BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Koperasi Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang sesuai dengan
ketentuan
Undang-Undang
kesempatan sehingga
yang
Dasar
1945.
seluas-luasnya
benar-benar
dan
mampu
Koperasi
ditingkatkan
mewujudkan
harus
diberi
pembinaannya
peranan
dalam
pembangunan. Koperasi sudah selayaknya menduduki tempat yang paling penting dalam sistem perekonomian. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok Perkoperasian bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan
ekonomi
rakyat
yang
berdasarkan
atas
asas
kekeluargaan. Tujuan
koperasi
adalah
untuk
memajukan
kesejahteraan
anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. sedangkan fungsi dan peranan koperasi adalah sebagai berikut :
8
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. 2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional koperasi. 4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. (Baswir, 2000)
2.2 . Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dimana laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. (IAI, 2004 : 2). Pendapat lain mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya yang merupakan salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban
9
(accountability) serta menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Harahap, 2000 : 121). Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan
suatu
ringkasan
dari
transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan
ini
dibuat
oleh
manajemen
dengan
tujuan
untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan bentuk laporan lainnya, dimana laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen de ngan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan sekaligus berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi dan kemajuan perusahaan dari segi keuangan (Baridwan, 2000 : 17).
2.2.1
Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukk an apa
yang
telah
dilakukan
manajemen
10
atau
pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipergunakan kepadanya (IAI, 2004:4). Pendapat lain mengatakan tujuan laporan keuangan yaitu harus menyajikan informasi sebagai berikut : 1) Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai
lainnya
dalam
membuat
keputusan
untuk
investasi,
pemberian kredit dan keputusan lainnya. 2) Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan
pemakai
lainnya
untuk
menaksir
jumlah,
waktu,
dan
ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat -surat berharga atau pinjaman-pinjaman. 3) Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim, atas sumber-sumber tersebut dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumbersumber dari klaim atas sumber-sumber tersebut (Baridwan, 2000:3).
2.2.2
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Ada empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.
11
1) Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. 2) Relevan Agar
bermanfaat,
informasi
harus
relevan
untuk
memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. 3) Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas
andal
jika
bebas
dari
pengertian
yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4) Dapat dibandingkan Pemakai
harus
dapat
memperbandingkan
laporan
keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan
laporan
keuangan
antar
perusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian
12
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. (IAI, 2004 : 7).
2.2.3
Pengertian Laporan Keuangan Koperasi Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Sisa Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Catatan Atas Laporan Keuangan. (IAI, 2004:27). Istilah perhitungan sisa hasil usaha sebagai pengganti istilah laporan laba rugi, dikarenakan manfaat dari usaha koperasi tersebut tidak semata-mata diukur dari laba, tapi lebih ditekankan pada manfaat bagi anggota. Oleh karena itu koperasi tidak menggunakan istilah laba atau rugi melainkan sisa hasil usaha. Perhitungan sisa hasil usaha harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota.
2.2.4
Pengertian Penggabungan Usaha Setiap perusahaan pasti menginginkan adanya perkembangan
usaha yang sedang dijalankan. Salah satu cara yang sering ditempuh adalah dengan penggabungan usaha. Melalui penggabungan usaha dapat diperoleh adanya kepastian mengenai daerah pemasaran, sumber baha n
13
baku atau penghematan biaya melalui penggunaan fasilitas dan sarana yang lebih ekonomis dan efisien. Penggabungan usaha merupakan penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan
menyatu
dengan
(unity
with)
perusahaan
lain
atau
memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain (IAI, 2004 : 22). Pendapat lain mengatakan bahwa penggabungan usaha terjadi apabila dua perusahaan atau lebih membentuk satu organisasi tunggal untuk menjalankan usaha. (Drebin, 2000 : 237). Berdasarkan
uraian
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
penggabungan usaha merupakan usaha untuk menggabungkan dua perusahaan atau lebih membentuk satu organisasi tunggal yang mencerminkan satu
entitas ekonomi
yang menjalankan ke giatan
usahanya.
