BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun
2007, angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa, pada Tahun 2009 jumlah kematian ibu sebanyak 2650 orang. Angka kematian ibu (AKI) di Jawa/Indonesia masih sangat tinggi jika dibandingkan Negara-negara Association South East Asian (ASEAN), yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu (Saifuddin, 2008). Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan kepada pasien. Kepuasan pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa dimensi, salah satu diantaranya adalah kelancaran komunikasi antara petugas kesehatan (termasuk bidan) dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya pengobatan secara medis saja melainkan juga berorientasi pada komunikasi karena komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien (Pohan, 2007). Menurut data Survei Demografi Kesehatan Jawa/Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, Angka Kematian Ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, Tahun 2009 Angka Kematian Ibu sebesar 357 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada Tahun 2010 sebesar 263 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu mulai menjadi sorotan terkait sulitnya mencapai target MDGs (Millennium Development Goals) yang tinggal 3 Tahun lagi yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015, untuk menurunkan Angka Kematian Ibu diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas (WHO, 2011). Di Propinsi Bengkulu pada Tahun
2007 berdasarkan
hasil
Survei
Kesehatan Daerah jumlah kematian ibu sebanyak 58 orang terdiri dari kematian
1
ibu hamil sebanyak 5 orang, kematian ibu bersalin 44 orang dan kematian ibu nifas
sebanyak
9
orang.
Angka
Kematian
Ibu di
Propinsi
Bengkulusebesar 157,49 per 100.000 kelahiran hidup, tidak jauh berbeda dengan Tahun 2006 yaitu sebesar 158,87 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2010). Komunikasi baik antara bidan dengan ibu hamil sangat mempengaruhi kepuasan ibu hamil dalam mendapat pelayanan oleh bidan. Sehingga dapat diperoleh rasa saling percaya antara bidan dan pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan cara setelah melakukan perawatan kehamilan, bidan mendengarkan dengan penuh perhatian apabila ada keluhan dari penderita menanggapi dengan baik apabila ada pertanyaan. Konseling merupakan komunikasi interpersonal yang berkaitan dengan hak klien untuk memperoleh informasi, indikator mutu pelayanan kesehatan, membantu klien dalam menentukan pilihan, memahami kondisi yang dihadapi oleh klien, memberikan rasa puas pada klien (Saifuddin, 2006). Dari survey awal dengan melakukan wawancara pada 3 orang ibu hamil trimester I dan III yang dilakukan peneliti pada salah satu Bidan Praktek Swasta di Klinik Johanna AM.Keb Perbangungan, diperoleh bahwa 1 ibu hamil trimester III mengatakan puas dan 2 ibu hamil trimester I dan III mengatakan cukup puas dengan pelayanan Antenatal Care yang diberikan oleh bidan. Menurut ibu hamil yang mengatakan cukup puas, kekurangpuasannya karena merasa bidan kurang perhatian dan ibu hamil kurang memahami penjelasan yang diberikan oleh bidan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Hubungan Komunikasi Bidan dengan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Klinik Johanna AM.Keb Perbangungan.
2
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
yang berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval dan asuhan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang dilakukan di RB Johanna AM.keb. 1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan umum Mempelajari hubungan komunikasi Bidan dengan tingkat kepuasanibu ha mil dalam Antenatal Care pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta Klinik Johanna AM.Keb Perbangungan.
1.3.2
Tujuan khusus a. Uutuk mengetahu komunikasi Bidan Antenatal Care di bidan Praktek Swasta Wilayah kerja Klinik Johanna AM.Keb Sei Sijenggi Perbangungan. b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Klinik Johanna AM.Keb Perbangungan. c. Untuk mengetahui hubungan komunikasi bidan dengan tingkat kepuasan Ibu dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Klinik Johanna AM.Keb Perbangungan.
