BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir, Desa Bogak memiliki kekayaan potensi alam laut yang cukup besar seperti segala jenis ikan, udang, kepiting, kerang, dan cumi-cumi. Selain itu Desa Bogak
juga memiliki potensi alam
lokal lain seperti hutan mangrove yang luas yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Desa Bogak
memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.036 orang dengan jumlah kepala
keluarga sebesar 1.251 KK (Kantor Kepala Desa Bogak, 2014). Adapun profesi masyarakat pesisir di desa ini didominasi oleh usaha perikanan yakni sebagai nelayan. Panayotou (1982) dalam Nikijuluw (2001) menekankan bahwa masyarakat nelayan lebih senang memiliki kepuasan hidup yang diperoleh dari hasil menangkap ikan dibandingkan kegiatan yang hanya berorientasi pada peningkatan pendapatan. Menurutnya hal seperti ini mengakibatkan mereka sulit untuk melakukan perubahan karena mereka sudah merasa nyaman dengan kehidupan seperti
itu. Sejalan dengan hal tersebut, Lewaherilla (2002) juga
menyebutkan bahwa masyarakat pesisir yang didominasi oleh usaha perikanan pada umumnya masih berada pada garis kemiskinan, mereka tidak mempunyai pilihan mata pencaharian, memiliki tingkat pendidikan yang rendah, serta tidak mengetahui dan menyadari kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Apa yang dikemukakan oleh Lewaherilla dalam penelitiannya tersebut juga terdapat di Desa Bogak, dimana berdasarkan hasil observasi tim Program Bina Desa 2014, di Desa Bogak terdapat 579 KK penduduk miskin dengan presentase 47% dari total kepala keluarga. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat di 11
Universitas Sumatera Utara
Desa Bogak memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Selain masalah kemiskinan, masih rendahnya keterampilan dan pendidikan yang dimiliki masyarakat juga menjadi suatu problema yang membuat mereka tidak mampu melakukan perubahan dalam kehidupan mereka. Selama ini, kebijakan pembangunan di Indonesia terutama pembangunan desa selalu bersifat top down dan sektoral. Hal tersebut mengakibatkan kondisi di desa tidak tersentuh pembangunan secara utuh, infrastruktur dasar tidak terpenuhi, aktivitas ekonomi sangat rendah, dan sarana pendidikan terbatas dimana sebagian besar baru terpenuhi untuk sekolah dasar saja. Seyogianya pembangunan desa yang dilakukan harus menerapkan prinsip-prinsip desentralisasi yang bersifat bottom up yang mengikutsertakan masyarakat secara aktif. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dimana konsep otonomi desa yang tertuang didalamnya memberikan kedudukan yang kuat bagi desa dan masyarakatnya untuk melaksanakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhannya, dimana proses pembangunan secara bertahap telah bergeser mengarah kepada proses yang memungkinkan masyarakat dapat berpartisipasi secara keseluruhan, sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya oleh masyarakat. Melalui proses semacam ini maka keinginan-keinginan dan kebutuhan masyarakat desa dapat disalurkan dan diwujudkan dalam program pembangunan desa. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan
12
Universitas Sumatera Utara
pembangunan perdesaan dapat dilakukan dengan peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk mempersiapkan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan. Prijono dan Pranarka (1996) menyebutkan proses pemberdayaan menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya serta mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya.
Oleh sebab itu dalam
pemberdayaan masyarakat diperlukan adanya kepedulian yang diwujudkan dalam kemitraan dan kebersamaan antara pihak yang sudah maju dengan pihak yang belum berkembang yang merupakan kelompok atau lapisan masyarakat yang masih tertinggal. Pemberdayaan masyarakat akhir-akhir ini sering mendapat perhatian luas dari banyak kalangan baik birokrat atau pemerintah, kalangan professional hingga dari kalangan ilmuan termasuk institusi pendidikan atau perguruan tinggi. Berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat tersebut banyak sudah kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh berbagai kalangan tersebut, yang tujuannya untuk memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat. Dari kalangan ilmuan, institusi pendidikan Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Sosiologi juga ikut serta dalam membuat sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dinamakan Program Bina Desa. Program Bina Desa merupakan salah satu program kegiatan pemberdayaan masyarakat yang menekankan pada penguatan solidaritas kelompok masyarakat desa dan pemanfaatan potensi alam lokal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan prinsip pembangunan yang bersifat bottom up. Program ini ditujukan untuk membangun desa tertinggal dengan memberdayakan masyarakatnya sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan.