2.2.5
Bentuk Penggabungan Usaha Drebin (2000) menyatakan penggabungan usaha dapat dilakukan
dengan 2 (dua) cara yaitu merger dan konsolidasi. a. Merger Merger terjadi dengan perolehan langsung harta benda satu atau beberapa
perusahaan
oleh
perusahaan
lain.
Perusahaan
yang
mengambil alih harta benda perusahaan lain tetap mempertahankan identitasnya dan meneruskan operasinya sebagai kesatuan usaha
14
yang lebih besar dimana perusahaan yang harta bendanya diambil alih dibubarkan dan harus melepaskan identitasnya. b. Konsolidasi Konsolidasi terjadi apabila sebuah perusahaan diorganisir (didirikan) secara khusus untuk memperoleh aktiva dan menanggung kewajiban dua buah perusahaan atau lebih yang telah ada sebelumnya. Selanjutnya sebuah perusahaan baru berdiri dan perusahaan yang ada sebelumnya dibubarkan. (Drebin, 2000 : 237). Sedangkan menurut Suparwoto (2001) menyatakan bahwa penggabungan badan usaha dapat dilakukan melalui 3 bentuk yaitu : 1) Merger Penggabungan badan usaha yang berbentuk merger ini salah satu diantara
perusahaan
yang
bergabung
akan
hidup
terus
dan
mengambil alih semua aktiva dan utang perusahaan yang lain. Perusahaan yang hidup terus tersebut harus berbentuk perseroan terbatas. Jadi di dalam merger ini minimal satu diantara perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha harus berbentuk perseroan terbatas (PT). 2) Konsolidasi Konsolidasi ini semua perusahaan yang melakukan penggabungan badan
usaha
menyerahkan
semua
aktiva
bersihnya
kepada
perusahaan yang baru, yang dibentuk dalam penggabungan badan usaha tersebut. Di dalam konsolidasi ini diantara perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha tidak dituntut adanya
15
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, karena akan didirikan perusahaan baru yang berbentuk perseroan terbatas. 3) Hubungan Afiliasi Masing-masing perusahaan masih tetap hidup dan tetap menjalankan kegiatan operasional akan tetapi salah satu akan menguasai perusahaan yang lain. (Suparwoto, 2001 : 4) 2.2.6
Akuntansi Penggabungan Usaha Dalam penggabungan usaha terdapat dua metode akuntansi
untuk
mencatat
penggabungan
usaha
yaitu
metode
penyatuan
kepemilikan dan metode pembelian. a. Metode Penyatuan Kepemilikan Metode
ini
mengasumsikan
bahwa
kepemilikan
perusahaan-
perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Pada metode penyatuan kepemilikan, aktiva dan kewajiban dari perusahaanperusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya, sehingga tidak menimbulkan goodwill yang baru. b. Metode Pembelian Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang memungkinkan suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang memperoleh/membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh
16
perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi yang lain. Setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill. (Beam dan Amir Abadi Jusuf, 2000 : 4). Mengenai semua penggabungan usaha, pengungkapan yang harus
dibuat
dalam
laporan
keuangan
pada
periode
terjadinya
penggabungan usaha adalah sebagai berikut : 1) Nama dan penjelasan tentang perusahaan yang bergabung. 2) Metode akuntansi yang digunakan untuk penggabungan usaha tersebut 3) Tanggal efektif penggabungan usaha untuk tujuan akuntansi. 4) Operasi atau kegiatan usaha yang telah diputuskan untuk dijual atas dihentikan akibat penggabungan usaha tersebut. (IAI, 2004 : 22.23)
2.2.7
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan
keuangan
konsolidasi
disajikan
untuk
memenuhi
kebutuhan informasi keuangan yang meliputi posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas dari suatu kelompok perusahaan yang secara ekonomis
merupakan
satu
kesatuan
usaha.
