8
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Pengertian Perhatian Orang Tua Pengertian Perhatian Perhatian dalam kamus Bahasa Indonesia berarti minat, apa yang disukai atau disenangi. 1 Definisi perhatian dalam buku Ensiklopedi Pendidikan adalah respons umum terhadap sesuatu yang merangsang dikarenakan adanya bahan-bahan apersepsi pada kita. Akibatnya maka kita menyempitkan kesadaran kita dan memusatkannya kepada hal-hal yang telah merangsang kita.2 Sedangkan Perhatian dalam Kamus lengkap psikologi adalah proses mereaksi secara istimewa terhadap suatu ransangan atau sederatan perangsang .3 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian berhubungan erat dengan keberadaan jiwa yang direalisasikan dalam suatu aktifitas terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu waktu, objek yang menjadi sasaran yaitu hal-hal yang ada dalam dirinya. Sebagai contoh hal-hal yang dalam dirinya adalah tanggapan, pengertian dan perasaan, sedangkan halhal yang berada diluar dirinya adalah keadaan alam, keadaan masyarakat, ataupun keadaan sosial ekonomi. 1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), Cet.3. 2 Soegarda Poerbakawatja H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung 1981), Cet 3, h. 276. 3 J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi.
9
2.
Macam-macam Perhatian Sumadi Suryabrata mendefinisikan perhatian sebagai berikut :
1.
Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang dilakukan.
2.
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek. 4 Dari perhatian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa perhatian
adalah suatu proses reaksi seseorang yang dilakukan secara sadar terhadap suatu objek akibat adanya suatu rangsangan, sehingga mengakibatkan bertambah banyaknya aktifitas seseorang. Perhatian dapat di bagi menjadi tiga bagian : a.
Atas dasar intensitasnya : 1) Perhatian Intensif 2) Perhatian tidak intensif
Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya. Dalam hal ini telah banyak dilakukan penyelidikan-penyelidikan oleh para ahli yang hasilnya memberi kesimpulan: bahwa tidak mungkin melakukakn dua aktivitas yang kedua-duanya disertai oleh perhatian yang insentif. Selain itu ternyata makin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan makin sukseslah aktivitas itu.
b.
Atas dasar cara timbulnya : 1) Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak disengaja). 2) Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif). Perhatian jenis yang pertama timbul begitu saja, “seakan-akan”
tanpa disengaja, sedangkan perhatian jenis yang kedua timbul karena 4
h.15
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Press,1998),
10
usaha, dengan kehendak. Untuk menjelaskan hal tersebut dapatlah diberikan contoh berikut: Pada suatu hari Sabtu jam 12.00 para siswa sedang asyik mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru baru (dengan perhatian yang disengaja). Sekonyong-konyong terdengarlah ribut-ribut di samping kelas, sehingga para siswa menengok (dengan perhatian yang tak disengaja) untuk mengetahui apakah kiranya yang terjadi.
c.
Atas dasar luas objeknya : 1) Perhatian terpencar (distributif) 2) Perhatian terpusat (konsentratif). Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju kepada bermacam-
macam objek. Contoh perhatian yang demikian itu misalnya pada seorang sopir yang sedang mengemudikan mobil, yang pada suatu saat perhatiannya dapat tertuju kepada macam-macam objek, seperti misalnya keadaan lalu-lintas, tanda-tanda yang diberikan oleh polisi lalu-lintas yang sedang bertugas, alat yang ada dalam mobil yang sedang dikemudikannya, dan sebagainya. Sedangkan perhatian terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat terbatas. Perhatian yang demikian itu misalnya kita dapati pada seorang tukang jam yang sedang memperbaiki jam. 5 Berhubungan dengan perhatian terpencar dan terpusat Alisuf Subri mengatakan ada 2 tipe perhatian yang masih berhubungan yaitu : a) Perhatian Perseverasi : Perhatian yang tertuju pada obyek dimasa lalu dan tidak mudah untuk mengalihkan perhatiannya kepada sesuatu yang lain. Contoh : kenangan pahit di masa lalu yang sulit dilupakan. Perhatian adaptasi
: Perhatian yang tertuju pada obyek di masa
lalu tetapi dapat dengan mudah mengalihkan perhatiannya kepada sesuatu
5
h. 14-16
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafiindo Persada, 2008),
11
yang lain. 6 Contoh : Putus dengan seseorang yang disayangi, lalu dengan cepat mencari penggantinya dan melupakannya. Wasty Soemanto mendefinisikan perhatian menjadi dua bagian : a) Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertuju pada suatu obyek. b) Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas. 7
