BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang PT. Bank UOB Indonesia sebagai salah satu anak perusahaan Grup UOB Singapore yang telah mengadopsi Kerangka Basel II tentang Risk Based Capital Adequacy Requirements untuk Group perusahaan, saat ini sedang mempersiapkan model development perhitungan internal rating untuk debitur kredit, khususnya segment wholesale, yaitu Corporate Banking dan Commercial Banking. Internal rating ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengukuran risiko dengan menggunakan metoda sesuai Basel II, dengan mengacu pada metoda, proses, kontrol, pengumpulan data dan sistem teknologi informasi yang mendukung penilaian risiko kredit tersebut. Sebagaimana bisnis perbankan secara umum, prospek usaha UOB Indonesia dipengaruhi oleh kondisi pasar internasional, ekonomi makro dan pertumbuhan industri perbankan nasional, serta yang paling penting adalah kondisi dan kesiapan strategi internal perusahaan. Dinamika perekonomian Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan berbagai kemajuan dan/atau perbaikan iklim
investasi, infrastruktur, produktivitas serta daya saing
perekonomian dalam negeri. Dalam menghadapi tantangan yang dihadapi adalah kesiapan Bank dalam struktur modal, framework risk management dan risk profile yang membutuhkan
1
perencanaan bisnis dan risk management yang mendukung implementasi hal tersebut. Arah kebijakan Bank ke depan ditujukan untuk memacu pertumbuhan bisnis di semua segmen usaha dengan tetap menjaga kualitas aset produktif sesuai dengan rencana korporasi yang telah ditetapkan, memperkuat infrastruktur, meningkatkan pengelolaan risk management dan pengembangan sumber daya. Sehingga strategi bisnis yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut, antara lain: meningkatkan cross selling antar segmen bisnis, mengembangkan strategi industri yang berkaitan dengan bisnis model Industry Group, mempertahankan pertumbuhan
bisnis
yang
berkesinambungan,
dan
mempersiapkan
risk
management yang kompherensif agar capital management Bank dapat dimaksimalkan dengan baik. Perhitungan minimum capital requirement yang berlaku di Indonesia saat ini adalah menggunakan metoda Standardized Approach yang berlaku sejak Januari 2012 (sesuai SE BI No. 13/6/DPNP mengenai Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar). Secara teori perhitungan menggunakan Standardized Approach menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan IRB Foundation Approach atau IRB Advanced Approach. Minimum capital requirement yang tinggi tersebut akan menyebabkan menurunnya nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) sebuah bank. Oleh karena itu PT. Bank UOB Indonesia saat ini terus mengembangkan perhitungan IRB sehingga pada saat Bank Indonesia (regulator perbankan Indonesia) mengeluarkan peraturan penggunaan
2
IRB di Indonesia, maka Bank telah siap dalam metoda permodelan, hasil model, proses, dan system yang akan digunakan telah dipersiapkan dengan baik. Bank Indonesia telah memformulasikan arah kebijakan perbankan Indonesia tahun 2013 dalam 3 (tiga) koridor, yang saling terkait. Ketiga koridor tersebut adalah (i) pemeliharaan stabilitas sistem keuangan, (ii) penguatan ketahanan dan daya saing perbankan, dan (iii) penguatan fungsi intermediasi. Dalam rencana kedepannyanya, BI akan menerapkan ketentuan Internal Rating Based (IRB) Basel II di Indonesia untuk proses pengukuran risiko bisnis perbankan dalam menghitung kecukupan modal minimumnya. Pengukuran risiko kredit menurut Basel II untuk kredit usaha dibagi dalam 3 kelompok yaitu Standardized Approach, Internal Rating- Based (IRB) Foundation Approach dan IRB Advanced Approach. Dalam Pilar 2, prinsip 1 Basel II dari Consultative Paper Bank Indonesia mengenai
Proses
Review
Pengawasan
(Supervisory
Review
Process)
mensyaratkan setiap bank wajib memiliki proses untuk menilai kecukupan modal secara keseluruhan yang dikaitkan dengan profil risiko dan strategi untuk mempertahankan tingkat permodalannya atau dikenal dengan istilah Internal Capital Adequacy Assessment Process – ICAAP. ICAAP tersebut digunakan untuk menilai apakah suatu bank memiliki modal yang cukup untuk menunjang kegiatan bisnisnya, yang secara periodik dapat memastikan bahwa Bank tetap baik dikapitalisasi setelah mempertimbangkan semua risiko material. Gambar 1.1. adalah 3 pilar dari implementasi Basel II, yaitu: 1) Minimum capital requirement; 2) Proses Supervisory Review; dan 3) Market Discipline.
