BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI). Radio ini memiliki slogan “sekali mengudara, tetap mengudara “, slogan dari radio ini dapat terwujud hingga saat ini, dimana sekarang RRI masih tetap mengudara. RRI merupakan radio yang mempunyai posisi yang strategis, sebab realitasnya RRI masih merupakan satu-satunya jaringan nasional dan mampu menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Eksistensi RRI berawal pada saat awal kemerdekaan, pada saat itu RRI berfungsi sebagai penghubung pemerintah dengan rakyat dalam menghadapi perjuangan bangsa, serta bekerja sebagai organisasi yang cenderung berfungsi untuk kepentingan pemerintah. Peran RRI sampai saat ini sangat jelas selain membantu menyampaikan program-program pemerintah kepada masyarakat, RRI tentunya sangat berperan membantu menjaga stabilitas NKRI dengan memberikan informasi yang mendidik dan cerdas mengenai tema-tema kebangsaan, nasionalisme, pendidikan, dan kebudayaan. Reformasi di Indonesia yang memunculkan perubahan pada sistem pemerintahan juga berpengaruh terhadap perubahan status
RRI. Tuntutan perubahan untuk pembaharuan
organisasi RRI sebagai media massa yang dapat mengakomodir semua pihak, golongan dan kepentingan secara independen, telah membuat sebagian besar pemimpin RRI yang masih memiliki hati dan idealisme untuk bersama-sama berani membuat penetapan diri tentang bagaimana eksistensi RRI di masa mendatang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2000, tentang pendirian Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadikan status
RRI sebagai Perjan. Perjan adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang
berkarakteristik ; tidak mencari keuntungan, memberikan pelayanan kepada publik, merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah, dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri atau Direktur Jenderal departemen yang bersangkutan dan status karyawannya adalah pegawai negeri. Sedangkan maksud dan tujuan Perjan adalah menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa yang bermutu dan menandai bagi pemenuhan hajat orang banyak. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, RRI saat ini berstatus Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Pasal 14 Undang Undang Nomor 32/2002 menegaskan bahwa RRI adalah LPP yang bersifat independen, netral, tidak komersil dan berfungsi melayani kebutuhan masyarakat. Perubahan ini menyebabkan pergeseran peran RRI, dari yang semula government oriented menjadi public oriented. RRI sebagai LPP juga dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 Tahun 2005 penjabaran lebih lanjut dari Undang Undang Nomor 32/2002. Perubahan RRI menjadi LPP telah melampaui proses yang cukup panjang, dimulai dari semangat perubahan yang berawal dari internal RRI yang menganggap bahwa sudah tidak masanya lagi sebuah radio sebagai corong pemerintah, sosialisasi perubahan ke pihak eksternal, mengadakan kajian-kajian bersama dengan pakar hukum dan komunikasi, dan dengan pemantapan status RRI agar disahkan dalam Undangundang, sampai akhirnya RRI saat ini menyandang status sebagai LPP . LPP yang bersifat independen, netral, tidak komersil dan berfungsi melayani kebutuhan masyarakat memberi arti bahwa status LPP yang saat ini disandang RRI diharapkan mampu melakukan perubahan pola berhubungan dengan masyarakat, menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan melayani
masyarakat melalui siaran-siaran yang diberikan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. RRI resmi menjadi LPP sejak Tahun 2005, repositioning dari Institusi Pemerintah ini juga ditandai dengan adanya komitmen menyeluruh karyawan RRI diseluruh Indonesia, untuk turut aktif berpartisipasi dalam melakukan diskusi-diskusi internal maupun eksternal, termasuk mengikuti berbagai pelatihan tentang Public Service Broadcasting di dalam dan luar negeri. RRI merupakan LPP diantara 4 (empat) bentuk lembaga penyiaran lainnya yang ada di Indonesia, tiga diantaranya yaitu ; lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas dan lembaga penyiaran berlangganan. Konsep public service pada LPP menjadi posisi baru bagi RRI, hal ini menuntut RRI agar membangun image atau citra korporat di benak publik melalui strategi program komunikasi produk menyeluruh dari kantor pusat