1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta aman dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Birokrat sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing bangsa harus memiliki kompetensi dan kinerja tinggi demi pencapaian tujuan, tidak saja untuk profesionalitas dan pembangunan citra pelayanan publik, melainkan juga sebagai perekat pemersatu bangsa. Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) sering menjadi sorotan masyarakat. Sedarmayanti (2007) menyebutkan bahwa birokrasi di Indonesia dicitrakan sebagai sesuatu yang bertele-tele, sering rapat, sering seminar, banyak bicara, saling menyalahkan, suka membuat berbagai panitia, jam karet, tidak efisien dan korup. Selanjutnya, disebutkan bahwa perlunya dilaksanakan pembenahan oleh pemerintah terhadap kinerja PNS dalam rangka mengantisipasi tantangan globalisasi. Dalam era keterbukaan dan globalisasi sumber daya manusia yang ada dalam organisasi bukan hanya sekedar alat mencapai target organisasi semata, tetapi sumber daya manusia (SDM) adalah aset organisasi yang harus dipelihara dan dikembangkan. Sumber daya manusia tidak lagi hanya sebagai pelengkap dalam jaringan mata rantai kegiatan pencapai tujuan, tetapi sebagai penentu keberhasilan aktifitas yang dilakukan. Organisasi yang akan memperoleh 1
1
2
keunggulan dimasa depan adalah organisasi yang dapat menemukan bagaimana melahirkan sekaligus menuntut komitmen dari setiap orang dan menumbuhkan kapasitas belajar pada semua tingkat organisasi. Suatu organisasi meraih keberhasilan
mengesankan
dan
kompetitif
justru
karena
cara
mereka
memperlakukan anggota mereka senang datang ke tempat kerja dengan moral kuat dan produktivitas yang lebih tinggi. Organisasi membutuhkan orang yang bersemangat, manajemen partisipatif dan tim kerja yang terarah dan terpadu di tempat kerja, memaksimalkan potensi pegawai tergantung pada sisi manajemen yang lunak, bagaimana individu diperlakukan, diberi inspirasi dan tantangan untuk menghasilkan prestasi kerja terbaik mereka serta bimbingan oleh manajer untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Departemen personalia atau pihak manajemen harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal ini dapat mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah personalia vital lainnya (Handoko, 2004). Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen untuk menciptakan kepuasan kerja bagi karyawannya adalah dengan memperhatikan karir karyawannya. Karyawan adalah aset yang harus dipelihara, dipertahankan dan dikembangkan oleh perusahaan. Pengembangan karier diterapkan oleh
3
manajer personalia agar karyawan dapat mengetahui ekspektasi karirnya dan melihat pekerjaannya dari sisi lain diluar pekerjaannya saat ini untuk mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi berbagai pekerjaan di masa yang akan datang. Perubahan organisasi telah mempengaruhi cara orang dan perusahaan memandang karir dan perkembangannya. Dalam perspektif karir yang baru, individu diharapkan mampu mengatur perkembangan karirnya sendiri. Perkembangan ini diperoleh dari pengalaman pendidikan pribadi, pelatihan, pengalaman organisasional, proyek dan bahkan perubahan dalam lapangan pekerjaan. Tujuan pengembangan karir adalah memuaskan kebutuhan pegawai. Adanya kesempatan pada pegawai untuk tumbuh dan berkembang serta terpenuhinya kebutuhan individu akan harga dirinya menjadikan para pegawai mudah merasa puas (Rivai, 2005). Perusahaan yang menghargai sumber daya manusianya, selalu berusaha mendorong karyawannya agar mampu mengembangkan karir dengan memberikan konsep bahwa mereka harus fokus pada