1.4
Manfaat 1. Bagi Penulis untuk
meningkatkan
mahasiswa
dalam
pengalaman, memberikan
wawasan asuhan
dan
pengetahuan
kebidanan
secara
berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. 2. Bagi Klinik
3
Sebagai bahan masukan/informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita terhitung sejak hari pertama haid terakhir sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang., dan sperma (air mani) pria pasangannya akan membuahi sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim , lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim dalam kehamilan normal (Sari, 2013.. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Dibagi menjadi 3 bagian ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan triwulan pertama (sebelum 14 minggu), kehamilan triwulan kedua (antara 14-28 minggu), kehamilan triwulan ketiga (antara 28-36 minggu atau sesudah 36 minggu) (Mangkuji, 2012).
2.1.2
Fisiologi Kehamilan
1. Tanda-tanda kehamilan Terlambat menstruasi, mual-mual, perubahan selera makan dan lebih menyukai makanan-makanan tertentu, perubahan-perubahan pada payudara, sering kencing, kelelahan, bertambahnya dischange (lendir) di vagina. 2. Lama kehamilan Jika siklus menstruasi anda rata-rata 28 hari, maka masa pembuahan terjadi sekitar hari ke-14 dan bukan merupakan hari pertama kehamilan anda. Skala waktu ini menunjukkan bahwa kehamilan, yang sebenarnya berlangsung sekitar 266 hari sejak pembuahan, terjadi selama 40 minggu atau 280 hari (Stoppart, 2011). Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang dialami
5
oleh ibu dan janin di dalam kandungan mulai dari Trimester III (TM-III) (Stoppart, 2011): a. Minggu ke-28 Kulit pada perut anda menjadi sangat tegang dan tipis, serta terlihat amat kencang. Kepala janin anda kini menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya. Lemak mulai menumpuk dan sebuah zat lemak, yakni vernix, menutupi kulit janin anda, sehingga ia tidak lembab di dalam cairan amnionnya. Panjang janin 37 cm (14 in), dan beratnya 900 gram. b. Minggu ke-32 Anda akan merasa sangat lelah dan sulit bernafas. Gerakan-gerakan janin dapat dirasakan dan dilihat dengan jelas dengan USG. Ketika rahim naik, anda mungkin akan merasakan sakit di tulang rusuk bagian bawah karena janin dan rahim menekan ke atas di bawah diafragma. Pusar anda akan terlihat rata dengan permukaan perut dan linea nigraakan tampak jelas menggurat ke bawah pada perut anda. Janin telah terbentuk sempurna dan dalam kebanyakan kasus, posisi kepala berada di bawah. Plasenta mencapai kematanganya. Panjang janin 40,5 cm (16 in), dan beratnya 1,6 kg. c. Minggu ke-36 Kepala janin akan menekan-nekan. Tekanan-tekanan ini akan meredakan masalah pernafasan, tetapi mungkin anda akan merasakan sakit di sekitar panggul. Urin kembali bertambah banyak. Naluri keibuan menjadi sangat kuat. kontraksi braxton hicks (gerakan-gerakan lemah yang tidak menyakitkan selama kehamilan). Payudara anda tidak akan membesar sampai ASI keluar setelah anda melahirkan. Janin sudah turun ke bawah. Selaput pelangi mata janin kini berwarna biru. Kuku-kuku jari sudah tumbuh sampai di ujung jari. Panjang janin 46 cm (18 in), dan beratnya 2,6 kg. d. Minggu ke-40 Kepala janin sudah di dalam posisi sangat ke bawah. Gerakan-gerakan janin menurun karena ruangan rahim menjadi sempit, tetapi pukulan tangan dan tendangan kaki yang kuat masih dapat dirasakan. Panjang janin sekitar 51 cm (20 in), dan beratnya rata-rata 3,4 kg. Pada janin laki-laki, nuah pelir sudah turun.
