BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ruang lingkup IPA meliputi alam semesta secara keseluruhan baik yang ada di luar angkasa, dalam bumi dan di permukaan bumi. Trianto (2011: 137) menyatakan bahwa secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan serta penemuan teori dan konsep. Dapat pula dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang menyusun atas tiga komponen yang terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal. Salah satu faktor penting dalam pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama saat ini adalah pembelajaran yang belum terpadu atau masih terpisah-pisah. Ini ditandai dengan beberapa hal seperti buku teks yang belum terintegrasi sehingga proses pembelajarannya masih berjalan sendirisendiri dari ketiga ilmu tersebut, guru IPA belum mampu mengintegrasikan antara biologi, fisika dan kimia. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA terpadu saat in belum diterapkan secara optimal di SMP.
1
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri supaya membantu peserta didik mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif peserta didik (Suryosubroto, 2009:185). Pembelajaran IPA sebaiknya juga memperhatikan hakikat IPA itu sendiri yakni sikap, proses, produk, dan aplikasi (Bambang Subali dkk, 2009: 1). Sikap merupakan sikap ilmiah yang meliputi kepercayaan, nilai, gagasan, pendapat, objektif, hati-hati, teliti, jujur, rendah hati, santun, determinasi, dan sebagainya. Proses berkaitan dengan suatu metode atau cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Produk berkaitan dengan suatu produk ilmiah yang dihasilkan, dapat berupa fakta, data, konsep, teori, hukum, prinsip, dan sebagainya sedangkan aplikasi berkaitan dengan penerapan atau penggunaan metode dan produk ilmiah. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP N 1 Godean pada 8 Februari 2012 terlihat pembelajaran IPA masih kurang memberikan suatu pengalaman langsung kepada peserta didik. Pendekatan inkuiri belum dilaksanakan pada proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran IPA cenderung berpusat pada guru yang akan mendorong peserta didik merasa “diberi tahu” bukan peserta didik sendirilah yang “mencari tahu” sehingga kesempatan peserta didik untuk melakukan dan melatih keterampilan proses IPA belum optimal. Sejauh pengamatan dalam proses pembelajaran, selain materi yang diajarkan guru IPA belum dikemas secara terpadu, guru juga cenderung mendominasi dalam pembelajaran. Kondisi demikian menyebabkan peserta
2
didik kurang merespon guru dan menjadikan peserta didik menganggap IPA sebagai suatu mata pelajaran hafalan. Adanya ketidaktertarikan dan anggapan demikian berpengaruh pada hasil ulangan harian IPA kelas VII. Terbukti dari nilai ulangan harian IPA, rata-rata hasil belajar kelas VII berada dikisaran 6070 sementara KKM yang ditetapkan sekolah adalah 75. Pembelajaran IPA menjadi hal yang penting karena dalam menilai pembelajaran IPA tidak hanya dari segi produk saja tetapi juga dari segi proses. Hasil penilaian proses IPA melalui keterampilan proses IPA akan dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran dan meningkatkan pencapaian hasil belajar IPA. Dengan adanya penguasaan keterampilan proses IPA peserta didik akan mengembangkan sikap positif yang terkandung dalam IPA. Menurut Piaget, pembelajaran IPA mengutamakan proses penyelidikan dalam penemuan pemecahan masalah yang disebut sebagai proses inkuiri. Proses inkuiri membantu peserta didik mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif peserta didik. Keterampilan proses peserta didik akan terlatih jika sering dihadapkan dengan suatu masalah yang melibatkan pemecahan secara langsung. Pendekatan inquiry terdiri atas beberapa macam dan salah satunya adalah Pendekatan Guided Inquiry. Bimbingan kepada peserta didik menjadi hal pokok dalam pendekatan ini. Adanya bimbingan guru dalam setiap langkah pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik menurut Piaget. Pada tahap menuju operasional formal peserta didik membutuhkan suatu bimbingan untuk menemukan ide, mengajukan dan
3
