1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang meliputi manfaat akademik dan manfaat bagi praktisi.
1.1 Latar Belakang Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas lingkungan yang pada akhirnya berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat.
Revitalisasi kawasan bertujuan untuk meningkatkan
vitalitas kawasan lama melalui program usulan dan pelaksanaan yang mampu menciptakan kualitas ruang publik dan pertumbuhan ekonomi masyarakat pada kawasan. Kehidupan manusia dalam konteknya sebagai pengguna ruang publik membutuhkan suatu kepuasan dan kenyamanan baik dari segi sosial, biologis, psikologis maupun fisik maka dari itu dibutuhkan ruang publik yang berkualitas. Ruang publik yang berkualitas merupakan ruang publik yang mampu merespon kebutuhan manusia dari berbagai aspek dan sendi kehidupan. Sedangkan peningkatan ekonomi masyarakat diharapkan dapat terjadinya petumbuhan nilai ekonomi pada kawasan sehingga memberikan manfaat saling 1
2
menguntungkan antara pelaku kegiatan ekonomi dengan masyarakat pada kawasan tersebut. Program revitalisasi kawasan di Indonesia dimulai pada tahun 2001 yang merupakan salah satu bentuk program yang berkelanjutan oleh Pemerintah Pusat yaitu Departemen Pekerjaan Umum dalam bentuk dana stimulan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota. Pelaksanan program penataan revitalisasi kawasan didasarkan pada hasil bantuan teknis yang menyangkut perencanaan fisik penataan kawasan, rencana pembiayaan, pembangunan fisik, rencana pengembangan ekonomi lokal, rencana pengembangan kelembagaan pengelola pasca proyek. Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 kawasan wilayah pelabuhan Padangbai mendapat dana stimulan dari APBN,APBD Provinsi dan Kabupaten berupa pembangunan fisik yang meliputi areal parkir, pedestrian sepanjang pantai dari pelabuhan Padangbai sampai dengan pura Silayukti, pedestrian di lingkungan kawasan, kios-kios, dermaga skoci, bale bengong, bangunan tempat menyimpan alat-alat para nelayan, dan taman-taman di lingkungan kawasan pelabuhan. Sedangkan permasalahan sesudah dilakukan revitalisasi kawasan adalah belum tuntasnya pelaksanaan pembangunan fisik, fasade bangunan seperti kios sudah mulai dirubah, beberapa fasilitas yang dibangun sudah ada yang rusak seperti pos jaga, taman, pedestrian dan lain sebagainya. Melihat permasalahan-permasalahan tersebut di atas sesudah dilakukannya revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem maka sangat relevan untuk dilakukan penelitian pengaruh revitalisasi kawasan
3
terhadap kualitas ruang public dan peningkatan ekonomi masyakat di pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah sesudah dilakukan revitalisasi kawasan dapat memberikan peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem ? 2. Ide/pemikiran apa yang akan diberikan di dalam revitalisasi kawasan terhadap peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat,
di wilayah pelabuhan
Padangbai Kabupaten Karangasem . 2. Untuk memberikan ide/pemikiran terhadap revitalisasi kawasan yang telah dilakukan terhadap peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
4
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini akan diuraikan menjadi manfaat penelitian bagi akademik dan manfaat penelitian bagi praktisi.
1.4.1 Manfaat Akademik Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menganalisis/menguji teoriteori tentang arsitektur, perencanaan kota dan wilayah yang berkaitan dengan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi pada kawasan penelitian terhadap permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan, sehingga dapat dicarikan pemecahannya dan juga diharapkan menjadi salah satu metode analisis dalam melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sejenis serta menjadi sebuah referensi akademis.
1.4.2 Manfaat Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para pemegang kebijakan di tingkat Pemerintahan Provinsi Bali maupun di Kabupaten Karangasem yang dalam hal ini Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pariwisata, dan masyarakat Padangbai di dalam merencanakan kegiatan revitalisasi kawasan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka, yang meliputi penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai perbandingan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan sebagai alat uji terhadap permasalahan didalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
2.1 Penelitian Sebelumnya Mela Aulia (2005) di dalam tesisnya yang berjudul “Perancangan Ruang Publik Dalam Konteks Revitalisasi Kawasan Bersejarah Kota (Studi Kasus : Kawasan Kota Lama Padang)“, mengemukakan mengenai metode penelitiannya dan konsep-konsep perancangan ruang publik dalam konteks revitalisasi kawasan. Penelitian kegiatan revitalisasi kawasan kota lama melalui perancangan ruang publik menggunakan metode Synoptic. Metode ini didasarkan pada permasalahan yang ada pada kawasan, teori-teori yang berhubungan, melakukan studi banding dengan kawasan yang memiliki permasalahan dan karakter yang sama serta hasil analisis kawasan. Konsep perancangan ruang publik pada kawasan tersebut melalui penerapan thema, dengan menghidupkan kembali kegiatan masa lalu, serta menempatkan kegiatan campuran dengan strategi pengembangan yang mencakup adaptive, reuse, infill development dan new development. Perancangan pada kawasan tersebut juga didukung oleh ruang-ruang terbuka berupa taman-taman, jalan, promenade dan amphitheater. Di mana konsep ini diharapkan akan mampu 5
6
mendukung fungsi kawasan sebagai ruang publik yang akan bisa menampung kegiatan publik dengan tetap mempertahankan karakteristik dan identitas kawasan di dalam konteks revitalisasi kawasan. Jonny Wongso (2006) di dalam penelitian ilmiahnya dengan judul “ Strategi Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Bukittinggi “ di mana kesimpulannya adalah : (1) Pembangunan kota tidak jarang meninggalkan kawasan tertentu yang justru mati tanpa “sinar”
kegiatan, meskipun tanda kehidupan yang pernah
berkibar
sejarahnya
dan
mengukir
masih
tersisa.
Bangunan-bangunan
pusaka/peninggalan yang kondisinya kumuh tak terurus menjadi penanda. Ketika ada upaya untuk revitalisasi-membangkitkan kembali vitalitas-banyak benturan yang dihadapi. Umumnya bermuara pada konsep yang tidak tepat di antaranya : Sekadar pemolesan fisik belaka, tidak menyentuh property individu masyarakat dan roh kawasan, terjebak paradigma bahwa pelestarian pusaka/peninggalan bertentangan dengan pembangunan ekonomi; (2). Proses revitalisasi kawasan atau bagian kota mencakup perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang kota. Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik) kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives). Hal tersebut mutlak diperlukan karena malalui pemanfaatan yang
7
produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan kontrol yang langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota. Penelitian oleh Mela Aulia menguraikan tentang metode penelitian dengan metode Synoptic dan konsep perancangan ruang publik dengan tetap memperhatikan dan mempertahankan karakteristik dan identitas kawasan. Sedangan penelitian oleh Jhony Wongso menguraikan berupa konsep strategi proses revitalisasi dimana penekanannya adalah perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi baik dari bangunan maupun ruang kota. Dimana kedua penelitian tersebut dapat menjadi masukan yang sangat relevan didalam melakukan suatu revitalisasi pada kawasan. Perbedaan penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah lebih banyak menguraikan konsep-konsep perencanaan tentang revitalisasi kawasan secara umum dan perencanaan secara khusus pada obyek penelitian. Pada penelitian kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pada penataan revitalisasasi kawasan yang telah dilaksanakan di wilayah pelabuhan Padangbai apakah bisa memberikan manfaat terkait dengan peningkatan kualitas ruang publik kawasan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
2.2 Landasan Teori Landasan teori merupakan landasan berfikir yang bersumber dari suatu teori yang diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan didalam penelitian. Dalam penelitian ini teori yang digunakan untuk mengukur revitalisasi kawasan tentang pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi : akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum adalah teori
8
tentang aspek perencanaan yang menyangkut segi fungsional maupun segi estetika, kualitas ruang publik adalah teori tentang kenyamanan, dan untuk mengukur peningkatan ekonomi masyarakat teori tentang pendapatan dan pengeluaran.
2.2.1 Aspek Perencanaan Sarana dan Prasarana Kawasan Aspek perencanaan sarana dan prasarana pada kawasan (Rustam Hakim & Hardi Utumo, 2004:180) menekankan dari segi aspek fungsional yang mencakup kegunaan dan pemanfaatan, waktu kegiatan, dan dari segi aspek estetika yang mencakup bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material, keamanan konstruk terhadap aksebilitas pedestrian pejalan kaki, aksebilitas kendaraan, area parker, dan bangunan kios. Didalam melakukan penilaian terhadap pembangunan sarana dan prasarana kawasan pada wilayah penelitian ada beberapa indikator-indikator yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Akses Akses terdiri dari akses pejalan kaki dan akses kendaraan adalah sebagai berikut: a. Akses Pejalan Kaki 1) Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk berjalan kaki dalam melakukan kegiatan olah raga, rekreasi, sebagai pencapaian ke kawasan. 2) Waktu penggunaan
pada siang hari adanya keteduhan dan tidak
memantulkan sinar matahari bagi para pejalan kaki, dan pada waktu malam hari adanya cahaya penerangan.
9
3) Bentuk disain pedestrian adanya kesan luas/lebar dimana, pola dibuat segi empat berbentuk garis lurus. 4) Ukuran lebar pedestrian pejalan kaki minimal bisa berpapasan dengan lebar minimal 1,50 m. 5) Penggunaan bahan pada lapisan permukaan yang dapat menyerap panas dan air. 6) Keamanan konstruksi aksebilitas pejalan kaki
harus memenuhi
persyaratan keselamatan dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan selanjutnya dipasang lapisan permukaannya. b. Akses Kendaraan 1) Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk pencapaian ke kawasan. 2) Waktu penggunaan
pada waktu siang hari adanya keteduhan,
pada
waktu malam hari adanya cahaya penerangan. 3) Bentuk disain akses kendaraan adanya pemisahan antara jalur pedestrian pejalan kaki dengan kendaraan. 4) Ukuran akses kendaraan minimal kendaraan bisa berpapasan (dua jalur) dengan lebar minimal 5.00 m. 5) Penggunaan bahan akses kendaraan digunakan bahan lapisan permukaan yang tidak bisa menyerap air. 6) Keamanan konstruksi aksebilitas pejalan kaki
harus memenuhi
persyaratan keselamatan dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan selanjutnya dipasang lapisan permukaannya.
10
2. Area Parkir a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah sebagai pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentar untuk pencapaian ke kawasan. b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan pada waktu malam hari adanya cahaya penerangan. c. Bentuk disain tempat parkir ada beberapa jenis, yakni : parkir tegak lurus (perpandicular), parkir sudut (angle), parkir paralel (parallel), dan parkir khusus bagi penderita cacat. d. Ukuran tempat parkir tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung, ada beberapa jenis kendaraan yang akan ditampung pada tempat parkir umum yang meliputi : kendaraan kecil berupa sedan, jep dan sebagainya dengan ukuran 2,5 m x 5,00 m, sedangkan untuk kendaraan besar berupa (bus, truk) dengan ukuran 4 m x 10 m. e. Penggunaan bahan tempat parkir digunakan bahan pada lapisan permukaan yang tidak bisa menyerap air, dang yang bisa menyerap air. f. Keamanan konstruksi area parkir harus memenuhi persyaratan keselamatan dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan selanjutnya dipasang lapisan permukaannya. 3. Kios a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk menampung para pedagang pada kawasan b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan malam hari adanya penerangan.
11
c. Bentuk disain
bangunan kios memenuhi kriteria sebagai berikut :
mencerminkan fungsi sebagai bangunan umum, seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan, indah namun tidak berlebihan, mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah maupun langgam arsitekturnya dengan
mengimplementasikan konsep Triangga sebagai
berikut a). Kepala merupakan bagian atap; b). Badan merupakan bagian sturktur, dinding; d). dan Kaki merupakan bagian bataran,pondasi. d. Ukuran bangunan kios dibuat minimal dengan ukuran 3 m x 4 m. e. Penggunaan bahan bangunan kios diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari komponen bangunan system pabrikasi.
Spesifikasi
teknis bangunan meliputi ketentuan-ketentuan : bahan penutup lantai dari keramik, bahan dinding batu bata, langit-langit dari rangka kayu dan penutup dengan kayu lapis atau eternit, bahan penutup atap rangka dari kayu dan genteng. f. Keamanan konstruksi bangunan kios harus memenuhi persyaratan keselamatan dengan ketentuan-ketentuan : struktur pondasi dari batu kali, struktur kolom dari beton bertulang, struktur atap dari konstruksi kayu. 4. Toilet Umum a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk tempat buang air kecil dan buang air besar bagi para pengunjung pada kawasan. b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan malam hari adanya penerangan.
12
c. Bentuk disain
bangunan kios memenuhi kriteria sebagai berikut :
mencerminkan fungsi sebagai bangunan umum, seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan, indah namun tidak berlebihan, mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah maupun langgam arsitekturnya dengan mengimplementasikan konsep Triangga sebagai berikut (1) Kepala merupakan bagian atap; (2). Badan merupakan bagian sturktur, dinding; (3) dan Kaki merupakan bagian bataran,pondasi. d. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran minimal 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan, dan disediakan tempat bilas. untuk pengunjung yang habis melakukan kegiatan mandi di laut. f. Penggunaan bahan bangunan toilet umum diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari komponen bangunan sistem pabrikasi. Spesifikasi teknis bangunan meliputi ketentuan-ketentuan : bahan penutup lantai dari keramik, bahan dinding batu bata, langit-langit dari rangka kayu dan penutup dengan kayu lapis atau eternit, bahan penutup atap rangka dari kayu dan genteng. g. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum harus memenuhi persyaratan keselamatan dengan ketentuan-ketentuan : struktur pondasi dari batu kali, struktur kolom dari beton bertulang, struktur atap dari konstruksi kayu.