13
Universitas Sumatera Utara
Desa Bogak merupakan desa yang menjadi sasaran diselenggarakannya Program Bina Desa pada tahun 2014. Selain karena kondisi ekonomi masyarakat yang rendah, kondisi sosial seperti banyaknya sumberdaya manusia serta tersedianya sumberdaya alam yang berlimpah juga menjadi alasan terselenggaranya program di desa tersebut. Dalam program ini, masyarakat di Desa Bogak diberi penyadaran dan pelatihan keterampilan dalam memanfaatkan potensi alam local yang banyak terdapat di desa ini seperti tanaman mangrove dan limbah laut pesisir (kulit kerang) yang selama ini dibiarkan begitu saja. Pelatihan keterampilan ini diberikan guna meningkatkan kreatifitas masyarakat setempat khususnya perempuan sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan. Pelatihan ini khusus diberikan kepada perempuan-perempuan di Desa Bogak, sebab selama ini mereka hanya menjadi ibu rumah tangga biasa yang tidak memiliki pekerjaan tetap untuk membantu perekonomian keluarga, selain itu juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis dan strategis jender. Selama ini segala bentuk kebijakan yang berjalan adalah bias jender perempuan, sehingga kaum perempuan di sana tidak mendapat keuntungan yang konkrit dari kebijakan yang ada dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Program Bina Desa ini telah berjalan selama enam bulan dimulai sejak pertengahan hingga akhir tahun 2014. Berdasarkan hasil observasi tim pelaksana program, di desa ini belum pernah ada program pemberdayaan masyarakat dari pihak manapun, sehingga Program Bina Desa ini merupakan program pemberdayaan masyarakat pertama yang baru dilaksanakan di Desa Bogak yang diselenggarakan oleh Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Sosiologi, dimana yang menjadi tim pelaksana programnya adalah mahasiswa yang masih berstatus aktif. Berdasarkan hal tersebut maka saya tertarik untuk mengetahui respon masyarakat sasaran terhadap program tersebut.
14
Universitas Sumatera Utara
Poewadarminta (1993) menyebutkan respon adalah reaksi baik positif maupun negatif yang diberikan oleh seorang atau sekelompok orang. Menurutnya, respon akan timbul ketika seorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan, kemudian menginterpretasikan objek yang dirasakan tadi. Sejalan dengan definisi tersebut, Azwar (1988) juga mengatakan bahwa respon seseorang terhadap suatu stimulus atau objek dapat dalam bentuk baik atau buruk, dan positif atau negative. Menurutnya, apabila respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekati objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut. Respon masyarakat dalam hal ini merupakan suatu indikator untuk mengetahui apakah program pemberdayaan tersebut benar-benar dibutuhkan, diterima, serta dimanfaatkan oleh masyarakat sasaran. Sebelumya penelitian yang terkait tentang respon masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat ini sudah pernah dilakukan. Adapun penelitian yang relevan diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ananta Hidayat Purba pada tahun 2006 yang berjudul “Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir”. Penelitian tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana respon masyarakat terhadap PNPM-MP di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa respon masyarakat terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah positif, namun partisipasi masyarakat dalam kegiatan program tersebut masih rendah. Selain itu ada juga penelitian oleh Grace Leliharni Damanik pada tahun 2013 yang berjudul “Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaaan Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Medan Selayang”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang. Berdasarkan hasil analisis data 15
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang adalah positif. Beberapa penelitian terdahulu tersebut mengkaji respon masyarakat terhadap program pemberdayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Maka dalam penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian pada lokasi dan objek yang berbeda. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai respon masyarakat pesisir di Desa Bogak terhadap program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara di desa tersebut. Maka penelitian ini akan diberi judul “Respon Masyarakat Pesisir Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Alam Lokal (Studi Deskriptif Program Bina Desa kelompok perempuan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara)”.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: 1.
Bagaimana respon masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak ?
2.
Apakah ada perbedaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak berdasarkan respon masyarakat terhadap program tersebut ?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 16
Universitas Sumatera Utara
1.
Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak.
2.
Untuk
mengetahui
perbedaan
partisipasi
masyarakat
dalam
kegiatan
program
pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak berdasarkan respon masyarakat terhadap program tersebut.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis yakni hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa sosiologi serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosiologi khususnya bagi sosiologi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Selain manfaat teoritis, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis yakni hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dari pada hasil penelitian dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang penelitian sebelumnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input bagi pemerintah terkait dengan kebijakan program pembangunan yang berorientasi pada partisipasi masyarakat langsung sebagai upaya dalam mensejahterakan masyarakat khususnya pada masyarakat pesisir.
1.5
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya. Arikunto (2006
:71) mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan itu belum final, masih harus dibuktikan kebenaranya atau hipotesis adalah jawaban sementara. Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan 17
Universitas Sumatera Utara
data yang diperoleh dari sampel penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak berdasarkan respon masyarakatnya terhadap program tersebut”
1.6. Defenisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah defenisi abstrak mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Moleong,1997:67). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian. Untuk memfokuskan penelitian ini maka peneliti memberikan batasan konsep sebagai berikut : 1.
