perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II DESKRIPSI LOKASI A . Gambaran Umum Pasar Kliwon Pasar Kliwon adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Kelurahan ini memiliki kode pos 57118. Kelurahan ini bisa dikatakan sebagai jantungnya kecamatan Pasar Kliwon, daerah pemukiman Arab-Indonesia di Surakarta. Banyak gedung-gedung masjid yang berdiri di daerah ini dan arsitektur bangunan berbeda dengan di Surakarta bagian lainnya. Pada zaman dahulu, Pasar Kliwon juga merupakan tempat tinggal para juru tulis Keraton Surakarta. Dari jumlah yang tersebar di beberapa kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon, tercatat KK sejumlah 23.760 jiwa, laki-laki 7.416 jiwa, perempuan 7.392 jiwa, dan total keseluruhan 14.808 jiwa. Untuk mengetahui gambaran umum kampung etnik Arab di Pasar Kliwon Surakarta diperlukan data-data mengenai keadaan geografi, keadaan alam, keadaan ekonomi, sosial dan politik masyarakat setempat. B. Keadaan Geografi Surakarta merupakan sebuah kotamadya dalam propinsi Jawa Tengah yang merupakan kota peninggalan Kasultaan Mataram. Adapun wilayah yang menjadi puat pemukiman kampung Etnik Arab di Surakarta adalah Kecamatan Pasar Kliwon. Kecamatan Pasar Kliwon terletak pada 110° BT dan 7,6° LS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sampai 8° LS. Wilayah ini terletak pada ketinggian 92 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata adalah 26° sampai 32,2°C dan suhu minimum 24,2°C. Letak Kecamatan Pasar Kliwon di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Serengan, dan Kabupaten Sukoharjo. Di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Serengan dan Kecamatan Banjarsari. Di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres. Luas Kecamatan Pasar kliwon adalah 481,52 hektar yang sebagian digunakan untuk bangunan dan pekarangan (339,55 hektar). Kecamatan Pasar Kliwon terbagi dalam 9 Kalurahan yaitu, Pasarkliwon, Semanggi, Baluwarti, Kampungbaru, Sangkrah, Joyosuran, Kauman, Gajahan, dan Kedunglumbu. Kesembilan Kalurahan tersebut terbagi lagi kedalam 88 Kampung, 100 RW, dan 424 RT. Berikut adalah daftar kelurahan di Pasar Kliwon:
1.
Kelurahan Kampung Baru yang memiliki kode pos 57111
2.
Kelurahan Kauman yang memiliki kode pos 57112
3.
Kelurahan Kedung Lumbu yang memiliki kode pos 57113
4.
Kelurahan Baluwarti yang memiliki kode pos 57114
5.
Kelurahan Gajahan yang memiliki kode pos 57115
6.
Kelurahan Joyosuran yang memiliki kode pos 57116
7.
Kelurahan Semanggi yang memiliki kode pos 57117
8.
Kelurahan Pasar Kliwon yang memiliki kode pos 57118
9.
Kelurahan Sangkrah yang memiliki kode pos 57119
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Keadaan Alam
Kecamatan Pasar Kliwon merupakan dataran rendah yang terletak di barat sungai terpanjang di jawa, yaitu Bengawan Solo. Beberapa kawasan di kecamatan Pasafr Kliwon merupakan daerah rawan banjir, yaitu Kelurahan sangkrah dan Semanggi yang terletak di sepanjang Bengawan Solo. Kawasan lain yaitu Kelurahan Joyosuran, Joyontakan, dan Danukusuman yang terdiri sungai Pepe.
D. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan masyarakat di Pasar Kliwon yaitu berdampingan dengan sesama, hubungan yang sangat harmonis antara etnis Jawa dan keturunan Arab. Terbukti sampai pada saat ini tidak ada kisah pertengkaran yang melibatkan kedua etnis tersebut. Sesungguhnya keeratan hubungan
keturunan Arab dengan penduduk
pribumi tampak dalam keikutsertaan mereka dalam pembaharuan Islam di Indonesia. Hal itu nampak dengan munculnya berbagai macam organisasi keturunan Arab antara lain: Jamiat khair, Rabithah al Alawiyah (dari sekelompok Sayyid) dan al Irsyad (dari keturunan Syaikh). Organisasi ini rata-rata bergerak dalam aspek pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan keagamaan. Untuk bahasa sehari-hari dalam berinteraksi, mereka menggunakan bahasa Indonesia-Arab, yaitu bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Arab yang tidak baku. Dalam pergaulan sehari-hari, remaja etnis keturunan Arab di Pasar Kliwon, mengakui apabila bergaul dengan orang yang berbeda etnis, mereka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merasa lebih nyaman dengan etnis Jawa dibanding dengan etnis lain, seperti Tionghoa, hal ini terjadi karena adanya persamaan agama yang mereka peluk, yaitu muslim. Kebersamaan untuk menjalin keharmonisan khususnya antar Muslim di Pasar
Kliwon, banyak kegiatan keagamaan yang diselenggarakan bersama.
