kebun binatang. Mereka mendapat kesemapatan untuk mengamati tingkah laku binatang-binatang yang ada di situ. Dengan mengamati bermacam binatang maka tumbuh minat anak untuk mengamati lebih lanjut binatang yang menarik perhatiannya. Minat tersebut menimbulkan dorongan untuk memperoleh informasi lebih lanjut seperti informasi tentang kehidupannya, asalnya, makanannya, cara berkembang biaknya, tempat tinggalnya, cara mengasuh anaknya, dan sebagainya. Karyawisata dapat pula menjadi batu loncatan untuk melakukan kegiatan yang lain. Informasi-informasi yang diperoleh anak di dunia nyata merupakan masukan dalam kegiatan belajar selanjutnya yang akan memperkaya isi kegiatan belajar di kelas.
Misalnya dalam kegiatan
bermain membangun, menggambar, dan bermain drama. Melalui kegiatan tersebut anak dapat mengaitkannya dengan pengalaman yang diperolehnya baru diperolehnya. Misalnya pada saat anak bermain peran sebagai tukang sampah ia akan berusaha untuk tampil sebagai tukang sampah seperti apa yang pernah dilihatnya dalm kenyataan, yaitu berseragam kuning, menggunakan tutup kepala dan sarung tangan,menggunakan peralatan tukang sampah, ada kereta sampah dan tempat pembuangannya. Setelah mengamati berbagai hal dalam kegiatan karyawisata, ada dua hal yang mungkin dilakukan oleh anak:
21
a.
Berusaha untuk mempertajam kesan pengamatannya sehingga memperjelas pengertian tentang sesuatu hal: kantor pos, kebun binatang, pabrik roti dan sebagainya. Pemhaman merupakan penguatan bagi anak untuk mempelajari lebih lanjut hal yang diminatinya.
b.
Berusaha untuk memproduksikan hal-hal yang diamati. Reproduksi lebih mudah dikomunikasikan kepada
guru atau
anak lain
dibandingkan bila dikemukakan melalui kata-kata. Karyawisata kaya akan nilai pendidikan, karena ia juga dapat meningkatkan pengmbangan kemampuan sosial, sikap, dan nilai-nilai kemasyarakatan pada anak. Beberapa sikap atau nilai-nilai kemsyarakatan dapat dikembangkan melalui karyawisata antara lain sikap mencintai lingkungan kehidupan: manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda lain. Karyawisata membantu anak memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan manusia dengan bermacam pekerjaan, bermacam kegiatan yang menghasilkan suatu karya atau pemberi jasa. Misalnya kalau anak diajak berkaryawisata ke pabrik roti, anak akan memperoleh pemhaman penuh tentang kehidupan tukang roti: membuat adonan roti, mencetak dan membakarnya sehingga menghasilkan roti yang siap dimakan. Pemahaman anak tentang tukang roti tersebut menimbulkan sikap menghargai pekerjaan yang dilakukan oleh tukang roti. Bila anak dibawa ke taman bunga akan memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan bermacam-macam bunga yang ada di situ,
22
menimbulkan sikap menikmati keindahannya. Untuk menjadikan tanaman bunga itu tumbuh segar harus disiram, disiangi, dan diberi pupuk. Timbul motivasi anak untuk merawat, menyirami, menyiangi, dan memberi pupuk tanaman bunga yang ada di rumah masinng-masing sebagaimana dilakukan tukang kebun di taman bunga tersebut. 3. Tujuan Karyawisata Sesuai dengan kemungkinan manfaat yang diperoleh anak TK dari kegiatan
karyawisata,
yakni
menumbuhkan
minat,
meningkatkan
perbendaharaan, pengetahuan, memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan hidup masyarakat, penghargaan terhadap karya dan jasa, mak tujuan
karyawisata
dapat
diarahkan
pada
pengembangan
aspek
