BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan jaman saat ini menyebabkan ilmu dan teknologi berkembang dengan cepat, bahkan mengalami perubahan yang pesat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut menyebabkan semakin berkembangnya jumlah perusahaan pada saat sekarang ini, dan persaingan perusahaan juga semakin tajam. Setiap perusahan harus selalu berusaha meningkatkan efisiensinya. Semakin tinggi efisiensinya akan dapat memperbesar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan operasi perusahaan, baik itu dikaitkan dengan modal yang dikeluarkan dan keuntungan perusahaan itu sendiri. Perkembangan ini secara tidak langsung mempengaruhi sifat konsumtif manusia. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan. Hal ini mempengaruhi berbagai macam jenis perusahaan untuk terus bersaing dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan - perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal dan mampu menarik minat konsumen, sehingga mampu memenangkan pasar. Oleh karena itu, para pemasar harus dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, serta trend yang sedang berlaku dan diminati konsumen. Perusahaan yang ingin berkembang maupun yang sedang berkembang, harus memiliki strategi yang tepat untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen, sehingga dapat memenangkan persaingan. Pengambilan keputusan pembelian amatlah menentukan kesuksesan perusahaan dalam memasarkan barang atau jasa yang diproduksi. Keputusan pembelian adalah suatu
proses yang dilakukan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Negara, (2005:180) keputusan pembelian dapat didasari oleh faktor individu yang cenderung berperilaku afektif, yaitu kesenangan (pleasure) yang mengacu pada tingkat di mana individu merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia, atau puas dalam suatu situasi; kegairahan (arousal) mengacu pada tingkat di mana individu merasakan tertarik, siaga atau aktif dalam suatu situasi; dan dominasi (dominance) ditandai oleh perasaan yang direspon konsumen saat mengendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan sekitarnya. Sedangkan Swasta, (2000:14) dalam edi (2013:14) keputusan pembelian adalah salah satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjadi dalam proses pembelian pada suatu periode dan waktu tertentu serta pemenuhan tertentu atau dengan kata lain merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh seseorang konsumen. Berkowitz, et al. (1992) dalam Djuang (2007), ada 4 faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk, yaitu marketing mix influences, psychological influences, sociocultural influences dan situational influences. Faktor psychological, meliputi motivation, personality, perception, values, beliefs, andattitudes, lifestyle. Menurut Hawkins, (2004) dalam Djuang, (2007:54), ada 2 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu internal influences dan eksternal influences. Faktor internal meliputi perception, learning, memory, motives, personality, emotions. Faktor eksternal meliputi culture, subculture, demographics, social status, reference groups, family, marketing activities. Kedua faktor tersebut mempengaruhi perilaku konsumen melalui konsep diri dan gaya hidup. Konsep diri dan gaya hidup ini akan menentukan kebutuhan dan keinginan akan barang dan jasa, selanjutnya akan mendorong konsumen untuk melakukan tindakan yang dimulai dengan pencarian informasi dan berakhir dengan keputusan membeli. Salah satu
strategi yang perlu diterapkan oleh perusahaan, ialah harus dapat memahami sikap dan motif pembelian konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian. Sikap merupakan suatu ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap suatu obyek. Karena sikap seseorang merupakan hasil dari suatu proses psikologis, maka hal itu tidak dapat diamati secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari apa yang dikatakan atau dilakukannya. Assael (2004), dalam Suprapti (2010:135), sikap adalah predisposisi yang dipelajari untuk merespon suatu obyek atau sekelompok obyek dalam suatu cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten. Selanjutnya Kotler dan Armstrong, (2008:176) sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsistendari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.