6
Berikut adalah tabel yang menunjukkan perubahan fisiologis tinggi fundus uteri (TFU) dengan menggunakan pita sentimeter Mc. Donalds dan dengan menggunakan palpasi leopold:
Tabel 2. 1 Perubahan TFU dalam Kehamilan No. 1 2 3 4 5 6
Tinggi Fundus Uteri (cm) 12 16 20 24 28 32
7 8
36 40
Tinggi Fundus Uteri (Leopold) 3 jari atas simfisis Pertengahan pusat dan simfisis 3 jari bawah pusat Sepusat 3 jari atas pusat Pertengahan pusat danprocessus xifoideus (px) 1-2 jari bawah px 2-3 jari bawah px
Umur Kehamilan (minggu) 12 16 20 24 28 32 36 40
3. Kebutuhan ibu hamil Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan ibu semasa hamil TMIII (Hani, 2011 : a. Oksigen Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen meningkat 20%. Ibu hamil sebaiknya tidak berada ditempat-tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi masukan oksigen. b. Nutrisi Kebutuhan energi pada kehamilan trimester 1 memerlukan tambahan 100 kkal/hari (menjadi 1900-2000 kkal/hari). Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan mengkonsumsi tambahan 100gr daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan berat badan sekitar 500gr/minggu. Kebutuhan makan ibu hamil dengan berat badan normal per hari.
7
c. Personal Hygiene Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 x sehari, menjaga kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam, menjaga kebersihan payudara. d. Pakaian Longgar, nyaman, dan mudah di pergunakan, gunakan kutang/ BH dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga seluruh payudara, Tidak memakai sepatu tumit tinggi, sepatu berhak rendah, baik untuk punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan pada kaki. e. Eliminasi Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam hingga menganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur di kurangi, gunakan pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan lembab sehingga memudahkan masuk kuman, setiap habis BAB dan BAK cebok dengan baik. f. Seksual Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil, sebaiknya menggunakan kondom karena prostatglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi yang wajar 2 sampai 3 kali seminggu. g. Mobilisasi dan Body Mekanik Melakukan latihan/ senam hamil agar otot-otot tidak kaku, jangan melakukan gerakan tiba-tiba atau spontan, jangan mengangkat secara langsung bendabenda yang cukup berat, jongkok lah terlebih dahulu lalu kemudian mengangkat benda, apabila bangun tidur miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur. h. Istirahat atau Tidur Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/ tidur yang cukup. Kurang istirahat/ tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam lebih kurang 8 jam dan tidur siang lebih kurang 1 jam. Umumnya ibu mengeluh susah tidur kerena rongga dadanya terdesak perut yang membesar atau posisi tidurnya jadi tidak nyaman. Tidur yang cukup
8
dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar dan sehat. Solusinya saat hamil tua, tidurlah dengan menganjal kaki ( dari tumit hingga betis) menggunakan bantal. Kemudian lutut hingga pangkal paha diganjal dengan satu bantal. Bagian punggung hingga pinggang juga perlu diganjal bantal. Letak bantal bisa di sesuaikan, jika ingin tidur miring ke kiri, bantal diletakkan demikian rupa sehingga ibu nyaman tidur dengan posisi miring ke kiri. Begitu juga bila ibu ingin tidur posisi ke kanan.
2.1.3 Asuhan Kehamilan Asuhan kehamilan yang dilakukan yakni melakukan dokumentasi asuhan kebidanan kehamilan secara sistematis, yaitu melakukan anamnesis, melakukan pemeriksaan fisik dengan prinsip head to toe, melakukan pemeriksaan vital signs, pemeriksaan leopold, medengarkan denyut jantung janin (DJJ), pemeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang, melakukan konseling, memberikan pendidikan kesehatan tentang senam hamil, dan pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) (Kusmiyati, 2010). Asuhan ibu hamil berbeda setiap kali kunjungan. Pada trimester I asuhan yang diberikan kepada ibu hamil adalah pemeriksaan kehamilan meliputi pemberian TT, tablet tambah darah, vitamin dan mineral, serta pemberian nasehat dan penyuluhan terarah seperti perawatan diri, gizi, perawatan payudara, pola istirahat, senam hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, keluhan yang dirasakan. Pada trimester II asuhan yang diberikan sama dengan asuhan yang diberikan pada trimester I ditambah dengan penyuluhan tentang keuntungan pemberian ASI, persiapan diri untuk memberikan ASI eksklusif, persiapan persalinan, dan KB. Pada trimester III asuhan yang diberika sama dengan asuhan pada trimester II ditambah dengan penyuluhan mengenai persiapan menghadapi persalinan, perawatan bayi baru lahir (BBL), persiapan keluarga dalam menghadapi persalinan (Pinem, 2009. .)
