BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006). Pada sirosis hati terjadi kerusakan sel-sel hati yang kemudian
menjadi
jaringan
fibrosis.
Kerusakan
tersebut
ditandai dengan distorsi arsitektur hepar dan pembentukan nodulus
regeneratif
akibat
kerusakan
sel-sel
hepar
(Widjaja dan Karjadi, 2011). Pada tahun 2007, sirosis hati menempati urutan ke-12 sebagai
penyebab
kematian
di
Amerika
Serikat.
Angka
kematian akibat sirosis hati pada tahun tersebut mencapai 29,165 dengan tingkat mortalitas sebesar 9,7 setiap 100,000 orang (Starr dan Raines, 2011). Pada tahun 2012, angka kematian
akibat
sirosis
hati
di
Amerika
Serikat
naik
menjadi 35,000 kematian dan bertanggung jawab terhadap 1,2% dari total kematian yang terjadi di negara tersebut. Hal ini menjadikan sirosis hati berada pada peringkat ke-9 sebagai penyebab kematian di Amerika Serikat (Lagadinou et al., 2012).
1
2
Sementara itu, epidemiologi sirosis hati di Indonesia masih belum diketahui dengan pasti. Gambaran kasar angka kejadian sirosis hati di seluruh rumah sakit di Indonesia berkisar antara 0,6 – 14,05 % setiap tahunnya (Ranakusuma, 1987). Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, jumlah pasien sirosis hati mencapai 4,1% dari pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam, dalam kurun waktu satu tahun (2004). Di Medan, dalam kurun waktu empat tahun dijumpai pasien sirosis hati sebanyak 819 orang (4%) pasien dari seluruh pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam (Nurdjanah, 2009). Komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita sirosis
hati
ensefalopati, esofagus,
adalah
asites,
peritonitis
hipertensi
portal,
sindrom
hepatorenal
dan
pendarahan
bakteri, varises
(Heidelbaugh
dan
Sherbondy, 2006). Pendarahan varises esofagus adalah salah satu komplikasi yang paling berbahaya dari sirosis hati, yang
dibuktikan
dengan
angka
mortalitas
yang
tinggi.
Prevalensi pasien sirosis hati dengan varises esofagus mencapai penderita
60-80% sirosis
(Kusumastuti, hati
dengan
2012). varises
Sekitar esofagus
50-60% akan
mengalami pendarahan bermakna secara klinis dan 30% atau
2
3
1/3 dari pendarahan tersebut akan terjadi dalam waktu satu tahun
setelah
mortalitas
terdiagnosis
dari
episode
varises pertama
esofagus.
Tingkat
pendarahan
varises
esofagus berkisar antara 17-57% dimana 2/3 dari penderita yang selamat akan mengalami pendarahan berulang dalam waktu enam bulan berikutnya apabila tidak mendapatkan terapi. Tingkat
morbiditas
varises
esofagus
dan pada
mortalitas pasien
pendarahan
sirosis
hati
berulang meningkat
dibandingkan dengan pendarahan pertama. Dilaporkan bahwa mortalitas
episode
pendarahan
varises
esofagus
adalah
sekitar 30-50%, dimana 30% terjadi saat pendarahan pertama dan 60% terjadi saat pendarahan berulang. Faktor risiko yang
dapat
menyebabkan
pendarahan
berulang
varises
esofagus pada penderita sirosis hati adalah jenis kelamin, usia, adanya asites, derajat varises, tingkat keparahan penyakit hati (Vidyani et al., 2011). Trombositopenia juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pendarahan berulang varises esofagus (Kuntz, 2006). Selain itu, sebuah studi
menunjukkan
bahwa
International
Normalized
Ratio
(INR) > 2,3 merupakan prediktor kematian dalam 6 minggu awal setelah pasien menjalani terapi pendarahan pertama varises esofagus (Liang et al., 2011).
