BAB II KONSEP DASAR
A. DENGUE HEMORRAGIC FEVER 1. Definisi Penyakit DemamBerdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Kristina, isminah, wulandari 2010). Dengue hemorragic fever adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypti yang menyebabkan terjadinya demam, biasanya dengan cepat menyebar secara ephidemik ( patrick manson 2001 ). Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Atropodborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albapictus dan Aedes aegepty ) ( Ngastiyah, 2005 ). Berdasarkan pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa DHF (Dengue hemorragic fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melelui gigitan nyamuk Aedes agepty yang dapat menyerang pada anak dan orang dewasa. 2.
Etiologi Virus dengue serotype den I,den II,den III,den IV yang ditularkan melalui vektor nyamuk aedes aegepty, nyamuk aedes polinesiensis dan beberapa spesies lain.merupakan vektor yang kurang berperan, infeksi
5
dengan salah satu serotype akan menimbulakan antibodi seumur hidup terhadap syerotype yang bersangkut tetapi tidak ada perlindungan terhadap syerotype (Mansjoer,2004;419). Ciri-ciri penyebab penyakit demam berdarah (nyamuk aedes aegepti) ( Effendy:2001) a. Badan kecil, warna hitam debgan bintik putih b. Hidup di dalam dan disekitar rumah c. Mengigit atau menghisap darah pada siang hari d. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung dalam kamar e. Bersarang dan bertelur di genangan air jernih da dalam dan disekitar rumah bukan di got atau comberan.
3. Patofisiologi Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
virtemia.
Hal
tersebut
menyebabkan
pengaktifan
complement sehingga terjadi komplek imun Antibodi – virus pengaktifan tersebut akan membentuk dan melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin, serotinin,
trombin, Histamin),
yang akan merangsang PGE2 di
Hipotalamus sehingga terjadi termo regulasi instabil yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran palsma. Adanya
6
komplek imun antibodi – virus juga menimbulkan Agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, coagulopati. Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi shock dan jika shock tidak teratasi terjadi Hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi asidosis metabolik. asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun jika tidak teratasi terjadi hipoxia jaringan. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh manusia.sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular ke ekstravaskular, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang dan (3) kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau mengaktivasi faktor pembekuan. Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan (1) peningkatan permiabilitas kapiler; (2) kelainan hemostasis, yang disebabkan oleh
7
vaskulopati;
trombositopenia;
dan
kuagulopati
(Mansjoer
Arif
&Suprohaita; 2000; 419).
4. Manifestasi Klinik a. Demam tinggi selama 5-7 hari Nafsu makan menurun b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptekie c. Mual muntah d. Nyeri pada otot seluruh tubuh e. Sakit kepala/ pusing f. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill time lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokan menjadi 4 tingkatan : a. Derajat 1 : demam diikuti gejala tidak khas . Satu-satunya tanda perdarahan adalah tes torniquet positif atau mudah memar. b. Derajat 2 : gejala derajat 1 ditambah dengan perdarahan spontan . Perdarahan bisa terjadi di kulit atau tempat lain . c. Derajat 3 : terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai denagn denyut nadi yang cepat dan lemah , hipotensi ,suhu tubuh rendah ,kulit lembab dan penderita gelisah. d. Derajat 4
: terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan darah yang tidak dapat diperiksa (Ngastiyah, 2002). 8
5. Penatalaksanaan a. Tirah baring atau istirahat baring b. Pemberian makanan lunak (tidak mengiritasi saluran cerna). c. Memberikan cairan melalui infus d. Pemberian obat-obat antibiotik e. Monitor tanda-tanda vital f. Monitor adanya tanda-tanda renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil laboraturium yang memburuk. g. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut h. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari 6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang pada DHF meliputi : Trombosit menurun ditemukan pada hari ketiga sampai ketujuh sakit, sejak timbulnya demam dan perdarahan muncul pada hari pertama dan berlangsung 3-7 hari, selain itu hematikrit meningkat yaitu tanda penting adanya DSS (Dengue shock syndrome) bila ada persangkaan akan terjadi DSS Hemotokrit perlu diperiksa, karena nilai hematokrit terus meningkat ialah suatu tanda permulaan terjadinya shock. Pada leokosit akan normal pada 1-3 hari pertama, menurun saat akan terjadi shock, dan meningkat saat shock teratasi, dapat dilakukan juga uji dagnostik melalui pemeriksaan serology yaitu denagn mendeteksi IgM dan IgG – anti dengue, imunoserology berupa IgM terdeteksi mulai ke 3-5 meningkat sampai minggu ke 3 menghilang
9
setelah 60-90 hari. Pada infeksi primer IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14 sedangkan pada infeksi sekunder dapat terdeteksi mulai hari ke 2 sampai 11 (Mansjoer,2001).
