1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat, oleh karena itu operasi perusahaan yang efisien akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sehingga perusahaan yang melakukan go public diwajibkan untuk mengungkapkan kejadian yang terjadi dalam perusahaannya dengan terbuka serta menerima kritikan dari siapa saja, kapan saja, dimana saja, dengan media apa saja. Keterbukaan tersebut dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada para pemodal dan untuk kepentingan pengawasan. Selain itu adanya transparasi pelaporan atas peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dalam perusahaan publik menyebabkan penilaian kinerja perusahaan menjadi sangat transparan. Menteri Keuangan RI berdasarkan Keputusan No.740/KMK.00/1989, bahwa yang di maksud dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Sehingga penilaian kinerja perusahaan perlu dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun stokeholder yang lain, karena menyangkut distribusi kesejahteraan diantara manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun stokeholder. Dalam mengukur keberhasilan suatu perusahaan, kebanyakan menggunakan laporan keuangan karena dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan, dapat
2
mencerminkan kondisi perusahaan tersebut, di harapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan tersebut. Mengadakan interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisis untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 1995:327). Sartono (2001:114), Rasio keuangan digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam 4 tipe dasar yaitu : 1.
Rasio Likuiditas, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang berjangka pendek tepat pada waktunya.
2.
Rasio Aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan.
3.
Rasio Leverage, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
4.
Rasio Profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan rasio keuangan seperti yang telah
disebutkan diatas untuk membandingkan kinerja perusahaan BUMN sebelum dan selama masa krisis moneter di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu lokomotif perekonomian nasional yang diharapkan mampu menghadapi persaingan global. Misi yang demikian berat menuntut BUMN memiliki kinerja yang baik. Misi ini pula yang membuat BUMN selalu mendapat sorotan tajam dari publik. Salah satu hal yang selalu mendapat sorotan adalah pengelolaan yang tidak efisien dibandingkan
3
dengan perusahaan swasta, walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Banyak BUMN yang memiliki kinerja lebih baik dari perusahaan swasta. Kinerja seperti itu tentu tidak lepas dari dedikasi dan kerja keras para karyawan, staf dan pimpinan BUMN. BUMN sebagai Badan Usaha Milik Negara sebagian besar sahamnya berasal dari masyarakat. BUMN diharapkan dikelola dengan baik dan menghasilkan keuntungan tinggi. Kepercayaan masyarakat mulai memudar karena iklim kerja di lingkungan BUMN sangat sarat dengan KKN. Ada beberapa alasan perusahaan melakukan go public. Alasan go public pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) biasanya adalah memasyaratkan saham BUMN tersebut dan agar BUMN tersebut lebih efisien karena adanya pengawasan melekat dari masyarakat yang merasa ikut memiliki perusahaan dengan memiliki saham perusahaan sedangkan alasan go public bagi perusahaan swasta pada umumnya karena masalah keuangan (Ardiansyah, 2004). Sejak Indonesia dilanda krisis multidimensi pada tahun 1997 yang di mulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dollar AS, hampir semua badan usaha swasta terutama yang berskala besar, milik para konglomerat mengalami kesulitan teramat parah, pada umumnya karena beban hutang dalam valuta asing yang sangat memberatkan. Lain halnya dengan BUMN, karena sebagian besar BUMN ternyata masih dapat bertahan dalam situasi krisis tersebut, karena faktor-faktor kehati-hatian dan sikap konservatif yang selama ini diambil, yang akan menyelamatkan dari kehancuran. Dengan pengalihan status X, badan usaha swasta menjadi BUMN, maka peran BUMN dalam pemulihan ekonomi nasional dari krisis menjadi lebih menentukan lagi (Santosa, 2005).
4
Sangatlah disayangkan bahwa ternyata citra BUMN selama ini tidaklah begitu baik, antara lain karena dianggap sebagai sarang KKN, sumber pemerasan dari birokrat, tidak membawa manfaat bagi masyarakat banyak maupun sekitarnya, tidak memperoleh hasil atau keuntungan kecuali dengan berbagai subsidi, konsesi dan lainnya. Sehingga BUMN memperoleh citra negatif bahkan tidak disukai oleh pemiliknya sendiri, yaitu rakyat Indonesia (Santosa, 2005). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ‘‘ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SELAMA MASA KRISIS MONETER’’. Perusahaan yang di ambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan selama masa krisis moneter yang diukur dengan rasio keuangan yang dapat diketahui rasio keuangannya yaitu CR, WCTAR, TAT, FAT, RT, WCT, ACP, DR, DER, LTDER, NPM, OPM, ROI, dan ROE?
C. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, lebih terarah dan diperoleh hasil yang optimal, maka penulis perlu membatasi masalah-masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :
5
1. Penelitian ini dibatasi pada bidang yang sejenis yang tergolong pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEJ. Untuk PT. Indosat Tbk sendiri karena sudah dijual ke Singapore oleh Laksamana Sukardi pada tanggal 15 Desember 2002, PT. Indosat Tbk tetap ditampilkan dalam penelitian ini. Obyek penelitian adalah 5 perusahaan BUMN yaitu : •
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) Tbk.
•
PT. Aneka Tambang Tbk.
•
PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom).
•
PT. Tambang Timah (Persero), dan
•
PT. Semen Gresik (Persero).
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 3. Perusahaan tersebut telah mengeluarkan Laporan Keuangan yang telah dipublikasikan, dan yang dipakai adalah Laporan Keuangan 2 tahun sebelum krisis moneter pada tahun 1995 dan tahun 1996. Sedangkan selama krisis moneter Laporan Keuangan yang dipakai adalah 2 tahun selama krisis moneter pada tahun 1997 dan 1998. Alasannya karena penulis ingin mengetahui keadaan kinerja keuangan 2 tahun sebelum dan 2 tahun selama masa krisis moneter sehingga penulis dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan BUMN. 4. Penelitian ini, setiap perusahaan BUMN memiliki jenis industri yang berbeda. Sehingga selama periode pengamatan diperoleh data perusahaan yang tidak relevan. Dari jenis data yang diperoleh maka penulis mengikhtisarkan rasio keuangan dari sampel yang diambil. Pendekatan yang dilakukan dalam menilai kinerja perusahaan adalah penilaian kinerja yang didasarkan pada analisis rasio
6
keuangan pada perusahaan BUMN yang dibatasi pada 4 rasio keuangan yang meliputi : Sartono (2001:114) •
Rasio Likuiditas : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Rasio Likuiditas terdiri dari 2 rasio yaitu : - Current Rasio (CR), dan - Working Capital to Total Assets Ratio (WCTAR).
•
Rasio Aktivitas : menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Rasio Aktivitas terdiri dari 5 rasio yaitu - Total Assets Turnover (TAT), - Fixed Assets Turnover (FAT), - Receivable Turnover (RT), - Working Capital Turnover (WCT), dan - Average Collection Period (ACP).
•
Rasio Leverage : menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio Leverage terdiri dari 3 rasio yaitu - Debt Ratio (DR), - Debt to Equity Ratio (DER), dan - Long Term Debt to Equity Ratio (LDER).
•
Rasio Profitabilitas : mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri.
7
Rasio Profitabilitas terdiri dari 4 rasio yaitu - Net Profit Margin (NPM), - Operating Profit Margin (OPM), - Return On Invesment (ROI), dan - Return On Equity (ROE). 5. Analisis uji statistik menggunakan uji t-Paired untuk mengetahui Apakah ada perbedaa signifikan pada kinerja keuangan perusahaan sebelum dan selama masa krisis moneter.
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan selama masa krisis moneter yang diukur dengan rasio keuangan yang dapat diketahui rasio keuangannya yaitu CR, WCTAR, TAT, FAT, RT, WCT, ACP, DR, DER, LTDER, NPM, OPM, ROI, dan ROE.
E. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Penulis. a. Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam memahami analisa keuangan. b. Untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah dengan kenyataan yang ada dalam praktek.
8
2. Bagi Pihak Lain. a. Diharapkan hasil analisa dapat dijadikan dasar dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan pada masa yang akan datang. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi ilmiah dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada semua pihak, baik rekan mahasiswa maupun perusahaan tentang bagaiman rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dan sebagai sumber data tambahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. c. Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan bahan pertimbangan dalam menjalankan operasi perusahaaan dengan kondisi keuangan yang telah dicapai.