3
Gambar 1.1. Implementasi Framework Pilar Basel II di Indonesia
Sedangkan road map implementasi Basel II yang direncanakan oleh Bank Sentral di Indonesia, yaitu Bank Indonesia dapat dilihat di Gambar 1.2. Walaupun pada pelaksanaan BI belum menjalankan rencananya tersebut sesuai dengan road map yang telah ditentukan. Karena sampai saat ini perhitungan credit risk yang disyaratkan oleh BI masih menggunakan Standardized Approach. Gambar 1.2. Road Map Implementasi Basel II di Indonesia
Hasil dari internal rating based tersebut selain untuk menghitung minimum capital requirement yang berdampak pada Capital Adequacy Ratio (CAR), juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan Economic Capital, Capital Allocation,
dan Risk Adjusted Return on capital (RAROC). Upaya yang akan dilakukan bank dalam menghitung metoda IRB adalah berusaha mencari metoda pengukuran risiko bisnis yang menghasilkan capital charge yang rendah sehingga modal yang ada dapat dimaksimalkan untuk perkembangan bisnis bank. 1.2. Rumusan Masalah Dengan latar belakang di atas, tesis ini akan membahas dan melakukan perngukuran risiko kredit pada segmen wholesale (Corporate Banking dan Commercial Banking) pada PT. Bank UOB Indonesia. Hasilnya adalah minimum capital requirement yang harus dipersiapkan oleh perusahaan untuk kredit yang dikelola segmen tersebut. 1.3. Pertanyaan Penelitian Beberapa permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Berapa besar nilai minimum capital requirement berupa Risk Weighted Asset (RWA) untuk segmen wholesale PT. Bank UOB Indonesia yang diukur dengan metoda Standardized Approach, IRB Foundation Approach, dan IRB Advanced Approach. 2. Faktor yang membedakan hasil yang diperoleh dari pengukuran dengan metoda Standardized Approach, IRB Foundation Approach, dan IRB Advance Approach . 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisa perbandingan nilai minimum capital requirement berupa Risk Weighted Asset (RWA), Expected
5
Loss, Unexpected Loss, dengan menggunakan metoda berdasarkan Basel II yaitu Standardized Approach, IRB Foundation Approach, dan IRB Advance Approach. 1.5. Manfaat Penelitian Tulisan ini adalah sebagai bahan feasibility hasil perhitungan Internal Rating Based (IRB) yang berupa nilai minimum capital requirement, Risk Weighted Asset (RWA),
Expected Loss, dan Unexpected Loss, dengan
menggunakan metoda berdasarkan Basel II yaitu Standardized Approach, IRB Foundation Approach, dan IRB Advance Approach, sehingga dapat memberikan gambaran dan masukan kepada Manajemen PT. Bank UOB Indonesia dalam menjalankan bisnis perbankan, khususnya segmen wholesale (Corporate Banking dan Commercial Banking), dan tidak tertutup kemungkinan menjadi masukan bagi bank-bank lain. Serta memberikan gambaran dan masukan kepada regulator perbankan di Indonesia (Bank Indonesia) mengenai hasil persiapan implementasi IRB yang dilakukan oleh PT. UOB Indonesia. Melalui implementasi Basel II, Bank Indonesia pada dasarnya ingin meningkatkan aspek manajemen risiko agar bank semakin resisten terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik di dalam negeri, regional maupun internasional. 1.6. Batasan Penelitian 1. Metoda pengukuran risiko kredit yang dipergunakan adalah dengan metoda yang Basel II yatiu Standardized Approach, IRB Foundation Approach, dan IRB Advanced Approach.
6
2. Pengukuran dilakukan untuk debitur segmen wholesale, yaitu Corporate Banking dan Commercial Banking di PT. Bank UOB Indonesia. 3. Penulisan penelitian ini tidak membahas hal-hal yang berkaitan dengan hasil perhitungan Basel II secara keseluruhan. Pembahasan hanya dibatasi pada elemen-elemen tertentu dari perhitungan Basel II, terutama untuk perhitungan capital requirement: Risk Weighted Asset (RWA), Expected Loss, dan Unexpected Loss.
7