Kliwon baik etnis Arab-Jawa digabung menjadi satu tempat, baik etnis Arab maupun Jawa digabung menjadi satu yaitu di Masjid Assegaf Wiropaten. Jadi tidak ada pemisahan tempat sholat, antara etnis Arab-Jawa.
E. Sejarah Munculnya Masyarakat Etnik Arab di Pasar Kliwon Sejarah munculnya masyarakat etnis Arab di Pasar Kliwon sebelumnya ditandai dengan ditemukannya makam wanita keturunan Arab di Gresik yang bertuliskan Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 475 H atau 1082 M. Diperkirakan bahwa komplek makam tersebut merupakan makam para pedagang Arab. Hal itu menjadi bukti bahwa persebaran Islam ke Nusantara Indonesia disebarkan oleh para pedagang keturunan Arab. Kedatangan koloni Arab dari Hadramaut ke Indonesia diperkirakan terjadi sejak abad pertengahan (abad ke-13) dan hampir semuanya adalah laki-laki. Tujuan awal kedatangan mereka adalah berdagang sekaligus berdakwah, kemudian secara berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat. Keturunan Arab Hadramaut di Indonesia, seperti negara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
asalnya Yaman, terdiri dari dua kelompok besar yaitu kelompok Allawi (Sayid) keturunan Rasul SAW, dan kelompok Qabili, yaitu kelompok diluar kaum Sayid. Sejak penjajahan Belanda di Indonesia pemerintah Belanda berhasil mengadu domba keturunan Arab di Pasar Kliwon Surakarta dengan masyarakat pribumi menggunakan politik adu domba yang dilancarkan oleh Belanda. Pada waktu itu terjadi perasaan saling curiga antara keturunan Arab dengan masyarakat pribumi, sehingga menyebabkan beberapa kali peristiwa di Surakarta pada tahun 1970-an komunitasketurunan Arab pernah merasa terancam oleh masyarakat pribumi. Bukti dari kecemasan ini masih dapat dilihat dari struktur bangunan rumah mereka yang cenderung tertutup atau berpagar tinggi. Mereka membangun tembok-tembok yang tinggi sebagai pagar di sekeliling rumah. Dari segi pendidikan, penduduk keturunan Arab tingkat pendidikannya rata-rata
sekolah
menengah
keatas
masing-masing
kelompok
biasanya
menyekolahkan putra-putri mereka disekolah yayasan milik mereka maupun di sekolah sekolah negeri terutama pada jenjang sekolah menengah keatas. Hal ini menunjukkan, keturunan Arab semakin terbuka kearah pembauran dengan mayoritas masyarakat pribumi dengan tujuan demi tercapainya kerukunan hidup bermasyarakat. Warga keturunan Arab di Surakarta dilihat dari sejarah wilayah asalnya secara garis besar terbagi menjadi dua golongan, yaitu Sayyid dan Syaikh. Golongan Sayyid memiliki status sosial yang lebih tinggi dikarenakan status mereka yang masih keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
golongan Syaikh merupakan golongan yang tidak mempunyai hubungan keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW. Kedua golongan ini berkembang dalam suasana saling menghormati dengan masyarakatpribumi. Mereka menyebut (melaqab) masyarakat pribumi dengan sebutan akhwal(saudara-saudara seibu). Dilihat dari segi mata pencaharian penduduk keturunan Arab sebagian besar adalah pedagang, seperti kain, baju, batik. Karena di wilayah Pasar Kliwon sendiri banyak dijumpai pabrik-pabrik kain dan tempat-tempat pembuatan batik. Sebagian besar mereka menjual kain-kain tersebut ke BTC. Beteng atau sekarang terkenal dengan nama kerennya Beteng Trade Centre 80% penjual kainnya adalah orang-orang keturunan Arab yang bertempat tinggal menyebar di Kecamatan Pasar Kliwon. Sedangkan 20% dari penjual kain di BTC tersebutadalah kaum pribumi dan Tionghoa atau yang disebut etnis Cina. Pelapisan masyarakat keturunan Arab di Pasar Kliwon terbagi atas dua
Syech memiliki status sosial yang lebih tinggi dikarenakan mereka masih keturu merupakangolongan yang tidak mempunyai hubungan keturunan langsung dengan nabi Muhammad SAW. Kedua golongan ini berkembang dalam suasana saling menghormati dengan masyarakat pribumi.