hingga kantor cabang. Pembangan image periode pertama RRI sebagai LPP dirasakan belum secara fokus menyentuh core business RRI, tapi lebih pada transformasi nilai untuk mengubah mindset internal atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang sebagian besar masih Pegawai Negeri Sipil (PNS) di era RRI sebagai Radio Pemerintah. Perubahan mindset pada internal RRI yang belum sepenuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada, dikarenakan sudah sejak lama RRI menjadi corong pemerintah, yang segala kegiatan dan siaran harus mengikuti apa yang diminta oleh pemerintah, hal ini membuat kalangan internal RRI tidak terbiasa untuk kreatif dan belum bisa menolong dirinya sendiri. Sedangkan LPP adalah lembaga yang tidak hanya menlayani pemerintah melainkan melayani masyarakat juga, secara tidak langsung menuntut internal RRI untuk bergerak lebih kreatif dan inisiatif dalam melayani masyarakat. Pergeseran pola komunikasi juga terjadi dalam RRI dari yang semula top-down
kini menjadi dua arah top-down dan bottom-up, dimana pada awalnya semua informasi berasal dari pusat yang di siarkan keseluruh wilayah Indonesia, kini pola itu menjadi dua arah informasi dari daerah juga akan disiarkan melalui pusat. Perubahan status RRI tentunya berdampak terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas siaran, peningkatan siaran informasi yang aktual, tepat dan terpercaya, selain itu RRI juga memberikan nilai-nilai edukatif, memberikan porsi pada siaran pendidikan dan seni budaya. Hiburan musik dari manca Negara juga tersaji dalam siaran Voice of Indonesia (siaran Luar Negeri RRI). Dalam suatu organisasi/perusahaan tentunya memiliki keinginan yang kuat untuk maju dan berkembang lebih baik lagi, untuk itu dalam mempersiapkan menuju organisasi yang lebih maju, maka dibutuhkan strategi untuk melakukan perubahan. Organisasi dalam melakukan perubahan tentunya memperhatikan berbagai aspek yang mendorong mereka untuk melakukan perubahan, mulai dari aspek permodalan yang mereka miliki, aspek penguasaan teknologi informasi, aspek globalisasi ekonomi, aspek persaingan usaha hingga aspek kebijakan pemerintah ditempat mereka beroperasi. Strategi perubahan yang dibuat oleh suatu organisasi tentunya memperhatikan berbagai faktor-faktor yang menjadi alasan bagi suatu organisasi dalam melakukan perubahan, baik dari segi eksternal maupun internal, hal tersebut bisa berupa peluang, kekuatan, kelemahan dan ancaman. Perubahan yang dilakukan oleh manajemen RRI, adalah perubahan yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, dimana reformasi menuntut RRI untuk menjadi radio yang melayani kebutuhan masyarakat, bukan lagi sebagai kaki tangan pemerintah. Kemauan dari pihak internal juga merupakan hal yang paling bepengaruh dalam perubahan RRI, kembalinya semangat Tri Prasetya dalam internal RRI menyebabkan para pemimpin RRI, mulai memikirkan apa yang akan mereka lakukan agar RRI tetap bertahan bahkan menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Perjalanannya perubahan RRI dalam status maupun peran sudah beberapa kali berubah, tidak dapat dipugkiri bahwa hal ini terjadi karena imbas dari perubahan sistem pemerintahan yang terjadi di Negara Indonesia. Pada awal kemerdekaan hingga jaman Presiden Soeharto RRI adalah radio yang dipakai sebagai alat pemerintah, yang menyiarkan hal-hal positif dari pemerintah, setelah itu RRI berubah menjadi Perjan dibawah Kementerian Penerangan, dan saat ini RRI menjadi LPP yang merupakan lembaga independen dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Perubahan status kedudukan inilah yang merupakan fenomena menarik untuk diteliti mengingat RRI yang sebelumnya merupakan radio pemerintah yang menggunakan manajemen versi pemerintah harus berubah menjadi radio publik yang independen, netral dan mandiri. Untuk mengetahui proses perubahan yang dilakukan RRI dalam menyesuaikan diri dengan statusnya sebagai LPP, maka peneliti akan menganalisis dengan Manajemen Perubahan (Management of Change), yang merupakan sebuah proses peyejajaran berkelanjutan sebuah organisasi dengan pasarnya. Management of Change adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi, artinya memahami dan menerapkan strategi yang diperlukan dalam menghadapi perubahan dan perkembangan kehidupan baik dari sisi kultur, sosial maupun lingkungan sebagai tempat sebuah organisasi hidup dan berinteraksi. Peran Management of Change sangat diperlukan sebagai titik awal untuk menyesuaikan diri menghadapi transformasi yang ada di RRI, supaya organisasi penyiaran itu dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Management of Change dalam meyesuaikan diri dengan perubahan, akan sangat bermanfaat untuk RRI, karena dalam teori Management of Change lebih mendalami faktor internal organisasi dan pemimpin dituntut sebagai pionir yang harus berfikir secara matang akan hal-