2.2.2
Kenyamanan Dari beberapa sumber, penilaian kenyamanan kualitas ruang publik ada
beberapa indikator-indikator yang mempengaruhi sebagai berikut:
13
Kenyamanan (Comfort) (Edy Darmawan 2009:60 dalam Urban Design Plan of San Francisco) yang menekankan terhadap kualitas lingkungan/kawasan kota
dengan
mengakomodasikan
pola
sirkulasi
pedestraian,
terdapat
tanaman/vegetasi, jalan yang terlindung oleh cuaca seperti panas, hujan, dan angin. Kenyamanan
(Edy
Darmawan
2009:88
dalam Shirvani,
H,1985)
menekankan bahwa kenyamanan menjadi hal penting karena dapat memberikan kenikmatan bagi para pengguna agar terlindung dari cuaca seperti panas, hujan, angin, sirkulasi yang bebas, dan dimensi/ukuran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kenyamanan (Edy Darmawan 2006:96 dalam Prihastoto) menekankan bahwa kenyamanan para pengguna didalam melakukan aktivitas di ruang publik adalah terlindung dari iklim yang meliputi cuaca, temperatur, kelembaban, taman/vegetasi. Dalam Penilaian Kenyamanan (Heinz Frick dan FX Bambang Sukisyatno 2009:42 dalam Gezond Bouwen & Wonen) secara subyektif meliputi : Material/fisis, misalnya bahan pelapis, konstruksi dan struktur bangunan, Fisiologis, misalnya fungsi ruang , hubungan ruang. Dalam mengukur kenyamanan thermal didalam ruang luar (outdoor) (Dwi Maidinita 2009 dalam Nikolopoulou,M dan Lykoudis 2006) sebagai berikut : Penanaman vegetasi yang meliputi diameter tajuk, jarak antar pohon, ketinggian pohon, jenis-jenis pohon minimal 30% dari luas lahan, Pelapis tanah yang meliputi paving, aspal, rumput, dan air, Intesitas matahari terkait dengan orientasi ruang luar adalah barat-timur dan utara-selatan, Temperatur udara dengan suhu 22,5ºC –
14
29,5ºC, Temperatur permukaan dengan penggunaan pelapis tanah seperti paving 30ºC, rumput 20ºC, dan air 3ºC - 4ºC, Kelembaban udara pada kawasan 20% 50%, Temperatur yang efektif dengan batas atas 26ºC dan batas bawah 19ºC. Kenyamanan (Zoer´aini Djamal Irwan 2008:79) menekankan pada penggunaan vegetasi dan iklim mikro seperti suhu, angin, dan kelembaban Dengan melihat beberapa pendapat diatas tentang teori-teori kenyamanan maka didalam penilaian kualitas ruang publik pada kawasan wilayah pelabuhan Padangbai
Kabupaten
Karangasem
digunakan
batasan
indikator-indikator
kenyamanan sebagai berikut : 1. Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan yang meliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia, kendaraan dan dimensi untuk tempat parkir kendaraan. Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian minimal bisa berpapasan sehingga dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal dengan lebar 1,50 m (Departemen Pekerjaan Umum 1995:8), sedangkan untuk sirkulasi kendaraan di jalan kawasan digunakan pendekatan pergerakan kendaraan kecil sedan, jeep dan lain sebaginya berpapasan (dua arah)
diasumsikan sirkulasi kendaraan di kawasan bisa sehingga dimensi/ukuran lebar jalan untuk jalan
lingkungan minimal 5 m (Ofyar Z.Tamin, 2000:63) Didalam sirkulasi kendaraan di tempat parkir faktor-faktor yang harus diperhatikan (Rustam Hakim dan Hardi Utomo,2004:156) adalah : a). Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir, b).Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan, c). Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung. Sedangkan
15
dimensi/ukuran untuk tempat parkir diuraikan sesuai dengan jenis kendaraan sebagai berikut : jenis kendaraan mini bus, station, jeep dan lain sebagainya dengan ukuran 2,5 m x 5.00 m, sedangkan untuk jenis kendaraan bus 4 m x 10 m. Dan untuk pemanfaatan ruang/area tempat parkir agar efektif dan efisien perlu diperhatikan bentuk tempat parkir. Ada beberapa bentuk tempat parkir yaitu : a). Parkir tegak lulus (Perpandicular), b. Parkir sudut (Angle), c), Parkir paralel (Parallel), dan d). Parkir khusus bagi penderita cacat 2. Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh. Mengingat sarana dan prasarana revitalisasi kawasan memiliki lokasi di kawasan pelabuhan (pantai) maka pemilihan vegetasi mempertimbangkan faktor-faktor (Rustam Hakim dan Hardi Utomo, 2004: 150) yaitu : 1). Jenis tanaman seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifolia), mengkuang (pandanus odoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang (terminalia catappa), bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana (pterocarpus indicus), tembusu padang (fragraea fragrans), pong-pong (cerbera odollam), waru laut (hibiscus tiliaceus), mempari (pongamia pinnata), gelam (melaleuca cajuputi), keben (baringtonia asiatia), menasi (planchonella obovata), kerang jambu laut (eugenia grandis), dugun (heritiera littoralis) dan ambong-ambong (scaevola taccada), 2) Diameter tajuk tanaman kurang lebih 5 m , 3). Tinggi tanaman diatas 3 m, dan 4). Jarak antar pohon kurang lebih 10 m. 3. Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yang bisa menyerap panas yang meliputi, paving block, grass block, rumput, dan air.
16
4. Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya. 5. Hubungan ruang: adanya hubungan ruang antara sarana dan prasarana pada kawasan.
2.2.3 Pendapatan dan Pengeluaran Dalam menghitung pendapatan dan pengeluaran terhadap peningkatan ekonomi masyarakat digunakan –indikator indikator sebagai berikut : (Tarigan 2007:24) Pendekatan pendapatan masyarakat yang meliputi upah/gaji dan yang lainnya berupa sewa tanah/bangunan, keuntungan usaha dan Pendekatan pengeluaran masyarakat yang meliputi komsumsi rumah tangga dan yang lainnya berupa pajak tanah dan bangunan. (Sadono Sukirno 2008:47) Pendekatan pendapatan adalah menghitung suatu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan produksi yang diterima oleh pelakunya terdiri : pendapatan upah/gaji, pendapatan sewa, pendapatan laba dan pendapatan bunga (Sadono
Sukirno
2008:38)
Dan
pendekatan
pengeluaran
adalah
menghitung seluruh pengeluaran yang meliputi komsumsi rumah tangga, pajak dan lain sebagainya. (Sadono Sukirno 2008:86 dalam Teori Keynes) Hubungan pendapatan dengan komsumsi/pengeluaran yaitu: jika terjadi peningkatan pendapatan maka pengeluaran/komsumsi akan meningkat. Dengan melihat beberapa pendapat diatas tentang teori-teori pendapatan dan pengeluaran maka didalam penilaian peningkatan ekonomi masyarakat pada
17
kawasan wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan batasan yaitu jika terjadi peningkatan pendapatan maka penegeluaran/komsumsi akan meningkat dengan indikator-indikator sebagai berikut : 1. Pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah dalam hari, minggu, bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan, 2. Dan pendekatan pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari, minggu, bulanan, dan tahunan, pajak dan lain sebagainya
18
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kerangka berfikir, konsep, dan hipotesis penelitian sebagai berikut :
3.1 Kerangka Berpikir Penelitian yang dilakukan
adalah mengetahui pengaruh revitalisasi
kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai. Kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai telah dilakukan dengan pembagunan sarana dan prasarana meliputi : pembangunan akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan menuju pura Silayukti, pembangunan areal parkir, , pembangunan kios, toilet umum. Untuk mengukur pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat akan digunakan beberapa indikator. Revitalisasi kawasan dengan varian pembangunan sarana dan prasarana dengan indikator-indikator dari segi aspek fungsional yang mencakup kegunaan dan pemanfaatan, waktu kegiatan, dan dari segi aspek estetika yang mencakup bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material, keamanan konstruksi. Peningkatan kualitas ruang publik digunakan varian kenyamanan dengan indikator-indikator yang meliputi : 1). Sirkulasi
adanya pemisahan sirkulasi
manusia dan kendaraan pada akses kawasan dan tempat parkir; 2). Vegetasi adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh;
18
19
3). Penggunaan material adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yang bisa menyerap panas; 4). Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya; 5). Hubungan ruang adanya hubungan ruang antara sarana dan prasarana pada kawasan, sedangkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat digunakan indikator-indikator seperti : 1). Pendapatan (upah/gaji, keuntungan usaha, sewa); 2). Pengeluaran (komsumsi rumah tangga, pajak tanah dan bangunan). Untuk lebih jelasnya pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai dijelaskan pada Gambar 3.1. di bawah ini :
Gambar 3.1. MODEL PENELITIAN PENGARUH REVITALISASI KAWASAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS RUANG PUBLIK DAN EKONOMI MASYARAKAT DI WILAYAH PELABUHAN PADANGBAI KABUPATEN KARANGASEM
Kualitas Ruang Publik (Y1) Varian : Kenyamanan
TEMUAN YANG DIHARAPKAN
3 Penggunaan Material
1 Adanya kegunaan dan pemanfaatan, waktu kegiatan, bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan, keamanan konstruksi terhadap sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan dan dimensi/ukuran sirkulasi Akses pedestrian
4 Fungsi Ruang
2 Adanya pemilihan jenis tanaman, lebar tajuk, tinggi tanaman, dan jarak tanaman
1 Sirkulasi
2 Vegetasi
3
5 Hubungan Ruang
4
5
Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padang Bai (X) Varian : Pembangunan Sarana dan Prasarana 6
Aspek Fungsional Akses dari ‐ Kegunaan dan 1 pelabuhan sampai Pemanfaatan pura Silayukti ‐ Waktu Kegiatan
1 2 3 4 5
Aspek Estetika 2 Tempat Parkir ‐ Bentuk Disain ‐ Ukuran/Dimensi ‐ Penggunaan Bahan ‐ Keamanan 3 Kios Konstruksi
Adanya hubungan antara Akses pedestrian dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan Adanya dimensi/ukuran sirkulasi parkir untuk jenis kendaraan kecil dan besar
sebagai pencapaian ke kawasan, Akses kendaraan untuk pencapaian ke kawasan area parkir untuk pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentar untuk pencapaian ke kawasan, kios untuk menampung para pedagang, dan toilet umum. Sebagai tempat buang air kecil dan buang air besar bagi para pengunjung pada kawasan
b
13 14 15
11 Adanya fungsi kios sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi 12 Adanya hubungan antara kios dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan 13 Adanya fungsi toilet sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi 14 Adanya hubungan antara toilet dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan 15 Adanya peningkatan ekonomi masyarakat setelah dibangunnya sarana dan prasarana
Waktu kegiatan Akses pejalan kaki dan Akses kendaraan, area parkir, kios, toilet umum, pada waktu siang hari membutuhkan peneduh dan pada malam hari memerlukan cahaya penerangan
Aspek Estetika a Bentuk disain Akses pejalan kaki dibuat pola segi empat dengan garis lurus, Akses kendaraan adanya pembatas antara jalur kendaraan dengan manusia berupa taman, parkir dengan disain tegak lurus, kios dan toilet umum menerapkan kaedah‐kaedah Arsitektur Tradisional Bali dengan mengimplemetasikan konsep Triangga. b
Ukuran/dimensi Akses pejalan kaki lebar 1,50 m, Akses kendaraan lebar, 5,00 m, parkir untuk kendaraan kecil ukuran 2,5 m x 5 m dan kendaraan besar ukuran 4 m x 10 m, kios dengan ukuran 3 m x 4 m per unit dan Toilet umum ukuran 1,5 m x 2 m per unit.
c
Penggunaan bahan untuk Akses pejalan kaki dengan paving blok, Akses kendaraan dan parkir dengan aspal, kios dan toilet umum dengan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit.
d
Keamanan konstruksi untuk Akses pejalan kaki lantai dasarnya dipadatkan dan dipasang lapisan permukaan, Akses kendaraan dan parkir lantai dasarnya ada lapisan sirtu/limestone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan, kios dan toilet umum dimana pondasi digunakan batu kali, struktur betong bertulang, dinding dari batu bata, kuda‐kuda dari kayu.
a
Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan yang meliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia dengan lebar minimal 1,5 m, kendaraan dengan lebar jalan 5 m, dan dimensi tempat parkir kendaraan untk mobil kecil 2.5 x 5m dan mobil besar 4 x 10 m
b
Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh : a). Jenis tanaman seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifolia), mengkuang (pandanus odoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang (terminalia catappa), bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana (pterocarpus indicus), tembusu padang (fragraea fragrans), pong‐pong (cerbera odollam), waru laut (hibiscus tiliaceus), mempari (pongamia pinnata), gelam (melaleuca cajuputi), keben (baringtonia asiatia), menasi (planchonella obovata), kerang jambu laut (eugenia grandis), dugun (heritiera littoralis) dan ambong‐ambong (scaevola taccada), b) Diameter tajuk tanaman kurang lebih 5 m , c). Tinggi tanaman diatas 3 m, dan d).Jarak antar pohon kurang lebih 10 m.
c
Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yang bisa menyerap panas yang meliputi, paving blok, grass blok, rumput, dan air.
d
Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.
e
Hubungan ruang : sarana dan prasarana yang dibangun pada kawasan memiliki hubungan ruang.
a
Pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah dalam hari, minggu, bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan, Dan pendekatan pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari, minggu, bulanan, dan tahunan, pajak dan lain sebagainya
Adanya fungsi parkir sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya.
10 Adanya hubungan antara ruang parkir dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan
11 12
Pendekatan Pendapatan /
Aspek Fungsional a Kegunaan dan pemanfatan akses pejalan kaki untuk kegiatan olah raga, rekreasi,
8 Adanya pemilihan jenis material yang menyerap panas 9
Peningkatan Ekonomi (Y2) Varian : Pendapatan dan Pengeluaran
INDIKATOR REVITALISASI KAWASAN
7 Adanya pemilihan jenis tanaman, lebar tajuk, tinggi tanaman dan jarak tanaman
6 7 8 9 10
4 Toilet Umum
Adanya pemilihan jenis material yang menyerap panas Adanya fungsi Akses sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi
20
RUANG PUBLIK
PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT
b
21
3.2 Deskripsi Konsep Landasan konsep memberikan batasan difinisi operasional terhadap suatu penelitian yang akan dilakukan
meliputi : pengaruh, revitalisasi kawasan,
peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
3.2.1
Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002:849). Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain, tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain (Badudu dan Zain 1994:1031). Pada penelitian ini yang dimaksud pengaruh adalah setelah dilakukan kegiatan penataan dan revitalisasi revitalisasi kawasan di wilayah Padangbai dapat memberikan perubahan terhadap kawasan baik secara fisik maupun non fisik sehingga dapat memberikan manfaat yang positif kepada masyarakat.
3.2.2
Revitalisasi Kawasan Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali
kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang strategis dan signifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan atau mengendalikan kawasan yang cenderung kacau atau sembraut (Kimpraswil,2003:1).
22
1. Pengertian Revitalisasi Revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota baik dari segi sosio-kultural, sosioekonomi, segi fisik alam lingkungan, sehingga diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas lingkungan kota yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup dari penghuninya (Departemen Kimpraswil 2003:1) Revitalisasi adalah upaya-upaya untuk menghidupkan kembali suatu kawasan yang tadinya mempunyai peran yang cukup baik di dalam kehidupan ekonomi kota, kemudian mengalami kemerosotan/kemunduran, oleh karena kondisi sarana dan prasarana kota tersebut tidak dapat berfungsi lagi sebagai wadah yang layak bagi kegiatan ekonomi kota (Danisworo.M, 1988). Revitalisasi mempunyai arti menghidupkan kembali kegiatan sosial dan ekonomi bangunan dan lingkungan bersejarah yang sudah kehilangan vitalitas fungsi aslinya, dengan cara memasukkan fungsi baru kedalamnya sebagai daya tarik, agar bangunan atau lingkungan tersebut menjadi hidup kembali (Harastoeti, 1999:20). Revitalisasi adalah merubah suatu tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai, dimana tidak menuntut perubahan drastis atau hanya memerlukan sedikit dampak (Miarsono, 1997:147). Berdasarkan pengertian-pengertian yang di kemukakan diatas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud revitalisasi kawasan adalah suatu upaya
23
menghidupkan kembali kawasan yang sudah mengalami penurunan terhadap potensi-potensi yang dimiliki sebelumnya seperti kegiatan sosial budaya, ekonomi, bangunan, dan lingkungan agar nantinya dapat memberikan perubahan/peningkatan terhadap kualitas lingkungan dan berdampak terhadap kualitas hidup dari masyarakatnya. 2. Tujuan dan Sasaran Revitalisasi Kawasan Tujuan penataan dan revitalisasi kawasan adalah meningkatkan vitalitas kawasan
lama
melalui
intervensi
usulan
yang
mampu
menciptakan
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, terintegrasi dengan system kota, layak huni, berkeadilan sosial, berwawasan budaya dan lingkungan (Departemen Kimpraswil, 2003:4). Sedangkan sasaran program penataan dan revitalisasi kawasan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kegiatan melalui program yang direncanakan agar nantinya mampu mengembangkan penciptaan lapangan kerja, peningkatan jumlah usaha dan variasi usaha serta produktifitas kawasan. b. Meningkatkan
stabilitas
ekonomi
kawasan
melalui
program
yang
direncanakan agar nantinya dapat mengembangkan penciptaan iklim yang kondusif bagi kontinuitas dan kepastian usaha, menstimulasi faktor-faktor yang mendorong peningkatan produktifitas kawasan. c. Meningkatkan nilai properti kawasan dengan mereduksi berbagai faktor luar yang menghambat pada sebuah kawasan sehingga nilai property kawasan sesuai dengan nilai pasar dan kondusif bagi investasi jangka panjang.
24
d. Terintegrasinya kantong-kantong kawasan kumuh yang terisolir dengan sistim jaringan prasarana kota. e. Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana lingkungan seperti jalan dan jembatan, air bersih, drainase, sanitasi dan persampahan serta sarana kawasan seperti pasar, ruang untuk industri, ruang ekonomi informal dan formal, fasilitas budaya dan sosial, dan sarana transfortasi. f. Meningkatnya fasilitas kelengkapan kenyamanan kawasan guna mencegah proses kerusakan ekologi lingkungan. g. Terciptanya konservasi warisan budaya kawasan lama dengan mencegah terjadinya “Perusakan Diri-sendiri” dan “Perusakan akibat Kreasi Baru”. 3. Varian Revitalisasi Kawasan Di dalam penataan revitalisasi kawasan ada beberapa-beberapa varian yang harus diperhatikan (Departemen Kimpraswil, 2003:4) sebagai berikut : a. Integrasi kawasan dengan sistem kota yang meliputi : adanya aksesibilitas kawasan, prasarana, sarana dan utilitas kawasan dan transportasi kawasan. b. Pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi : adanya layanan air bersih dalam kawasan, ketersediaan jalan untuk kendaraan dan pejalan kaki dalam kawasan, drainrase
sanitasi, persampahan, pasar rakyat, industri
kecil, pedagang kaki lima, pertokoaan/kios, toilet umum , fasilitas sosial dan lain sebagainya. c. Utilitas kawasan yang meliputi ketersediaan jaringan listrik, gas, telepon dalam kawasan.
25
d. Kualitas lingkungan yang meliputi: kenyamanan pejalan kaki, disain tapak, ketersediaan perabotan jalan, penanda/signage, estetika dan ekologi lingkungan. e. Sosial dan budaya yang meliputi: adanya suatu ruang melakukan akitivitas untuk kegiatan sosial dan budaya. Dengan melihat pengertian, tujuan dan sasaran serta varian-varian Revitalisasi Kawasan maka pada penelitian ini batasan yang dimaksud revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai adalah dilakukannya pembangunan sarana dan prasarana. Pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten meliputi aksebilitas pejalan kaki sepanjang pantai dari pelabuhan menuju pura Silayukti dan lingkungan kawasan, pembangunan kios, parkir kendaraan roda empat, tempat tambat perahu nelayan , pasar desa, dermaga skoci, bale bengong, dan lain sebagainya. Batasan penelitian pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah : 1) Pembangunan Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti, 2) Pembangunan Parkir, 3) Pembangunan Kios, dan 4) Pembangunan Toilet, dengan pertimbangan bahwa sarana dan prasararana tersebut yang paling banyak digunakan oleh masyarakat umum sebagai ruang publik.
26
3.2.3 Kualitas Ruang Publik Ruang publik yang berkualitas adalah ruang publik yang dapat memenuhi penggunanya yang responsive, democratic, and meaningful (Carr, Edy Darmawan, 2006:75). 1. Pengertian Kualitas Ruang Publik Ruang publik merupakan ruang umum yang dapat menampung aktivitas/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun kelompok. Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi dua : Ruang Umum tertutup : yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu bangunan; Ruang Umum Terbuka : yaitu ruang umum di luar bangunan (Rustam Hakim & Hardi Utomo, 2004:50) Ruang publik/ruang terbuka merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan ataupun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan ruang publik/terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik (Permen PU No. 06/PRT/M/2007, tentang Pedoman Umum RTBL ,2007:45). Ruang publik/ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak,
27
kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka tersebut. Sebetulnya ruang terbuka merupakan salah satu jenis saja dari ruang umum (Eko Budihardjo & Djoko Sujarto, 2005 : 89). Ruang publik secara singkat merupakan suatu ruang yang berfungsi untuk kegiatan-kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya. Sikap dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi ruang kota yang direncanakan (Edy Darmawan,2009:48). Ruang publik adalah suatu tempat yang dapat menunjukkan perletakan sebuah obyek. Tempat ini dapat diakses secara fisik maupun visual oleh masyarakat umum. Dengan demikian, ruang publik dapat berupa jalan, trotoar, taman kota, lapangan dan lain-lainnya (Paulus Hariyono,2007:134). Ruang publik yang berkualitas harus memenuhi paling tidak 3 (tiga) kriteria dasar, yaitu Responsive (tanggap terhadap kebutuhan pengguna), Democratic (menghargai hak semua orang untuk menggunakan ruang publik dalam suasana kebebasan dan persamaan derajat) dan Meaningful (memberikan makna
tertentu
secara
pribadi,
maupun
kelompok
(Carr,
Edy
Darmawan,2006:37). Menurut (Budiahardjo, Edy Darmawan, 2006:76) menyatakan ada beberapa aspek yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia dalam kontek ruang publik adalah pemenuhan terhadap kebutuhan (to support the needs), melindungi hak masyarakat pengguna (to protect the rights) dan memiliki makna (meaningful).
28
Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan di atas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud Kualitas Ruang Publik adalah suatu ruang yang difungsikan untuk kegiatan umum bagi individu maupun masyarakat yang dapat menampung kegiatan sosial, ekonomi dan budaya sehingga dapat memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan, melindungi haknya,
dan
memiliki makna. 2. Fungsi Ruang Publik Fungsi ruang publik didalam perencanaan suatu kota atau kawasan dapat diuraikan sebagai berikut : (Edy Darmawan, 2006:2) a. Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat baik formal maupun informal. b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor, jalan-jalan yang menuju kearah ruang terbuka publik dan sebagai ruang pengikat struktur kota sekaligus sebagai pembagi ruang-ruang fungsi bangunan disekitar kawasan. c. Sebagai tempat pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertainment. d. Sebagai paru-paru kota yang dapat menyegarkan kawasan. 3. Kriteria Ruang Publik Kriteria ruang publik secara esensial ada tiga macam sebagai berikut : (Edy Darmawan, 2006:3). a. Dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat setempat secara individual maupun kelompok (meaningful).
29
b. Tanggap terhadap semua keingingan pengguna dan dapat mengakomodasi kegiatan yang ada pada ruang public tersebut (responsive). c. Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi (democratic). 4. Varian Peningkatan Kualitas Ruang Publik Ada beberapa varian yang digunakan di dalam penilaian peningkatan kualitas ruang publik, antara lain : (Prihastoto, Edy Darmawan, 2006:95) a. Tanggap terhadap kebutuhan pengguna (aspek needs) yang meliputi : 1) Kenyamanan : kondisi iklim pada kawasan, tersedianya tempat duduk/santai, adanyan fasilitas tempat makan dan minum, pencahayaan alam maupun buatan, adanya taman sebagai peneduh. 2) Relaksasi : sarana dan prasarana yang ada mendukung ruang publik, adanya rasa keamanan bagi para pengguna. 3) Keterlibatan
pasif
:
sebagai
tempat
observasi
dan
menikmati
pemandangan 4) Keterlibatan aktif : sirkulasi manusia dan kendaraan, sebagai tempat komunikasi, sebagai tempat perayaan/event-event tertentu, tempat bermain anak-anak dan remaja b. Menghargai hak semua orang untuk menggunakan ruang publik dalam suasana kebebasan dan persamaan derajat (aspek right) yang meliputi : akses fisik, pandangan visual, simbol semua kalangan, ruang multi use, zonasi aktivitas, melindungi kalangan tertentu
30
c. Memberikan makna tertentu secara pribadi, maupun kelompok (aspek meanings) yang meliputi : 1) Legability : hubungan antara sarana dan prasarana yang ada, hubungan sosial, kejelasan suatu batas, sebagai landmark. 2) Relevansi : dapat melakukan aktivitas budaya dengan karakter tempat 3) Hubungan Individual : elemen bermain untuk annak-anak, tempat untuk melakukan event-event penting. 4) Hubungan kelompok : ruang sosial bagi kalangan tertentu 5) Hubungan dengan aspek yang lebih luas : adanya tempat keramat, adanya hubungan dengan sejarah. Dengan melihat pengertian, fungsi, kriteria dan varian-varian kualitas ruang publik maka dalam penelitian ini batasan yang dimaksud dengan kualitas ruang publik adalah melakukan penilaian terhadap sarana dan prasarana ruang publik yang telah dibangun di kawasan pelabuhan Padangbai dengan varian kualitas ruang publik yaitu tanggap terhadap kebutuhan pengguna (aspek needs) yang menyangkut kenyamanan sehingga dapat diketahui kualitas ruang publik setelah diadakan revitalisasi kawasan tersebut.
3.2.4 Peningkatan Ekonomi Masyarakat 1. Pengertian Peningkatan Ekonomi Masyarakat Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan penggunaan sumber-sumber daya terbatas-tetapi dapat digunakan di dalam berbagai cara-untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan
31
mendistribusikan untuk kebutuhan komsumsi, sekarang dan di masa datang kepada berbagai individu dan golongan masyarakat (Sadono Sukirno,1996:10 dalam Samuelson 1970). Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang ketersediaanya atau kemampuan orang mendapatkannya terbatas (Tarigan, 2007:1) Pertumbuhan Ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Jadi prosentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari prosentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecendrungan di dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut (Budiono, 1985:1). Pertumbuhan Ekonomi Wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan keseluruhan nilai tambah (added value) yang terjadi. (Tarigan, 2007:46). Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan
di atas dapat
dinyatakan bahwa yang dimaksud Pertumbuhan Ekonomi identik dengan Peningkatan Ekonomi. Jadi Peningkatan Ekonomi masyarakat adalah suatu proses kenaikan pendapatan masyarakat yang berkelanjutan dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya yang dinyatakan dengan perbandingan pendapatan dan pengeluaran. 2. Varian peningkatan Ekonomi Masyarakat Dalam menghitung peningkatan ekonomi masyarakat digunakan pendekatan pendapatan dan pengeluaran (Tarigan 2007:24). Pada penelitian ini yang dimaksud dengan peningkatan ekonomi masyarakat adalah pendapatan
32
dan pengeluaran masyarakat di kawasan pelabuhan Padangbai setelah dilakukan penataan dan revitalisasi apakah dapat memberikan peningkatan ekonomi masyarakat yang ada pada kawasan tersebut.
3.3 Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kerangka berfikir, konsep yang
mendukung penelitian, maka
hipotesis di dalam penelitan ini sebagai
berikut : 1. Diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan sesudah dilakukan penataan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. 2. Diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan sesudah dilakukan penataan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
33
BAB IV METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, penentuan sumber data, variabel penelitian, instrumen penelitian prosedur penelitian dan analisis data.
4.1 Rancangan Penelitian Di dalam Penelitian dengan topik Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem dilakukan metode penelitian kuantitatif. Tahapan-tahapan didalam penelitian ini adalah menentukan lokasi penelitian, mengumpulkan data-data dan mencari sumber-sumber data sesuai dengan kebutuhan penelitian, menentukan jumlah populasi dan sampel yang akan dicari sebagai responden, menguraikan variabel-variabel dengan indikatorindikatornya, menyusun instrumen, selanjutnya dilakukan pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara,
dan dokumentasi. Selanjutnya tahapan
menganalisis data yang sudah terkumpul. Tahap terakhir merupakan simpulan dan saran. Keseluruhan proses tersebut disusun dan kemudian disajikan dalam wujud tesis.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1
Lokasi Penelitian Penelitian ini akan mengambil obyek di wilayah pelabuhan Padangbai
Kabupaten Karangansem. 33
34
Secara administrasi wilayah pelabuhan Padangbai termasuk wilayah Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem yang memiliki luas ± 360 Ha, yang terbagi 4 banjar/dusun yakni Dusun Luhur seluas 83,05 Ha, Dusun Melanting seluas 96,25 Ha, Dusun Segara seluas 46,70 Ha dan Dusun Mimba seluas 134,00 Ha. Adapun batasan administrasi Desa Padangbai dengan daerah sekitarnya adalah : sebelah utara Banjar Labuhan, Desa Ulakan Desa Antiga, sebelah timur Laut/selat Badung, sebelah selatan Banjar Pengalongan Desa Antiga dan sebelah barat Banjar Tengading Desa Antiga. Sebagai ilustrasi lokasi penelitian disajikan pada Gambar. 4.1. dibawah ini : Pulau Bali
BULELENG BULELENG BULELENG BULELENG BULELENG BULELENG
JEMBRANA JEMBRANA JEMBRANA JEMBRANA JEMBRANA JEMBRANA BANGLI BANGLI BANGLI BANGLI BANGLI BANGLI
KARANGASEM KARANGASEM KARANGASEM KARANGASEM KARANGASEM KARANGASEM
TABANAN TABANAN TABANAN TABANAN TABANAN TABANAN GIANYAR GIANYAR GIANYAR GIANYAR GIANYAR GIANYAR
BADUNG BADUNG BADUNG BADUNG BADUNG BADUNG KLUNGKUNG KLUNGKUNG KLUNGKUNG KLUNGKUNG KLUNGKUNG KLUNGKUNG
Kabupaten Karangasem
DENPASAR DENPASAR DENPASAR DENPASAR DENPASAR DENPASAR
Wilayah Padangbai
KEC. KEC. KUBU KUBU
RENDANG KEC. KEC. KEC. RENDANG RENDANG
ABANG KEC. KEC. ABANG KEC. KEC. KEC. BEBANDEM BEBANDEM BEBANDEM BEBANDEM KEC. KEC. KEC. BEBANDEM
SELAT KEC. KEC. KEC. SELAT SELAT KEC. KEC. KEC. KARANGASEM KARANGASEM KARANGASEM KARANGASEM KEC. KEC. KEC. KARANGASEM
KEC. KEC. MANGGIS MANGGIS
KEC. KEC. SIDEMEN SIDEMEN
Gambar 4.1. Lokasi Penelitian
35
4.2.2
Waktu Penelitan Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah selama 3 (tiga) bulan
yang dimulai awal bulan Januari 2011 sampai bulah Maret 2011.