9
a. Masalah yang Lazim Timbul pada Trisemester III: Selama trimester ketiga, rahim akan membesar sampai ketinggian tepat di bawah tulang payudara. Kadar progesteron yang tinggi dan rahim yang naik membuat sesak dapat menimbulkan gangguan pencernaan dan nyeri ulu hati. Sesak napas atau nyeri di iga bagian bawah terjadi karena rahim menekan diafragma dan iga. Varises di kaki, wasir, dan pergelangan kaki yang bengkak kadang-kadang terjadi karena meningkatnya tekanan di dalam perut. Menurunnya aliran darah dari anggota gerak bawah, dan efek progesteron yang membuat dinging-dinding pembuluh darah menjadi relaks. Meningkatnya berat rahim serta berubahnya pusat gravitasi yang disebabkan oleh janin, sakit punggung menjadi sesuatu yang sering terjadi. Diakhir kehamilan sering kali timbul kecemasan, tidur yang tidak nyenyak, kelelahan dan ketidaknyamanan biasa yang muncul karena harapan akan segera menghadapi persalinan dan mengakhiri kehamilan.
2.2
Persalinan
2.2.1
Pengertian Persalinan Persalinan merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan adalah saat yang menegangkan, menggugah emosi, menyakitkan, dan meakutkan bagi ibu maupun keluarga (Rohani, 2014.. Pada kehmailan akhir, parubahan produksi hormon menyebabkan relaksasi ligamen dan tulang rawan pada sendi panggul, memungkinkan mobilitas yang lebih tinggi pada sendi sakro ilika dan simfisis pubis. Mobilitas panggul memungkinkan perubahan bentuk dan ukuran panggul yang tidak kentara, sehingga dapat memfasilitasi posisi optimal kepala janin pada kala I, yaitu gerakan-gerakan utama fleksi, rotasi interna dan penurunan janin pada kala II (Simkin, 2005).
10
2.2.2
Fisiologi Persalinan Perubahan-perubahan fisiologi yang dialami ibu selama persalian dibagi
dalan 4 kala, adalah (Rohani, 2014. : A. Perubahan fisiologi pada ibu bersalin kala I 1. Sistem reproduksi Kala I dimulai dari munculnya kontraksi persalinan yang ditantai dengan perubahan serviks secara progressif dan diakhiri dengan pembukaan serviks lengkap. Pada kala I terjadi berbagai perubahan pada sistem reproduksi wanita, diantaranya adlah sebagai berikut. 2. Segmen atas rahim (SAR) dan SBR Saat SAR berkontraksi, ia akan menjadi tebal dan mendorong janin keluar, sedangkan SBR serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui oleh bayi. 3. Uterus Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan pembukaan serviks, serta pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi uterus saat persalinan sangat unik karena kontraksi ini merupakam kontraksi otot yang menimbulkan rasa yang sangat sakit. 4. Perubahan pada serviks a. Pendataran. Pendataran adalah pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa saluran yang panjangnya beberapa milimeter sampai 3 cm, menjadi satu lubang dengan pinggir yang tipis. b. Pembukaan. Dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten yang dimulai pada pembukaan serviks 0 dan berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 3 cm. Pada fase ini kontraksi uterus meningkat. Frekuensi, durasi, dan intensitasnya setiap 10-20 menit, lama 15-20 detik dengan intensitas cukup menjadi 5-7 menit, lama 30-40 detik dan dengan intensitas yang kuat. Fase aktif fase yang dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 10 cm. Pada fase
11
ini kontraksi uterus menjadi efektif ditandai dengan meningkatnya frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi. Tekanan puncak kontraksi yang dihasilkan mencapai 40-50 mmHg. Di akhir fase aktif, kontraksi berlangsung antara 2-3 menit sekali selama 60 detik, dengan kekuatan lebih dari 40 mmHg. Dibagi menjadi 3 fase:Fase akselerasi: dari pembukaan 3 menjadi 4 cm. Fase dilatasi maksimal: dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm selama 2 jam. Fase deselerasi: dilatasi serviks dari 9 cm menuju pembukaan lengkap (10 cm). c. Perubahan pada vagina dan dasar panggul. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan janin. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul tiregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis. 5. Sistem kardiovaskuler a. Tekanan darah (TD): TD meningkat selama kontraksi uterus, sistol meningkat 10-20 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti sebelum persalinan. b. Detak jantung: berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung meningkat dibandingkan sebelum persalinan. c. Jantung: pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam sistem vaskular ibu. Hal ini menyebabkan peningkatan curah jantung sebesar 10-15 %. d. Hematologi: hemoglobin akan meningkat 1,2 mg/100 ml selama persalinan dan kembali seperti sebelum persalinan pada hari pertama postpartum, asalkan tidak ada kehilangan darah yang abnormal; waktu koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan plaSMA; gula darah akan berkurang. 6. Sistem pencernaaan Metabolisme karbohidrat aerob maupun anaerob akan meningkat secara terusmenerus, motilitas lambung dan penyerapan makanan padat secara substansi berkurang sangat banyak selama persalinan, rasa mual dan muntah biasa
12
terjadi sampai berakhirnya kala I persalinan, persalinan memengaruhi sistem saluran cerna wanita, bibir dan mulut menjadi kering akibat wanita bernafas melalui mulut, dehidrasi, dan sebagai respon emosi terhadap persalinan. 7. Suhu tubuh Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh melebihi 1-2 oF (0,5-1 oC). 8. Sistem pernapasan Peningkatan laju pernapasan selama persalinan adalah normal, hal ini mencerminkan adanya kenaikan metabolisme. 9. Sistem perkemihan Proteinuri yang sedikit (+)1.dianggap normal dalam persalinan. Pada trimester kedua, kandung kemih menjadi organ abdomen. Selama persalinan, wanita dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan: edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, dan rasa malu. Poliuria sering terjadi selama persalina, mungkin disebabkan oleh peningkatan curah jantung, peningkatan filtrasi dalam gromelurus, dan peningkatan aliran plaSMA darah. 10. Perubahan endokrin Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan di mana terjadi penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin, dan oksitosin. 11. Perubahan integumen Adaptasi integuman khususnya distensibilitas yang besar pada introitus vagina yang terbuka. 12. Perubahan muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal mengalami stres selama persalinan. Diaforesis, keletihan, proteiuria (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan aktivitas otot yang menyolok. 13. Perubahan Psikologi pada Ibu Bersalin Kala I
13
Oleh karena rasa nyeri dalam persalinan sudah menjadi pokok pembicaraan di antara wanita sejak zaman dahulu, banyak calon ibu menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Ketakutan dapat berpengaruh pada his dan lancarnya pembukaan (Rohani, 2014)
B. Perubahan fisiologis kala II persalinan 1. Kontraksi dorongan otot-otot persalinan Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan menjadi lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong ke arah segmen bawah rahim dan serviks. Sifat-sifat lain dari his adalah involunter, intermiten, terasa sakit, terkoordinasi dan simetris, terkadang dapat dipengaruhih dari luar secara fisik, kimia, dan psikis. 2. Pergeseran organ dasar panggul Saat persalinan segmen atas berkontraksi, menjadi tebal, dan mendorong anak keluar. Sementara itu, segmen bawah dan serviks mengadakan relaksasi, dilatasi, serta menjadi yang tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui bayi. Tanda fisik dini pada persalinan kala II adalah ketuban pecah spontan, tekanan rektum, sensasi ingin defekasi, muntah, bercak atau keluar cairan merah terang dari vagina. Tanda lanjut kala II adalah perineum mengembung, vagina melebar, dan anus mendatar, bagian presentasi tampak dan uterus berlanjut selama kontraksi.