hal yang harus segera diubah dalam organisasinya termasuk juga struktur organisasi dan pembagian tugas pegawai. Proses Management of Change dalam organisasi itu meliputi serangkaian kegiatan yang cukup kompleks, secara garis besar terdiri dari kegiatan fase pencarian (unfreezing), fase mengubah (changing), dan fase pembekuan kembali (refreezing). Ketiga fase ini akan selalu dialami tiap tiap organisasi yang akan bertransformasi. Mengingat bahwa kinerja organisasi sangat dipenuhi oleh internal dan proses-proses manajemen dalam organisasi, maka upaya meningkatkan kinerja organisasi tentunya terkait erat dengan peningkatan faktor internal
serta proses manajemen.
Penggunaan Management of Change dimaksudkan agar arus kebijakan dan berbagai bentuk keputusan serta tindakan yang akan dilaksanakan dalam suatu organisasi dapat dikelolah dengan baik.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah yaitu sebagai berikut : 1. Perubahan status RRI yang merupakan dampak dari perubahan sistem pemerintahan dan tuntutan reformasi. 2. Perbaikan citra positif RRI, dari radio corong pemerintah menjadi radio Negara. 3. Terbatasnya ruang gerak dalam berinteraksi dengan masyarakat umum, sistem dua arah yang belum optimal. 4. Strategi yang dilakukan belum optimal, SDM belum mampu menyesuaikan dengan perubahan.
5. Sulitnya merubah mindset internal RRI, yang terbiasa bergantung pada konsep penyiaran yang sudah disiapkan pemerintah. 6. Perubahan status RRI dan kedudukannya dalam Lembaga Penyiaran Publik. 7. Proses Management of Change dalam menyesuaikan diri dengan status LPP.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan idenfikasi masalah diatas, penelitian ini membatasi masalah dan menfokuskan pada Management of Change pada Radio Republik Indonesia sejak berubah menjadi Lembaga Penyiran Publik. Pembatasan masalah dalam penelitian dimaksudkan agar penelitian ini bisa lebih fokus, selain itu adanya keterbatasan peneliti untuk meneliti beberapa masalah yang dihadapi Radio Republik Indonesia.
D. Rumusan Masalah Setelah kita mengetahui latar belakang masalah yang teridentifikasi maka dapat dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut : 1. Bagaiman proses Management of Change yang dilakukan Radio Republik Indonesia, dalam merespon perubahan status menjadi Lembaga Penyiaran Publik? 2. Apa kendala-kendala dalam melakukan Management of Change yang dilakukan oleh Radio Republik Indonesia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan statusnya menjadi Lembaga Penyiaran Publik?
E. Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan gambaran yang jelas berkaitan dengan proses Management of Change yang dilakukan oleh Radio Republik Indonesia. 2. Mengetahui kendala-kendala dan cara menghadapi kendala yang terjadi pada Radio Republik Indonesia dalam melakukan Management of Change.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Ditinjau dari sudut pandang keilmuan administrasi publik, pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam mengembangkan konsep Management of Change dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi publik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya Management of Change dalam kehidupan berorganisasi, dalam menghadapi perubahan. Penelitian ini juga merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. b. Bagi Radio Republik Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan tambahan dan referensi lingkup internal dalam meperbaiki hal yang dirasa kurang dalam penyesuaian dengan perubahan pada Radio Republik Indonesia sebagai Lembaga Penyiaran Publik. c. Bagi Pihak Akademisi
Dapat dijadikan tambahan bahan referensi bagi penelitian yang akan datang yang mengangkat tema penelitian yang sama.