BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kegiatan operasionalnya guna mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka manajer dituntut untuk mengelolah perusahaannya secara profesional agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk itu manajer perusahaan mempunyai tugas dan wewenang dalam pengambilan keputusan. Kualitas keputusan yang diambil sangat berpengaruh pada perkembangan kemajuan perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan berkembang jika dalam operasi usahanya diikuti oleh meningkatnya volume kegiatan usaha dan semakin rumitnya pengaturan kegiatan usaha tersebut. Suatu perusahaan pasti memiliki sistem informasi yang berfungsi sebagai penghasil informasi. Dalam setiap perusahaan ada serangkaian kegiatan akuntansi yang tidak dapat dihindarkan yaitu Sistem Informasi Akuntansi. Untuk itu diperlukan adanya Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang memadai guna membantu manajer untuk melakukan pengendalian yang efektif atas kegiatan operasi perusahaan ditinjau dari segi keuangan. Sistem Informasi Akuntansi penjualan dan penerimaan kas merupakan salah satu subsistem informasi akuntansi yang menjelaskan bagaimana seharusnya prosedur dalam melakukan kegiatan dan penerimaan kas dari hasil penjualan 1
2
sehingga tindakan manipulasi terhadap penjualan dan penerimaan kas dapat dihindari. Penjualan merupakan sumber penerimaan kas pada perusahaan. Oleh karenanya, aktivitas penjualan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting guna menunjang keberhasilan di dalam memasarkan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sehingga aktivitas penjualan harus dikelola secara baik dan benar agar bisa memberikan suatu keuntungan yang besar bagi perusahaan. Dilihat dari sifatnya, kas merupakan aset yang paling lancar dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan komponen penting dalam kelancaran jalannya kegiatan operasional perusahaan. Karena sifat kas yang liquid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan pengawasan terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Hall (2011), menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem yang memproses transaksi keuangan yang berpengaruh secara langsung terhadap pemrosesan transaksi keuangan. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dalam perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam sebuah SIA yang baik harus memasukkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) untuk menjaga dan menilai efektivitas dari SIA itu sendiri. Sistem akuntansi terdiri dari sistem akuntansi penjualan, pembelian, pendapatan, produksi dan penggajian. Sistem Informasi Akuntansi penjualan merupakan bagian dari pengendalian internal yang ditetapkan oleh perusahaan (Mulyadi, 2008). Penerimaan Kas Menurut PSAK No. 9, definisi kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
3
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dalam neraca merupakan aktiva yang paling likuid, karena hampir setiap transaksi yang dilakukan oleh bagian yang berwenang atau yang terkait didalam perusahaan maupun dengan pihak luar yang sebagian besar akan mempengaruhi kas, selain itu kas bersifat mudah dipindah tangankan sehingga kas merupakan merupakan aktiva yang rawan, karena mudah digelapkan dan dimanipulasi (Sujianto:2012). Berdasarkan penelitian Sari (2011) tentang Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dalam Menunjang Efektivitas Pelaksanaan Pengendalian Intern Penjualan (studi kasus pada Yamaha Mataram Sakti Semarang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan oleh PT. Yamaha Mataram Sakti Semarang dapat menunjang efektivitas pelaksanaan pengendalian intern penjualan perusahaan. Hal ini dapat diketahuai berdasarkan sistem informasi akuntansi penjualan telah dapat menghasilkan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu serta output infomasi yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi penjualan dapat bermanfaat bagi manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan penjualan, efektivitas pengendalian yang diterapkan mampu memberikan perlindungan terhadap tingkat kesalahan atau kecurangan yang mungkin terjadi dalam aktivitas penjualan perusahaan. Berdasarkan penelitian Irawati (2011) tentang Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai (studi kasus pada UD. Karya Baru Surakarta). Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa sistem informasi
4
akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang diterapkan belum cukup memadai. Dilihat dari fungsi kas belum dipegang oleh orang yang tepat, dan fungsi akuntansi belum ada. Hal ini membuktikan fungsi-fungsi yang ada belum dapat menjalankan sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dengan baik. Serta prosedur pelaksanaan transaksi belum sesuai dengan unsur sistem pengendalian intern penerimaan kas dari penjualan tunai. Dimana penerimaan kas dilakukan oleh pimpinan tanpa cap “lunas”. Prosedur pencatatan dan penyetoran kas ke bank belum ada dalam transaksi penjualan tunai. Berdasarkan penelitian Hikmawati dan Effendi (2013) Tentang Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada CV. Lestari Motorindo menghasilkan bahwa pada sistem informasi akuntansi penjualan, perusahaan belum memiliki flowchart terkait dengan prosedur kegiatan penjualan, ditemukan perangkapan fungsi yang dijalankan oleh fungsi piutang yang merangkap fungsi penagihan. Pada sistem informasi akuntansi penerimaan kas, perusahaan belum memiliki prosedur penerimaan kas dan flowchart tertulis yang jelas, yang menyebabkan kegiatan penerimaan kas bisa saja berjalan kurang efektif dan menyebabkan pengedalian internal menjadi lemah karena pedoman atau prosedur yang ada kurang jelas dan tidak ada penjelasan secara tertulis untuk aturan dan kebijakan perusahaan. Selain itu perusahaan tidak langsung menyetorkan uang yang diterima ke bank pada hari itu juga, hal ini bisa menyebabkan penyalahgunaan oleh bagian kas kalau tidak disetorkan pada hari itu juga.