4.3 Penentuan Sumber Data 4.3.1 Jenis Data Jenis data yang yang akan dicari/dibutuhkan didalam penelitian ini adalah data
kuantitatif
dan
data
kualitatif.
Data
kuantitatif
berupa
:
Penggunaan/pemanfaatan, waktu kegiatan, bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi terhadap sarana dan prasarana kawasan yang menjadi obyek penelitian seperti akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti yang terdiri akses pejalan kaki dan kendaraan, parkir, kios, dan toilet umum, Sirkulasi meliputi adanya pemisahan sirkulasi manusia dan kendaraan pada aksebitas kawasan dan area parkir, Vegetasi meliputi : jenis tanaman, lebar tajuk, tinggi tanaman, dan jarak tanaman pada aksebilitas kawasan dan area parkir, Penggunaan
material yang meliputi : jenis bahan penutup permukaan yang
digunakan pada aksebilitas kawasan dan area parkir, Fungsi ruang dan hubungan ruang sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan, sedangkan data kualitatif berupa informasi pendapatan dan pengeluaran masyarakat pada kawasan.
4.3.2 Sumber Data Sumber data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung dicari oleh peneliti yang meliputi ukuran/dimensi, sirkulasi, vegetasi, penggunaan materail, fungsi ruang dan hubungan ruang sarana
36
dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan dengan melakukan pengukuran dan pengamatan melalui kamera, meteran dan informasi responden dalam hal ini pengunjung dan masyarakat yang melakukan aktivitas pada kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai tentang kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dan menyebarkan
kuesioner.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah dibuat pihak lain yang meliputi peta kawasan, master plan penataan kawasan pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangansem.
4.3.3 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Tujuan diadakannya populasi adalah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi sesuai dengan karakteristik pekerjaan (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2006 : 170). Jumlah populasi penelitian di wilayah pelabuhan Padangbai digunakan pendekatan sebagai berikut : untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik digunakan populasi pengunjung yang melakukan aktivitas pada kawasan dan untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat digunakan populasi masyarakat yang melakukan aktivitas pada kawasan sesuai dengan karakteristik pekerjaan. Populasi pengunjung yang melakukan aktivitas pada kawasan digunakan pendekatan pengunjung rata-rata per hari. Jumlah pengunjung rata-rata per hari ke
37
kawasan adalah 50 orang (Sumber Kepala Desa Padangbai, sebagai pengelola Kawasan Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem). Sedangkan jumlah populasi masyarakat yang melakukan ativitas pada kawasan sesuai dengan karakteristik pekerjaan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah Populasi Penelitian Sesuai Karakteristik Pekerjaan No 1 2 3 4
Pekerjaan
Jumlah (Orang)
Karyawan Pertukangan Nelayan Bergerak di bidang jasa Jumlah
114 8 86 80 288
Persentase (%) 39,60 2,80 29,90 27,70 100,00
Sumber : Monografi Desa Padangbai Tahun 2009 Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah populasi sesuai dengan karakteristik pekerjaan adalah sebanyak 288 orang yang terdiri dari karyawan hotel, restoran, kios/arshop/cafe sebanyak 114 orang (39,60%), pertukangan sebanyak 8 orang (2,80 %), nelayan sebanyak 86 orang (29,90 %) dan masyarakat yang bergerak di bidang jasa seperti pemilik hotel dan restoran, rent car, kios/artshop/cafe, penyewaan snokling sebanyak 80 orang (27,70 %).
4.3.4 Sampel Suatu ukuran sampel yang layak didalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 (Sugiono 2009:90, dalam Rosce, Research Methodss For Business (1982:253). Didalam penelitian ini untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dalam penelitian aktivitas revitalisasi kawasan di wilayah
38
pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan Metode Slovin dalam Husein Umar (2001 : 108) dengan rumus : N n = 1 + N e² Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam hal ini 10%. Dengan demikian besarnya sampel adalah sebagai berikut : Sampel untuk menentukan kualitas ruang publik sebagai berikut : 50 n = 1 + 50 x (0,10)² 50 n = 1 + 0,5 50 n = 1,50 n = 33,333,
Dibulatkan menjadi n = 33 sampel
Sampel untuk menentukan peningkatan ekonomi masyarakat sebagai berikut : 288 n = 1 + 288 x (0,10)²
39
288 n = 1 + 2,88 288 n = 3,88 n = 74,2268, Dibulatkan menjadi n = 74 sampel Dengan demikian besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 33 orang untuk mengetahui kualitas ruang publik dan 74 orang untuk mengetahui peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam pengambilan sampel untuk pengunjung yang berjumlah 33 orang diberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan teknik random sampling, berjumlah 74 orang
sedangkan pengambilan sampel untuk masyarakat
menggunakan teknik pengambilan sampel proportionate
stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bila populasinya yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Jumlah sampel penelitian di wilayah pelabuhan Padangbai sebagai berikut : Untuk jumlah sampel pengunjung yang melakukan aktivitas di kawasan sebanyak 33 orang
dan
sampel sesuai dengan karakteristik pekerjaan sebanyak 74 orang
sebagai berikut:
40
Tabel 4.2 Jumlah Sampel Penelitian Sesuai Karakteristik Pekerjaan No
Pekerjaan
1 Karyawan 2 Pertukangan 3 Nelayan 4 Bergerak di bidang jasa Jumlah Sumber : data diolah
Jumlah (Orang) 29 2 22 21 74
Persentase (%) 39,60 2,80 29,90 27,70 100,00
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah sampel sesuai dengan karakteristik pekerjaan adalah sebanyak 74 orang yang terdiri dari karyawan hotel, restoran, kios,arshop,cafe sebanyak 29 orang (39,60%), pertukangan sebanyak 2 orang (2,80 %), nelayan sebanyak 22 orang (29,90 %) dan masyarakat yang bergerak di bidang jasa seperti pemilik hotel dan restoran, rent car, kios,arshop,cafe, penyewaan snokling sebanyak 21 orang (27,70 %).
4.4 Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:96). Dalam penelitian aktivitas revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem ini ada 2 (dua) variabel yang diungkap, yaitu :
4.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Jonathan Sarwono, 2005 : 46). Variabel bebas atau independent variable (X) dalam penelitian ini adalah Sarana dan prasarana yang telah dibangun
pada
41
revitalisasi kawasan pelabuhan Padangbai yang meliputi : aksebilitas pedestian dari pelabuhan menuju pura silayukti, pembangunan kios, tempat parkir, toilet umum dengan aspek fungsional : kegunaan dan pemanfaatan, waktu kegiatan dan aspek estetika : bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan, keamanan konstruksi.
4.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Jonathan Sarwono, 2005 : 46). Dalam penelitian ini variabel terikat atau dependent variable (Y) terdiri dari dua yaitu kualitas ruang publik (Y1) dengan varian : Kenyamanan dan indikator-indikator yang meliputi : 1). Sirkulasi adanya sirkulasi manusia dan kendaraan pada kawasan dan area parkir; 2). Vegetasi adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh; 3). Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yaitu akses pejalan kaki dan area parkir yang bisa menyerap panas; 4). Fungsi ruang kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya, Hubungan ruang: adanya hubungan ruang antara sarana dan prasarana pada kawasan,
sedangkan
peningkatan ekonomi masyarakat (Y2) dengan varian pendekatan pendapatan dan pengeluaran dan indikator-indikatornya : pendapatan masyarakat berupa upah/gaji, sewa tanah/bangunan dan keuntungan usaha dan pengeluaran berupa komsumsi rumah tangga, pajak tanah/bangunan.
42
4.5 Instrumen Penelitian Di dalam penelitian ini instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah berupa, pedoman wawancara, kuesioner dan kamera.
4.5.1
Pedoman Wawancara Sedangkan pedoman wawancara yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah pedoman wawancara tidak terstruktur, dimana peneliti melakukan wawancara secara bebas sehingga diharapkan banyak mendapatkan informasiinformasi yang terjadi di lapangan. Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti menggunakan pedoman wawancara yang disusun untuk pengambilan datanya dengan membuat pertanyaan-pertanyaan tentang hipotesis penelitian yang telah ditetapkan, respon responden tentang revitaliasi pada kawasan, hipotesis alternatif oleh responden jika ada, interprestasi tentang kejadian pada kawasan, saran-saran, argumentasi pelaksanaan revitalisasi kawasan, informasi sumber data tambahan, adanya kepercayaan terhadap sesuatu pada kawasan dan informasi tambahan yang bisa mendukung penelitian. Dengan demikian jawaban yang diperoleh dari responden bisa meliputi hal-hal yang lebih lengkap dan mendalam sesuai dengan variabelvariabel dan indikator-indikator penelitian (lihat lampiran 1.d).
4.5.2 Kuesioner Untuk mendapatkan data dari para responden, peneliti menggunakan daftar pertanyaan
yang disebarkan secara tertutup kepada responden.Dalam
pembuatan kuesioner sistem yang digunakan untuk pengukur skor jawaban
43
responden adalah skala likert, (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 104) sebagai berikut : Skala likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan baik atau tidak baik terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala likert umumnya menggunakan empat angka penilaian, yaitu : 1) 4 untuk jawaban sangat baik/sangat banyak/sangat dekat 2) 3 untuk jawaban baik/banyak/dekat 3) 2 untuk jawaban tidak baik/kurang/jauh 4) 1 untuk jawaban sangat tidak baik/sangat kurang/sangat jauh. Kuesioner penelitian pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem meliputi : Revitalisasi Kawasan yang terdiri dari pertanyaan tentang akses pejalan kaki, akses kendaraan, area parkir, kios, toilet umum tentang kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan pada siang hari dan malam hari, bentuk disainnya, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material dan keamanan konstruksi, Kualitas Ruang publik yang terdiri dari sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan yang meliputi dimensi/ukuran pedestrian untuk manusia, kendaraan dan dimensi untuk tempat parkir kendaraan, penanaman vegetasi/pohon pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh, penggunaan material pada permukaan pada kawasan yang bisa menyerap panas, fungsi kawasan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya dan hubungan ruang , Peningkatan Ekonomi masyarakat yang terdiri pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah
44
dalam hari, mingguan, bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan, pendekatan pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari, mingguan, bulanan, tahunan, pajak-pajak dan lain sebagainya (lihat Lampiran 1. a,b,c).
4.5.3 Kamera Kamera digunakan untuk mendokumentasikan kondisi fisik setelah diadakan penataan dan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem sebagai obyek dari penelitian yang lebih akurat, dimana hasil yang didapatkan berupa gambar/foto digital tentang existing kawasan pelabuhan Padangbai, akses pejalan kaki dan kendaraan menuju ke pura Silayukti, area parkir pada kawasan, kios, dan toilet umum.
4.6 Prosedur Penelitian Data yang diperlukan didalam penelitian ini dikumpulkan dengan mempergunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut :
4.6.1 Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto, 2002 :145). Metode wawancara dalam penelitian ini, yaitu dengan melakukan dialog untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai
kegiatan penataan
revitalisasi kawasan tentang pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi aksebilitas pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, toilet umum terhadap aspek kualitas ruang publik dengan varian kenyamanan dan
45
peningkatan ekonomi masyarakat dengan varian pendekatan pendapatan maupun pengeluaran masyarakat di kawasan tersebut. Wawancara dilakukan pada responden yang terdiri dari stekholder yang dianggap berkompeten seperti tokoh masyarakat, aparat pemerintah desa, pengusaha, karyawan, di wilayah penelitian yang dianggap mengetahui tentang informasi kegiatan penataan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
4.6.2 Dokumentasi Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi laporan dan atau berbagai artikel dari majalah, koran atau jurnal, tulisan ilmiah yang berkaitan dengan
topik
penelitian.
Dokumen-dokumen
tersebut
digunakan
untuk
mendapatkan data sekunder.
4.6.3 Observasi Melakukan pengamatan terhadap obyek kawasan, pelaku kegiatan dan aktivitas revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
4.7 Analisis Data 4.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen-instrumen di dalam kuesioner sangatlah penting dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel. Dengan demikian instrumen yang valid dan reliabel merupakan
46
syarat multak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu dan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Ketentuan suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi Pearson Product Moment (r) > 0,3 dengan alpha sebesar 0,05 (Sugiyono, 2008 : 124). Penyelesaian pengujian validitas menggunakan paket sub program SPSS 17.0 for Windows. Sedangkan reliabel atau handal merupakan indeks yang menunjuk kan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat dihandalkan. Untuk mengukur reliabel atau handal, apabila memiliki koefisien reliabilitas () sebesar 0,60 atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2002 : 129). Sementara itu dalam pengujian reliabitas juga menggunakan paket sub-program SPSS 17.0 for windows.