menguji hipotesis tentang berbagai .masalah yang peserta didik temui di lingkungannya. Dengan penerapan pendekatan Guided Inquiry diharapkan akan membantu melatih dan mengembangkan keterampilan proses peserta didik. Melalui pendekatan ini peserta didik dihadapkan pada suatu permasalahan yang memungkinkan peserta didik melakukan pengamatan langsung sebagai pengalaman belajar. Peserta didik diberi kebebasan untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, konsep, teori dan hukum. Dengan demikian peserta didik akan mengalami pengalaman belajar sehingga apa yang mereka pelajari dapat mereka ingat lebih lama dan bisa dimaknakan dalam kehidupan seharihari. Berdasarkan uraian di atas maka pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan dalam pembelajaran IPA di SMP adalah pendekatan Guided Inquiry. Oleh karena itu perlu diselidiki apakah pendekatan Guided Inquiry mempengaruhi keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik SMP. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka masalah yang akan diidentifikasi antara lain: 1. Pembelajaran IPA yang masih berpusat pada guru sehingga peserta didik cenderung merasa diberi tahu bukan mencari tahu. 2. Kesempatan untuk melakukan dan melatih keterampilan proses IPA belum optimal dilaksanakan.
4
3. Pendekatan Guided Inquiry atau inkuiri terbimbing masih jarang digunakan di SMP. 4. Pembelajaran IPA terpadu belum optimal dilaksanakan di beberapa SMP 5. Penilaian pembelajaran IPA yang tertuju pada aspek kognitif saja membuat peserta didik cenderung mengabaikan proses dan sikap ilmiah dalam IPA C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan Pendekatan Guided Inquiry yang bertujuan untuk membantu melatih keterampilan proses IPA peserta didik. Penilaian hasil belajar dibatasi pada penilaian ranah kognitif peserta didik. Tema materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengolahan Air. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat diuraikan dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana pengaruh penggunaan Pendekatan Guided Inquiry dalam pembelajaran IPA terpadu pada keterampilan proses IPA peserta didik SMP? 2. Bagaimana pengaruh penggunaan Pendekatan Guided Inquiry dalam pembelajaran IPA terpadu pada hasil belajar ranah kognitif peserta didik SMP?
5
E. Tujuan Penelitian Berdasakan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh penggunaan Pendekatan Guided Inquiry dalam pembelajaran IPA terpadu pada keterampilan proses IPA peserta didik SMP 2. Mengetahui pengaruh pada penggunaan Pendekatan Guided Inquiry dalam pembelajaran IPA terpadu pada hasil belajar ranah kognitif peserta didik SMP F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta Didik a. Mempermudah peserta didik dalam memahami konsep IPA dengan menemukannya sendiri b. Meningkatkan motivasi, perhatian dan kerja sama peserta didik dalam proses pembelajaran IPA c. Meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik 2. Bagi guru a. Memudahkan guru dalam berkreasi pada pembelajaran sehingga dapat lebih efektif dan efisien sesuai perannya sebagai fasilitator dan motivator. b. Sebagai referensi guru melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas diri dan peserta didik
6
c. Sebagai sumber informasi dalam pengembangan penelitian pendidikan dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran. 3. Bagi sekolah a. Sebagai bahan masukan untuk memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar meningkat b. Memberikan
sumbangan
pengetahuan
dalam
meningkatan
keterampilan proses IPA dan hasil belajar peserta didik 4. Bagi mahasiswa a. Untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti mengenai keterampilan proses IPA dan Pendekatan Guided Inquiry b. Menambah pengalaman penelitian c. Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat melihat apakah praktik pembelajaran yang dilakukan sudah efektif dan efisien 5. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan a.
Dapat memberi sumbangan pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan Pendekatan Guided Inquiry untuk melatih keterampilan proses IPA dan meningkatkan hasil belajar peserta didik
b.
Menambah khazanah atau kekayaan keilmuan dalam bidang pendidikan IPA
7