BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat saat ini, dapat dilihat bahwa sektor dunia usaha saat ini telah menjadi suatu arena persaingan yang sengit dan tidak ada henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya perusahaan yang berlomba untuk menarik minat konsumen menjadikan kondisi kompetisi antar perusahaan berlangsung semakin ketat. Hal ini secara otomatis akan diiringi dengan munculnya beberapa perusahaan sejenis yang menjadi kompetitor terberat. Keadaan ini dapat dijadikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia, seperti halnya yang terjadi pada industri ritel nasional di mana perkembangan jumblah ritel moderen (toko berkonsep swalayan/self service) di indonesia
seperti
minimarket, supermarket, hipermarket, dan ritel lainnya terus berkembang. Adanya tingkat persaingan yang semakin tinggi, mengakibatkan konsumen memiliki posisi tawar yang tinggi terhadap kualitas, pilihan produk, lokasi toko yang lebih nyaman, dan pelayanan yang lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah, waktu yang lebih cepat, dengan usaha dan resiko yang lebih rendah. Untuk menghadapi persaingan dalam kondisi ini,
dibutuhkan peran aspek pemasaran. Kegiatan pemasaran berorientasi pada
pelanggan yang dilakukan oleh suatu perusahaan sangatlah menentukan keberhasilan usaha perusahaan tersebut di masa yang akan datang, untuk itulah diperlukan strategi pemasaran yang efektif dan berorientasi pada konsumen.
Strategi pemasaran yang tepat merupakan hal penting yang akan mendukung pelaku bisnis untuk dapat bersaing, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan serta dapat memuaskan keinginan konsumen. Salah satu strategi pemasaran yang paling terkenal adalah marketing mix (bauran pemasaran). Ada empat variabel marketing mix yang menurut Kotler and Amstrong (2003) biasa dikenal dengan 4P yaitu terdiri dari produk (Product), harga (Price), promosi (Promotion), dan tempat (Place). Pada kondisi persaingan saat ini, sektor ritel dihadapkan pada tantangan yang cukup berat seperti perubahan perkiraan dari faktor-faktor ekonomi, demografi, dan sosial budaya. Tantangan tersebut secara tidak langsung menuntut perusahaan untuk mengembangkan bauran eceran (retailing mix), yang menurut Levy and Weitz (2001:22) terdiri dari merchandise assortment, pricing, location, atmosphere, advertising and promotion dan personal selling. Hal tersebut dilakukan sebagai usaha pemasaran yang inovatif dan mampu menarik minat serta memuaskan konsumen. Bauran eceran memegang peranan yang sangat penting di dalam rangkaian pemasaran, karena berkaitan langsung dalam upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen, dengan memikat hati mereka melalui pemberian kesan-kesan baik yang mampu diingat dan dirasakan oleh konsumen. Konsumen yang telah mengenal produk perusahaan diharapkan akan memiliki minat untuk membeli produk tersebut. Lokasi dan suasana toko merupakan elemen penting dari bauran eceran yang mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Berkaitan keputusan pembeliannya, konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan
respon terhadap lingkungan pembelian yang menyenangkan bagi konsumen, sehingga konsumen tersebut memilih toko yang disukai dan melakukan pembelian. Hal yang harus diperhatikan dalam menarik minat beli konsumen, yakni penjual harus sanggup menjual
kesan yang baik dan lokasi yang nyaman sebelum menjual
barangnya, serta kesan yang dapat membentuk citra terhadap tokonya. Hal ini sesuai pendapat Lamb, et al (2001:96), menetapkan kombinasi enam variabel sebagai bauran ritel / pengecer yaitu : 1.
Produk (keluasan dan kedalaman keragaman produk)
2.
Promosi (periklanan, publisitas, dan hubungan masyarakat)
3.
Tempat / distribusi (lokasi dan jam)
4.
Harga
5.
Persentasi (tata letak dan suasana)
6.