4.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data Mengingat dalam penelitian ini penarikan data mempergunakan kuisioner, maka data yang diperoleh tersebut adalah bersifat kualitatif yang sulit untuk dilakukan perhitungan. Dengan demikian diperlukan suatu cara untuk dapat mengkuantitatifkan data tersebut, dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban responden. Untuk keperluan kuantitatif maka jawaban itu dapat diberi skor dengan system skala Likert, sebagai berikut : jawaban sangat setuju dengan skor 4, jawaban setuju dengan skor 3, , jawaban tidak setuju dengan skor 2 dan jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1 (Sugiyono, 2002:87). Setelah dilakukan tabulasi barulah data tersebut dapat dilakukan perhitungan dengan mempergunakan metode analisis statistik sebagai berikut :
47
1. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen, dengan rumus : (Sugiyono, 2008 : 261) Ŷ = a + bX Husein Umar, (2001) menyatakan bahwa harga a dan b dihitung dengan rumus : b=
n. XY X . Y n.X 2 (X ) 2
a=
Y b (X ) n
Dimana : Ŷ = Kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat a = Bilangan konstanta b = Angka arah koefisien regresi X = Revitalisasi kawasan 2. Analisis Korelasi Sederhana Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua variabel. Kriteria yang digunakan untuk menentukan derajat hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel tergantung dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
48
Tabel 4.3 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00–0,199 0,20–0,399 0,40–0,599 0,60–0,799 0,80–1,000 Sumber : Sugiyono, (2008 : 231)
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
3. Analisis Determinasi
Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat yang dinyatakan dalam persentase. Determinasi dihitung dengan mengkuadratkan korelasi dikalikan dengan 100%, dengan rumus : (MC. Maryati, 2003) D = r² x 100% Dimana : D = koefisien determinasi r = koefisien korelasi 4. Analisis t-test
Untuk menguji tingkat signifikansi dari koefisien korelasi maka dipakai uji t-test, adapun rumusnya menurut Sugiyono (2008 : 116) yaitu :
t=r
n–2 1 – r²
49
Keterangan : t = Pengujian r = Koefisien korelasi n = Jumlah responden Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : 1) Perumusan Hipotesis (1) Ho : r 0, berarti revitalisai kawasan tidak berpengaruh terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai. (2) Ha : r > 0, berarti revitalisai kawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai. 2) Penentuan Statistik Tabel (1) Tingkat kesalahan () sebesar 5% = 0,05 (2) Derajat kebebasan (dk) = n-k-1 3) Kriteria pengujian hipotesis : (1) Ho diterima apabila t-hitung t-tabel (2) Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel 4) Kriteria Pengujian Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan, maka berikut disajikan gambar kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji-t seperti terlihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.
50
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho t
(;
df)
Sumber : Sugiyono, (2008 : 228) Gambar 4.2 Kurva Distribusi t
Untuk mempermudah perhitungan akan digunakan metode Statistical Package Sosial Science Version 17.0 for Windows.
4.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Didalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana hasil dari pada analisis data tersebut sebagai berikut : penyajian data berupa narasinarasi/kalimat-kalimat, berbentuk tabel, bagan dan grafik yang dijelaskan secara kualitatif.
51
BAB V HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang gambaran umum kawasan meliputi : kawasan
penelitan, penataan kawasan
pelabuhan Padangbai terdiri dari :
existing kawasan, masterplan penataan kawasan, sarana dan prasarana yang telah dibangun seperti : akses pejalan kakai dan kendaraan dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, Diskripsi data meliputi : karakteristik responden, uji validitas dan reabilitas instrumen, diskripsi variable. dan analisis data meliputi analisis regresi sederhana, analisis korelasi sederhana, analisis determinasi, dan analisis t-test terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat.
5.1 Gambaran Umum Kawasan 5.1.1
Kawasan Penelitian Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem
Wilayah penelitian adalah kawasan pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem (Sumber Bantuan Teknis Penataan Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padangbai, 2004). Pelabuhan Padangbai terletak di Desa Padangbai kecamatan Manggis kabupaten Karangasem. Desa Padangbai memiliki luas wilayah 360 Ha yang terdiri dari Banjar Luhur 83,05 Ha, Banjar Melanting 96,25 Ha, banjar Mimba 134,00 Ha dan banjar Segara 46,70 Ha (Sumber Monografi Desa Padangbai : 2009). Adapun batasan administrasi Desa Padangbai dengan daerah sekitarnya adalah sebagai berikut : sebelah utara Banjar Labuhan, Desa Ulakan, Desa Antiga,
51
52
sebelah timur laut/selat Badung, sebelah selatan Banjar Pengalonan Desa Antiga dan sebelah barat Banjar Tengading Desa Antiga. Pencapaian ke dalam kawasan Pelabuhan Padangbai dapat dilakukan dengan menggunakan alat transportasi (kendaraan pribadi, umum, sepeda motor) dan pejalan kaki. Jaringan jalan dari pertigaan Desa Antiga menuju kawasan pelabuhan Padangbai merupakan jalan Provinsi yang memiliki jalur dua arah. Sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan yang merupakan obyek penelitian adalah : akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, toilet umum. Sebagai ilustrasi wilayah penelitian pada kawasan pelabuhan Padangbai akan disajikan pada Gambar 5.1. Br. Labuhan, Desa Ulakan, Desa Antiga
Laut/Selat Badung
Br. Tengading desa Antiga
Br. Pengalonan Desa Antiga
Gambar 5.1 Kawasan Penelitian Pelabuhan Padangbai
53
5.1.2
Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai
1. Existing Kawasan Pelabuhan Padangbai
Aktivitas di Dermaga Penyeberangan ke Nusa Penida
Jalan di Pantai
Pantai Blue Lagoon
Pantai Padangbai
Aktivitas Pasar Pagi
Kondisi Jalan Utama
Pura Silayukti
Tempat penurunan ikan
Pantai Bias Tugel
Gambar 5.2 Existing Kawasan Pelabuhan Padangbai
Pelabuhan Padangbai
54
2. Masterplan Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai
Gambar 5.3 Masterplan Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai
55
1. Sarana Dan Prasarana Yang Telah Dibangun Pada Kawasan 1) Akses Dari Pelabuhan Menuju Pura Silayukti
Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti berupa akses manusia dan kendaraan. Akses manusia berupa pedestrian di pinggir pantai dengan lebar 1,80 m, sepanjang 600 m, bahan penutup pedestrian berupa paving blok dimana pada pinggir paving blok dipasang beton kanstin sebagai pengunci. Sedangkan akses kendaraan berupa jalan dua arah dengan lebar 5,50 m sepanjang 600 m dan bahan penutup permukaan jalan berupa aspal. Vegetasi/tanaman peneduh pada kawasan aksebilitas dari pelabuhan menuju pura Silayukti adalah : Jenis pohon ketapang (terminalia catappa), waru laut (hibiscus titiaceus), cemara (araucaria exelsa), tinggi pohon diatas 3 m, lebar tajuk kurang dari 5 m dan jarak tanam tidak teratur, disajikan pada gambar 5.4.
Gambar 5.4 Akses dari Pelabuhan menuju Pura Silayukti
Fungsi akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekresai dan memiliki hubungan ruang
56
dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti : area parkir, kawasan hotel/restoran, Pura Silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan. 2) Area Parkir Kawasan
Area parkir pada kawasan dapat menampung kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain-lainya dengan ukuran parkir satu kendaraan 2,5 m x 5 m dan kendaraan besar seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran parkir satu kendaraan 4 m x 10 m. Daya tampung area parkir kawasan untuk kendaraan kecil sebanyak 80 buah dan kendaraan besar sebanyak 10 buah dengan luasan area parkir kawasan kurang lebih 2.800 m2 dan bahan penutup area parkir kawasan berupa aspal. Vegetasi/tanaman peneduh pada kawasan area parkir adalah : Jenis pohon ketapang (terminalia catappa), beringin (ficus benjamina), tinggi pohon diatas 3,00 m, lebar tajuk kurang dari 5.m dan jarak tanam tidak teratur, disajikan pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5 Area Parkir Kawasan Pelabuhan Padangbai
57
Selain sebagai tempat menitipkan kendaraan area parkir kawasan digunakan sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya seperti pameran, event-event festival Padangbai, kegiatan upacara ngaben massal masyarakat Padangbai dan lain sebagainya dan memiliki hubungan ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti akses dari pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun kendaraan, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, toilet umum, dan tempat tambat perahu nelayan. 3) Kios
Kios yang dibangun pada kawasan dapat menampung pedagang sebanyak 36 pedagang, dengan ukuran per unit kios 3 x 4 m. Kios digunakan untuk melakukan kegiatan ekonomi masyarakat pada kawasan dan memiliki hubungan ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti akses dari pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun kendaraan, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, toilet umum, dan tempat tambat perahu nelayan, disajikan pada gambar 5.6.
Gambar 5.6. Kios pada Kawasan Pelabuhan Padangbai
58
4) Toilet Umum
Toilet umum yang dibangun pada kawasan adalah untuk tempat buang air kecil dan buang air besar bagi para pengunjung pada kawasan dengan ukuran 1,5 x 2 m, masing-masing untuk laki-laki dan perempuan dan tempat bilas untuk pengunjung yang habis mandi di laut. Toilet umum difungsikan sebagai penunjang kegiatan ekonomi masyarakat pada kawasan dan memiliki hubungan ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti akses dari pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun kendaraan, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, dan tempat tambat perahu nelayan, disajikan pada gambar 5.7.
Gambar 5.7 Toilet Umum pada Kawasan Pelabuhan Padangbai
59
5.1.3 Kependudukan 1. Menurut Jenis Kelamin
Menurut data monografi desa Padangbai, penduduk desa Padangbai berdasarkan jenis kelamin terdiri dari : Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Padangbai tahun 2009 No
Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk (Orang) 1.569
Persentase (%) 49,65
1.
Laki-laki
2.
Perempuan
1.591
50,35
Jumlah
3.160
100,00
Sumber : Monografi Desa Padangbai
Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Padangbai responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1.569 orang (49,65 persen) dan perempuan sebanyak 1.591 orang (50,35 persen). Dengan demikian, penduduk di wilayah pelabuhan Padangbai lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan.
2. Menurut Pekerjaan
Menurut data monografi penduduk Desa Padangbai menurut pekerjaan adalah terdiri dari :
60
Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Padangbai tahun 2009 No
Pekerjaan
1. 2. 3. 4.
Karyawan hotel Pertukangan Nelayan Jasa Jumlah Sumber : Monografi Desa Padangbai
Responden (Orang) 114 8 86 80 288
Persentase (%)
39,60 2,80 29,90 27,70 100
Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di desa Padangbai yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan sebanyak 114 orang (39,60%), pertukangan sebanyak 8 orang (2,80%), nelayan sebanyak 86 orang (59,90%) dan jasa sebanyak 80 orang (27,70%).
5.2 Deskripsi Data 5.2.1 Karakteristik Responden
Sebagaimana telah diuraikan, bahwa sampel penelitian ini adalah berjumlah 33 orang responden merupakan pengunjung yang nantinya menjawab pertanyaan mengenai revitalisasi kawasan dan kualitas ruang publik dan 74 orang responden merupakan masyarakat sekitar yang nantinya menjawab pertanyaan mengenai revitalisasi kawasan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
5.2.2 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Karakteristik responden menurut pekerjaan di wilayah pelabuhan Padangbai dapat dilihat pada Tabel 5.3.
61
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan (Masyarakat) No
Pekerjaan
1.
Karyawan (hotel, restoran, kios/artshop/cafe) Pertukangan Nelayan Jasa (pemilik hotel, pemilik restoran, pemilik rent car, pemilik kios/artshop/café, pemilik penyewaan snokling) Jumlah
2. 3. 4.
Responden (Orang) 29
Persentase (%)
2 22 21
2,80 29,90 27,70
74
100,00
39,60
Sumber : Kuesioner, 2010
Melalui tabel 5.3 dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai karyawan (hotel, restoran, kios/artshop/cafe) adalah sebanyak 29 orang (39,60 persen), pertukangan sebanyak 2 orang (2,80%), nelayan sebanyak 22 orang (29,90 %) dan jasa meliputi pemilik hotel, pemilik restoran, pemilik rent car, pemilik kios,artshop,café, pemilik penyewaan snokling adalah sebanyak 21 orang (27,70 %).