5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2013) tentang Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Kaitannya dengan Efektivitas Pengendalian Intern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan siklus penjualan kamar hotel Novotel Bogor dinilai cukup baik dilihat dari segi pengendalian intern maupun pencatatannya. Hal ini dapat diketahui dari berdasarkan pelaksanaan kegiatan penjualan yang dilakukan oleh hotel Novotel sudah berjalan sesuai dengan prosedur tetap perusahaan serta adanya pemisahan fungsi, pembagian tugas dan tanggung jawab yang tegas dan jelas. Perusahaan telah mencatat transaksi yang terjadi dengan benar dan di dukung oleh dokumen yang sah dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baramuli dan Karamoy (2013) meneliti tentang Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Ciputra Internasional Manado. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa penerapan sistem dan prosedur akuntansi penjualan yang dijalankan perusahaan telah cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya pemisahan fungsi, tugas dan tanggung jawab yang jelas serta adnya laporan yang dibuat oleh masing-masing departemen untuk mempertanggung jawabkan tugas atau peran mereka. Struktur pengendalian intern yang baik serta bagian kasir tidak bertugas menyimpan kwitansi bukti pembayaran karena semuanya diserahkan ke bagian keuangan. Berdasarkan penelitian Iswahyudi (2014) tentang Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT. Sukses Niaga Solusindo Salatiga
6
menghasilkan bahwa telah memadai dengan dibuktikannya prosedur penerimaan kas dari penerimaan secara tunai dan piutang sudah sesuai dengan kaidah-kaidah dalam sistem informasi akuntansi karena ada bagian yang terlibat di dalamnya yaitu fungsi penagihan, fungsi kasir dan fungsi akuntansi telah melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Serta dokumen SPT yang difungsikan sebagai surat tagih, kwitansi sebagai bukti atau nota jumlah yang akan ditagih dan bukti jumlah uang yang telah tertagih. Berdasarkan penelitian Wiguna (2015) tentang Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Pendapatan Dan Penerimaan Kas Untuk Mengatasi Fraud Toko SM Di Jember menghasilkan bahwa belum memadai, dengan dibuktikan tidak adanya pembagian wewenang maupun tanggung jawab terhadap masing-masing karyawan serta toko SM juga belum menggunakan software custom shop secara maksimal guna meningkatkan kinerja badan usahanya serta lebih banyak menggunakan pencatatan secara manual daripada komputerisasi seperti pembuatan nota, surat jalan dan pencatatan transaksi penjualan. Pada perusahaan yang penghasilan utamanya berasal dari penjualan produk, antara fungsi penjualan dengan fungsi akuntansi harus tercipta hubungan yang saling mendukung untuk memperoleh informasi akuntansi yang dibutuhkan perusahaan melalui catatan-catatan akuntansi. Dari hasil inilah akan menerima kas sebagai sumber utama pendanaan modal kerja perusahaan. UD. Jati Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan alat-alat teknik, material bangunan serta perlengkapan plitur, dimana jangkauan pangsa pasarnya
7
telah tersebar di berbagai kota di Indonesia. Saat ini, UD. Jati Jaya mengalami kendala-kendala dalam hal pemrosesan pencatatan transaksi untuk memperoleh informasi dari satu bagian ke bagian lainnya untuk memproses setiap transaksi yang terjadi sehingga memperlambat pemrosesan transaksi pelanggan secara keseluruhan dan menyebabkan kinerja para staf perusahaan menjadi kurang efisien, prosedur pencatatan transaksi terkait dengan bukti transaksi, akses otorisasi dan lambatnya proses pencatatan transaksi dimulai dari penerimaan pesanan penjualan sampai penerimaan kas dari pelanggan membawa dampak bagi kinerja perusahaan secara keseluruhan menjadi kurang maksimal serta terjadinya fungsi ganda dalam struktur organisasi perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penulisan ini ialah untuk mengevaluasi penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada UD. Jati Jaya B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada UD. Jati Jaya? 2. Apakah sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas sudah efektif? C. Batasan Penelitian Penulis membatasi masalah dengan hanya membahas tentang sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada UD. Jati Jaya
8
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada UD. Jati Jaya 2. Untuk menilai apakah sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada UD. Jati Jaya sudah efektif E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan atau sebagai referensi untuk mengevaluasi sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang sudah diterapkan di perusahaan. Memberikan sarana informasi dan wawasan serta gambaran yang lebih jelas bagi peneliti selanjutnya.