BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna. Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, meningkatnya taraf hidup serta kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi bagi tubuh, maka konsumsi terhadap susu semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari data konsumsi masyarakat pada tahun 2010 sebanyak 3.170.960 ton, kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 3.495.340 ton dan tahun 2012 meningkat lagi menjadi 3.737.380 ton (Kementan, 2013). Meningkatnya konsumsi susu masyarakat tidak diimbangi dengan produksi susu yang ada di dalam negeri. Berdasarkan data Kementan (2013) Pada tahun 2010 produksi susu mencapai 909.532 ton, tahun 2011 sebanyak 974.694 ton dan tahun 2012 sebanyak 959.732 ton. Data tersebut manunjukkan kontribusi susu nasional hanya sekitar 27%, sedangkan 73% harus impor dari luar negeri. Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri yaitu dengan meningkatkan jumlah populasi sapi perah betina melalui impor sapi betina Fries Holland (FH) dari luar negeri dan meningkatkan produktivitasnya. Produktivitas sapi perah terdiri dari performans pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu.
1
2 Performans pertumbuhan diantaranya bobot lahir, bobot sapih dan laju pertumbuhan. Performans produksi meliputi produksi susu, lama laktasi dan lama kering. Performans reproduksi meliputi umur pertama beranak, masa kosong, jumlah kawin perkebuntingan dan selang beranak. Produktivitas susu sapi perah dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan interaksi antar keduanya. Faktor genetik meliputi mutu genetik dan faktor lingkungan yang mencakup aspek reproduksi, pakan, tatalaksana dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan sehingga sapi perah mempunyai produktiivitas yang baik. Usaha untuk meningkatkan produksivitas melalui tatalaksana pemeliharaan dengan memperhatikan aspek pertumbuhan dan manajemen reproduksi yang baik akan membantu peternak dalam usahanya. Pertumbuhan sapi perah betina mulai dari pedet sampai dara perlu diperhatikan mengingat peranannya sebagai replacement stock bagi sapi perah yang mempunyai produksi susu rendah dan yang akan diafkir. Pertumbuhan yang baik akan memiliki kontribusi yang besar terhadap penentuan manajemen reproduksi maupun kebutuhan nutrisi yang diperlukan sehingga sapi perah dapat berproduksi dengan baik. Selain itu, kemampuan tumbuh dari sapi pedet dan dara perlu diperhatikan karena pertumbuhan sangat mempengaruhi umur produktif dan kapasitas produksi dari sapi dara setelah memasuki periode laktasi. Pakan mempunyai peranan penting dalam menunjang pertumbuhan sapi pedet dan dara untuk menunjang kemampuan tumbuhnya.
3 Manajemen reproduksi pada setiap ekor sapi perah perlu dilakukan agar setiap tahapan reproduksi berjalan sesuai dengan waktu yang diharapkan sehingga dengan penanganan aspek reproduksi yang baik ini dapat meningkatkan populasi ternak yaitu dengan adanya kelahiran dan jumlah produksi susu yang berkesinambungan setiap tahunnya. Sistem tatalaksana reproduksi yang tepat memegang peran penting dalam menentukan tingkat keberhasilan produksi suatu peternakan sapi perah, di mana populasi sapi dan jumlah produksi susu yang tinggi serta berkesinambungan menjadi indikator penerapan tatalaksana yang baik. PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan merupakan salah satu perusahaan terbesar di Jawa Barat yang bergerak di bidang peternakan sapi perah yang mengolah susu menjadi produk susu yang siap dikonsumsi. Sebagai perusahaan yang besar, PT. UPBS Pangalengan melakukan pencatatan (recording) yang cukup baik. Sapi perah yang ada di sana merupakan sapi perah FH yang diimpor dari Australia dan akan dikembangkan di pangalengan. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian tentang produktivitas sapi perah di PT. UPBS Pangalengan. Belum adanya penelitian tentang hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang Studi Produktivitas Sapi Perah Fries Holland (FH) di PT. UPBS Pangalengan.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
4 1. Bagaimana performans pertumbuhan sapi perah FH betina umur 5-13 bulan di PT. UPBS Pangalengan. 2. Bagaimana performans reproduksi sapi perah FH di PT. UPBS Pangalengan. 3. Bagaimana performans produksi susu sapi perah FH di PT. UPBS Pangalengan.
1.3.
Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalah di atas, maka penelitian ini mempunyai maksud
dan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui dan mempelajari performans pertumbuhan sapi perah FH betina umur 5-13 bulan di PT. UPBS Pangalengan. 2. Mengetahui dan mempelajari performans reproduksi sapi perah FH di PT. UPBS Pangalengan 3. Mengetahui dan mempelajari performans produksi susu sapi perah FH di PT. UPBS Pangalengan.
1.4.
Kegunaan Penelitian
1. Aspek Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. UPBS Pangalengan untuk menambah informasi mengenai produktivitas sapi perah mulai dari performans pertumbuhan, performans reproduksi dan performans produksi susu yang ada di sana.
5 2. Aspek Teknis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk dapat mempertimbangkan pengelolaan reproduksi dalam hubungannya dengan produksi susu, pengembangan usaha ternak sapi perah dan peningkatan produksi susu sapi perah baik di lokasi penelitian ataupun lokasi lain dengan kemiripan kondisi pemeliharaan. Selain itu, informasi ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan sapi perah yang baik untuk dikembangkan.