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu dan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Ketentuan suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi Pearson Product Moment (r) > 0,3 dengan alpha sebesar 0,05 (Sugiyono, 2010 : 124). Penyelesaian pengujian validitas menggunakan paket sub program SPSS 17.0 for Windows. Sedangkan reliabel atau handal merupakan indeks yang menunjukkan
62
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat dihandalkan untuk mengukur reliabel atau handal, apabila memiliki koefisien reliabilitas () sebesar 0,60 atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2002 : 129). Sementara itu dalam penguajian reliabitas juga menggunakan paket sub-program SPSS 17.0 for windows. 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Revitalisasi Kawasan (Untuk Pengunjung)
Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk revitalisasi kawasan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas untuk Revitalisasi Kawasan (Pengujung) Variabel Revitalisasi Kawasan 1. Akses pejalan kaki
No. Item Indikator 1. Akses pejalan kaki untuk olah raga, rekreasi dan menuju ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti (X1.1) 2. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh (X1.2) 3. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah cahaya penerangan (X1.3) 4. Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus (X1.4) 5. Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m? (X1.5) 6. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras blok, paving blok (X1.6) 7. Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan (X1.7)
Koefisien Korelasi (r) 0,570
Koefisien Reliabilitas () 0,959
0,381
0,961
0,545
0,959
0,853
0,958
0,560
0,959
0,569
0,959
0,555
0,959
63
Variabel Revitalisasi Kawasan
No. Item Indikator
2.Akses Kendaraan
8. Akses kendaraan diperuntukan sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti (X1.8) 9. Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.9) 10. Jika akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.10) 11. Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan (X1.11) 12. Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m? (X1.12) 13. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal (X1.13) 14. Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal? (X1.14) 15.Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama (X1.15) 16.Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh (X1.16) 17.Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan (X1.17) 18. Bentuk desain tempat parkir (X1.18) 19. Ukuran tempat parkir tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung (X1.19) 20. Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir (X1.20) 21. Keamanan konstruksi parkir kendaraan (X1.21)
3. Tempat Parkir
Koefisien Korelasi (r) 0,534
Koefisien Reliabilitas () 0,959
0,229
0,961
0,402
0,961
0,587
0,959
0,704
0,958
0,763
0,958
0,773
0,958
0,567
0,959
0,520
0,959
0,829
0,957
0,833 0,848
0,958 0,957
0,678
0,958
0,709
0,958
64
Variabel Revitalisasi Kawasan 4. Kios
5. Toilet Umum
No. Item Indikator 22. Kegunaan dan pemanfaatan kios (X1.22) 23. Kios digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.23) 24. Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.24) 25. Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga(X1.25) 26. Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26) 27. Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27) 28. Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28) 29. Kegunaan dan pemanfaatan toilet umum (X1.29) 30. Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30) 31. Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31) 32. bentuk disain toilet umum mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga 33. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26) 34. Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit 35. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum
Koefisien Korelasi (r) 0,564
Koefisien Reliabilitas () 0,959
0,624
0,959
0,564
0,959
0,588
0,959
0,587
0,959
0,704
0,958
0,763
0,958
0,773
0,958
0,486
0,960
0,782
0,958
0,882
0,957
0,833
0,958
0,848
0,957
0,678
0,958
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan dari kuesioner mengenai revitalisasi kawasan (untuk responden pengunjung),
65
memiliki koefisien korelasi di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Revitalisasi Kawasan (Untuk Masyarakat)
Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk revitalisasi kawasan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Untuk Revitalisasi Kawasan (Masyarakat) Variabel Revitalisasi Kawasan 1. Akses pejalan kaki
No. Item Indikator 1. Akses pejalan kaki untuk olah raga, rekreasi, ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti (X1.1) 2. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh (X1.2) 3. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan (X1.3) 4. Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus (X1.4) 5. Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m? (X1.5) 6. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving blcok (X1.6) 7. Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan (X1.7)
Koefisien Korelasi (r) 0,567
Koefisien Reliabilitas () 0,816
0,541
0,813
0,428
0,818
0,690
0,812
0,371
0,820
0,363
0,820
0,554
0,814
66
Variabel Revitalisasi Kawasan 2.Akses Kendaraan
3. Tempat Parkir
No. Item Indikator 8. Akses kendaraan diperuntukan sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti (X1.8) 9. Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.9) 10. Jika akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.10) 11. Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan (X1.11) 12. Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m? (X1.12) 13. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal (X1.13) 14. Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal? (X1.14) 15.Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama (X1.15) 16.Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh (X1.16) 17.Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan (X1.17) 18. Bentuk desain tempat parkir (X1.18) 19. Ukuran tempat parkir tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung (X1.19) 20. Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parker (X1.20) 21. Keamanan konstruksi parkir kendaraan (X1.21)
Koefisien Korelasi (r) 0,473
Koefisien Reliabilitas () 0,819
0,442
0,831
0,300
0,823
0,527
0,817
0,559
0,816
0,501
0,818
0,525
0,814
0,416
0,819
0,451
0,817
0,377
0,823
0,599 0,695
0,815 0,815
0,422
0,831
0,618
0,815
67
Variabel Revitalisasi Kawasan 4. Kios
5. Toilet Umum
No. Item Indikator 22. Kegunaan dan pemanfaatan kios (X1.22) 23. Kios digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.23) 24. Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.24) 25. Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga(X1.25) 26. Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26) 27. Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27) 28. Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28) 29. Kegunaan dan pemanfaatan toilet umum (X1.29) 30. Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30) 31. Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31) 32. bentuk disain toilet umum mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga 33. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26) 34. Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit 35. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum
Koefisien Korelasi (r) 0,491
Koefisien Reliabilitas () 0,817
0,386
0,826
0,404
0,820
0,479
0,818
0,561
0,828
0,334
0,829
0,318
0,829
0,599
0,827
0,517
0,830
0,676
0,830
0,350
0,830
0,320
0,834
0,399
0,829
0,351
0,824
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan Tabel 5.2.3.2. di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan dari kuesioner mengenai revitalisasi kawasan (untuk responden
68
masyarakat), memiliki koefisien korelasi di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Kualitas Ruang Publik
Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk kualitas ruang publik disajikan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Kualitas Ruang Publik Variabel Kualitas Ruang Publik
No. Item Indikator
Koefisie n Korelasi (r)
Koefisien Reliabilitas ()
1. Akses jalan dari pelabuhan menuju pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan (Y1.1) 2. Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada ruang parkir (Y1.2) 3. Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil (station, sedan, jeep dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m ) maupun besar (seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran 4 m x 10 m) pada ruang parkir (Y1.3) 4. Tanaman peneduh pada area parkir (Y1.4) 5. Tanaman peneduh pada akses pejalan kaki (Y1.5) 6. Penggunaan bahan material pavingblock sebagai bahan penutup akses pedestrian penjalan kaki (Y1.6) 7. penggunaan bahan material aspal sebagai bahan penutup area parkir (Y1.7)
0,645
0,828
0,546
0,829
0,652
0,822
0,518
0,831
0,432
0,836
0,346
0,842
0,429
0,837
Kenyamanan Sirkulasi
Penggunaan Material
69
Variabel Kualitas Ruang Publik Fungsi ruang
Hubungan ruang
No. Item Indikator 8. Fungsi akses pejalan kaki sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi (Y1.8) 9. Fungsi area parkir sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya (Y1.9) 10 Fungsi kios sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi (Y1.10) 11. Hubungan antara akses pejalan kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.11) 12. Hubungan antara area parkir dengan akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.12) 13. Bagaimana menurut pendapat saudara hubungan antara kios dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.13) 14. Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, tempat tambat nelayan (Y1.14)
Koefisien Korelasi (r) 0,405
Koefisien Reliabilitas () 0,839
0,427
0,837
0,556
0,828
0,443
0,836
0,492
0,833
0,475
0,834
0,506
0,832
Sumber : lampiran 9
Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan dari kuesioner mengenai kualitas ruang publik, memiliki koefisien korelasi di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.
4. Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk peningktan ekonomi masyarakat disajikan pada Tabel 5.7.
70
Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat Variabel Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pendapatan
K Pengeluaran
No. Item Indikator
1. Pendapatan per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.1) 2. Pendapatan per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.2) 3. Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.3) 4. Pendapatan per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.4) 5. Pendapatan lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.5) 6. Pengeluaran per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.6) 7. Pengeluaran per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.7) 8. Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.8) 9. Pengeluaran per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.9) 10. Pengeluaran lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.10)
Sumber : Lampiran 12
Koefisien Koefisien Korelasi Reliabilitas (r) () 0,850
0,905
0,924
0,891
0,861
0,902
0,940
0,889
0,474
0,904
0,573
0,903
0,559
0,904
0,732
0,898
0,511
0,912
0,708
0,904
71
Berdasarkan Tabel 5.7 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan dari kuesioner mengenai peningkatan ekonomi masyarakat, memiliki koefisien korelasi di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.
5.3 Deskripsi Variabel
Sebelum data yang diperoleh untuk penelitian ini diolah lebih lanjut, ada baiknya dijabarkan terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi pengunjung di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh 33 orang responden yang berkunjung ke Wilayah Pelabuhan Padangbai dan 74 orang responden dari masyarakat sekitar terhadap variabel-variabel yang diteliti. Penjabaran skor dilakukan dengan memberikan skor kepada data mentah yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Melalui pemberian skor tersebut akan diperoleh angka-angka yang dapat membantu dalam memberikan gambaran apakah penilaian masyarakat baik atau tidak terhadap variabel-variabel yang diteliti. Untuk mengetahui persepsi masyarakat baik atau tidak digunakan rata-rata skor menurut
Umar (2008)
berikut : Nilai tertinggi
=4
Nilai terendah
=1
Range 4-1
=3
Range Interval Klas = Jumlah Klas
yang dibagi menjadi empat klasifikasi, sebagai
72
3 = 4 = 0,75 Dari interval klas 0,75 bisa ditentukan kriteria penilaian terhadap variabel revitalisasi kawasan, kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi sebagai berikut : 1,00 – 1,75
= Sangat tidak baik
1,76 – 2,50
= Tidak baik
2,51 – 3,25
= Baik
3,26 – 4,00
= Sangat baik
5.3.1
Variabel Revitalisasi Kawasan Untuk Responden dari Pengunjung
Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padangbai
adalah rangkaian upaya
menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vital yang strategis dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan menata kawasan yang cenderung kacau dan sembrawut yang ada di Wilayah Pelabuhan Padangbai. Indikator-indikator yang digunakan dalam revitalisasi kawasan adalah Aksebilitas dari pelabuhan menuju pura Silayukti terdiri dari akses pejalan kaki dan akses kendaraan roda empat dan roda dua, area parkir, kios, dan toilet yang meliputi : kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan, bentuk disain, ukuran, penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi.
73
Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 35 pertanyaan tentang revitalisasi kawasan di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh 33 orang responden dari pengunjung, yang prosentasenya disajikan pada lampiran 4, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masingmasing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Jawaban Responden Tentang Revitalisasi Kawasan No
Item Pertanyaan Revitalisasi Kawasan
1
Akses pejalan kaki untuk olah raga, rekreasi, ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m? Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving block Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan Akses kendaraan diperuntukan sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh Akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan
2 3 4 5
6
7 8
9 10
Jawaban Responden 4 3 2 9 23 1
1 0
Jumlah Responden (Orang) 33
9
2
22
0
7
2
24
9
22
2
Jumlah Rata² Skor Skor 107
3,24
33
86
2,61
0
33
82
2,48
2
0
33
106
3,21
22
4
5
33
87
2,64
4
20
7
2
33
92
2,79
11
19
3
0
33
107
3,24
10
22
1
0
33
108
3,27
4
5
22
2
33
77
2,33
9
5
19
0
33
89
2,70
74
No
Item Pertanyaan Revitalisasi Kawasan
11
Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan. Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar akses kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m?. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada akses kendaraan pada kawasan adalah aspal. Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasarnya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal. Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama. Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh. Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan. Bentuk desain tempat parkir Ukuran tempat parkir tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung. Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir. Keamanan konstruksi parkir kendaraan. Kegunaan dan pemanfaatan kios Kios digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh. Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan. Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep Tri Angga.
12
13
14
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jawaban Responden 8
22
3
0
Jumlah Responden (Orang) 33
11
21
1
0
5
23
5
6
20
7
Jumlah Rata² Skor Skor 104
3,15
33
109
3,30
0
33
99
3,00
2
5
33
93
2,82
22
5
0
33
104
3,06
7
2
24
0
33
82
2,48
6
8
18
1
33
85
2,58
6 5
25 19
2 8
0 1
33 33
103 94
3,12 2,85
3
18
10
2
33
88
2,67
5
25
3
0
33
101
3,06
5 4
23 1
5 22
0 6
33 33
99 69
3,00 2,09
6
24
3
0
33
102
3,09
6
23
4
0
33
101
3,06
75
No 26 27
28 29 30 31 32
33
34
35
Item Pertanyaan Revitalisasi Kawasan Ukuran bangunan kios dibuat 8 dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26) Penggunaan bahan bangunan 11 kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27) Keamanan konstruksi bangunan 5 kios (X1.28) Kegunaan dan pemanfaatan 6 toilet umum (X1.29) Toilet umum digunakan pada 7 siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30) Toilet umum digunakan pada 7 malam hari, adakah penerangan (Y1.31) Bentuk disain toilet umum 6 mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga Ukuran bangunan toilet umum 6 dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing lakilaki dan perempuan Y1.26) Penggunaan bahan bangunan 5 toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternity Keamanan konstruksi bangunan 3 toilet umum Jumlah Rata-rata
Jawaban Responden 22
3
0
Jumlah Responden (Orang) 33
21
1
0
23
5
20
Jumlah Rata² Skor Skor 104
3,15
33
109
3,30
0
33
99
3,00
2
5
33
93
2,82
4
22
0
33
84
2,55
24
2
0
33
104
3,15
18
8
1
33
95
2,88
25
2
0
33
103
3,12
19
8
1
33
94
2,85
18
10
2
33
88
2,67
3347 101,33 95,63 2,90
Sumber : Diolah dari lampiran 4
Secara keseluruhan kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban responden pengunjung menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,90 yang berada di kisaran 2,51–3,25. Berdasarkan perhitungan skor pada tiap-tiap pertanyaan yang berjumlah 35 pertanyaan dimana 32 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 3
76
pertanyaan menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu belum optimalnya penerangan di waktu malam untuk akses pejalan kaki, kurangnya tanaman peneduh pada akses pejalan kaki dan area parkir.
5.3.2 Variabel Revitalisasi Kawasan Untuk Responden dari Masyarakat
Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padangbai
adalah rangkaian upaya
menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vital yang strategis dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan menata kawasan yang cenderung kacau dan sembraut yang ada di Wilayah Pelabuhan Padangbai. Indikator-indikator yang digunakan dalam revitalisasi kawasan adalah Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti terdiri dari akses pejalan kaki dan akses kendaraan roda empat dan roda dua, area parkir, kios, dan toilet umum yang meliputi : kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan, bentuk disain, ukuran, penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi. Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 35 pertanyaan tentang revitalisasi kawasan di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh 74 orang responden dari masyarakat, yang prosentasenya disajikan pada lampiran 7, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masingmasing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.9.
77
Tabel 5.9 Jawaban Responden dari Masyarakat Tentang Revitalisasi Kawasan No
Item Pertanyaan Revitalisasi Kawasan
1
Akses pejalan kaki untuk olah raga, rekreasi, ke hotel dan restoran serta ke pura Silayukti Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m? Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving block Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan Akses kendaraan diperuntukan sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh Akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan. Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar akses kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m?.
2 3 4 5
6
7 8
9 10 11 12
Jawaban Jumlah Jumlah Rata² Responden Responden Skor Skor 4 3 2 1 (Orang) 25
47
2
0
74
245
3,31
25
4
44
1
74
201
2,72
17
6
51
0
74
188
2,54
24
44
6
0
74
240
3,24
6
50
9
9
74
201
2,72
8
47
15
4
74
207
2,80
24
40
9
1
74
235
3,18
18
52
4
0
74
236
3,19
9
12
50
3
74
175
2,36
19
11
44
0
74
197
2,66
17
49
8
0
74
231
3,12
22
47
5
0
74
239
3,23
78
No
Item Pertanyaan Revitalisasi Kawasan
13
Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal. Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal. Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama. Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh. Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan. Bentuk desain tempat parkir Ukuran tempat parkir tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung. Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir. Keamanan konstruksi parkir kendaraan. Kegunaan dan pemanfaatan kios Kios digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh. Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan. Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep Tri Angga. Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26) Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27) Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)
14
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
26 27
28
Jawaban Jumlah Jumlah Rata² Responden Responden Skor Skor 4 3 2 1 (Orang) 10
54
10
0
74
222
3,00
13
47
3
11
74
210
2,84
13
47
14
0
74
221
2,99
12
6
56
0
74
178
2,41
13
18
42
1
74
191
2,58
12 11
52 42
10 20
0 1
74 74
224 211
3,03 2,85
6
22
44
2
74
180
2,43
12
55
7
0
74
227
3,07
13 10
46 7
15 45
0 12
74 74
220 163
2,97 2,20
11
54
9
0
74
224
3,03
12
50
12
0
74
222
3,00
14
37
23
0
74
213
2,88
5
43
26
0
74
201
2,72
13
35
26
0
74
209
2,82
79
No 29 30 31 32
33
34
35
Item Pertanyaan Revitalisasi Kawasan
Jawaban Jumlah Jumlah Rata² Responden Responden Skor Skor 4 3 2 1 (Orang)
Kegunaan dan pemanfaatan 19 toilet umum (X1.29) Toilet umum digunakan pada 16 siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30) Toilet umum digunakan pada 15 malam hari, adakah penerangan (Y1.31) Bentuk disain toilet umum 10 mengikuti kaidah-kaidah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga Ukuran bangunan toilet umum 24 dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing lakilaki dan perempuan Y1.26) Penggunaan bahan bangunan 23 toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternity Keamanan konstruksi bangunan 5 toilet umum Jumlah Rata-rata
36
18
1
74
221
2,99
9
48
1
74
188
2,54
32
26
1
74
209
2,82
39
25
0
74
207
2,80
26
24
0
74
222
3,00
33
18
0
74
227
3,07
41
26
2
74
197
2,66
7382 210,91
99,76 2,85
Sumber : Diolah dari lampiran 7
Secara keseluruhan kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban responden masyarakat menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,85 yang berada di kisaran 2,51–3,25. Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 35 pertanyaan dimana 32 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 3 pertanyaan menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu penggunaan bahan material permukaan untuk area parkir tidak bisa menyerap panas, kurangnya tanaman peneduh pada akses pejalan kaki dan area parkir.