Respon masyarakat adalah tanggapan masyarakat terhadap suatu objek atau fenomena tertentu. Dalam penelitian ini respon masyarakat yang dimaksud adalah tanggapan positif atau tanggapan negative masyarakat terhadap Program Bina Desa dan juga terhadap perilaku pengabdi sebagai pelaksana program tersebut yang dalam hal ini merupakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
2.
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah
pesisir
dan
memiliki
kebudayaan
yang
khas
yang
terkait
dengan
ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir. Dalam penelitian ini masyarakat pesisir yang dimaksud adalah masyarakat pesisir di Desa Bogak yang menjadi sasaran pelaksanaan Program Bina Desa. 18
Universitas Sumatera Utara
3.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mempersiapkan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan sehingga dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat di Desa Bogak khususnya perempuan dengan memberikan penyadaran dan pelatihan keterampilan dalam memanfaatkan potensi alam lokal yang tersedia di desa ini dengan tujuan untuk mengubah kualitas kehidupan masyarakat di Desa Bogak agar dapat keluar dari belenggu kemiskinan, serta menguatkan solidaritas kelompok masyarakat desa dalam mencapai tujuan tersebut.
4.
Penyadaran berarti mengupayakan masyarakat menjadi sadar bahwa mereka tidak hanya mempunyai masalah masalah namun juga memiliki tujuan-tujuan untuk memperbaiki kehidupan mereka. Masyarakat yang sadar juga mulai menemukan peluang atau sumberdaya-sumberdaya yang ada yang selama ini tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Dengan penyadaran tersebut masyarakat menjadi mampu merumuskan kebutuhankebutuhan dan aspirasinya.
5.
Pelatihan keterampilan adalah kegiatan melatih suatu kecakapan atau keahlian dalam mengerjakan sesuatu. Dalam penelitian ini keterampilan yang dimaksud adalah kecakapan atau keahlian dalam mengelola sumberdaya alam seperti limbah kulit kerang menjadi aksesoris dan tanaman mangrove menjadi bahan makanan yang bernilai jual.
6.
Solidaritas
merupakan suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Dalam penelitian ini solidaritas yang dimaksud adalah kondisi solidaritas kelompok yang terjalin diantara anggota kelompok perempuan yang 19
Universitas Sumatera Utara
merupakan sasaran dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Solidaritas tersebut menunjukkan bagaimana kekompakan mereka dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan yakni masyarakat yang mandiri dan sejahtera. 7.
Program pemberdayaan masyarakat yakni kegiatan pemberdayaan masyarakat yang lebih bersifat sistematis, dimana dalam pelaksanaannya akan menggunakan beberapa tahapan pelaksanaan dalam rangka meraih suatu tujuan yang sudah ditentukan jangka waktunya. Dalam penelitian ini program pemberdayaan yang dimaksud adalah Program Bina Desa yang telah berjalan selama enam bulan, dimana kegiatan pemberdayaannya meliputi beberapa tahapan diantaranya tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
8.
Berbasis sumberdaya potensi alam local merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan dan mengelola sumber daya pesisir seperti tanaman mangrove dan limbah kulit kerang yang banyak ditemukan di Desa Bogak .
9.
Partisipasi adalah keterlibatan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kegiatan dengan kesadaran disertai tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam penelitian ini partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan masyarakat di Desa Bogak dalam kegiatan program pemberdayaan yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi program tersebut.
1.7
Operasional Variabel Defenisi operasional adalah spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau
memanipulasi suatu variabel. Defenisi operasional memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Sarwono, 2006:12). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 20
Universitas Sumatera Utara
Variable
Indikator
Uraian
Respon
Tanggapan positif atau negative masyarakat
Tahap perencanaan program
Partisipasi
Tahap pelaksanaan program
Tahap evaluasi program
Skala
Adanya program pemberdayaan masyarakat di Desa Bogak Mekanisme program
Nominal
Perilaku mahasiswa selaku pelaksana program pemberdayaan masyarakat Kehadiran masyarakat pada kegiatan sosialisasi oleh pelaksana program Keaktifan masyarakat mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan keterampilan dalam pelaksanaan program pemberdayaan Kesediaan masyarakat memberikan bantuan berupa materi/peralatan yang digunakan dalam kegiatan pelatihan
Nominal
Kemauan masyarakat untuk berkreatifitas Keberanian masyarakat berwirausaha Hubungan sosial yang baik antar masyarakat
21
Universitas Sumatera Utara