C. Asuhan pada ibu bersalin kala III 1. Fisiolgi kala III Kala III merupakan periode di mana penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat perlengketan menajadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal, dan kemuadian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.
14
Fase pengeluaran plasenta terbagi tiga fase, Kustner: degan meletakkan tangan disertai tekanan pada /di atas simfisis, tapi pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti palsenta belum lepas, tetapi bila diam atau maju berarti plasenta sudah lepas.Klein: sewaktu his, rahim didorong sedikit, bila tali pusat kembali berarti plasenta belum lepas, tetapi bila diam atau turun berarti plasenta sudah lepas. StrasSMAn: tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, tetapi bila tidak bergetar plasenta sudah lepas. 2. Manajemen aktif kala III Memberikan suntukan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri. D. Asuhan pada ibu bersalin kala IV Selama 10-45 menit berikutnya setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi menjadi ukuran sangat kecil yang mengakibatkan pemisahan antara dinding uterus dan plasenta, di mana nantinya akan memisahkan plasenta dari tempat lekatnya. Pelepasan plasenta membuka sinus-sinus plasenta dan menyebabkan perdarahan. Akan tetapi, dibatasi sampai rata-rata 350 ml oleh mekanisme sebagai berikut: serabut otot polos uterus tersusun terbentuk angka delapan mengelilingi pembuluh-pembuluh darah ketika pembuluh darah tersebut melalui dinding uterus. Oleh karena itu, kontraksi uterus setelah persalinan bayi menyempitkan pembuluh darah yang sebelumnya menyuplai darah ke plasenta. 1. Evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia Setelah kelahiran plasenta, uterus dapat ditemukan di tengah-tengah abdomen kurang lebih dua per tiga sampai tuga per empat antara simfisis pubis dan umbilikal. Uterus yang berkontraksi normal harus keras ketika disentuh. Jiga segmen atas uterus keras, tetapi perdarahan uterus tetap, pengkajian segmen bawah perlu dilakukan. Uterus yang lunak, hipotonik, longgar, tiak berkontraksi dengan baik disebut sebagai keadaan atonia uterus. 2. Pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum Setelah memastikan uterus berkontraksi secara efektif dan perdarahan berasal dari sumber lain, bidan hendaknya menginspeksi perineum, vagina bawah,
15
dan area periuretra untuk mengetahui adanya memar, pembentukan hematom, laserasi pada pembuluh darah, atau mengalami perdarahan.
E. Kebutuhan ibu masa persalinan Asuhan sayang ibu adalah pendamping persalinan, KIE, membantu ibu memilih posisi, mengajari cara meneran, dukungan psikologi dan pemberian nutrisi. Kebutuhan fisiologis adalah makan dan minum, oksigen, istirahat selama tidak ada his, BAB dan BAK, pertolongan persalinan yang berstandar. Kebutuhan rasa aman adalah memilih tempat dan penolong persalinan, informasi tentang proses persalinan, posisi yang dikehendaki ibu, pemamntauan selama persalinan, intervensi yang diperlukan. Kebutuhan harga diri adalah merawat bayi sendiri dan menetekkan, asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu, pelayanan yang bersifat simpati dan empati, informasi bila akan melakukan tindakan, memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan. Kebutuhan aktualisasi diri adalah Memilih tempat dan penolong persalinan yang diinginkan, memilih pendamping selama perslinan, bounding attachment, ucapan selamat atas kelahiran bayinya (Sumarah, dkk, 2009. .