80
5.3.3 Variabel Kualitas Ruang Publik
Kualitas ruang publik merupakan suatu ruang yang difungsikan untuk kegiatan umum bagi individu maupun masyarakat yang dapat menampung kegiatan sosial, ekonomi dan budaya sehingga dapat memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan, melindungi haknya dan memiliki makna. Indikator-indikator yang digunakan didalam kualitas ruang publik adalah : Akses jalan dari pelabuhan menuju pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada ruang parkir. Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m maupun besar seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran 4 m x 10 m pada ruang parkir. Tanaman peneduh pada area parkir. Tanaman peneduh pada akses pejalan kaki. Penggunaan bahan material pavingblock sebagai bahan penutup akses
penjalan kaki. Penggunaan bahan
material aspal sebagai bahan penutup area parkir. Fungsi akses
pejalan kaki
sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi. Fungsi area parkir sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Fungsi kios sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi. Hubungan antara akses pejalan kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara area parkir dengan akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara kios dengan area parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet
81
umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, tempat tambat nelayan. Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 14 pertanyaan tentang kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh 33 orang responden, yang prosentasenya disajikan pada lampiran 10, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-masing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10 Jawaban Responden Tentang Kualitas Ruang Publik No Item Pertanyaan Kualitas Ruang Publik 1 2 3
4 5 6 7 8 9
Akses jalan dari pelabuhan menuju pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada ruang parkir Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m maupun besar (seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran 4 m x 10 m pada ruang parkir Tanaman peneduh pada area parkir Tanaman peneduh pada akses pejalan kaki Penggunaan bahan material pavingblock sebagai bahan penutup aksebilitas pedestrian penjalan kaki Penggunaan bahan material aspal sebagai bahan penutup area parkir Fungsi akses pejalan kaki sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi Fungsi area parkir sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya
Jawaban Responden 4 3 2 1
Jumlah Jumlah Rata² Responden Skor Skor (Orang)
9
23
1
0
107
3,24
9
4
20
0
88
2,67
6
9
18
0
87
2,64
7 2
3 4
24 22
0 5
85 69
2,50 2,09
4
22
5
2
114
3,45
6
3
24
0
81
2,45
0
7
5
21
52
1,58
4
20
7
2
108
3,27
82
No Item Pertanyaan Kualitas Ruang Publik
Jawaban Responden 4 3 2 1
10
1
22
8
2
96
2,90
1
7
24
1
74
2,24
2
9
22
0
79
2,39
2
8
23
0
78
2,36
3
3
22
5
70
2,12
1.188 84,85
33,45 2,38
11
12
13
14
Fungsi kios sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi Hubungan antara akses pejalan kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan Hubungan antara area parkir dengan akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan Hubungan antara kios dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet umum, tempat tambat nelayan Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, tempat tambat nelayan Jumlah Rata-rata
Jumlah Jumlah Rata² Responden Skor Skor (Orang)
Sumber : Diolah dari lampiran 10
Kualitas ruang publik setelah dilakukan kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai mempunyai kondisi kurang baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban responden pengunjung menunjukkan nilai kurang baik yaitu sebesar 2,38 yang berada di kisaran 1,76–2,50. Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 14 pertanyaan dimana 6 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 8 pertanyaan menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu kurang tanaman peneduh pada area parkir dan akses pejalan kaki pada kawasan, penggunaan bahan permukaan area parkir yang tidak bisa menyerap panas, fungsi akses pejalan kaki yang mestinya untuk kegiatan rekreasi dan olah raga digunakan oleh para pedagang musiman
83
pada kawasan, hubungan akses pejalan kaki pada kawasan, area parkir, kios, dan toilet umum dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan belum oiptimalnya akses yang menghubungkannya.
5.3.4
Variabel Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Peningkatan ekonomi masyarakat adalah peningkatan pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai yang diukur berdasarkan indikator-indikator pendapatan seperti pendapatan harian, pendapatan mingguan, pendapatan bulanan, pendapatan tahunan dan pendapatan lainnya serta pengeluaran seperti pengeluaran harian, pengeluaran mingguan pengeluaran bulanan, pengeluaran tahunan dan pengeluaran lainnya Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 10 pertanyaan tentang peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh 74 orang responden, yang prosentasenya disajikan pada lampiran 13, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masingmasing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.11.
84
Tabel 5.11 Jawaban Responden Tentang Peningkatan Ekonomi Masyarakat
No
Item Pertanyaan Peningkatan Ekonomi Masyarakat
1
Pendapatan per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pendapatan per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pendapatan per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pendapatan lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pengeluaran per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pengeluaran per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pengeluaran per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai. Pengeluaran lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jawaban Jumlah Jumlah Rata² Responden Responden Skor Skor 4 3 2 1 (Orang) 12
59
3
0
74
231
3,12
13
44
16
1
74
217
2,93
12
58
4
0
74
230
3,11
11
45
17
1
74
214
2,89
6
42
24
2
74
200
2,70
11
57
6
0
74
227
3,07
12
51
11
0
74
223
3,01
10
48
4
12
74
204
2,76
10
56
8
0
74
224
3,03
12
53
9
0
74
225
3,04
2195 220
29,66 2,97
Jumlah Rata-rata Sumber : Diolah dari lampiran 13
85
Secara keseluruhan peningkatan ekonomi masyarakat setelah dilaksanakan kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai mempunyai kondisi baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban responden masyarakat menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,97 yang berada di kisaran 2,51–3,25. Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 10 pertanyaan dimana 10 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik.
5.4.
Analisis Data
5.4.1 Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Kualitas Ruang Publik di Kawasan Pelabuhan Padangbai
Untuk mempermudah didalam perhitungan, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS version 17.0 for windows. Dimana variabel Y dimasukkan ke dalam dependent variabel, sedangkan data variabel X dimasukkan ke dalam idependent variabel. Adapun rekapitulasi dari hasil analisis SPSS version 17.0 for windows adalah sebagai berikut :
Tabel 5.12 Rekapitulasi Hasil Analisis SPSS Version 17.0 For Windows Variabel
Revitalisasi kawasan Konstanta R R² Regresi Sederhana N t-tabel (5%; 31) Sumber : Lampiran 14 dan 16
Koefisien t-test Regresi 0,326 9,216 -0,564 0,856 0,733 Y = -0,564 + 0,326X 33 1,697
Sig. t
0,000
86
Dari rekapitulasi data tersebut, maka didapat nilai-nilai analisis yang dipergunakan seperti misalnya analisis regresi, analisis korelasi, analisis determinasi dan analisis t-test. 1. Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen (revitalisasi) dengan satu variabel dependen (kualitas ruang publik) dengan rumus sebagai berikut : Ŷ = a + bX Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh nilai a = -0,564 dan b = 0,326. Dengan diketahui a = -0,564, b = 0,326, maka persamaan regresi sederhana akan menjadi Y = -0,564 + 0,326X. Hal ini berarti terdapat kecendrungan pengaruh positif antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai. Untuk lebih terinci dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a = -0,564 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan tidak dilaksanakan/tidak ditingkatkan, maka pehitungannya akan menjadi : Y = -0,564 + 0,326X Y = -0,564 + 0,326 (0) Y = -0,564 + 0 Y = -0,564 Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi aksebitas menuju pura Silayukti, area parkir, kios dan toilet tidak dilaksanakan, maka kualitas ruang publik akan menurun
87
sebesar 0,564 satuan, dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai negatip. b = 0,326 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan ditingkatkan sebanyak 1 kali, maka pehitungannya akan menjadi : Y = -0,564 + 0,326X Y = -0,564 + 0,326 (1) Y = -0,564 + 0,326 Y = -0,238 Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi aksebilitas menuju pura Silayukti, area parkir, kios dan toilet dilaksanakan, maka kualitas ruang publik akan meningkat dari 0,564 satuan menjadi -0,238 satuan atau meningkat sebesar 0,326 satuan, dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai positif. 2. Korelasi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua variabel yaitu hubungan revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai. Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,856. Berdasarkan kriteria kuat lemahnya hubungan korelasi, maka koefisien korelasi 0,856 di atas, terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000. 3. Analisis Determinasi
Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik yang dinyatakan dalam
88
persentase. Determinasi dihitung dengan mengkuadratkan korelasi dikalikan dengan 100%, adapun rumusnya adalah : D = r2 x 100%. Sehingga besarnya determinasi yang diperoleh adalah : D = (0,733)² x 100% = 0,733 x 100% = 73,3% . 4. Analisis t-test
Untuk menguji kebenaran dari koefisien korelasi yang diperoleh di atas, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t (t-test). Adapun langkahlangkah pengujian tersebut adalah sebagai berikut : 1) Perumusan Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. Sesuai dengan hipotesis tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis kerjanya sebagai berikut : (1) Ho : r 0, yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. (2) Ha : r > 0, yang berarti ada pengaruh signifikan antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.
89
2) Kriteria pengujian menggunakan : (1) Tingkat kesalahan () = 5% (2) df (degrees of freedom = derajat bebas) = n – k = 33-2= 31. (3) Tabel t (lampiran 16) yang paling mendekati 31 adalah 30, sehingga nilai yang dipakai adalah 30 yaiu sebesar = 1,697. 3) Penentuan thitung Dari hasil perhitungan pada lampiran 14 diperoleh t-hitung = 9,216 4) Kriteria Penerimaan / Penolakan Hipotesis Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan di atas adalah sebagai berikut : (1) Ho diterima apabila t-hitung ttabel (2) Ho ditolak apabila t-hitung > ttabel 5) Kurva Distribusi Normal Untuk lebih jelasnya daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho dapat digambarkan dalam gambar kurva distribusi normal seperti Gambar 5.8 berikut ini.
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 0 Gambar 5.8 Kurva Distribusi Normal
1,697 9,216 t-tabel t-hitung
90
Berdasarkan Gambar 5.8 jelaslah bahwa apabila nilai t-hitung = 9,216 dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,697, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima.
5.4.2. Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Kawasan Pelabuhan Padangbai
Untuk mempermudah didalam perhitungan, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS version 17.0 for windows. Dimana variabel Y dimasukkan ke dalam dependent variabel, sedangkan data variabel X dimasukkan ke dalam idependent variabel. Adapun rekapitulasi dari hasil analisis SPSS version 17.0 for windows adalah sebagai berikut : Tabel 5.13 Rekapitulasi Hasil Analisis SPSS Version 17.0 For Windows Variabel
Revitalisasi kawasan Konstanta R R² Regresi Sederhana N t-tabel (5%; 72) Sumber : Lampiran 15 dan 16
Koefisien t-test Regresi 0,392 13,060 -9,472 0,839 0,703 Y = -9,472 + 0,392X 77 1,671
Sig. t
0,000
Dari rekapitulasi data tersebut, secara otomatis akan didapat nilai-nilai analisis yang dipergunakan seperti misalnya analisis regresi, analisis korelasi, analisis determinasi dan analisis t-test.
91
1. Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu idependent variabel (revitalisasi) dengan satu dependent variabel (peningkatan ekonomi masyarakat) dengan rumus sebagai berikut : Ŷ = a + bX Berdasarkan Tabel 5.13. diperoleh nilai a = -9,472 dan b = 0,392. Dengan diketahui a = -9,472, b = 0,392, maka persamaan regresi sederhana akan menjadi Y = -9,472 + 0,392X. Hal ini berarti terdapat kecendrungan pengaruh positif antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai. Untuk lebih terinci dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a = -9,472 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan tidak dilaksanakan/tidak ditingkatkan, maka pehitungannya akan menjadi : Y = -9,472 + 0,392X Y = -9,472 + 0,392 (0) Y = -9,472 + 0 Y = -9,472 Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan prasaran yang meliputi akses menuju pura Silayukti, area parkir, kios dan toilet
tidak dilaksanakan, maka peningkatan ekonomi akan menurun
sebesar 0,947 satuan, dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai negatip.
92
b = 0,392 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan ditingkatkan sebanyak 1 kali, maka pehitungannya akan menjadi : Y = -9,472 + 0,392X Y = -9,472 + 0,392 (1) Y = -9,472 + 0,392 Y = -9,08 Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi akses menuju pura Silayukti, area parkir, kios dan toilet dilaksanakan, maka peningkatan ekonomi akan meningkat dari 9,472 menjadi -9,08 atau meningkat sebesar = 0,392 satuan, dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai negatip 2. Korelasi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua variabel yaitu hubungan retivalitasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai. Berdasarkan Tabel 5.13. diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,839. Berdasarkan kriteria kuat lemahnya hubungan korelasi, maka koefisien korelasi 0,839 di atas, terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000. 3. Analisis Determinasi
Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan
ekonomi
masyarakat
yang
dinyatakan dalam persentase. Determinasi dihitung dengan mengkuadratkan korelasi dikalikan dengan 100%, adapun rumusnya adalah :
93
D = r2 x 100%. Sehingga besarnya determinasi yang diperoleh adalah : D = (0,839)² x 100% = 0,703 x 100% = 70,3% 4. Analisis t-test
Untuk menguji kebenaran dari koefisien korelasi yang diperoleh di atas, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t (t-test). Adapun langkahlangkah pengujian tersebut adalah sebagai berikut : 1) Perumusan Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. Sesuai dengan hipotesis tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis kerjanya sebagai berikut : (1) Ho : r 0, yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. (2) Ha : r > 0, yang berarti ada pengaruh signifikan antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. 2) Kriteria pengujian menggunakan : (1) Tingkat kesalahan () = 5% (2) df (degrees of freedom = derajat bebas) = n – k = 74-2= 72.