Laporan
keuangan
konsolidasi adalah suatu laporan keuangan dari suatu group perusahaan yang disajikan sebagai satu kesatuan ekonomi (IAI, 2004 : 4). Pendapat lain mengatakan bahwa laporan keuanan konsolidasi merupakan laporan keuangan yang disusun dengan mengabaikan status yuridis dan lebih menitikberatkan pada segi ekonomisnya. (Suparwoto, 2001 : 42).
17
Berdasarkan uraian di atas, laporan keuangan konsolidasi adalah laporan
keuangan
yang
merupakan
hasil
penggabungan
laporan
keuangan yang disusun dengan mengabaikan status yuridis dan mencerminkan suatu group perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi. Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang dikendalikan oleh induk perusahaan. Pengendalian dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung (melalui anak perusahaan), lebih dari 50 persen hak suara pada suatu perusahaan. Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50 persen atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada apabila dapat dibuktikan adanya salah satu kondisi berikut ini menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 4 : 1) Mempunyai hak suara yang lebih dari 50 persen berdasarkan suatu perjanjian dengan investor lain. 2) Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansia l dan operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian. 3) Mampu
menunjuk
atau
memperhatikan
mayoritas
pengurus
perusahaan. 4) Mampu mengusai suara mayoritas dalam rapat pengurus. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila : 1) Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena saham anak perusahaan dibeli dengan tujuan untuk dijual atau dialihkan dalam jangka pendek.
18
2) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada induk perusahaan. (IAI, 2004 : 4.2).
2.2.8
Prosedur Konsolidasi Mengenai penyusunan laporan keuangan konsolidasi, laporan
keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut : 1) Mengeliminasi semua rekening timbal balik Eleminasi ini dilakukan melalui jurnal eleminasi. Jurnal eleminasi tidak
perlu
diposting
dan
hanya
diperlukan
dalam
rangka
penyusunan laporan keuangan konsolidasi saja. 2) Menyusun kertas kerja Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan konsolidasi biasanya
disusun
kertas
kerja
terlebih
dahulu.
Kertas
kerja
diperlukan untuk memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Kertas kerja ini dipakai untuk mengkoordinir semua informasi yang diperlukan dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
19
3) Menyusun laporan keuangan konsolidasi Angka-angka dalam laporan keuangan konsolidasi bersumber dari kertas kerja laporan keuangan konsolidasi (Suparwoto, 2001 : 42). Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 4 yaitu : 1) Saldo nilai tercatat (carrying amount) penyertaan induk perusahaan pada masing-masing anak perusahaan dieleminiasi dengan ekuitas anak perusahaan yang menjadi bagian induk perusahaan. 2) Saldo antar perusahaan dan transaksi antar perusahaan dalam kelompok perusahaan tersebut, termasuk penjual an beban dan dividen harus dieleminasi seluruhnya. 3) Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi (unrealized profits) yang berasal dari transaksi antar perusahaan yang harus dieleminasi. 4) Hak minoritas dalam laba bersih disajikan sebagai pengurang da ri laba bersih konsolidasi untuk mendapatkan jumlah laba bersih yang menjadi hak pemegang saham induk perusahaan. 5) Hak minoritas dalam aktiva bersih disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi, diantara ekuitas dan kewajiban. Hak minoritas dalam aktiva bersih terdiri dari : a. Suatu jumlah pada saat terjadinya penggabungan usaha, yang dihitung dengan cara ditentukan dalan PSAK No. 22 tentang akuntansi penggabungan usaha. b. Bagian pemegang saham minoritas atas perubahan ekuitas yang
terjadi
setelah
(IAI,2004:4).
19
tanggal
penggabungan
usaha
Agar para pengguna laporan keuangan konsolidasi dapat memahami hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam suatu group, maka pengungkapan atas hal-hal berikut harus dilakukan : a.