Simamora, (2004:157) mengklasifikasikan empat fungsi sikap yaitu fungsi
penyesuaian, fungsi pertahanan ego, fungsi ekpresi nilai, dan fungsi pengetahuan. Kotler, (1990:203), menjelaskan sikap menggambarkan sesuatu yang baik atau tidak baik, perasaanperasaan emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan. Selanjutnya Setiadi (2003:94-96), motif berasal dari bahasa latin yang berbunyi movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motif terdiri atas dua, yaitu utilitarian dan hedonik. Utilitarian, yaitu motif yang mendorong konsumen, karena manfaat fungsional dan karakteistik objektif dari produk tersebut dan disebut juga motif rasional. Ada beberapa indikator dari ultilitarian, yaitu cepat dan mudah mendapatkan produk yang dicari, mudah membandingkan harga dan kualitas. Hedonik, yaitu kebutuhan yang bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi dan perasaan subjektif lainnya dan disebut juga motif emosional. Indikator dari hedonik yaitu berbelanja merupakan kesenangan mengisi waktu
luang, menikmati lingkungan belanja yang menggairahkan atau mengasikkan dan puas dengan barang yang dibeli (Dholakia, 1999 dalam Djuang, 2012). Ultilitarian dan hedonik umumnya berfungsi secara serentak di dalam keputusan pembelian. Motif konsumen tentu sangat berperan penting dalam menentukan langkah dan tindakan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Pertimbangan perusahaan tentang pengambilan keputusan pembelian konsumen yang dipengaruhi oleh sikap dan motif pembelian, perlulah diperhatikan pula oleh perusahaan dalam tatanan lokal pada lingkup Kota Kupang. Salah satu perusahaan tersebut adalah Supermarket Dutalia Kupang. Supermarket Dutalia merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Supermarket Dutalia merupakan salah satu toserba (hypermarket) yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Kupang, termasuk juga masyarakat dari luar Kota Kupang. Hasil wawancara dengan Pimpinan Supermarket Dutalia, jumlah konsumen yang berkunjung ke Supermarket Dutalia dalam satu hari diperkirakan kurang lebih 400 orang. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap beberapa orang konsumen yang sedang berbelanja pada Supermarket Dutalia, menunjukkan sikap yang tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan Supermarket Dutalia Kupang. Pelayanan yang didapat konsumen seperti melayani konsumen kurang cepat, kurang cekatan, dan tidak ramah. Ada beberapa alasan yang membuat konsumen tidak kembali untuk berbelanja pada Supermarket Dutalia Kupang, yaitu: lokasinya yang tidak tepat (berada di pingiran kota Kupang sehingga sulit untuk dijangkau), suhu rungan yang kurang sejuk/tidak nyaman (panas) tidak memiliki pendingin rungan (AC), tidak tersedianya toilet, tidak mengadakan penjualan dengan diskon
(sale) untuk menarik konsumen dalam melakukan pembelian, tidak adanya jasa antaran ke rumah untuk produk-produk tertentu (tempat tidur, lemari, sofa). Kondisi di atas diduga mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen, yang ditunjukkan dengan perkembangan penjualan beberapa tahun ini. Data penjualan dari tahun 2010 – 2014 pada Supermarket Dutalia Kupang, dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Data Penjualan Supermarket Dutalia Kupang Pada Tahun 2010-2014.
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Rp. 7.200.000.000 Rp. 6.480.000.000 Rp. 8.280.000.000 Rp. 6.840.000.000 Rp. 7.920.000.000
Sumber: Supermarket Dutalia Kupang. Tabel 1.1 di atas menujukkan volume penjualan pada Supermarket Dutalia Kupang, dari tahun 2010 – 2014 yang mengalami fluktuatif. Jika dibandingkan dengan penjualan pada tahun sebelumnya, maka jumlah transaksi penjualan menurun terjadi pada tahun 2011 dan 2013, sedangkan penjualan meningkat cukup besar terjadi pada tahun 2012 dan 2014. Hal ini menunjukkan sikap ketidakpuasan konsumen, sehingga dalam pengambilan keputusan cenderung tidak menentu. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Sikap Konsumen dan Motif Pembelian Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Dutalia Kupang ” B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, sehingga yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran sikap, motif pembelian, dan keputusan pembelian konsumen pada Supermarket Dutalia Kupang? 2. Apakah sikap dan motif pembelian secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Supermarket Dutalia Kupang? 3. Apakah sikap dan motif pembelian secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Supermarket Dutalia Kupang?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran sikap, motif pembelian, dan keputusan pembelian konsumen pada Supermarket Dutalia Kupang. 2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh sikap dan motif pembelian secara parsial terhadap keputusan pembelian pada Supermarket Dutalia Kupang. 3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh sikap dan motif pembelian secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Supermarket Dutalia Kupang.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini kiranya menjadi bahan masukan bagi: 1. Perusahaan Sebagai informasi dan masukan bagi Supermarket Dutalia Kupang, dalam meningkatkan penjualan Produk-produknya.
2. Pihak Lain Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang lain yang ingin mengadakan penelitian lanjutan dengan mengambil obyek penelitian yang sama.