10
7. Pathway Nyamuk aedes aegypti(virus dengue) Viremia Merangsang hypothalamus untuk mengeluarkan zat
Komplek virus antibodi
Depresi sumsum tulang
Aktivasi sistem komplemen
pyrogen
Anti histamine dilepaskan
Trombositopenia
Peningkatan permeabilitas kapiler hipertermi Ruam, perdarahan Kebocoran plasma dibawah kulit
Perpindahancairan dari
Hipotensi
belakang
Resti komplikasi Kurang informasi Cemas
intra vaskuler ke intersisial Kurang pengetahuan
Suplai oksigen menurun Resiko kekurangan volume cairan
Metabolisme anaerob peningkatan asam laktat
hipotensi Syok hypovolemik
Nyeri kepala
Hypoksia jaringan Asidosis metabolic
Asam lambung
meningkat
Kebutuhan energy meningkat sementara input menurun
Mual muntah anoreksia
Lemah Intoleransi aktifitas
Intake in adequat
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
11
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PKEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Nn. S 1. Fokus Pengkajian Fokus pengkajian pada pasien dengan penyakit stroke non hemoragik berdasarkan pola fungsional (Virginia Henderson) sebagai berikut : a. Bernafas dengan normal Tanda
: Kelemahan menelan, batuk, timbulya pernafasan yang
sulit diatur, suara nafas terdengar ronchi. Gejala
: perokok, obesitas, batuk, riwayat hipertensi.
b. Makan dan minum Tanda
: Nafsu makan menurun,mual muntah
Gejala
:Nyeri uluhati, demam, peningkatan suhu, trombosit
menurun, nyeri kepala. c. Pola eliminasi Tanda
:BAB warnanya agak kehitaman
Gejala
:Konstipasi,diare
d. Gerak dan keseimbangan Tanda
: Adanya kesukaran untuk beraktifitas karena kelelahan,
mudah lelah. Gejala
:Terjadi penurunan enrgi.
e. Istirahat dan tidur Tanda
: Tidurnya menjadi kurang karena terjadi proses penyakit
demam berdarah Gejala
: Merasa tidurnya tidak nyaman
12
f. Berpakaian Tanda
: dalam menggunakan pakaian selalu dibantu oleh keluarga.
Gejala
: pasien tidak bisa berpakaian sendiri karena merasa lemah
dan tangan kanan terpasang infus. g. Pengaturan temperatur tubuh Tanda
: terjadi peningkatan suhu tubuh.
Gejala
: gangguan terhadap panas dan dingin.
h. Personal hygiene Tanda
: tidak mampu dalam personal hygiene, pasien selalu
dibantu oleh keluarga ataupun perawat. Gejala i.
j.
: kelemahan
Kebutuhan rasa aman dan nyaman Tanda
: merasa tidak nyaman, gelisah,nyeri otot, tulang.
Gejala
: karena sakit kepala yang bervariasi intensitasnya.
Kebutuhan berkomunikasi Tanda
: Tidak ada masalah dalam berkomunikasi
Gejala
: komunikasi baik.
k. Kebutuhan spiritual
l.
Tanda
: pasien biasanya jarang melakukan ibadah solat 5 waktu.
Gejala
: tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan.
Kebutan bekerja Tanda
: pasien tidak bisa melakukan aktivittas, pasien hanya
tiduran.