3. Pengertian Orang Tua “Orangtua adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak”.8 Dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan : 1) ayah dan ibu kandung, 2) orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya), 4) orang yang disegani / dihormati di kampung atau tetua.9 Orang tua merupakan sebutan yang umum digunakan bagi bapak dan ibu oleh seorang anak. Sebutan bapak bagi orang tua yang berjenis kelamin laki-laki, sebutan ibu bagi orang tua yang berjenis kelamin wanita. Menurut syariat Islam Bapak (Ayah) memiliki kedudukan yang penting dan mulia.”Bapak adalah kepala keluarga yang memimpin ibu, anak-anak dan pelayan”. Bapak bertanggung jawab terhadap mereka dan akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Sedangkan Ibu adalah orang yang tugasnya melahirkan anak-anak, memelihara dan mendidik anak, serta mengatur rumah tangga. Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa orang tua adalah ibu bapak yaitu, orang yang melahirkan (bagi ibu), merawat, mendidik, dan bertanggungjawab terhadap anak-anaknya dalam semua aspek kehidupan yang dapat membentuk anak menjadi pribadi-pribadi
6
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2006), cet 4, h. 45 7 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1990), Cet.3, h. 32 8 http://makalahkumalahmu.wordpress.com/2008/09/13/makalah-psikologi-tentang bimbingan-orang-tua-dalam-membina-akhlah-anak-usia-pra-sekoalh-di-lingkungan-keluarga/ 9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), Cet.3.
12
yang mampu mensosialisasikan semua itu dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Setelah dijelaskan beberapa pengertian tentang orang tua dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud orang tua adalah ayah dan ibu yang menjadi pemimpin dan kebanggaan bagi anak-anaknya serta panutan yang pertama kali mereka lihat dan mereka tiru sebelum bergaul dengan lingkungan sekitar. Orang tua mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga. Keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki ikatan darah perkawinan atau adopsi. Dalam keluarga, orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anakanak mereka, karena dari merekalah anak pertama kali menerima pendidikan. Menurut Hasbullah “orang tua yang secara sadar mendidik anak-anaknya akan selalu dituntun oleh tujuan pendidikan, yaitu ke arah anak dapat mandiri, kearah satu kepribadian yang utama 10 Dengan demikian pengaruh pendidikan yang pertama ini adalah sangat besar Sebagai pendidik ayah dan ibu berperan merupakan jembatan yang menghubungkan dunia anak dan dunia dewasa, menghubungkan anak dengan dunia nilai dan masyarakat, dengan demikian mereka juga berperan sebagai pembimbing ke arah kehidupan yang mandiri dan bertanggung jawab.
10
h.22
Hasbullah, Dasar dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999),
13
4. Perhatian Orang Tua Sejak berada dalam kandungan sampai dilahirkan anak sudah mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Yang mula-mula diberikan orang tua kepada anaknya adalah rasa kasih sayang. Ketika bayi orang tua memberikan kasih sayang yang tak ternilai harganya dan tidak dapat diukur dengan sesuatu. Ketika anaknya sakit orang tua rela untuk tidak tidur dan menjaganya, tengah malam ketika orang tua sedang lelapnya tidur mereka bangun karena mendengar anaknya menangis, semuanya itu dilakukan untuk buah hati yang sangat disayangi. Selain kasih sayang rasa aman juga diberikan orang tua untuk anaknya, orang tua juga memperhatikan kesehatan anaknya. Ketika telah memasuki usia sekolah perhatian orang tua semakin bertambah, ia mulai memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sekolah anaknya, dari hal-hal terkecil sampai hal-hal yang besar. Perhatian Orang tua adalah aktifitas yang dilakukan oleh Orang tua dengan kesadaran penuh dan pemusatan tenaga psikis pada anak. Ada 4 bentuk perhatian orang tua yang dapat mendorong anak untuk dapat berprestasi, yaitu : a. Bimbingan belajar b. Secara aktif mengatur dan memonitor waktu balajar anak. c. Penyediaan Fasilitas Belajar d. Kerjasama orangtua dengan pihak sekolah11
11
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2009/06/15.
14
5. Fungsi Orang Tua Orang tua mempunyai fungsi yang penting dalam keluarga. Diantara fungsi–fungsi tersebut antara lain : fungsi religius, fungsi protektif, fungsi edukatif, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomis. 12 a) Fungsi
religius.