Personalia ( pelayanan pelanggan dan penjualan pribadi)
Keenam variabel bauran ritel tersebut, variabel lokasi merupakan salah satu faktor sangat menentukan minat pembeli. pada pemilihan lokasi, pengecer perlu mempertimbangkan faktor kemudahan akses, kemungkinan terlihat, tempat parkir (area parkir yang luas, bebas parkir atau biaya rendah), lokasi masuk / keluar, arus lalu lintas, keselamatan dan keamanan lokasi serta lokasi pesaing. Sutisna (2001:64) mengatakan bahwa suasana toko (store atmosphere) juga akan menentukan citra toko itu sendiri. Jika toko dilengkapi dengan pengaturan sruangan yang nyaman, penyejuk udara, dan artistik penggunaan warna cat dinding yang sejuk, semuanya menunjukkan adanya suasana toko yang berkelas. Dengan demikian suasana toko (Store Atmosphere) dan lokasi yang tepat dapat menjadi sarana
komunikasi yang positif, menguntungkan dan memperbesar peluang untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Saat ini jumlah hypermarket dan pasar swalayan di Indonesia telah berkembang dengan pesat, termasuk di kota Kupang. Mitra Swalayan adalah salah satu ritel modern yang merupakan salah satu unit bisnis yang menjual berbagai produk mulai dari pakaian, sepatu, mainan anak, perlengkapan olahraga, elektronik, hinga berbagai jenis makanan dan minuman. Agar berhasil dalam memenangkan persaingan, Mitra Swalayan harus dapat menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain, perusahaan harus dapat menarik minat beli konsumen agar konsumen tersebut menjadi pelanggan yang loyal berbelanja di Mitra Swalayan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi Mitra Swalayan untuk mengenal dan mengetahui konsumennya. Strategi yang ditetapkan harus tepat sasaran agar dapat memberikan yang terbaik bagi konsumen dan pelanggannya, baik dari segi harga, kelengkapan produk yang disediakan, lokasi toko yang strategis, suasana toko yang nyaman sampai berbagai strategi bisnis yang diterapkan untuk menarik minat pengunjung untuk datang dan berbelanja. Berikut ini adalah data volume penjualan pada Toko Mitra Swalayan Kupang pada bulan April 2015 – September 2015, seperti tabel 1.1 di bawah ini Tabel 1.1 Volume Penjualan Pada Mitra Swalayan Kupang Bulan April 2015 – September 2015 (dalam Rupiah) Bulan
Volume Penjualan (dalam Rupiah)
April
Rp 152.075.000,00
Mei
Rp 132.357.000,00
Juni
Rp 115.768.000,00
Juli
Rp 120.547.000,00
Agustus
Rp 108.975.000,00
September
Rp 119.781.000,00
Total
Rp 749.503.000,00
Sumber : Mitra Swalayan Kupang 2015 Berdasarkan data Tabel 1.1 di atas, menunjukkan volume penjualan mengalami fluktuatif dari bulan ke bulan yang diakibatkan faktor lokasi toko yang berdekatan dengan beberapa pesaing swayalan terdekat seperti Cemara Indah dan Hyper Store, dan juga suasana pada toko Mitra Swalayan yang kurang mendukung minat dari pembeli. Hal ini dapat diketahui berdasarakan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa pengunjung pada tanggal 21 Oktober 2015, mereka berkomentar yang menuju pada elemen suasana toko yakni Pada bagian dalam dari penataan yang kurang rapi, desain bangunan yang sudah tua, suasana pada bagian dalam toko yang sangat panas. Saat ini toko-toko di Kota Kupang khususnya Mitra Swalayan sadar akan tingkat kenyamanan yang sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian, Hal itu terlambat disadari oleh pihak manajemen, di mana tingkat kenyamanan menjadi salah satu strategi menarik konsumen.Volume penjualan yang tidak stabil dari bulan ke bulan menandakan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak Mitra Swalayan kurang baik dan kurang menarik konsumen untuk berkunjung. Lokasi dan suasana toko yang ada pada toko Mitra Swalayan kurang menarik bagi konsumen untuk berkunjung. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lokasi dan Suasana Toko Terhadap Keputusan Pembelian konsumen Pada Mitra Swalayan Kupang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran variabel lokasi, suasana toko dan keputusan pembelian konsumen pada Mitra Swalayan kupang? 2. Apakah variabel lokasi dan suasana toko secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Mitra Swalayan Kupang? 3. Apakah variabel lokasi dan suasana toko secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Mitra Swalayan Kupang?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran lokasi, suasana toko dan keputusan pembelian konsumen pada Mitra Swalayan Kupang. 2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh lokasi dan suasana toko secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen pada Mitra Swalayan Kupang. 3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh lokasi dan suasana toko secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Mitra Swalayan Kupang.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1.
Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan bahan tambahan informasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan strategi retail, yaitu pengaruh lokasi dan suasana toko. 2. Manfaat Teori Sebagai tambahan referensi penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan lokasi dan suasana toko, demi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya manajemen pemasaran.