BAB II LANDASAN TEORI
Dalam merancang dan membangun suatu sistem informasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar–dasar teori yang akan digunakan nantinya. Dasar–dasar teori tersebut akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan pembahasan lebih lanjut sehingga nantinya akan terbentuk suatu sistem informasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun landasan teori yang digunakan untuk membuat Rancang Bangun Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api ini antara lain sebagai berikut :
2.1. Dipo Lokomotif 2.1.1. Lokomotif Menurut Arbert (2008), lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api yang memiliki mesin untuk menggerakkan kereta api. Lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel.
2.1.2. Lokomotif Diesel Elektrik Menurut Arbert (2008), lokomotif diesel elektrik merupakan lokomotif hibrida yang memiliki sistem transmisi diesel-elektrik mempunyai sebuah mesin diesel yang dihubungkan dengan generator elektrik, sehingga menghasilkan listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga motor elektrik untuk menggerakkan
7
8
lokomotif. Perkembangan mesin diesel dalam teknologi lokomotif secara berurutan adalah lokomotif bermesin diesel DC/DC, AC/DC, dan AC/AC. a.
Teknologi DC/DC berarti mesin diesel lokomotif menggerakkan generator yang menghasilkan arus searah/DC power lalu arus searah tersebut digunakan untuk menggerakkan motor penggerak arus searah/DC. Kelemahan DC/DC yaitu dijalankan dengan tegangan/voltase yang rendah sehingga arus listrik tinggi sehingga dibutuhkan kabel yang besar.
b. Teknologi
AC/DC
mesin
diesel
lokomotif
menggerakkan
generator/alternator yang menghasilkan arus bolak-balik/AC power lalu arus bolak balik diubah menjadi arus searah untuk selanjutnya digunakan untuk menggerakkan motor penggerak arus searah/DC. c.
Teknologi
AC/AC
mesin
diesel
lokomotif
menggerakkan
generator/alternator yang menghasilkan arus bolak-balik/AC power untuk selanjutnya digunakan sebagai motor penggerak arus bolak balik/AC.
2.1.3. Dipo Lokomotif Menurut Arbert (2008), dipo lokomotif adalah tempat menyimpan, menyiapkan, melakukan pemeriksaan, memelihara, dan perbaikan ringan agar lokomotif siap untuk melakukan tugasnya menarik rangkaian kereta api.
2.2. Pengingat (Alerts) Menurut Naufal (2009), alerts adalah layanan notifikasi dan komunikasi berbasis SMS atau email. Lewat Alerts, penerima pesan dapat menerima pemberitahuan event tertentu, seperti jika muncul tagihan, dll. Alerts biasanya ditampilkan dalam bentuk message.
9
2.3. Pemeliharaan Menurut Batam (2002), pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja (sadar) terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu dengan tujuan agar fasilitas tersebut dapat berfungsi dan beroperasi dengan lancar, aman, efektif, dan efisien. Jadi, kegiatan pemeliharaan itu bukanlah pekerjaan yang mudah, bukan pekerjaan yang tanpa perkiraan, tetapi pekerjaan yang perlu perencanaan, pembiayaan, dan kesungguhan. Pemeliharaan ini berdasarkan frekuensinya, terbagi menjadi : a.
Pemeliharaan harian ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari atau setiap mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan.
b.
Pemeliharaan berkala ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan. Pembuatan jadwal itu berdasarkan kepentingan perlakuan terhadap objek
pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli seharusnya berapa jam kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa bulan dan sebagainya.
2.4. Sistem Informasi Menurut Stair dalam buku Al Fatta (2007), sistem informasi berbasis komputer (CBIS) dalam suatu organisasi terdiri dari komponen–komponen berikut: a.
Perangkat Keras, yaitu komponen untuk melengkapi kegiatan memasukkan data, memproses data, dan keluaran data.
b.
Perangkat Lunak, yaitu program dan instruksi yang diberikan ke komputer.
10
c.
Database, yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.
d.