Artinya
orang
tua
mempunyai
kewajiban
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Soelaeman (1987) memberikan penjelasan bahwa untuk melaksanakan fungsi ini, orang tua sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu menciptakan iklim yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati oleh seluruh anggotanya. b) Fungsi protektif atau perlindungan. Solaeman (1987) memberikan gambaran pelaksanaan fungsi lingkungan, yaitu dengan cara melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu menganjurkan atau menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan contoh dan tauladan dalam hal-hal yang diharapkan. c) Fungsi edukatif. Pelaksanaan fungsi edukatif keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua. Sebagai salah satu unsur pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya pertumbuhan, perkembangan dan masa depan seorang anak secara keseluruhan. Ditangan orang tuanyalah masalah-masalah yang menyangkut anak, apakah dia akan tumbuh menjadi orang yang suka merusak dan menyeleweng atau ia akan tumbuh menjadi orang baik.
12
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/27/fungsi-orang-tua.
15
d) Fungsi Sosialisasi. Tugas orang tua dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang mantap tetapi meliputi pula mempersiapkannya menjai anggota masyarakat yang baik. Sehubungan dengan itu perlu dilaksankan fungsi sosialisasi anak. Melaksanakan fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan membutuhkan fasilitas yang memadai. e) Fungsi Ekonomi. Meliputi : pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya. Keadaan ekonomi sekeluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Orang tua harus dapat mendidik anaknya agar dapat memberikan anaknya agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang dan pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga secara nyata, bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi orang tua pada
anaknya
antara
lain
menanamkan
kehidupan
beragama,
memberikan pendidikan dalam masa perkembangan anak, menjadi penghubung dalam kehidupan sosial anak, dan memberikan nafkah secara ekonomi demi keberlangsungan anak.
16
B. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Kita sering mendengar dan melakukan belajar, namun demikian kadang-kadang kurang jelas bagi kita apa itu belajar. Menurut pendapat yang tradisional, belajar hanyalah dianggap sebagai pengumpul pengetahuan saja. Sebagian
orang
beranggapan
bahwa
belajar
adalah
semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi materi pelajaran, di samping itu ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka, seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi macam ini biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat dan tujuan keterampilan tersebut. Secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai
hasil
interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. 13 Menurut M. Dalyono belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya. 14 Menurut James Witherington, “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk
13
H. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), Cet. 1, h. 121. 14 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997), h. 49
17
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.15 Jadi, dapat disimpulkan belajar adalah sebuah proses yang harus dilalui untuk menuju perubahan kearah yang lebih baik. Belajar adalah key term, istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. 16 Sebagai suatu proses belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya psikologi pedidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan medalam mengenai proses perubahan manusia. Selanjutnya, sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efesien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 6 sebagai berikut. Gambar di bawah ini memperlihatkan bahwa Diny adalah siswa yang juga efisien ditinjau dari prestasi yang dicapai, karena ia menunjukkan perbandingan yang terbaik dari sudut hasil. Dalam hal ini, meskipun usaha belajar Diny sama besarnya dengan usaha Dina dan Dino (lihat kotak usaha belajar), ia telah memperoleh prestasi yang optimal atau lebih tinggi dari pada prestasi Dina dan Dino.
15
Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikanr, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. 7, h. 84. 16 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), Cet. 4, h. 59.
18
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni: 1)
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa.
2)
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3)
Faktor approach to learning (pendekatan belajar), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi siswa strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk
melakukan
kegiatan
mempelajari
materi-materi
pelajaran. 17 Faktor-faktor di atas dalam banyak hal saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal), biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berinteligensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor di ataslah, muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar. Menurut Johnson dan Smith, belajar adalah suatu proses pribadi dan juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama. 18 Belajar adalah proses pembentukan makna dari bahan pelajaran dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu 17 18
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), Cet. 4, h. 144. http://scribd.com/2008/11/makna-belajar_html, rabu, 11 februari 2009.