3
4
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sirosis hati masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat mengingat angka
morbiditas
dan
mortalitasnya
yang
cukup
tinggi
terutama bila disertai dengan komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita sirosis hati, termasuk faktor risiko yang dapat menyebabkan pendarahan berulang varises esofagus sebagai komplikasi dari sirosis hati.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan diuraikan
di
latar atas,
belakang masalah
penelitian
yang
akan
yang
telah
dibahas
dalam
penelitian ini adalah: 1.
Berapa besar peran faktor risiko pendarahan berulang varises
esofagus
yang
tidak
dapat
dimodifikasi
meliputi jenis kelamin dan usia pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito? 2.
Berapa besar peran faktor risiko pendarahan berulang varises
esofagus
yang
dapat
dimodifikasi
meliputi
asites, derajat varises esofagus, tingkat keparahan sirosis
hati,
trombositopenia,
dan
peningkatan
INR
pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito?
4
5
1.3 Tujuan Penelitian a.
Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko yang berperan dalam kejadian pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito.
b.
Tujuan Khusus 1.
Mengetahui berulang
proporsi varises
faktor
esofagus
risiko yang
pendarahan
tidak
dapat
dimodifikasi meliputi jenis kelamin dan usia pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito. 2.
Mengetahui
proporsi
faktor
risiko
pendarahan
berulang varises esofagus yang dapat dimodifikasi meliputi asites, derajat varises esofagus, tingkat keparahan
sirosis
hati,
trombositopenia
dan
peningkatan INR pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito. 3.
Mengetahui hubungan antara dua atau lebih faktor risiko (baik yang dapat dimodifikasi maupun yang tidak dapat di modifikasi) yang berperan dalam kejadian pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito.
5
6
1.4 Manfaat Penelitian a.
Bagi Penulis Manfaat
yang
dapat
diperoleh
penulis
dari
penelitian ini adalah dapat menambah ilmu pengetahuan tentang
penyakit
sirosis
hati
dan
komplikasinya
terutama yang berhubungan dengan pendarahan berulang varises esofagus. Selain itu, penelitian ini juga dapat melatih keterampilan penulis dalam mengolah data dan mengintepretasikan
hasil
pengolahan
data
tersebut.
Hasil intepretasi berupa pembuktian hipotesis dapat diaplikasikan dalam penanganan pasien sirosis hati, maupun
digunakan
sebagai
bahan
untuk
penelitian
selanjutnya. b.
Bagi Pasien Penelitian beberapa
ini
faktor
menyediakan risiko
yang
informasi dapat
mengenai
menyebabkan
terjadinya pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati. Sehingga, kejadian pendarahan berulang varises esofagus dapat dideteksi dan dicegah sedini
mungkin
serta
dapat
menghindari
komplikasi
lebih lanjut dari penyakit sirosis hati.
6
7
c.
Bagi Institusi Penelitian ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kedokteran sebagai faktor prediksi
terjadinya
pendarahan
berulang
varises
esofagus pada penderita sirosis hati.
1.5 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai faktor risiko pendarahan berulang varises
esofagus
pada
penderita
sirosis
hati
telah
dilakukan sebelumnya, antara lain:
Tabel 1. Keaslian Penelitian Penulis Vidyani (2011)
et
Metodologi Penelitian al.
Wang et al. (2011)
Studi Prospektif
Studi Retrospektif
Hasil Penelitian Tingkat keparahan penyakit hati (Child Pugh C) merupakan faktor risiko utama pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Soetomo Surabaya dalam kurun waktu 2008-2009. Pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Changhai Cina dalam kurun waktu 2006-2009 berhubungan dengan transfusi darah yang banyak, Child Pugh B, dan kadar billirubin serta kreatinin yang tinggi.
7
8
Penelitian pertama dilakukan pada penderita sirosis hati
yang
menjalani
rawat
inap
di
RSUP
Dr.
Soetomo
Surabaya. Sedangkan, penelitian kedua dilakukan di Rumah Sakit Changhai Cina. Karena lokasi penelitian yang berbeda, maka ada kemungkinan didapatkannya hasil penelitian yang berbeda pula.
8