Mereka menyebut (melaqab)
masyarakat pribumi dengan sebutan akhwal (saudara-saudara seibu).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
orangnya lebih fanatik dalam urusan keagamaan dan adat istiadat setempat misalnya masih mempertahankan tradisi Tahlilan bagi orang yang sudah meninggal. Sedangkan Syech orang-orangnya tidak begitu fanatik dalam mempertahankankan tradisi tersebut. Perbedaan lain adalah dari segi pemberian nama. Seorang Syech biasanya namabelakangnya diikuti nama seperti Sungkar,
namanya diikuti nama seperti Al Jufri, Assegaf, dll. Cara berpakaian masyarakat etnik Arab tidak seperti di daerah asal mereka Hadramaut. Pada hari tertentu atau hari-hari raya mereka memakai jubah dan sorban. Sedangkan para perempuan memakai kain Abaya dengan kerudung. Tapi sekarang mereka lebih fleksibel dalam memakai kerudung, kerudung yang dipakai sekarang lebih pendek dan sempit sehingga sekedar perhiasan biasa. Perubahan berkerudung disebabkan karena sekarang banyak keluarga yang tidak lagi melarang anak perempuan mereka keluar rumah. Dahulu tidak mungkin terjadi dan apabila terjadi akan menjadi noda dalam keluarga. Kenyataannya sekarang banyak perempuan keturuna Arab yang keluar ke Mall atau tempat umum lainnya dengan lawan jenis. (sumber : Hari Mulyadi, dkk, Runtuhnya Kekuasaan Kraton Alit. 1999 dan Wawancara: Aliyah, 21 Februari 2014)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Kependudukan 1. Jumlah Kepala Keluarga : 23.760 2. Penduduk dalam Umur dan Kelamin
Kel. Umur 0 4 5 9 10 14
Lakilaki 4.419 3.444 3.431
15 20 25
19 24 29
30 40 50
Perpempuan
Jumlah
4.279 3.342 3.551
8.698 6.786 6.982
3.707 4.072 4.916
3.978 4.217 4.814
7.685 8.289 9.730
39 49
7.213 6.216
16.620 6.396
23.833 12.612
59
4.592 2.490 44.500
5.020 3.225 55.442
9.612 5.715
Jumlah
99.942
3. Mata Pencaharian (Bagi Umur 10 tahun ke atas) 1. Petani Sendiri
:
10
2. Buruh Tani
:
2
3. Nelayan
:
-
4. Pengusaha
:
2.665
5. Buruh Industri
:
11.300
6. Buruh Bangunan
:
7.881
7. Pedagang
:
7.907
8. Pengangkutan
:
4.818
9. PNS / TNI
:
1.876
10. Pensiunan
:
1.309
11. Lain-Lain
:
37.312
Jumlah
:
75.080
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Penduduk Menurut Pendidikan (bagi umur 5 tahun ke atas) Tamat Akademi / PT Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Tidak Tamat SD Belum Tamat SD Tidak Sekolah Jumlah
:
8.526
: : : : : : :
23.583 19.421 10.201 6.459 9.967 5.910 84.067
5. Mutasi Penduduk Mutasi 1. Pindah 2. Datang 3. Lahir 4. Mati > 5 Th. < 5 Th. JUMLAH : - Tambah - Kurang Tambah
Lk 77 81 46 27 2
Pr 80 79 86 29 1
Jumlah 157 160 132 56 0 3
292 216 76
6. Banyaknya Pemeluk Agama
1. Islam
:
75.506
2. Kristen Protestan
:
7.358
3. Kristen Katholik
:
7.324
4. Hindu
:
324
5. Budha
:
167
6, Khong Hu Chu
:
9
Jumlah
:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Jumlah Penduduk WNI Keturunan Kebangsaan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Cina
747
581
1.328
Arab
7.416
7.392
14.808
commit to user