Telekomunikasi, yaitu komunikasi yang menghubungkan antara pengguna sistem dengan sistem komputer secara bersama–sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.
e.
Manusia, yaitu personel dari sistem informasi, meliputi manajer, analis, programmer, dan operator, serta pihak yang bertanggung jawab terhadap perawatan sistem. Prosedur, yakni tata cara yang meliputi strategi, kebijakan, metode, dan
peraturan–peraturan dalam menggunakan sistem informasi berbasis komputer. Sementara Burch dan Grudnistki dalam buku Al Fatta (2007), berpendapat bahwa sistem informasi yang terdiri dari komponen–komponen di atas disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), dan blok kendali (control block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing–masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. a.
Blok Masukan. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input termasuk metode–metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen–dokumen dasar.
b.
Blok Model. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
11
c.
Blok Keluaran. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.
d.
Blok Teknologi. Teknologi merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan sekaligus mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e.
Blok Database. Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
f.
Blok Kendali. Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal–hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan–kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.5. System Development Life Cycle (SDLC) Menurut Hartanto (2002), System Development Life Cycle atau yang disingkat SDLC adalah “metode tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu sistem informasi”. SDLC ini terdiri dari tujuh fase, diantaranya adalah : a. Project Identification and Selection Fase
identifikasi
dan
analisis
kebutuhan
sistem
informasi
untuk
mendapatkan gambaran yang utuh sehingga dapat dilakukan proses pengembangan sistem secara maksimal. b. Project Initiation and Planning
12
Fase pembuatan dan perencanaan sistem informasi yang potensial secara terinci dan dikembangkan untuk pengembangan sistem. c. Analysis Suatu fase pembelajaran sistem yang sedang berjalan dan pengajuan alternatif sistem yang baru. d. Logical Design Suatu fase pengembangan semua kegiatan fungsional dari sistem yang diusulkan dan digambarkan secara independen. e. Physical Design Suatu fase perubahan rancangan logis dalam bentuk teknis yang terinci di mana pemrograman dan bentuk sistem dapat dibuat. f. Implementation Suatu fase pengujian sistem informasi yang digunakan untuk mendukung suatu organisasi. g. Maintenance Sistem informasi secara sistematis diperbaiki dan dikembangkan.
2.6. Website dan PHP 2.6.1. Website Menurut Jovan (2009), website adalah media penyampaian informasi di internet, dapat digunakan sebagai penyedia informasi komersial (toko online), service (layanan web sms), dan penyampai berita (aplikasi surat kabar online). Website dibentuk dan diciptakan dari serangkaian script atau code tertentu dari bahasa pemrograman tertentu. Bahasa pemrograman yang dipakai bisa bermacam–macam. Ada script website yang berasal dari bahasa pemrograman
13
ASP (Active Server Page), ada juga yang memakai bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprosessor).
2.6.2. PHP Menurut Sidik (2004), PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses ubah data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan mengunakan script PHP. PHP secara resmi merupakan kependekan dari PHP:Hypertext Preprosessor, merupakan bahasa script serverside yang disisipkan pada HTML. Kemampuan PHP yang paling diandalkan dan signifikan adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan.
2.7. Short Message Service (SMS) Menurut Wiraputra (2009), Short Message Service (SMS) merupakan fasilitas standard dari Global System for Mobile Communication (GSM). Fasilitas ini dipakai untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks ke dan dari sebuah ponsel. Menurut Soerowirdjo dalam Wiraputra (2009), beberapa karakteristik SMS adalah : a.
Sebuah pesan singkat terdiri atas 160 karakter yang terdiri atas huruf atau angka. SMS juga dapat mendukung pesan non-text, seperti format binary.
14
b.
Prinsip kerjanya adalah “menyimpan” dan “menyampaikan” pesan (store and forward message). Dengan kata lain, pesan tidak langsung dikirimkan ke penerima, tetapi disimpan dahulu di SMS Centre.
c.
Memiliki ciri dalam hal konfirmasi pengiriman pesan, yaitu pesan yang dikirimkan tidak secara sederhana dikirimkan dan dipercayai akan disampaikan dengan selamat. Namun, pengirim pesan dapat pula menerima pesan baik yang memberitahukan apakah pesan terkirim atau gagal.
d.