perkembangan anak TK yang sesuai. Ada beberapa pengembangan aspek perkembangan anak TK yang cocok dengan program kegiatan belajar melalui karyawisata. Program kegiatan yang cocok dengan metode karyawisata antara lain pengembangan aspek kognitif, bahasa, kreatifitas, emosi, dan kehidupan bermasyarakat, serta penghargaan pada karya dan jasa-jasa orang tertentu. Tujuan karyawisata juga perlu dikaitkan dengan tema-tema yang sudah ditetapkan pada program kegiatan belajar anak TK. Tema-tema
yang
sesuai
dengan
pengembangan
aspek
perkembangan anak TK dalam karyawisata antara lain tema binatang, tanaman, pekerjaan, kehidupan kota,desa, pesisir, pegunungan. Bila anak dibawa berkaryawisata ke kebun binatang, anak akan memperoleh pemahaman penuh tentang jenis bintang, makanan binatang, tempat
23
hidupnya, berkembang biaknya, ciri-ciri binatang, kegunaan informasi jenis binatang-binatang kesayangan (kucing, anjing), binatang ternak (sapi, ayam, kambimg), binatang liar (harimau, srigala, kancil, rusa), serangga( kupu-kupu, semut, kecoa), ikan (lele, bandeng, tengiri), juga tentang makanan binatang: sapi, kambing makan rumput, harimau makan, demikian seterusnya dengan yang lain dan apa makanannya.7 4. Sasaran Karyawisata Sesuai
dengan
tujuan
perkembangan
kognitif,
bahasa,
kreatifitas,emosi dan sosial kemasyarakatan anak, serta keterpaduannya dengan tema-tema yang ditetapkan dalam Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Anak Taman Kanak-kanak (GBPKB TK), berikut ini merupakan sasaran tepat yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. a.
Dunia binatang 1) Peternakan domba, sapi, kuda, kelinci, ayam, bebek. 2) Perikanan udang, bandeng, lele, mujair. 3) Kebun binatang 4) Akuarium 5) Taman burung 6) Museum binatang dan burung
b.
Dunia tanaman 1) Perkebunan sayur, buah-buahan, sawah, ladang 2) Kebun raya yang ditanami bermacam pohon-pohonan, rumput dll
7
Moeslichatoen R, op, cit., hlm. 71-75
24
3) Taman bunga mawar, anggrek, dll 4) Taman kota 5) Hutan Wisata c. Dunia kerja 1) Pekerjaan guru 2) Polisi 3) Dokter 4) Tentara 5) Tukang pos 6) Pedagang 7) Petugas pemadam kebakaran d. Kehidupan manusia 1) Kehidupan di kota 2) Kehidupan di desa 3) Kehidupan di pesisir 4) Kehidupan di pegunungan Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari guru pada saat menentukan sasaran karyawisata, diantarnya adalah: 1) Menentukan
karyawisata
yang
diprioritaskan
untuk
lebih
menunjang penembangan aspek perkembangan anak Taman Kanak-kanak. 2) Menetukan kriteria yang kita pergunakan untuk memilih sasaran karyawisata, misalnya yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
25
wawasan anak, menantang anak, menarik,mudah dijangkau, resiko bahaya keci, dan tidak melelahkan anak. 3) Menentukan sasaran karyawisata yang dapat mengembangkan rasa kagum dan ingin tahu yang besar, yang menggerakkan anak untuk menentukan sesuatu, berpikir, menalar, dan membuat kesimpulan serta generalisasi. 5. Rancangan Karyawisata Dalam merancang kegiatan karyawisata, berikut ini akan diuraikan tentang persiapan yang harus dilakukan guru: a.
Persiapan 1) Menetapkan sasaran yang diprioritaskan sesuai dengan tema kegiatan yang dipilih 2) Mengadakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karyawisata 3) Merumuskan program kegiatan melalui karyawisata 4) Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan 5) Menetapkan tata tertib 6) Meminta izin dan partisipasi orang tua anak 7) Persiapan guru dikelas
b. pelaksanaan 1) mengecek seluruh persiapan, baik berupa bahan dan alat yang diperlukan , perizinan, pembagian tugas guru dan orang tua yang berpartisipasi orang tua.