94
(3) Tabel t (lampiran 16) yang paling mendekati 72 adalah 60, sehingga nilai yang dipakai adalah 60 yaiu sebesar = 1,671. 3) Penentuan thitung Dari hasil perhitungan pada lampiran 15 diperoleh t-hitung = 13,060 4) Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan di atas adalah sebagai berikut : (1) Ho diterima apabila t-hitung ttabel (2) Ho ditolak apabila t-hitung > ttabel 5) Kurva Distribusi Normal Untuk lebih jelasnya daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho dapat digambarkan dalam gambar kurva distribusi normal seperti Gambar 5.9 berikut ini.
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 0 Gambar 5.9 Kurva Distribusi Normal
1,671 t-tabel
13,060 t-hitung
95
Berdasarkan Gambar 5.9 jelaslah bahwa apabila nilai t-hitung = 13,060 dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,671, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima.
96
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian yang selanjutnya akan diintegrasikan dengan teori yang digunakan sebagai alat uji terhadap permasalahan yang ditemui sehingga akan bisa menjawab permasalahan tersebut.
6.1
Pengaruh Revitalissi Kawasan Terhadap Kualitas Ruang Publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem
Revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana seperti akses pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum diinginkan atau diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas ruang publik. Dalam penelitian ini untuk menilai kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan varian kualitas ruang publik tentang aspek kenyamanan dengan indikator-indikator sebagai berikut : 1). Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan yang meliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia, kendaraan dan dimensi untuk tempat parkir kendaraan. Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian minimal bisa berpapasan sehingga dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal dengan lebar 1,50 m, sedangkan untuk sirkulasi kendaraan di jalan kawasan digunakan pendekatan pergerakan kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain sebaginya diasumsikan sirkulasi
kendaraan
di
kawasan
bisa 96
berpapasan
(dua
arah)
sehingga
97
dimensi/ukuran lebar jalan untuk jalan lingkungan minimal 5 m. Sedangkan dimensi/ukuran untuk tempat parkir diuraikan sesuai dengan jenis kendaraan sebagai berikut : jenis kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain sebagainya dengan ukuran 2,5 m x 5.00 m, sedangkan untuk jenis kendaraan bus 4 m x 10 m. 2). Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh. Mengingat sarana dan prasarana revitalisasi kawasan memiliki lokasi di kawasan pelabuhan (pantai) maka pemilihan vegetasi mempertimbangkan faktorfaktor (Rustam Hakim dan Hardi Utomo, 2004: 150) yaitu : a). Jenis tanaman seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifolia), mengkuang (pandanus odoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang (terminalia catappa), bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana (pterocarpus indicus), tembusu padang (fragraea fragrans), pong-pong (cerbera odollam), waru laut (hibiscus tiliaceus), mempari (pongamia pinnata), gelam (melaleuca cajuputi), keben (baringtonia asiatia), menasi (planchonella obovata), kerang jambu laut (eugenia grandis), dugun (heritiera littoralis) dan ambong-ambong (scaevola taccada), b) Diameter tajuk tanaman kurang lebih 5 m , c). Tinggi tanaman diatas 3 m, dan d).Jarak antar pohon kurang lebih 10 m. 3). Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yang bisa menyerap panas yang meliputi, paving block, grass block, rumput, dan air. 4). Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya. 5). Hubungan ruang: adanya hubungan ruang antara sarana dan prasarana pada kawasan.
98
Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS version 17,0 for windows dengan alat uji analisis regresi sederhana ,analisis korelasi sederhana, analisis determinasi, dan analisis t-test sebagai berikut : a).Analisis regresi sederhana jika revitalisasi kawasan tidak dilaksanakan seperti pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan padangbai menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, maka kualitas ruang publik akan menurun sebesar 0,564 satuan. Dan sebaliknya jika revitalisasi kawasan dilaksanakan seperti tersebut diatas maka kualitas ruang publik akan meningkat sebesar 0,326 satuan. b).Analisis korelasi sederhana diperoleh koefisien hasil korelasi sebesar 0,856 yang terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000, ini berarti terdapat korelasi yang sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai adalah sangat kuat. Karena besarnya koefisien korelasi tersebut adalah positif, maka arah hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik adalah juga positif. Angka yang positif ini menunjukkan bahwa apabila revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka kualitas ruang publik akan meningkat dan sebaliknya apabila revitalisasi kawasan tidak ditingkatkan, maka kualitas ruang publik akan menurun; c). Analisis determinasi diperoleh koefisien determinasi sebesar 73,30 %, Koefisien determinasi 73,3% berarti revitalisasi kawasan mempunyai pengaruh sebesar 73,3% terhadap kualitas ruang publik,
99
sedangkan sisanya 100%–73,30 % = 26,7% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti , d). Analisis t-test diperoleh nilai t dimana t
hitung
lebih besar dari pada t
tabel
hitung
= 9,216 dan t
tabel
= 1,697,
yang berarti berada pada daerah
penolakan Ho, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem berpengaruh signifikan. Dengan melihat hasil analisis regresi sederhana, analisis korelasi sederhana, analisis dterminasi, dan analisis t-tes, dimana hipotesis yang yang diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem dapat diterima. Namun berdasarkan perhitungan skor pada tiap-tiap pertanyan terhadap revitalisasi kawasan dan kualitas ruang publik oleh responden masih terdapat hasil yang kurang baik pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik terhadap pembangunan sarana dan parsarana pada kawasan yang meliputi akses pejalan kaki dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum hal itu disebabkan oleh beberapah hal : a). Penggunaan bahan/material permukaan area parkir menggunakan aspal sehingga tidak bisa menyerap panas; b). Kurangnya vegetasi/tanaman pada akses pejalan kaki dan area parkir, kios, dan toilet umum dari unsur jenis tanaman hanya ketapang, waru laut, beringin, jarak tanaman yang tidak teratur/tertata, lebar tajuk kurang dari lebar 5 meter; c). Fungsi akses pejalan kakai dari pelabuhan menuju pura Silayukti sebagai tempat rekreasi dan olah raga sering difungsikan sebagai tempat pedagang kaki lima musiman, tempat parkir kendaraan, menaruh gerobak barang dan lain sebagainya; d). Sarana
100
dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan kurang optimalnya akses yang saling menghubungkan (adanya lingkage kawasan).
6.2. Pengaruh
Revitalisasi
Kawasan
Terhadap
Peningkatan
Ekonomi
Masyarakat di Kawasan Pelabuhan Padangbai
Revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana seperti akses pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum diinginkan atau diharapkan dapat memberikan peningkatan ekonomi masyarakat Dalam penelitian ini untuk menilai peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan varian peningkatan ekonomi masyarakat dengan aspek pendapatan dan pengeluaran dengan indikator-indikator sebagai berikut : a). Aspek pendekatan pendapatan masyarakat berupa gajii/upah dalam hari, mingguan, bualanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan; b). Dan aspek pendekatan pengeluaran berupa biaya kumsumsi rumah tangga dalam hari, mingguan, bulanan, dan tahunan, pajak dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS version 17,0 for windows dengan alat uji analisis regresi, analisis korelasi, analisis determinasi, dan analisis t-test sebagai berikut : a).Analisis regresi
sederhana
jika
revitalisasi
kawasan
tidak
dilaksanakan
seperti
101
pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan padangbai menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, maka peningkatan ekonomi masyarakat akan menurun sebesar 0,947 satuan. Dan sebaliknya jika revitalisasi kawasan dilaksanakan seperti tersebut diatas maka peningkatan ekonomi masyarakat akan meningkat sebesar 0,392 satuan. b).Analisis korelasi sederhana diperoleh koefisien hasil korelasi sebesar 0,839 yang terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000, ini berarti terdapat korelasi yang sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai adalah sangat kuat. Karena besarnya koefisien korelasi tersebut adalah positif, maka arah hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat adalah juga positif. Angka yang positif ini menunjukkan bahwa apabila revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka ekonomi masyarakat akan meningkat dan sebaliknya apabila revitalisasi kawasan tidak ditingkatkan, maka ekonomi masyarakat akan menurun; c). Analisis determinasi diperoleh koefisien determinasi sebesar 70,30 %, dimana revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat mempunyai pengaruh sebesar 70,30 % dan sisanya 29,70 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti, d). Analisis t-test diperoleh nilai t
hitung
= 13,060 dan t
tabel
= 1,671, dimana t
hitung
lebih besar dari pada t
tabel
yang berarti berada pada daerah penolakan Ho, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem berpengaruh signifikan.
102
Dengan melihat hasil analisis regresi sederhana, analisis korelasi sederhana, analisis determinasi, dan analisis t-tes, dimana hipotesis yang yang diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem dapat diterima
103
BAB VII PENUTUP
7.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka simpulan dari penelitian ini adalah : 1. Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah positif dan signifikan. Hal ini didasari dari : a. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = -0,564 + 0,326X yang berarti jika revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka kualitas ruang publik akan meningkat sebesar 0,326 satuan. b. Hasil analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi 0,856, yang terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000, yang berarti terdapat hubungan yang sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan
antara revitalisasi kawasan
terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai adalah sangat kuat. c. Hasil analisis determinasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 73,3%, yang berarti revitalisasi kawasan mempunyai pengaruh sebesar 73,3% terhadap kualitas ruang publik, sedang sisanya 100%–73,3% = 26,7% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti. d. Analisis t-test diperoleh nilai t-hitung = 9,216 dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,697, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan thitung
berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha
104
104
diterima. Ini berarti bahwa revitalisasi kawasan berpengaruh signifikan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. e. Dalam implementasi penataan revitalisasi kawasan di pelabuhan Padangbai dengan pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi pembangunan akses pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum masih menghadapi permasalahan dari aspek peningkatan kualitas ruang publik dengan varian kenyamanan sebagai berikut : penggunaan material permukaan area parkir tidak bisa menyerap panas, kurang vegetasi sebagai tanaman peneduh pada akses pejalan kaki menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, fungsi ruang akses pejalan kaki digunakan untuk pedagang kaki lima musiman dan hubungan sarana dan prasarana yang dibangun pada kawasan tidak terdapat akses yang saling menghubungkan. 2. Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah positif dan signifikan. Hal ini didasari dari : a. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = -9,472 + 0,392X yang berarti jika revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka ekonomi masyarakat akan meningkat sebesar 0,392 satuan. b. Hasil analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi 0,839, dimana yang terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000, yang berarti terdapat hubungan yang sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan
105
terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai adalah sangat kuat. c. Hasil analisis determinasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 70,3%, yang berarti revitalisasi kawasan mempunyai pengaruh sebesar 70,3% terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, sedang sisanya 100%–70,3% = 29,7% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti. d. Analisis t-test diperoleh nilai t-hitung = 13,060 dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,671, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan thitung
berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti bahwa revitalisasi kawasan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. 7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, di atas maka saran yang sekiranya dapat diberikan dalam kaitannya dengan pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut : 1. Oleh karena revitalisasi kawasan berpengaruh positif terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat, maka sebaiknya pelaksanaan revitalisasi ini terus dilanjutkan secara berkesinambungan sehingga nantinya dampaknya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem dan wilayah lainnya.
106
2. Untuk mempertahankan dan meningkatkan revitalisasi kawasan
terhadap
kualitas ruang publik maupun ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan penghijauan/penanaman pohon/vegetasi pada area akses pejalan kaki dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir dan kios,dan toilet umum. b. Membuat akses pejalan kaki untuk menghubungkan sarana dan prasarana yang telah dibangunan pada kawasan. c. Memasang lampu penerangan pada kawasan untuk kegiatan di malam hari. d. Membuat manajemen pengelolaan satu atap dengan melakukan sharing antara pemerintah kabupaten Karangasem dengan desa dinas maupun adat Padangbai sehingga biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan bisa dilakukan dari hasil pengelolaan kawasan tersebut sehingga tidak membebani biaya dari pemerintah baik Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali maupun Pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Cipta Karya.
107
DAFTAR PUSTAKA
Amos Rapport dalam Markus Zahnd.1999. Perancangan Kota Secara terpadu : Teori Perancangan Kota dan Penerapannya, Yogyakarta. Budiono.1985. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta : BPFE. Dadan Supardan.2008. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta. Departemen Kimpraswil.2003. Pengantar Revitalisasi Kawasan Bersejarah, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan. Departemen Pekerjaan Umum.2007. Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Nomor: 06/PRT/M/2007 Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.1995. Direktorat Bina Teknik, Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan, Nomor 011/T/BE/1995. Edy Darmawan.2003.Teori Dan Kajian Ruang Publik Kota, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Semarang. Edy Darmawan, 2009, Ruang Publik Dalam Arsitektur Kota, Penerbit Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Semarang Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto.2005. Kota Berkelanjutan, Penerbit PT. Alumni Bandung-2005. Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, Dyah R.Panuju.2009. Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah, Penerbit. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia Jakarta-2009 Hamid Shirvani.1985. The Urban Design Proces, Van Nostrand Reinbold Comp, New York. Harastoeti, DH.1999. Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Bersejarah di Indonesia. Dalam Jurnal Arsitektur ‘Tatanan’ Volume 1 Nomor 1 Juli 1999 (ISSN: 0215-7845), Bandung: Jurusan Ainrsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan: 19-26. Heinz Frick dan Bambang Suskiyatno.2011. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis, Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dan Ramah Lingkungan, Penerbit ITB.
108
Jonny Wongso, (
[email protected]), Strategi Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Bukittinggi, Dalam Tulisan Ilmial, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan-Universitas Bung Hatta Padang. Mela Aulia.2005. Perancangan Ruang Publik Dalam Konteks Revitalisasi Kawasan Bersejarah Kota (Studi Kasus: Kawasan Kota Lama Padang), Tesis Program Magister Arsitektur SAPPK-ITB. Nikolopoulou,M dan Lykudis, S.2006. Thermal Comport in Outdoor Urban Spaces : Analysis Across Different Countries. Building and Environment Ofyar Z. Tamin.2000. Perencanaan Dan Pemodelan Transfortasi, Penerbit Institut Teknologi Bandung. Paulus Hariyono.2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta. Rustam Hakim Dan Hardi Utomo.2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap Prinsip-Unsur dan Aplikasi Disain, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta. Robinson Tarigan.2007. Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi, Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara. Sarwono.2006. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, Penerbit Graha Ilmu. Sadono Sukirno.2008. Pengantar Teori Makroekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT.RajaGrafindo Persada Jakarta. Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Penerbit Alfabeta Bandung. Sugiyono.2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Penerbit Alfabeta Bandung.. Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Suwardjoko Warpani.1983. Analisis Kota Dan Daerah, Edisi Kedua, Penerbit ITB Bandung. Zoer´aini Djamal Irwan.2008. Tantangan Lingkungan &Lansekap Hutan Kota, Cetakan Kedua, Penerbit Bumi Aksara.