Daftar anak perusahaan (yang signifikan) yang antara lain mencakup : nama, tempat kedudukan, persentase pemilikan dan persentase hak suara (apabila berbeda dengan persentase pemilikan).
b.
Alasan
untuk
tidak
mengkonsolidasikan
suatu
anak
perusahaan. c.
Sifat hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan yang
menyebabkan
induk
perusahaan
dapat
melakukan
pengendalian terhadap anak perusahaan meskipun hak suara induk perusahaan, baik langsung maupun tidak langsun g 50 persen atau kurang. (IAI, 2004 : 4,5)
2.2.9 Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu yang erat kaitannya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : Payanta (2001) meneliti tentang ”Pengaruh keputusan merger dan
akuisisi
terhadap perubahan
kinerja
perusahaan publik
di
Indonesia”. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari dua segi, yaitu analisis laporan keuangan maupun dari segi fulktuasi harga saham. Tehnik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan alat statistik uji t. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan
20
kinerja
yang signifikan untuk periode
sebelum
dan sesudah
konsolidasi dan akuisisi baik sari segi harga saham. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Payanta (2001) dengan penelitian yang peneliti laksanakan adalah sama-sama meneliti usaha yang telah melakukan penggabungan usaha. Perbedaannya adalah Payanta (2001) meneliti perbedaan kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan
sedangkan
keuangan
antara
penelitian
induk
ini
meneliti
persahaan
dengan
perbedaan anak
kinerja
perusahaan
menggunakan laporan keuangan konsolidasi. Penelitian yang dilakukan oleh Higma Nur Aguistingsih (2002) tentang ”Analisis kinerja dan karakteristik keuangan perusa haan yang merger dan akuisis di Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik merger dan akuisisi terhadap kinerja dan karakteristik keuangan perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi. Hasil dari penelitian ini adalah dalam jangka panjang menunjukkan adanya perbedaan kinerja saham yang signifikan. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama meneliti usaha yang telah melakukan penggabungan usaha. Adapun perbedaannya adalah dalam penelitian yang dilakukan oleh Higma Nur Agustingsih (2002) menggunakan rasio keuangan dan fluktuasi harga saham sedangkan dalam penelitian ini kinerja keuangan dilihat dari laporan keuangan konsolidasi antara induk perusahaan dengan anak perusahaan.
21
Yulia Trisnawati (2003), meneliti tentang ”Penerapan laporan keuangan konsolidasi pada KUD. Pedungan di Denpasar”. Tujuan penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
kesesuaian
prosedur
penyusunan laporan keuangan konsolidasi KUD Pedungan dengan PSAK. Variabel yang dibahas adalah laporan keuangan, laporan keuangan cabang, laporan keuangan konsolidasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif.
Hasil dari penelitian
menunjukkan laporan keuangan konsolidasi pada KUD Pedungan sesuai dengan PSAK. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis
lakukan
melakukan
adalah
penggabungan
sama-sama usaha
meneliti
dengan
usaha
yang
menggunakan
telah
laporan
keuangan konsolidasi. Adapun perbedaannya adalah tempat penelitian yang dilakukan oleh Yulia Trisnawati (2003) di KUD Pedungan Denpasar sedangkan yang dilakukan sekarang adalah pada KUD Kerambitan.
2.3 Kerangka Pemikiran KUD Kerambitan selama ini telah menyusun laporan keuangan konsolidasi antara induk dengan anak perusahaannya. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, pusat koperasi dan unit -unitnya harus memperhatikan prinsip pokok dan prosedur yang dijalankan agar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 4 ataupun teori-teori mengenai laporan keuangan konsolidasi.
22
Gambar 2.1: Penerapan Laporan Keuangan Konsolidasi Pada KUD Kerambitan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan Anak Perusahaan
Laporan Keuangan Induk Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi
Menurut PSAK No. 4
Menurut Koperasi
Dibandingkan
Sesuai
Tidak Sesuai
Dilanjutkan
Revisi
Sumber : Data diolah
23