26
2) Membagi anak dalam kelompok kecil, masing-masing didampingi oleh guru dan orang tua yang berpartisipasi, memberi penjelasan langkah-langkah kerja kepada guru dan orang tua dan pendamping. 3) Memimpin doa sebelum berangkat, menjaga keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan, dengan cara bernyanyi, bercerita, bercakap-cakap, dan lain-lain. 4) Setelah sampai di lokasi yang di tentukan, guru mengatur kelompok yang telah diatur tersebut, mengikuti perintah dari pemandu acara, membiarkan anak bergerak bebas, namun tetap terarah dalam tujuan, menghubungkan pengetahuan anak awal anak di kelas dengan apa yang mereka sedang lihat dan alami, memberi kesempatan anak untuk bertanya dan berlatih menyimpulkan akhir dari pengamatan mereka. c. Penilaian Pelaksanaan penilaian merupakan perwujudan rancangan penilaian sesudah karyawisata berakhir. Penilaian melalui kegiatan tindak lanjut yakni penerapan hasil belajar berkaryawisata ke dalam kegiatan di kelas dalam kegiatan pengembangan kreatifitas misalnya, yaitu melalui menggambar, membangun, bercakap-cakap, bercerita, dan sebagainya. Bila dalam kegiatan di kelas ini anak menunjukkan kemajuan, maka tujuan pengajaran melalui karyawisata berhasil.8
8
Otib Satibi Hidayat, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama (Jakarta: Universitas Terbuka, 2012), hlm. 4.24-4.26
27
6. Kelebihan Metode Karyawisata a) Karyawisata
menerapkan
prinsip
pengajaran
modern
yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. b) Membuat bahan yang dipelajari di sekolahmenjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. c) Pengajaran dapat lebih merangsang kreatifitas anak.9
B. Kecerdasan Natural 1. Pengertian Kecerdasan Natural Kecerdasan merupakan kemampuan tertinggi yang dimiliki oleh manusia.
Tingkat
kecerdasan
dapat
membantu
seseorang
dalam
menghadapi berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupannya. Kecerdasan sudah dimiliki sejak manusia lahir dan terus menerus dapat dikembangkan hingga dewasa. Pengembangan kecerdasan akan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin sejak anak dilahirkan melalui pemberian stimulasi pada kelima panca indranya. Kecerdasan merupakan ungkapan dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modalitas dalam belajar. Kecerdasan seseorang memiliki manfaat yang besar selain bagi dirinya sendiri dan juga bagi pergaulannya di masyarakat. Melalaui tingkat kecerdsan yang tinggi seseorang akan semakin dihargai di masyarakat apalagi apabila ia mampu berkiprah dalam menciptakan hal-hal baru yang bersifat fenomenal. 9
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press, 2013) hlm. 126.