19
dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Aliran psikologi kognitif memandang bahwa belajar merupakan suatu upaya mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi. Di mana siswa harus aktif menemukan informasi-informasi yang guru bahas dalam materi pembelajaran dan guru harus menjadi makna dari informasi yang diperoleh dalam pelajaran yang dikaji bersama dan dibahas bersama. Menurut Freire dan Piaget, belajar adalah suatu proses pribadi juga proses pembentukan dalam lingkungan sosial yang terjadi ketika masingmasing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan perubahan seluruh aspek tingkah laku.19 Hisyam Zaini mendefinisikan konsep dan teori belajar sebagai berikut : a. Unsur-unsur Belajar 1. Tujuan. 2. Kesiapan. 3. Situasi. 4. Interpretasi. 5. Respons. 6. Konsekuensi. 7. Reaksi terhadap kegagalan. b. Tipe-tipe Belajar 1) Belajar tanda-tanda atau signal learning. 2) Belajar perangsang jawaban atau stimulus-respons learning. 3) Rantai perbuatan atau chaining. 4) Hubungan verbal atau verbal association. 5) Belajar membedakan atau discrimination learning. 6) Belajar konsep atau concept learning. 7) Belajar aturan-aturan atau rule learning.
19
http://darsanaguru.blogspot.com/2008/03/learning-memories_html, 25 Maret 2008.
20
8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning.20 Keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas dan lain-lain. 21 Inti dari pengertian belajar adalah “change” atau sebuah proses menuju perubahan. Oleh karena itu jika seseorang melakukan aktifitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pengalaman baru, maka individu itu dapat dikatakan telah belajar. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar, yaitu perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional (terarah), perubahan bersifat positif dan aktif PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif kreatif dan menyenangkan) perubahan terus menerus dan bukan bersifat sementara. Perubahan terarah dan bertujuan yang mencakup segala aspek tingkah laku. 2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar menurut Johson dan Johnson Anita lie, “ merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru”.
22
Oleh karena itu hasil belajar merupakan faktor yang paling penting
dalam proses belajar mengajar. “Hasil belajar adalah seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai atau angka berdasarkan tes hasil belajar, dalam hal ini rapor merupakan salah satu bentuk laporan prestasi hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai yang meliputi tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik”.
23
Gagne dan Briggs menyatakan bahwa
prestasi belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ada dalam pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu yang bertujuan terhadap prestasi hasil belajarnya. Menurut Bloom, hasil belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. 20
Hisyam Zaini, Konsep dan teori belajar, cet.3, h.157-161. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 3, h. 155. 22 http://digilib.unnes.ac.id/ 2006/05/Studi-komparansi-metode-pembelajaran-kooperatif. 23 http://rakasmuda.com,/11/12/2000/Konsep-Diri-dan-Motivasi-Berprestasi-DalamKaitannya-Dengan-Hasil-Belajar. 21
21
Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu : 1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi 2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.24 Ketiga ranah tersebut menjadi objek penelitian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Hasil belajar sesungguhnya akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dan bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya serta orang yang berhasil. Dalam belajar biasanya dipengaruhii oleh rasa percaya diri akan kemampuan. Menurut Muhibin Syah, Faktor yang mempengarui hasil belajar dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Faktor dalam (kondisi jasmani dan rohani). 2. Faktor luar (kondisi lingkungan sekitar siswa). 3. Faktor pendekatan pelajar (upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi belajar).25 Suatu usaha yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. 24 25
http://www.google.co.id/Ciri-Ranah-Belajar-Benyamin-Bloom/03-05-2010. Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), Cet. 4, h. 144.
22
Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi dapat menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dari kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapi tujuan tertentu. Bagi seorang manajer, tujuan motivasi ialah untuk menggerakan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tecapai tujuan pendidikan sesuai yang di harapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan naluri yaitu: 1. Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, 2. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan 3. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan jenis. 26 Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaankebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. Agar pelajar tersebut tidak berkembang menjadi anak nakal yang suka berkelahi, perlu di beri motivasi, misalnya dengan menyediakan situasi yang dapat mendorong anak itu menjadi rajin belajar sehingga
dapat
menyamai
teman-teman
sekelasnya
(naluri
mengembangkan diri).
26
h. 73.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003),
23
C. Mata Pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 1.
Pengertian Pendidikan Pendidikan pada dasarnya memberikan kesempatan kepada manusia membentuk pribadinya sesuai dengan fitrah yang ada padanya melalui kemampuan yang ada pada dirinya, maka pendidikan berusaha mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sebelum membahas pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian pendidikan secara umum. Dalam kamus Bahasa Arab kata tarbiyah mempunyai pengertian : “asuhan, pendidikan, peningkatan, pengasuhan.” 27 Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.28 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memilki ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 29 Menurut Frederick J, Mc Donald, pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. 30 Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang. Dari definisi diatas dapat disimpulkan pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus untuk menuju ke arah yang lebih baik. 27
Munir Baalbaki dan Rohi Baalbaki, Kamus Arab Indonesia Inggris, Terjemah Achmad Sunarto, (Surabaya : Halim Jaya, 2006), h. 190 28 Departemen Pendidika Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka) 29 Soegarda Poerbakawatja H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung 1981), Cet 3, h. 276. 30 http:makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009-03-07.