Pesan dapat dikirim dan diterima secara simultan dengan panggilan jenis layanan GSM lain. SMS atau Short Message Service pada awal diciptakan adalah bagian dari
layanan pada sistem GSM. SMS awalnya hanya merupakan layanan yang bersifat komplementer terhadap layanan utama sistem GSM (atau sistem 2G pada umumnya) yaitu layanan voice dan switched data. Namun, karena peningkatan pelanggan yang menggunakannya, menjadikan SMS sebagai bagian integral dari layanan sistem. Dalam forum studi dan diskusi dan pembicaraan mengenai standar 3G, SMS (atau disebut layanan messaging) tetap disebut sebagai layanan penting yang diperlukan dan menjadi standar 3G. Dalam standar 3G IMT 2000, terdapat 4 layanan utama 3G yaitu Voice, Messaging, Packet Data, dan Streaming Multimedia. SMS adalah tipe asynchronous message yang pengiriman datanya dilakukan dengan mekanisme protocol store dan forward. Hal ini berarti bahwa pengirim dan penerima SMS tidak perlu berada dalam status berhubungan (connected/online) satu sama lain, ketika akan saling bertukar pesan SMS. Pengiriman pesan melalui store and forward berarti pengirim pesan SMS dan
15
nomor telepon tujuan dan kemudian mengirimkannya (store) ke server SMS (SMS-Center) yang kemudian bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut (forward) ke nomor telpon tujuan. Hal ini mirip dengan mekanisme store dan forward pada protocol SMTP yang digunakan dalam pengiriman e-mail internet. Keuntungan mekanisme store dan forward pada SMS adalah penerima tidak perlu dalam status online ketika ada pengirim yang bermaksud mengirim pesan kepadanya, karena pesan akan dikirim oleh pengirim ke SMSC yang kemudian dapat menunggu untuk meneruskan pesan tersebut ke penerima ketika ia siap dan dalam status online di lain waktu.
2.8. SMS Gateway Menurut Soewirdjo dalam Wiraputra (2009), SMS Gateway merupakan suatu alat yang fungsinya sebagai sebuah penghubung atau jembatan antara aplikasi atau system dengan mobile phone. Pesan–pesan SMS dikirim dari sebuah telepon genggam ke pusat pesan yaitu Short Message Service Center (SMSC). Di sini pesan disimpan dan dikirim beberapa kali. Setiap provider yang saat ini berdiri memiliki SMSC dan program SMS Gateway yang berbeda, tetapi teknik pengiriman SMS semua provider relatif sama. Pada pengiriman SMS data yang mengalir dari handphone sampai ke provider atau sebaliknya harus berbentuk Protocol Data Unit (PDU). PDU berisi bilangan heksadesimal
yang
mencerminkan bahasa input/output (I/O). PDU terdiri atas beberapa header. Header berfungsi mengirim SMS ke SMSC berbeda SMS yang diterima dari SMSC.
16
2.8.1. PDU Kirim SMS Menurut Ariyanto dalam Wiraputra (2009), PDU untuk kirim SMS terdiri dari delapan header yang memiliki arti seperti berikut: a.
Nomor SMS Center Header pertama ini terdiri dari sub header yaitu : 1.
Jumlah pasangan heksadesimal SMSC dalam bilangan heksa.
2.
Nasional dan internasional code untuk nasional kode subheadernya adalah 81, untuk internasional subheadernya adalah 91.
3.
Nomor SMSC-nya sendiri, dalam pasangan heksa yang dibalik. Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka tersebut akan dipasangkan dengan huruf F didepannya.
b.
Tipe SMS Untuk Send tipe SMS = 1. Jadi bilangan heksanya adalah 01.
c.
Nomor referensi SMS Nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya adalah 00. Nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis oleh ponsel atau alat SMS Gateway.
d.