28
Gardner seorang profesor bidang pendidikan di Harvard University, tidak memandang kecerdasan manusiaberdasarkan skor semata dan bukan sesuatu yang dapat dilihat atau dihitung,melainkan dengan ukuran kemampuan yang diuraikan sebagai berikut: 1) Kemamapun untuk menyelesaikan masalah. 2) Kemamapuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk dipecahkan 3) Kemampuan
untuk
menciptakan
sesuatu
atau
memberikan
penghargaan untuk budaya seseorang. Penelitian Gardner telah meruntuhkan dua asumsi umum tentang kecerdasan, yaitu kecerdsan manusia bersifat satuan dan bahwa setiap individu dapat dijelaskan sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan yang dapat diukur dan tunggal. Dalam studinya tentang kecerdasan manusia ditemukan bahwa pada hakikatnya: 1) Setiap manusia memilki sembilan kecerdasan yang berbeda-beda dan menggunakannya dengan cara-cara yang sangat individual. 2) Setiap orang dapat mengembangkan kesemua kecerdasan sampai mencapai suatu tingkat yang memadai. 3) Setiap kecerdasan bekerjasama satu sama lain secara kompleks karena dalam tiap kecerdasan ada berbagai cara untuk menumbuhkan salah satu aspeknya. 10
10
Yuliani Nurani Sujiono, Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Jakarta: Indeks 2010) hlm. 48
29
Gardner membuat kriteria dasar yang pasti untuk setiap kecerdasan agar dapat membedakan talenta atau bakat secara mudah sehingga dapat mengukur cakupan yang lebih luas potensi manusia, baik anak-anak maupun orang dewasa. Gardner pada mulanya memaparkan tujuh aspek kecerdasan yang menunjukkkan kompetensi intelektual yang berbeda, kemudian menambahkannya menjadi sembilan aspek kecerdasan, yang terdiri dari: 1) Kecerdasan linguistik 2) Kecerdasan logika matematika 3) Kecerdasan fisik/kinestetik 4) Kecerdasan spasial 5) Kecerdasan musikal 6) Kecerdasan intrapersonal 7) Kecerdasan interpersonal 8) Kecrdasan naturalis 9) Kecerdasan spiritual Kesembilan kecerdasan tersebut diatas dapat saja dimiliki individu, hanya saja dalam taraf yang berbeda. Selain itu, kecerdasan ini juga tidak berdiri sendiri,terkadang bercampur dengan kecerdasan yang lain. Atau dengan perkataan lain dalam keberfungsiannya satu kecerdasan dapat menjadi medium untuk kecerdasan lainnya.11
11
Ibid., hlm. 55
30
Gardner menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat.Gardner juga menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau menyumbangkan pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya, sebuah perangkat ketrampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam memecahkan permasalahan dalam hidupnya.12 Sedangkan kecerdasan natural yaitu keahlian mengenali dan mengategorikan spesies (flora, fauna) di lingkungan sekitar, mengenali eksistensi suatu spesies, memetakan hubungan antara beberapa spesies. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya: formasi awan dan gunung-gunung). Amstrong berpendapat bahwa kecerdasan naturalis, yaitu kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora dan fauna yang terdapat di lingkungan sekitar dan juga mengamati fenomena alamdan kepekaan atau kepedulian terhadap lingkungan sekitar.13 Anak-anak yang memiliki kecerdasan naturalis cenderung menyukai alam terbuka, akrab dengan hewan peliharaan, dan bahkan menghabiskan waktu mereka di dekat akuarium, mereka memiliki keingintahuan yang besar tentang seluk-beluk hewan dan tumbuhan. Anak-anak yang senang bermain di alam terbuka, senang mengoleksi bunga-bunga, dan bermain dengan binatang piaraanya adalah anak-anak 12
Yuliani Nurani Sujiono, Metode pengembangan Kognitif Terbuka, 2011) hlm. 6.4. 13 Yuliani Nurani Sujiono, Bambang Sujiono., op. cit. hlm . 62
(Jakarta: Universitas
31
