BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tetanus dan infeksi merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi. Tetanus neonatorum dan infeksi tali pusat telah menjadi penyebab kesakitan dan kematian secara terus menerus di berbagai Negara. Setiap tahunnya 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000 meninggal akibat infeksi bakteri,(Sodikin,2009;3). Di Asia Tenggara diperkirakan ada 220.000 kematian bayi disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang bersih, (Ratri Wijaya,2006). Menurut The World Health Report 2008, angka kematian bayi di Indonesia mencapai 20/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007/2008). Berarti setiap jam terdapat 10 bayi baru lahir meninggal, setiap hari ada 246 bayi meninggal dan setiap tahun ada 89.770 bayi baru lahir yang meninggal. Kematian bayi lahir sebesar 79% terjadi setiap minggu pertama kelahiran terutama pada saat persalinan. Sebanyak 54% terjadi pada tingkatan keluarga yang sebagian besar disebabkan tidak memperoleh layanan rujukan dan kurangnya pengetahuan keluarga akan kegawatdaruratan pada bayi. Rapat kerja kesehatan nasional (Rakerkesnas) berlangsung sejak tanggal 21 – 23 Februari 2011 diikuti seluruh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemkes. Dalam paparannya berjudul Meningkatkan Good Governance Kesehatan Di Tingkat Provinsi, Menkes menyampaikan pencapaian pembangunan kesehatan tahun 2010. Angka kematian bayi maupun neonatal terus menurun. Angka kematian bayi menurun dari 68
menjadi 34 per 1.000 KH pada periode yang sama. Angka kematian neonatal menurun dari 32 menjadi 19 kematian per 1.000 KH. Sementara target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 23 per 1.000 KH untuk angka kematian bayi. Hasil penelitian Sri Mutia Batu Bara (2009) di desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang menyebutkan bahwa jumlah infeksi pada tali pusat pada tahun 2008 berjumlah 65% kemudian meningkat menjadi 80% pada tahun 2009, kondisi ini menunjukkan bahwa angka infeksi tali pusat semakin meningkat. Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat, (Iis Sinsin, 2008). Di Jawa Tengah penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 0-28 hari tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, infeksi tali pusat, pneumonia, diare), kemudian (14,3%) feeding problem (Ekawati 2007;2). Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2010 menunjukkan angka kematian neonatal usia 0-28 hari sebanyak 249 dan salah satu penyebab kematiannya adalah karena infeksi tali pusat yaitu terdapat 7 kasus dan salah satunya terjadi di wilayah Kedung Mundu Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Adapun masalah ditemukan di Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang, yaitu masih terdapat ibu yang memandikan dan membersihkan tali pusat bayi hanya 1 kali dalam sehari. Ada juga ibu yang menjemur pakaian bayi di batu-batu atau di bambu. Pakaian bayi yang kurang bersih beresiko infeksi bila bersentuhan langsung dengan tali pusat bayi,
padahal teknik perawatan tali pusat dalam Asuhan Persalinan Normal (APN) tidak lagi menggunakan kasa steril melainkan hanya diikat dengan tali atau benang saja, sehingga kebersihan pakaian bayi pun perlu diperhatikan. Berdasarkan Studi pendahuluan pada bulan Maret 2011 di wilayah Kelurahan Sendang Mulyo, diketahui dari 10 orang ibu yang melahirkan terdapat 5 orang (50%) mengatakan merawat tali pusatnya dengan kasa steril dan hanya diganti sekali pada saat mandi, 3 orang(30%) mengatakan merawat tali pusat tanpa kassa steril sesuai anjuran bidan tetapi tetap dengan kebiasaan menjemur pakaian bayi di tempat yang kurang bersih seperti di batu-batuan dan bambu, 1 orang (10%) menggunakan kassa dan menggantinya dua kali sehari, dan hanya 1 orang (10%) yang sesuai anjuran bidan yaitu melakukan perawatan tali pusat 2 kali sehari, tanpa dibungkus kassa steril serta menjaga kebersihan pakaian bayi. Salah satu upaya atau cara untuk mengatasi masalah dan mengurangi angka kematian bayi karena infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan RI, pemerintah menggunakan strategi yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan maternal dan neonatal berkualitas yang Cost – Efective yang tertuang dalam tiga pesan kunci, yaitu : 1. Setiap kehamilan diberikan Toksoid Tetanus yang sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum. 2. Hendaknya pemotongan selanjutnya.