24
Dalam hubungan ini proses yang dijalankan dalam dunia pendidikan merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu yang sangat panjang dan mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu, misalnya melalui lembaga pendidikan dimulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai pada Perguruan Tinggi.
2. Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial Mengacu kepada pembahasan yang dimaksud, bahwa pendidikan di sini adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, “IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.”31 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang berupaya membekali siswa dengan berbagai kemampuan dasar tentang perhubungan dengan masyarakat dan apa saja yang terjadi dalam suatu masyarakat secara mendalam. IPS atau studi ilmu sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi dan antropologi. Saat ini kesejahteraan bangsa bukan hanya bersumber pada sumber modal yang bersifat fisik, tetapi juga berdasarkan sumber modal intelektual, kepercayaan yang tidak kalah pentingnya yaitu sosial, untuk itu tuntutan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi suatu keharusan. Karena perubahan global telah sangat besar mempengaruhi ekonomi suatu bangsa. Maka bangsa yang besar adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu dan sosial yang tinggi. Maka pelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep-konsep Ilmu Pendidikan Sosial dan saling keterkaitannya, sehingga mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapi disekitar lingkungan masyarakat dan menyadari
bahwa
peran
serta
kita
dalam
bersosialisasi
hidup
bermasyarakat sangat penting dan berperan besar. 31
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, h. 124.
25
D. Pengaruh Perhatian Orangtua terhadap Hasil Belajar Siswa Pengaruh
perhatian
orang
tua
sangat
diperlukan
untuk
mendukung hasil belajar anak, bagi anak usia SMP dari segi umur dan taraf kematangan baik secara jasmaniah maupun rohaniah belum bisa dikatakan dewasa, yang bisa mengatur dirinya. Artinya kejiwaannya masih labil dan ini perlu diperhatikan bimbingan, dorongan dan pengawasan sehingga norma-norma dan nilai-nilai serta sikapnya terhadap berbagai hal masih dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Di rumah orang tua dapat mengawasi pengguanaan waktu belajar anak, orang tua mengenali kesulitan-kesulitan belajar anak sekolah dan orang tua berusaha menolong agar anak mendapat hasil belajar yang baik. Orang tua yang membiarkan saja anaknya dan tidak mau tahu terhadap kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapai anak tentu akan menghambat hasil belajar anak. Anak akan merasa gelisah serta khawatir dalam menerima pelajaran karena kurang perhatian dari orang tuanya. Namun sebaliknya jika orang tua memberikan perhatian yang cukup terhadap anaknya maka anak akan merasa senang sehingga dapat berkonsentrasi dalam belajar. Oleh karena itulah antara perhatian orang tua dengan hasil belajar tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar anak salah satunya ditentukan oleh pengaruh perhatian dari orang tua karena adanya dorongan bimbingan dan arahan dari orang tua akan membangkitkan semangat anak dalam meraih cita-citanya yang tinggi dan berguna. Dengan pemberian perhatian yang tinggi disertai pemenuhan kebutuhan anak dalam belajar maka dalam diri anak akan termotivasi untuk belajar lebih baik sehingga akan dapat mencapai prestasi yang diharapkan.