memiliki kecerdasan naturalis. Hal itu dapat dilihat dari kegemaran mereka mengoleksi mainan binatang tiruan, seperti dinosaurus, harimau dan ular. Adakalanya anak-anak menikmati “komunikasi” dengan binatang piaraan dan memberi mereka makan, mereka memiliki perhatian yang relatif besar terhadap binatang, tmbuhan,dan alam. Anak-anak dengan kecerdasan naturalis tinggi cenderung tidak takut memegang-megang serangga dan berada di dekat binatang.14 2. Perkembangan Naturalistik Anak Anak usia 4 tahun telah memiliki ketertarikan terhadap hewa-hewan piaraan. Mereka mengerti bahwa hewan-hewan yang mereka pelihara membuthkan makanan. Perkembangan naturalis anak-anak dipengaruhi oleh pajanan lingkungan. Walaupaun minat naturalis anak usia 4 tahun tidak sama, tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa mereka telah mengenal siang dan malam,mengenal mendung sebagai pertanda hujan, nama-nama bendabenda langit, seperti bulan dan bintang. Mereka juga tahu bahwa binatang piaraan perlu diberi makan, bahwa ada binatang yang hidup di air, di tanah, bahwa ada binatang bersayap, bersirip, berkaki, dan ada pula binatang yang tidak memiliki ketiaganya. Perkembangan naturalis anakanak dipengaruhi oleh pajanan yang diberikan oleh lingkungan terhadap mereka.15
14
Tadkiroatun Musfiroh, Cerdas Melalui Bermain :Cara Mengasah Multiple Intelegences pada Anak Usia Dini ( Jakatra: Grasindo 2008) hlm. 58-59 15 Ibid., hlm. 76-77
32
Menurut Bronson anak usia 5 tahun telah mengenal sains. Anak-anak tahu bahwa semua benda punya kelas, punya kategori. Mereka dapat membedakan benda hidup dan benda mati yang bergerak, seperti kendaraan dan eskalator. Mereka mengetahui bahwa agar dapat bergerak, benda mati membutuhkan sesuatu, seperti listrik, batu baterai, dan bensin. Mereka bahkan mengerti bahwa listrik dapat menghasilkan cahaya dan bunyi juga. Meskipun demikian mereka masih menyamakan antara listrik dan kabel atau stop kontak. Anak usia 5 tahun mulai dapat melakukan kategorisasi, mereka mampu memilah benda-benda berdasarka ciri-ciri tertentu. Anak-anak mampu menjalankan tugas mengelompokkan benda-benda berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dimiliki seperti warna, ukuran, dan bentuk. Mereka dapat
mengelompokkan
daun-daun
berbeda
jenis
berdasarkan
kelompoknya masing-masing.bukan hanya itu, mereka mengklasifikasi daun-daun tersebut berdasarkan urutannnya. Perkembangan naturalis anak usia 5-6 tahun tidak terlepas dari perkembangan kecerdasan yang lain, antara lain visual-spasial, logikamatematika, dan musikal. Kecerdasan- kecerdasan tersebuttersebut membantu anak-anak mengidentifikasi ciri-ciri dari suatu spesies dan membedakannya denga spesies yang lain. Anak-anak mempergunakan panca inderanya unutk mengasah kecerdasan naturalis mereka.16
16
Ibid., hlm. 86-87
33
3.
Cara Mengembangkan Kecerdasan Naturalis Pada Anak a) Beri kesempatan pada anak didik untuk mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya. b) Ceritakan kondisi akhir sebagai keteladanan dan inspirasi bagi mereka misalnya: ahli-ahli binatang, para peneliti alam. c) Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukkan kedalam kecerdasan naturalis, misal: career day dimana para dokter dan ahli binatang menceritakan tentang kecerdasan nautralisnya. Karyawisata ke kebun binatang,biografi Charles Darwin, pengalaman empiris praktis, (misal: mengamati alam dan makkhluk hidup), buat rak pameran simulasi ekosistem, dan buat papan permainan. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis antara lain: sains permulaan, ilmu botani, gejalagejala alam, atau hubungan antara benda-benda hidup dan tak hidup yang ada di alam sekitar.
4. Strategi Pembelajaran Kecerdasan Naturalis: a) Jalan-jalan di alam terbuka, berdiskusilah mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar. b) Melihat keluar jendela c) Tanaman sebagai dekorasi,gunakan tanaman sebagai metamorfora naturalistik untuk ilustrasi konsep setiap pelajaran. d) Membawa hewan peliharaan ke kelas, siswa diberi tugas mencataa prilaku hewan tersebut.
34
e) Ekostudi, ekologi yang diintegrasikan ke dalam setiap bagian pengajaran di sekolah, kesimpulan penting bahwa agar anak memilki sikap hormat pada alam sekitar. Contoh: saat anak belajar menghitung spesies hewan yang terancam punah, tentu saja dengan memakai contoh gambar dengan penjelasan yang dapat dimengerti.17
17
Yuliani Nurani Sujiono, op.cit., hlm. 6.26