13
Gejala
: kelemahan badan
m. Kebutuhan rekreasi dan hiburan Tanda
: pasien tidak bisa melakukan aktivittas, pasien hanya
tiduran. Gejala
: kelemahan pada badan
n. Kebutuhan belajar Tanda
: kurang tau tentang penyakit demam berdarah(DHF),
tingkat pendidikan yang rendah. Gejala
: kurang informasi tentang DHF
2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera kimia (peningkatan asam laktat) b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit demam berdarah (dengue hemoragic fever) c. Defisiensi pengetahuan tentang demam berdarah berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.(tdak tahu tentang DHF) d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.(nafsu makan kurang) e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif. (perdarahan bawah kulit/petechie)
14
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera kimia (peningkatan asam laktat) Tujuan NOC : pain kontrol(1605) Kriteria Hasil : 1) Mampu
mengontrol
nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan). 2) Melaporkan
bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri 3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri). 4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. 5) Tanda tanda vital dalam rentang yang normal. 6) Tidak mengalami gangguan tidur. (NANDA , 2010) Intervensi NIC :(1400) a) Kaji
tingkat
nyeri
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. b) Monitor TTV Rasionalnya untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pasien yaitu respon automotik meliputi perubahan tekanan darah, nadi, suhu, respirasi rate berhubungan dengan keluhan atau penghilangan nyeri lanjut, karena nyeri berpengaruh pada sistem tubuh. 15
c) Ajarkan nafas dalam Rasionalnya teknik nafas dalam dapat memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri. Dengan nafas dalam suplai oksigen meningkat berkaitan dengan hemoglobin membentuk HbO2 masuk jaringan. Dengan meningkatnya
sirkulasi
ke
jaringan
mengurangi
sensasi
ketidaknyamanan dan meningkatkan relaksasi. d) Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri sesuai intruksi dokter. Rasionalnya analgesik sebagai obat untuk menurunkan nyeri sehingga pasien terlihat lebih nyaman dan dapat melakukan aktivitas seminimal mungkin. e) Berikan posisi pasien senyaman mungkin Rasionalnya
untuk
memberikan
kenyamanan
pasien
dan
mengurangi nyeri. (NANDA, 2010)
b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit demam berdarah (dengue hemorragic fever) NOC: Thermoregulasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien menunjukkan: Suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria hasil: Suhu
36 – 37 oC, Nadi dan RR dalam rentang
16
normal, Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman (NANDA, 2010). NIC : Pengaturan Suhu Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah monitor minimal tiap 2 jam, rencanakan monitoring suhu secara kontinyu, monitor TD, nadi, dan RR, monitor warna dan suhu kulit, monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi, tingkatkan intake cairan dan nutrisi. (NANDA, 2010). c. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit demam berdarah berhubungan dengan kurangnya sumber informasi. Tujuan NOC : Knowledge disease process, knowledge : health behavior Kriteria Hasil : 1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan. 2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar. 3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang di jelaskan perawat/tim kesehatan lainnya. (NANDA , 2010)
17
Intervensi NIC : 1) Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga . Rasionalnya membantu perawat mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang penyakit demam berdarah. 2) Berikan pendidikan kesehatan sesuai tingkat pemahaman klien. Rasionalnya untuk menambah pengetahuan dan perawatan tentang DHF. 3) Motivasi pasien dan keluarga untuk bertanya. Rasionalnya supaya pasien bertanya hal hal yang kurang jelas setelah dilakukan pendidikan kesehatan. 4) Evaluasi tingkat pengetahuan pasien. Rasionalnya mengetahui tingkat pemahaman pasien tentang demam berdarah setelah dilakukan pendidikan kesehatan. (NANDA, 2010)
d. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah NOC: Nutritional Status: Food and Fluid Intake, Nutritional Status: Nutrient Intake, Weight control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil atau indikator:
18
intake nutrien normal, intake makanan dan cairan normal, berat badan normal, massa tubuh normal, pengukuran biokimia normal (NANDA, 2010). NIC: monitor nutrisi, manajemen nutrisi Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah monitor adanya penurunan BB setiap hari, monitor lingkungan selama makan, monitor turgor kulit, observasi dan catat respon terhadap diit yang diberikan sesudah dehidrasi, berikan lingkungan yang menyenangkan selama makan, kolaborasi drngan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. (NANDA, 2010) e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan kehilangan volume cairan secara aktif. NOC: Fluid balance, Hydration, Nutritional status food and Fluid balance. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah kebutuhan cairan terpenuhi dengan criteria hasil atau indicator: mempertahankan urine output sesuai dengan usia, tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan, elektrolit, hemoglobin, hematokrit, dalam batas normal, intake oral dan intravena adekuat. 19
NIC: monitor cairan, monitor tanda-tanda kekurangan cairan Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah monitor setatus hidrasi (kelembaban mukosa, nadi, takanan darah), monitor hasil labolatorium yang sesuai dengan retensi cairan (hematokrit, osmolaritas albumin, total protein), monitor setatus nutrisi, kolaborasi dengan dokter.
20