26
E. KERANGKA BERFIKIR Perhatian orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi aktifitas belajar anak. Bagi orang tua yang sering meluangkan waktunya untuk pendidikan anaknya akan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan prestasi belajar anaknya. Apabila anaknya mengalami kesulitan belajar dan prestasi belajarnya menjadi turun, maka dapat dicari penyebabnya dan diusahakan untuk mengatasinya, terutama berhubungan dengan kesulitankesulitan yang berasal dari lingkungan keluarga. Orang tua yang mempunyai perhatian yang baik terhadap aktifitas belajar anaknya seperti penyediaan dan pengadaan sarana atau fasilitas belajar termasuk didalamnya buku dan ruang belajar bacaan yang menunjang dan sebagainya serta pemberian bantuan lainnya ketika anak menghadapi kesulitan didalam belajar, akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Sebaliknya orang tua yang kurang bahkan sama sekali tidak memperhatikan aktifitas belajar anaknya dapat menyebabkan anak menjadi kurang bersemangat dalam belajarnya akibatnya prestasi belajar anak akan kurang memuaskan. Oleh karena itu sebagai orang tua harus memperhatikan anaknya dalam hal bimbingan belajar, mengawasi cara belajar anak, memberi fasilitas belajar sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik dengan sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam keberhasilan anak. Hal tersebut dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Perhatian Orang Tua -
Bimbingan belajar
-
Monitoring
-
Penyediaan fasilitas
Hasil Belajar IPS Siswa
belajar -
Kerjasama
orang
tua dengan pihak sekolah
(Nilai Raport)
27
Dengan demikian diduga bahwa semakin tinggi perhatian orang tua akan semakin tinggi rasa tanggung
jawabnya terhadap pendidikan anak,
maka akan semakin tinggi hasil belajar anak. Begitu pula sebaliknya.
F.
Definisi Konseptual, Definsi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen Penelitian 1. Definisi Konseptual a. Perhatian Orangtua adalah aktifitas yang dilakukan oleh Orang tua dengan kesadaran penuh dan pemusatan tenaga psikis pada anak dan wewenang yang dimiliki oleh ibu dan bapak dalam menjalankan hak dan kewajibannya di dalam keluarga. Perhatian orangtua kepada anaknya sangat diperlukan dalam mendukung proses belajar anak. Karena dengan adanya perhatian yang besar dari orangtua maka anak akan menjadi lebih semangat dalam melakukan berbagai hal, dengan demikian tujuan yang diharapkan akan dapat tercapai. b. Hasil belajar adalah seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses belajar disekolah yang dinyatakan dengan nilai atau angka berdasarkan tes hasil belajar dan biasanya ditentukan dengan penilaian hasil tes serta ditulis pada buku nilai/raport. Oleh karena itu, hasil belajar ialah wujud perubahan tingkah laku yang terjadi atas suatu obyek tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.
2. Definisi Operasional a. Perhatian orangtua yang terkait dengan fungsi orang tua dan penyesuaian diri orangtua kepada anak. Perhatian orangtua yang terkait dengan fungsi orangtua meiputi : Fungsi religius, fungsi edukatif, fungsi sosialisasi, dan fungsi ekonomis. Perhatian orangtua yang terkait dengan penyesuaian diri orangtua kepada anak meliputi : komunikasi orangtua kepada anak dan mengetahui perkembangan anak di sekolah.
28
b. Hasil belajar siswa adalah pencapaiaan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar dikelas ketika kelas VIII semester 1.
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tabel 1 Kisi-kisi instrumen pengaruh perhatian orang tua Variabel
Indikator
Nomor Soal
Pengaruh
1. Mengontrol cara belajar
1, 11,19
perhatian orang tua
anak. 2. Mengontrol kegiatan
2, 10, 9
belajar sehari - hari 3. Mengontrol anak dalam
4, 7, 12
menyelesaikan PR. 4. Menghadapi ujian atau
6, 8,
ulangan. 5. Memberikan kesempatan
13, 17
belajar. 6. Memberikan dorongan dan
3, 5, 15
semangat belajar. 7. Menjelaskan tujuan
14, 18
belajar. 8. Melengkapi fasilitas
20, 22, 24
belajar. 9. Berpartisipasi dalam kegiatan belajar anak
21, 23 25
29
G. HIPOTESIS Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan asumsi bahwa motivasi yang diberikan oleh orangtua merupakan unsur penting dari pencapaian prestasi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat perhatian orangtua maka semakin tinggi pula tingkat hasil belajar siswa begitu sebaliknya. Untuk mengetahui adakah pengaruh perhatian orangtua terhadap hasil belajar siswa Kelas VIII SMP Fatahillah Pomdok Pinang Jakarta Selatan. Maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: a. Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara perhatian orangtua dengan peningkatan hasil belajar siswa. b. Ha : Terdapat hubungan positif yang nyata antara perhatian orangtua dengan peningkatan hasil belajar siswa. Jadi, dari kerangka berfikir diatas hipotesis yang diajukan penulis sementara dibawah ini adalah benar atau tidaknya dugaan sementara penulis mengenai hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan sosial . Tegasnya, jika terdapat hubungan positif yang nyata antara perhatian orang tua dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, maka berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) diterima.