BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi
seluruh lapisan masyarakat. Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa lalu lintas pembayaran, serta sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter, sehingga bank mempunyai peran penting dalam kehidupan perekonomian. Fungsi intermediasi berarti menghubungkan kepentingan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, Bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri (Kuncoro, 2002:68). Setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya selalu memerlukan modal kerja yang cukup untuk menjaga kelancaran usahanya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji dan upah, biaya produksi, biaya administrasi dan umum tergantung pada modal kerja yang dimiliki perusahaan. Dana yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan diharapkan dapat kembali dalam waktu relative singkat dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dana pada perusahaan perbankan yang terbesar digunakan untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Periode perputaran setiap elememn modal kerja antara
Universitas Sumatera Utara
satu dengan yang lainnya tidak sama. Semakin cepat perputaraan elemen modal kerja dalam setiep periode berarti semakin efisien perusahaan di dalam menggunakan dana. Tujuan dari manejemen modal kerja itu sendiri adalah untuk mengelola masing-masing elemen modal kerja sehingga jumlah net working capital yang diinginkan tetap dapat dipertahankan dan perusahaan akan semakin likuid yaitu perusahaan
mampu
untuk
membayar
kewajiban-
kewajiban
jatuh
tempo.(www.google.com) Perusahaan perbankan membutuhkan modal kerja yang cukup sehingga harus memiliki sumber pendanaan yang baik. Hal tersebut mendorong perusahaan mengantisipasi kebutuhan modal kerja guna meningkatkan nilai atau kelancaran aktiva bank dalam menentukan tingkat kebutuhan akan besarnya modal kerja, karena modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin. Bank yang mampu mempetahankan tingkat modal kerja yang tinggi maka hal itu akan berpengaruh terhadap likuiditas bank, yaitu bank untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo (www.google.com). Likuiditas merupakan kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat (Taswan, 2006:1). Dalam kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak
dapat diduga seperti
commitmen loan maupun penarikan-penarikan tidak terduga lainnya. Sebagai lembaga kepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelola likuiditas secara baik terutama ditunjukan untuk memeperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan, dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi
Universitas Sumatera Utara
benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan. Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditas akan cenderung memelihara alat likuiditasnya yang relatif lebih besar dari yang diperlukannya dengan maksud untuk menghindari kesulitan likuiditas, namun disisi lain bank juga dihadapkan pada biaya yang besar berkaitan dengan pemeliharaan alat likuiditas yang berlebihan. Dana yang menganggur mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh bank lebih besar dari penerimaan yang didapat dari penerimaan bunga untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Contoh yang lainnya Pada saat suatu perusahaan akan menarik dana yang dibutuhkan, haruslah diketahui lebih dahulu untuk berapa lama dana itu akan dipergunakan didalam perusahaan. Penarikan dana yang dibutuhkan didasarkan kepada ketentuan bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaknya ditarik untuk jangka waktu yang sesuai dengan penggunaan dana tersebut didalam perusahaan atau jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva yang akan dibiayai dengan dana tersebut. Sebab dari itu perlu adanya pemenuhan kebutuhan dana dalam setiap perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana sendiri dapat dibedakan antara cara pemenuhan kebutuhan dana sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok. Adapun setiap dana yang digunakan dalam suatu perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan (Veitzhal, 2007:1). Pendapatan pada sisi pasiva harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank, di tarik pada sisi aktiva bank
Universitas Sumatera Utara
harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan. Supaya bank tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dana bank perlu mengatur dananya secara terencana dan tepat karena efek kelebihan maupun kekurangan dana kedua-duanya tidak menguntungkan bagi bank. 1.1.1. Pengertian aktiva (aset) Aktiva adalah sarana yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat keuntungan dimasa depan. Aktiva dapat juga di artikan sebagai harta kekayaan yang dimiliki oleh bank pada tanggal tertentu. Dalam menyusun aktiva bank,tidak dipisahkan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Penyusunan aktiva didasarkan pada urutan likuiditas aktiva tersebut,yaitu dimulai dari aktiva yang paling likuid sampai degan aktiva yang paling tidak likuid. Aset atau aktiva dipahami sebagai harta total. Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa kategori, seperti : 1. Aset lancar 2. Investasi jangka panjang 3. Aset tetap 4. Aset tidak berwujud 5. Aset pajak tangguhan Daftar aset atau aktiva di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai dari yang paling likuid dan seterusnya. Aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari atas ke bawah. Penyusunan neraca dimulai dari yang paling
Universitas Sumatera Utara
likuid (lancar), yaitu mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap dan seterusnya. Komponen aktiva lancar menurut Kasmir sebagai berikut: “kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan sebagainya” (Kasmir, 2008:31). Sedangkan komponen aktiva tetap menurut Kasmir sebagai berikut: “Tanah, bangunan, mesin, kendaraan, peralatan, dan lainnya” (Kasmir, 2008:32) Berdasarkan teori diatas aktiva disusun secara berurutan dari mulai yang likuid sampai yang kurang likuid atau yang gampang dengan mudah diuangkan. 1.1.1.1 . Aset lancar atau aktiva lancar Beberapa pengertian aktiva lancar : 1. Aset lancar dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat,biasanya satu tahun. 2. Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu relative singkat, biasanya ukuran waktunya yang dipakai adalah siklus usaha atau tahun buku yang termasuk aktiva lancar ialah uang kas, rekening giro bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll. (Alimsyah dan Padji,2006:284). 3. Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal)” (S. Munawir, 2004:14). Dari pengertian aktiva lancar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yang terdiri dari kas, rekening giro, piutang usaha, persediaan, wesel, dan lain sebagainya. Contoh aktiva lancar atau aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan dan beban dibayar dimuka.