penciptaan dan penyediaan pekerjaan untuk dirinya sendiri di masa depan yang selalu berubah. Perusahaan yang tidak memberikan akses menuju peluang pengembangan karir, akan tidak mampu mempertahankan karyawannya yang berprestasi dalam pasar tenaga kerja yang sangat kompetitif. Menurut Elisabeth (Swa, April 07), gaji tinggi bukan segalanya. Berapapun besarnya gaji yang diterima, hal itu tidak akan pernah membuat seseorang merasa puas, gaji yang menarik bukan satu-satunya cara mempertahankan SDM terbaik di perusahaan, budaya perusahaan yang baik,
4
pemimpin yang mengayomi serta kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri melalui pelatihan, juga dapat menjadi perekat bagi seorang pegawai. Hubungan kerja penting di dalam suatu organisasi (Manulan, 2001) karena komunikasi dalam hubungan kerja berlaku sebagai suatu rantai koordinasi antara para pegawai dengan fungsi organisasi. Hubungan kerja yang menyenangkan akan mampu memperbaiki semangat dan kesungguhan kerja pegawai yang akan mempengaruhi kepuasan pegawai (Gorda, 2006). Manuaba (2004) berpendapat bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif, lingkungan kerja disini dapat berupa hubungan kerja pegawai. Oleh karena itu komunikasi dalam hubungan kerja harus ditangani atau didesain sedemikian rupa sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Hal yang dibutuhkan disamping hubungan kerja, yaitu kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan sifat atau karakter, atau cara seseorang di dalam upaya membina dan menggerakkan seseorang atau sekelompok orang agar mereka bersedia, komitmen, dan setia untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya (Gorda, 2006). Para pemimpin sebagai salah satu pihak yang berkepentingan berada pada garis terdepan dalam mewujudkan perubahan. Keberhasilan para pemimpin menanggapi perubahan yang terjadi memerlukan sikap pemimpin yang sesuai dengan tuntutan perubahan. Para pegawai sebagai pihak yang berkepentingan secara operasional dan mental harus dipersiapkan untuk menerima perubahan karena hanya dengan demikianlah produktivitas
5
kerjanya dapat ditingkatkan, frekuensi kemangkirannya dapat dikurangi hingga menjadi seminimal mungkin, keinginan pindah ke organisasi lain dapat dihilangkan atau dapat ditekan dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan. Memasuki abad ke dua puluh satu, berbagai jenis organisasi termasuk organisasi niaga, organisasi di lingkungan pemerintahan, organisasi sosial yang bersifat nirlaba akan menghadapi perubahan dengan variasi, intensitas dan cakupan yang belum pernah dialami sebelumnya. Pemimpin masa kini dan masa depan akan dituntut tidak sekedar luwes dan beradaptasi dengan lingkungan yang bergerak sangat dinamis. Setiap organisasi harus selalu peka terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan siapa organisasi berinteraksi. Pemerintah Daerah Provinsi Bali merupakan lembaga yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap masyarakat, sehingga dituntut untuk memiliki aparatur yang baik. Apabila kepuasan kerja pegawai baik maka akan berakibat langsung terhadap tercapainya pemenuhan kebutuhan layanan publik. Demikian pula sebaliknya, apabila tidak tercapai kepuasan kerja pegawai maka secara tidak langsung akan memberikan citra negatif terhadap pemerintah yang sebagai abdi masyarakat. Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali merupakan salah satu Pemerintahan yang dalam mewujudkan visi dan misi nya didukung oleh beberapa bagian didalamnya yang mempunyai tugas dan wewenang masing-masing didalam yang telah ditetapkan sebelumnya seperti yang dijabarkan pada Tabel 1.1.
