BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan
tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas produk, disisi lain keadaan tersebut menimbulkan persaingan yang semakin tajam, dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Kesadaran produsen akan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijadikan peluang bisnis yang potensial bagi perusahaan. Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu peluang bisnis potensial yang dimanfaatkan oleh produsen dalam persaingan. Meningkatnya kebutuhan akan penggunaan teknologi telekomunikasi dalam kehidupan saat ini disebabkan karena pengguna telekomunikasi yang diyakini dapat membantu meringankan pekerjaan seseorang. Salah satu produk teknologi telekomunikasi yang saat ini diperebutkan oleh banyak produsen adalah handphone. Fenomena persaingan antara perusahaan membuat setiap perusahaan harus menyadari akan suatu kebutuhan untuk memaksimalkan aset – aset perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan, khususnya untuk perusahaan yang menghasilkan produk handphone. Saat ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk saja misalnya seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang
Universitas Sumatera Utara
mampu memberikan citra khusus bagi penggunaanya. Produk menjelaskan sebagai suatu komoditi yang dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek bukanlah sebuah nama, simbol, gambar atau tanda yang tidak berarti. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, merek adalah nama dan simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh pesaing menurut Aaker (dalam Rangkuti, 2002:36), sehingga menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu strategi perusahaan. Merek yang memiliki persepsi baik umumnya akan lebih menarik calon konsumen untuk melakukan pembelian ulang karena mereka yakin bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat dipercaya. Jika perusahaan mampu membangun merek yang kuat dipikiran atau ingatan pelanggan melalui strategi pemasaran yang tepat, perusahaan akan dikatakan mampu membangun mereknya. Dengan demikian merek dari suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggannya yang dinyatakan sebagai merek yang memiliki ekuitas merek. Menurut Aaker (dalam Rangkuti, 2002:39) ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek , nama, dan simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelangga. Jika pelanggan tidak tertarik pada suatu merek dan membeli karena karakteristik produk, harga,
Universitas Sumatera Utara
kenyamanan, dan dengan hanya sedikit memperdulikan merek, kemungkinan ekuitas mereknya rendah. Sedangkan jika para pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun dihadapan pada para pesaing yang menawar produk yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai ekuitas yang tinggi. Ekuitas merek (brand equity) dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori dasar, yaitu kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand associations), persepsi kualitas (perceived quality) dan loyalitas merek (brand loyalty), dan aset – aset merek lainnya (other proprietary brand asset). Dengan membangun kelima kategori ekuitas merek tersebut dapat memberikan pengalur positif terhadap calon konsumen (Durianto, et al. 2001:4). Salah satu usaha untuk menarik konsumen dalam produk handphone adalah dengan pengenalan merek, karena merek merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek. Menurut Aaker, kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Durianto, et al. 2001:4). Kategori ini menggambarkan keberadaan sebuah merek handphone didalam pikiran konsumen yang telah terpengaruh oleh berbagai aktivitas promosi yang terintegrasi sehingga berhasil dalam penjualan unit produk dan memperluas pasarnya. Asosiasi merek (brand assosiaciation) juga merupakan hal sangat penting bagi perusahaan telekomunikasi. Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak seorang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Suatu merek
Universitas Sumatera Utara
yang telah mapan akan mempunyai posisi yang menonjol dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek karena dapat dijadikan sebagai alasan yang penting dalam melakukan pembelian serta menjadikan bahan pertimbangan pelanggan terhadap merek mana yang akan dipilih yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelanggan terhadap merek mana yang akan dipilih yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli. Loyalitas merek didasarkan atas perilaku konsisten dari pelanggan untuk membeli sebuah merek sebagai bentuk proses pembelajaran pelanggan atas kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhannya. Selain sebagai bentuk perilaku pembelian yang konsisten, loyalitas merek juga merupakan bentuk sikap positif pelanggan dan komitmen pelanggan terhadap sebuah merek lainnya. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Aset – aset lain yang dimaksud adalah royalty, lisensi/merek dagang dan hak paten. Amir (2005:148) mengatakan bahwa tinggi rendahnya ekuitas ditentukan oleh sejauh mana konsumen akan mengenalnya sebagai sebuah merek (brand awareness), adanya kesesuaian mutu yang diharapkan (perceived quality),
Universitas Sumatera Utara