Universitas Sumatera Utara
Pengelompokan aktiva lancar adalah sebagai berikut: 1. Menurut salah satu peneliti (Abdullah Shahab,2001:52) yang termasuk kedalam kelompok aktiva lancar adalah : 1. Kas 2. Surat berharga 3. Wesel tagih 4. Piutang 5. Persediaan barang dagang 6. Beban dibayar dimuka 2. Menurut peneliti lain (S. Munawir, 2004:14) yang termasuk kedalam aktiva lancar adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kas Investasi Piutang wesel Piutang dagang Persediaan Piutang penghasilan Persekot
Kesimpulan dari kelompok aktiva lancar diatas adalah : 1. Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan uang tunai yang dmiliki perusahaan tetapi sudah ditentukan penggunaannya (misalnya uang kas yang disisihkan untuk tujuan pelunasan hutang obligasi, untuk pembelian aktiva tetap atau tujuan-tujuan lain, tidak dapat dimasukka dalam pos kas). 2. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable securities). Yaitu investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam suatu undang – undang. 4. Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang secara kredit. 5. Persediaan adalah semua barang – barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal eraca masih di gudang atau belum terjual. 1.1.1.2. Pengertian capital atau modal Modal adalah hak pemilik bank yang bersangkutan, dan merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank. Modal (pembelanjaan dari luar perusahaan) dikelompokkan dalam dua jenis, yakni: hutang dan ekuitas (modal sendiri). Hutang mempunyai keunggulan,menurut penulis Brigham and Gapenski (1997: 767-768) yaitu : 1. Bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah. 2. Kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju. 3. Kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil. Meskipun demikian, hutang juga mempunyai kelemahan, yaitu: a. Hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi tepat waktu. b. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko yang selanjutnya akan meningkatkan biaya modal. c. Bila perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat memenuhi beban bunga maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan likuidasi.
Bauran hutang dan ekuitas untuk pendanaan perusahaan merupakan bahasan utama dari keputusan struktur modal (capital structure decision). Bauran modal yang
Universitas Sumatera Utara
efisien
dapat
menekan
biaya
modal
(cost
of
capital),
yang
dapat
meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas disebut “unlevered firm”, sedangkan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam hutang disebut “levered firm”. Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari kreditur (hutang) pada umumnya didasarkan pada pertimbangan: murah. Dikatakan murah, karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan hutang tersebut. Sesuai dengan EBIT-EPS Analysis Gitman (1994 : 465-468) bahwa “bila biaya bunga hutang murah, perusahaan akan lebih beruntung menggunakan sumber modal berupa hutang yang lebih banyak, karena menghasilkan laba per saham yang makin banyak”. 1.1.1.3. Asset & liability management (ALM) Asset & Liability Management adalah proses pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank. Asset & Liability Management merupakan kebijakan dan strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan. Asset Liability Management (ALM) dianggap penting bagi industry perbankan karena dapat meningkatkan keuangan volatilitas, pengenalan produk keuangan baru seperti suku bunga swap, opsi, dan futures, inisiatif regulasi.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh, hubungan antara dua sisi neraca (aset dan kewajiban) pada Bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2008 - 2010, menggunakan alat analisis korelasi multivariat statistik kanonik. Terdapat hubungan yang kuat antara akun aktiva dan kewajiban dari Bank Komersial yang ada di Indonesia. Tapi disini penulis hanya memfokuskan hubungan yang ada pada sisi Asset yang liquid dan pada sisi capital,selama periode
waktu
ada penurunan korelasi kanonik
menunjukkan ketergantungan yang lebih rendah antara aset dan pasiva. Penurunan tersebut lebih
jelas dalam
kasus bank
asing
karena
mereka
sebagian
besar terkena kegiatan rekening administratif. Penelitian ini juga memberikan hubungan penting antara aset individual dan rekening kewajiban neraca. Untuk bank mengandalkan aset
jangka
pendanaan jangka pendek,
yang
panjang
kewajiban,
merupakan strategi
yang
berisiko dari ALM. Dari alasan-alasan yang telah penulis kemukakan diatas dan untuk melihat sejauh mana tingkat hubungan yang ada antara Liquid asset dengan Capital pada neraca perbankan maka dalam penyusunan skripsi ini penulis memilih judul: “Hubungan Antara Asset yang Liquid dan Capital pada Bank Komersial yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2008-2010”.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang kuat antara asset yang liquid dengan capital pada Bank Komersial yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2008-2010 yang bisa kita lihat pada laporan neraca bank tersebut. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa terdapat hubungan antara asset yang liquid dengan capital pada bank komersial yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2010. 1.3.2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang hubungan antara harta dan kewajiban. 2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi yang member gambaran dan bukti-bukti empiris untuk mengembangkan penelitian yang sejenis dimasa mendatang. 3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perbankan Indonesia sehingga dihadapkan
Universitas Sumatera Utara
sebagai paham pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi dan pemberian kredit disektor perbankan.
Universitas Sumatera Utara