6
Tabel 1.1 Jumlah Bagian/Bidang di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali No
Instansi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Biro Organisasi Biro Humas dan Protokol Biro Hukum dan Ham Biro Umum Biro Pengelolaan Aset Biro Pemerintahan Biro Keuangan Biro Perekonomian dan Pembangunan Biro Kesejahteraan Rakyat Jumlah Sumber : Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali, 2008
Total Pegawai 53 66 52 177 59 62 104 62 66 701
Berdasarkan observasi terdapat beberapa indikasi yang mencerminkan kurangnya kepuasan kerja yang terlihat
dari sikap dan tindakan yang dapat
diamati seperti (1) tingkat absensi pegawai (2) beberapa pegawai pulang dengan meninggalkan tugas yang seharusnya diselesaikan hari ini (3) masih ada beberapa pegawai yang bermalas-malasan (4) beberapa pegawai masih perlu untuk diperintah mengerjakan tugas-tugasnya, padahal kegiatan tersebut merupakan suatu tugas yang rutin dia lakukan (5) belum tumbuhnya sikap proaktif di kalangan para pegawai. Adapun pegawai yang mendapat hukuman disiplin secara tertulis pada tahun 2010 sebanyak dua (2) orang, dan tahun 2009 sebanyak (1) orang. Hukuman disiplin terbagi menjadi 3 yakni; hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin sedang dan hukuman disiplin berat. Data ini dapat dilihat dalam Tabel 1.2
7
Tabel 1.2 Rekapitulasi Penjatuhan Hukuman Disiplin di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali Jenis Hukuman 1. Jenis Hukuman Disiplin Ringan a. Hukuman disiplin berupa teguran lisan b. Hukuman disiplin berupa teguran tertulis c. Hukuman disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis 2. Jenis Hukuman Disiplin Sedang a. Hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun b. Hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun 3. Jenis Hukuman Disiplin Berat a. Hukuman disiplin berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS b. Hukuman disiplin berupa pembebasan jabatan c. Hukan disiplin berupa Pemberhentian tidak hormat sebagai Pegawai Harian Daerah d. Hukuman Disiplin berupa penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih berat Jumlah Sumber : Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali
2008
2009
2010
1 2
1
1
1
1
4
1
2
Kepuasan pegawai dalam suatu organisasi salah satunya dapat dilihat dari tingkat kedisiplinan pegawai yang bekerja dalam organisasi tersebut. Kurang disiplinnya pegawai dalam menaati jam kerja dan peraturan mencerminkan kinerja pegawai yang kurang optimal. Hal ini terjadi mengingat masih lemahnya penerapan sanksi terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran. Peningkatan pelayanan dari waktu ke waktu sesuai tuntutan yang dinamis serta untuk memenangkan persaingan global mengharuskan pimpinan Pemerintah Daerah Provinsi Bali bersama jajarannya dapat menemukan cara terbaik untuk
8
meningkatkan disiplin, produktivitas dan kepuasan kerja pegawainya. Pemerintah Daerah Provinsi Bali harus melakukan langkah-langkah yang inovasi untuk mencapai kepuasan kerja pegawai. Sebelum memuaskan masyarakat umum, pimpinan harus dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai sehingga dapat mendayagunakan orang-orang di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Bali untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat dilihat bahwa faktor penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi salah satunya kepuasan pegawai, bila kepuasan pegawai telah tercapai maka berdampak positif terhadap kinerja pemerintah. Pemerintah Daerah Provinsi Bali sebagai lembaga pemerintah yang menyentuh langsung Bali dan menunjang Bali sebagai daerah pariwisata Indonesia sangat bergantung pada aparatur pemerintah yang baik. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Kepemimpinan dan Hubungan Kerja terhadap Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan masalah penelitiannya sebagai berikut. 1) Apakah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 2) Apakah hubungan kerja berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali?
9
3) Apakah pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 4) Apakah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 5) Apakah hubungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali.
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui apakah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 2) Untuk mengetahui apakah hubungan kerja berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 3) Untuk mengetahui apakah pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 4) Untuk mengetahui apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali.
10
5) Untuk mengetahui apakah hubungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali.
1.4 Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai kepuasan kerja dan pengembangan karir pegawai serta sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian dan sebagai sarana untuk membuktikan teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan pengembangan karir pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 2) Manfaat secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Provinsi Bali sebagai instansi pemerintah untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan pengembangan karir pegawai.