Nomor ponsel penerima Sama seperti cara menulis PDU header untuk SMSC, header ini juga terbagi atas tiga bagian, sebagai berikut : 1.
Jumlah bilangan decimal nomor ponsel yang dituju dalam bilangan heksa.
2.
Kode Nasional atau internasional, untuk nasional subheadernya adalah 81, sedangkan untuk internasional subheadernya adalah 91.
17
3.
Nomor ponsel yang dituju, dalam pasangan heksa yang acak. Jika tertinggal satu angka heksa maka yang tidak memiliki pasangan dipasangkan dengan huruf F.
e.
Bentuk SMS Bentuk SMS terdiri dari 3 yaitu : 1. 0› 00 › dikirim sebagai SMS. 2. 0› 01 › dikirim sebagai telex. 3. 0› 02 › dikirim sebagai fax.
f.
Isi SMS Pada header isi SMS dibagi menjadi dua bagian subheader yaitu: 1. Panjang isi (jumlah huruf dari isi). 2. Isi berupa pasangan bilangan heksa. Untuk ponsel atau SMS Gateway berskema encoding 7 bit, jika mengetikkan suatu huruf dari keypadnya berarti telah membuat 7 angka I/O berurutan. Terdapat dua langkah yang harus dilakukan untuk konversi SMS yaitu dengan mengubah menjadi kode 7 bit menjadi 8 bit yang diwakili oleh pasangan heksa.
2.8.2. PDU Terima SMS Menurut Ariyanto dalam Wiraputra (2009), PDU untuk menerima SMS terdiri dari delapan header yang memiliki arti tertentu tetapi memiliki perbedaan dengan PDU kirim SMS yang dijelaskan sebelumnya. Bagian–bagian PDU terima SMS adalah sebagai berikut : a.
Nomor SMSC
b.
Tipe SMS
18
Tipe SMS untuk menerima SMS adalah berkode 4 sehingga jika diubah dalam bilangan heksa menjadi 04. c.
Nomor ponsel pengirim
d.
Bentuk SMS
e.
Skema encoding
f.
Tanggal dan waktu SMS stamp pada SMSC Diwakili oleh 12 bilangan heksa (6 pasangan) yang berarti : yy/MM/dd hh:mm:ss.
g.
Batas waktu validasi Batas waktu validasi SMS ini jika tidak dibatasi dilambangkan dengan 00
h.
Isi SMS
2.9. Basis Data Menurut Fathansyah (2007), basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti : a.
Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
b.
Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
c.
Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Basis data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan
tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data dan arsip. Dan tujuan
19
utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data/arsip. Satu hal yang juga harus diperhatikan, bahwa basis data bukan sekedar penyimpanan data secara elektronis (dengan bantuan komputer). Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan atau pemilahan atau pengelompokan atau pengorganisasian
data
yang
akan
Pemilahan/pengelompokan/penorganisasian
disimpan ini
sesuai
dapat
fungsi/jenisnya.
berbentuk
sejumlah
file/tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom–kolom / field–field data dalam setiap file/tabel. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini : a.
Kecepatan dan kemudahan
b.
Efisiensi ruang penyimpanan
c.
Keakuratan
d.
Ketersediaan
e.
Kelengkapan
f.
Keamanan
g.
Kebersamaan pemakaian
Dalam sebuah basis data, secara lengkap akan terdapat komponen–komponen utama sebagai berikut: a.
Perangkat keras (Hardware)
b.
Sistem operasi (Operating system)
c.
Basis data (Database)
d.
Sistem (Aplikasi/Perangkat Lunak) pengelola basis data (DBMS)
e.
Pemakai (User)
20
f.
Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).
2.10. Black Box Testing Menurut Romeo (2003), black box testing dilakukan tanpa adanya suatu pengetahuan tentang detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites, juga disebut sebagai functional testing. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software. Dengan
adanya
black
box
testing,
perekayasa
software
dapat
menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan kebutuhan fungsional pada suatu program. Black box testing dilakukan untuk melakukan pengecekan apakah sebuah software telah bebas dari error dan fungsi-fungsi yang diperlukan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.