sterilitas tali
harus
pusat
diperhatikan
demikian
pula
benar
pada
perawatan
tali
waktu pusat
3. Penyuluhan mengenai perawatan tali pusat yang benar pada masyarakat. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan ketiga pesan kunci tersebut dan pencapaiannya, target yang telah ditetapkan untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2010 adalah 16/1000 kelahiran hidup (DepKes RI,2009). Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Perawatan Tali Pusat Dengan Praktik Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir”.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Adakah Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Perawatan Tali Pusat Dengan Praktik Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Perawatan Tali Pusat dengan Praktik Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir. b. Mendeskripsikan Praktik Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir. c. Menganalisis Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Perawatan Tali Pusat Dengan Praktik Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti atau Mahasiswa Meningkatkan wawasan dan keilmuan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi tuntutan IPTEK. 2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan) Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, untuk mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan) bagi masyarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian bayi (AKB). 3. Bagi Lahan / Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi
bagi
petugas
kesehatan
Kelurahan Sendang Mulyo
dan
masyarakat
di
wilayah
yaitu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan masyarakat dalam melakukan perawatan tali pusat yang benar.
4. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/ mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang sebagai bacaan pustaka dan sebagai referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya. 5. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas khususnya di bidang ilmu kebidanan dan metodologi penelitian kesehatan.
E. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No
Nama
Judul penelitian
Jenis Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian
1
Ekawati Ningsih (2007)
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Deskriptif Korelatif Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan dengan pendekatan Perawatan Bayi Baru Lahir Di Desa cross sectional Kertayasa kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
1.Variable Independent : Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan. 2. Variabel Dependent : Perawatan Bayi Baru Lahir
Ada hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan dengan Perawatan Bayi Baru Lahir
2
Tika Ria Retniati (2010)
Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada BBL Yang Dirawat Menggunakan Kassa Steril Dibandingkan Dengan Kassa Alkohol 70% di Desa Trayeman Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal
Analitik dengan pendekatan cross section
Variabel Independen I : Lama pelepasan tali pusat yang dirawat dengan kassa steril. Variabel Independen II: Lama pelepasan tali pusat yang dirawat dengan kassa alkohol 70%
Ada perbedaan waktu antara pelepasan tali pusat pada BBL yang dirawat menggunakan kassa steril dengan kassa alkohol 70%. Yaitu pelepasan tali pusat lebih cepat menggunakan kassa steril disbanding kassa alkohol 70%
3
Jayanti Megasari (2009)
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Diare Pada Anak Balita Usia 1-5 tahun di Wilayah RW V Desa Kaliprau Kecamatan ulujami Kabupaten Pemalang
Deskriptif korelatif dengan pendekatan cross section
1.Variable Independent: Pengetahuan Ibu tentang Diare. 2. Variabel Dependent : Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Diare
Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare
Penelitian Ekawati Ningsih mengambil variabel tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan ibu dengan perawatan bayi baru lahir, dengan hasil penelitian “Ada hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan dengan Perawatan Bayi Baru Lahir”. Penelitian Tika Ria mengambil variabel
lama
pelepasan tali pusat yang dirawat dengan kassa steril dengan lama pelepasan tali pusat yang dirawat dengan kassa alkohol 70%, dengan hasil penelitian “Ada perbedaan waktu antara pelepasan tali pusat pada BBL yang dirawat menggunakan kassa steril dengan kassa alkohol 70%, yaitu pelepasan tali pusat lebih cepat menggunakan kassa steril dibanding kassa alkohol 70%.” Dan penelitian Jayanti Megasari menggunakan variabel pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare, dengan hasil penelitian “Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare”, sedangkan dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pengetahuan ibu dengan praktik perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, dan sample yang di ambil adalah ibu post partum yang memiliki kegiatan merawat tali pusat bayi secara mandiri.