asosiasi tentang suatu hal dengan merek tertentu (strong association), konsekuensi merek, misalnya dengan mutu atau ketahanan dan nilai lain seperti legalisasi yang dimiliki (hak paten/ trade mark). Handphone merek Nokia merupakan salah satu merek handphone ternama di Indonesia. Nokia pertama kali diciptakan di Finlandia, dan mulai beroperasi pada awal tahun 1980. Sejak berdiri Nokia telah berhasil memimpin pasar, dan bisnis Nokia telah berkembang di semua negara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan perkembangan industri telekomunikasi di negara – negara tersebut termasuk Indonesia. Nokia sejak dahulu menjadi penguasa pasar ponsel dunia, akan tetapi dunia ponsel bukanlah milik Nokia sendiri. Makin banyak merek – merek pesaing bermunculan yang siap menggeser pangsa pasar Nokia sebagai market leader sementara. Untuk melihat perbandingan penjualan terhadap handphone yang bermerek, Gartner melakukan suatu riset secara global terhadap merek – merek handphone yang dari tahun 2006 sampai 2010. Tabel 1.1 Perbandingan Penjualan Handphone di Seluruh Dunia Berdasarkan Merek (ribuan unit) 2006
2007 Market Share (%)
Unit
2008 Market Share (%)
Unit
2009 Market Share (%)
Unit
2010
Merek
Unit
Market Share (%)
Unit
Nokia Samsung LG. Elct RIM Apple Sonny Ericsson Motorola Others Total
344.915,90 116.480,10 61.986 73.641,60
34,8 11,8 6,3 7,1
435.45,01 154.540,70 78.576,30 101.358,40
37,8 13,4 6,8 8,8
472.314,90 199.324,30 102.789,10 93.106,10
38,6 16,3 8,4 7,6
440.881,60 235.772 121.972,10 34.34,60 24.889,70 54.956,60
36,4 19,5 10,1 2,8 2,1 4,5
461.318,20 261.065,80 114.154,60 47.451,60 46.598,30 41.619,20
28,6 17,6 7,1 3 2,9 2,6
209.250,90 184.588,00 990.662,50
21,1 8,6 100
164.307 218.604,30 1.158.839,8
14,3 18,9 100
106.552,40 248.196,10 1.222.252,89
8,7 20,4 100
58.475,20 239.945,80 1.211.239,6
4,8 19,8 100
38.553,70 565.841,01 1.596.802,39
2,4 35,5 100
Sumber : www.swa.co.id (11 Maret 2012)
Universitas Sumatera Utara
Market Share (%)
Dari tabel perbandingan penjualan handphone bermerek di atas, dapat dilihat posisi Nokia dari tahun 2006 sampai 2008 mengalami peningkatan dilihat dari segi perubahan market share nya yaitu dimulai dari 34,8%, 37,8% dan pada tahun 2008 menjadi 38,6%, tetapi pada tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2009 market share nya menjadi 36,4% dan semakin menurun pada tahun 2010 menjadi 28,6%. Walaupun untuk sisi unit penjualan (dalam ribuan unit) mengalami kenaikan, pada tahun 2009 yaitu sebesar 440.881,60 menjadi 461.318,20 pada tahun 2010. Yang jadi masalah adalah terjadinya penurunan market share nya. Dimana pihak Nokia harus terus memperkuat ekuitas mereknya agar bisa mempertahankan kedudukan nya sebagai market leader. Dengan ekuitas merek yang kuat akan mempengaruhi rasa percaya diri calon konsumen untuk melakukan suatu keputusan pembelian. Lebih lanjut lagi berhubungan dengan handphone Nokia, salah satu distributor yang menjual handphone Nokia adalah “Electronic City” di Medan Fair. Penjualan handphone Nokia tidak selamanya mengalami kenaikan tetapi juga penurunan, akibat adanya beberapa merek yang bermunculan kini. Berikut ini data penjualan handphone Nokia dari tahun 2008 sampai 2011 : Tabel 1.2 Jumlah Penjualan Handphone Nokia 2008 – 2011 Di Electronic City Medan (dalam unit) No. Tahun Jumlah Penjualan 1. 2008 1.687 2. 2009 1.372 3. 2010 1.401 4. 2011 1.272 Sumber: Electronic City, 2012 (data diolah)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 1.2 kita dapat melihat bahwa penjualan handphone merek Nokia di Electronic City Medan mengalami ketidakstabilan dan bahkan semakin menurun pada tahun 2011 menjadi 1.272 unit. Suatu produk dengan ekuitas merek dapat mempengaruhi dalam keputusan pembelian calon konsumen. Keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan melibatkan keyakinan pelanggan pada suatu merek sehingga timbul rasa percaya diri atas kebenaran tindakan yang diambil. Rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian yang diambilnya mempresentasikan sejauh mana pelanggan memiliki keyakinan diri atas keputusannya memilih suatu merek. Perusahaan
perlu
mengidentifikasi
elemen
ekuitas
yang
mampu
mempengaruhi kepercayaan diri pelanggan tersebut dalam keputusan pembelian yang dibuatnya. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan kelima elemen ekuitas merek tersebut yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dalam melakukan penelitian ini, responden yang akan diteliti adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang digunakan sebagai populasi peneliti karena mahasiswa adalah segmen masyarakat yang menjadikan handphone menjadi sumber informasi dan komunikasi dalam kebutuhan sehari – hari. Mahasiswa masih suka berganti – ganti tipe dan merek handphone, sehingga dianggap sering melakukan keputusan pembelian. Perilaku mahasiswa ini dinilai masih wajar karena perkembangan teknologi yang mendorong produsen harus selalu berinovasi untuk menciptakan produknya yang selalu baru dengan diikuti perilaku dari mahasiswa itu sendiri yang ingin
Universitas Sumatera Utara
memenuhi kebutuhan informasinya dan ingin selalu mengikuti perkembangan jaman agar tidak ketinggalan tren. Berdasarkan keterangan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka peneliti
merumuskan masalah yang diteliti adalah “Apakah ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
handphone Nokia pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara?”.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek
terhadap keputusan pembelian handphone Nokia pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian 1.
Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan mengenai pengaruh ekuitas merek handphone Nokia terhadap keputusan pembelian .
2.
Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan sebuah kesempatan yang sangat baik bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan sehingga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang Manajemen Pemasaran yang berhubungan dengan ekuitas merek dan keputusan pembelian.
3.
Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara