BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan kehadiran berbagai macam media massa yang semakin hari semakin kompleks. Media massa berfungsi sebagai perantara dalam penyampaian informasi dalam komunikasi massa. Informasi yang disampaikan ditujukan kepada khalayak yang sangat luas dan sangat heterogen serta disampaikan secara serempak dan selintas, sehingga sebuah informasi yang disampaikan oleh media massa memiliki tanggapan dan pemaknaan yang berbeda-beda dari setiap khalayak yang menerimanya. Media massa memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa menghadirkan berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia hanya dalam waktu yang sesaat. Setiap hari kehidupan manusia dipenuhi informasi-informasi yang berasal dari media massa. Disadari atau tidak, dipercaya atau tidak, media massa memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia. Ada lima jenis media massa yang sering disebut sebagai “The Big Five of Mass Media” yaitu televisi, radio, film, surat kabar dan majalah. Salah satu media massa yang banyak dimiliki dan diminati oleh masyarakat adalah televisi. Hal ini dikarenakan
televisi
memiliki
kelebihan
pada
audio-visualnya
dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak. Sifat audio-visual tersebut berupa penayangan gambar-gambar dan warna-warna yang dilengkapi dengan suara. Melalui tayangan audio-visual tersebut, siaran televisi dinilai sangat komunikatif dalam menyampaikan pesan. Oleh sebab itulah televisi sangat bermanfaat sebagai
2
upaya pembentukan sikap, keterampilan sekaligus perubahan pola berpikir khalayak. Hal ini juga yang menyebabkan lebih kuatnya pengaruh yang diberikan televisi terhadap khalayak dibandingkan dengan media massa lainnya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh televisi tersebut berasal dari program-program acara yang ditayangkan. Berdasarkan survei dari AGB Nielsen1, selama tahun 2009 siaran yang mendominasi televisi Jakarta (swasta nasional) lebih banyak menyuguhkan program-program tayangan hiburan, reality show, musik, sinetron, dan tayangan berita kriminal. Tayangan hiburan mencapai porsi jam tayang sebanyak 21 persen, sedangkan porsi jam tayang untuk tayangan pendidikan dan agama hanya satu persen dari total jam tayang televisi swasta nasional. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian
Kemenkominfo
(Kementerian
Komunikasi
dan
Informatika)
menunjukkan sekitar 13,3 persen atau 10 dari 75 tayangan televisi di Indonesia bermasalah. Tayangan-tayangan seperti ini dinilai dapat merusak moral bangsa. Media sebagai kekuatan strategis dalam menyebarkan informasi merupakan salah satu otoritas sosial yang berpengaruh dalam membentuk sikap dan norma sosial suatu masyarakat. Media massa bisa menyuguhkan teladan budaya yang bijak untuk mengubah perilaku masyarakat. Hal ini dapat terwujud dengan adanya televisi-televisi lokal yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi TV Lokal Indonesia yang bernaung di bawah UU Penyiaran No.32 Tahun 2002. Dengan adanya televisi lokal ini, maka setiap daerah dapat mengenalkan potensi dan kekayaan budaya daerah melalui program-program
1
Rosdiana, 2010, Porsi Edutainment TV Lokal Berjaringan. http://www.waspada.co.id/ index.php?option=com/porsi-edutainment-tv-lokal-berjaringan:artikel, [diakses 15 Maret 2010], hal 1.
3
acara yang bisa dikemas lebih menarik dan mendidik khalayak yang menontonnya. Salah satu televisi lokal yang ada yaitu Megaswara TV Bogor. Megaswara TV menyiarkan program-program acara yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan kebudayaan. Salah satu program acara yang ditayangkan oleh Megaswara TV adalah “Sulanjana” yaitu tayangan yang berisi penayangan video klip lagu-lagu Sunda. Penelitian dilakukan untuk melihat sejauh mana efek yang dihasilkan acara “Sulanjana” yang ditayangkan Megaswara TV. Efek media massa yang dilihat dalam hal ini adalah efek yang dihadirkan berdasarkan pesan yang disampaikan. Menurut Steven M. Chaffe dalam Taqiyuddin (2007) efek pesan tersebut memiliki tiga dimensi perubahan behavioral yaitu efek kognitif, afektif, dan konatif.
1.2
Perumusan Masalah Program-program
yang
ditayangkan
televisi
nasional
yang
lebih
menonjolkan aspek hiburan tidak sesuai dengan kondisi dan keragaman budaya daerah dan dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi masyarakat yang menonton. Kehadiran televisi lokal di bawah naungan UU Penyiaran No.32 Tahun 2002 memberikan warna baru dalam industri pertelevisian dan berusaha menghadirkan tayangan-tayangan yang dapat membantu pelestarian budaya lokal. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini antara lain: 1. Karakteristik individu apa saja yang mempengaruhi penayangan program acara Sulanjana di Megaswara TV?
4
2. Karakteristik individu apa saja yang menghasilkan efek tayangan acara Sulanjana di Megaswara TV? 3. Sejauh mana hubungan antara aspek tayangan acara Sulanjana dan faktor penerimaan pesan media menimbulkan efek pada individu yang menonton dalam pelestarian kebudayaan lokal?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penelitian ini antara lain: 1. untuk
mengetahui
karakteristik
individu
yang
dapat
mempengaruhi
penayangan program acara Sulanjana di Megaswara TV; 2. untuk mengetahui karakteristik individu yang menghasilkan efek tayangan acara Sulanjana di Megaswara TV dalam pelestarian kebudayaan lokal; dan 3. untuk menganalisis hubungan antara aspek tayangan acara Sulanjana dengan faktor penerimaan pesan pada individu dalam menghasilkan efek kognitif, afektif dan konatif untuk pelestarian kebudayaan lokal.
1.4
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka kegunaan yang dapat diberikan adalah
antara lain bagi: 1. Bidang Keilmuan Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangsih berupa referensi untuk penelitian lebih lanjut khususnya dalam bidang pemanfaatan televisi lokal untuk melestarikan kebudayaan lokal.
5
2. Masyarakat Penelitian diharapkan agar masyarakat semakin menyadari dan memahami bahwa nilai-nilai kebudayaan lokal dan potensi sumberdaya lokal dapat dilestarikan dan disebarluaskan melalui program-program tayangan televisi lokal yang pada akhirnya dapat membantu melestarikan kebudayaan lokal. 3. Pemerintah Penelitian diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada Pemerintah bahwa televisi lokal dapat membantu pelestarian kebudayaan lokal, sehingga pemerintah dapat menetapkan kebijakan mengenai tayangan televisi dan semakin menggalakkan sosialisasi menonton tayangan televisi lokal. 4. Bagi Pengelola TV Lokal Penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan motivasi untuk semakin mengembangkan program-program tayangan yang bermutu dan mampu melestarikan kebudayaan lokal.