2.2.3
Asuhan Persalinan Asuhan persalinan dibagi di dalam 4 kala, sebagai berikut (Rohani, 2014.:
1. Kala I Asuhan yang diberikan adalah memonitor kemajuan persalinan dengan partograf, memonitor keadaan ibu dan bayi, menganjurkan posisi dan tindakan yang menyenangkan ibu, menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu, membuat rujukan jika terjadi keadaan yang abnormal. 2. Kala II Asuhan yang diberikan antara lain evaluasi kontinu kesejahteraan terhadap ibu, terhadap janin, dan kemajuan persalinan, perawatan tubuh wanita, pendamping persalinan, persiapan kelahiran, penatalaksanaan kelahiran. 3. Kala III
16
Asuhan pada kala ini adalah melakukan pengeluaran plasenta dengan 3 langkah, yaitu pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali (PTT), dan masase fundus uteri, memeriksa plasenta, pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dan perineum, higiene, dan vital signs, memperhatikan nutrisi dan istirahat ibu. 4. Kala IV Asuhan yang diberikan adalah evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia; pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum; pemantauan dan evaluasi lanjut. Pemantauan kala IV dilakukan 6 kali dalam 2 jam, 4 kali dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan setiap 30 menit pada jam kedua.
2.3
NIFAS
2.3.1
Pengertian Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. Nifas dibagi dalam 3 periode : 1. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam
agama
Islam
+dianggap telah
bersih
dan
boleh bekerjasetelah 40 hari. 2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama 6-8 minggu. 3. Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau tahunan
2.3.2
Fisiologi Masa Nifas Menurut Saifuddin, A. 2009 perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas adalah: 1. Perubahan fisik
17
2. Involusi uterus dan pengeluaran lochea 3. Laktasi/pengeluaran Air Susu Ibu 4. Perubahan sistem tubuh lainnya 5. Perubahan psikis
2.3.3
Asuhan Masa Nifas Menurut Saifuddin, A. 2009 kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir utuk mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi: 1. 6 – 8 jam setelah persalinan a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut. c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifaskarena atonia uteri. d. Pemberian ASI awal. e. Melakukan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi baru lahir. f. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi. g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. 2. 6 hari setelah persalinan a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada bau. b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan abnormal. c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat. d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tandatanda penyakit. e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan meraat bayi sehari-hari. 3. 2 minggu setelah persalinan
18
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada bau. 2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan abnormal. 3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat. 4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tandatanda penyakit. 5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan meraat bayi sehari-hari. 4. 6 minggu setelah persalinan a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayinya alami b. Memberikan konseling untuk berKB secara dini.
2.3.4
Kebutuhan Dasar Masa Nifas Menurut Manuaba, Ida Bagus Ade, dkk. 2010 kebutuhan dasar ibu nifas
adalah: 1. Kebersihan diri a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai BAK/BAB. c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalutnya setidaknya 2 kali sehari. d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi/laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. 2. Istirahat a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
19
b. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang/beristirahat selagi bayi tidur. c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dan beberapa hal: d. Mengurangi jumlah ASI yang keluar e. Memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak perdarahan f. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawta bayi dan dirinya sendiri. 3. Latihan a. Diskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan dasar panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat danini akan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat. b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu. 4. Gizi a. Tambahkan 500 kalori setiap hari. b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. c. Minum secukupnya 3 liter setiap harinya. d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari pasca salin. e. Minum kapsul vitamin A (200.000 IU) untuk bisa memberikan zat besi setidaknya selama 40 hari pasca salin. 5. Perawatan payudara a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering b. Menggunakan bra yang menyokong payudara c. Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum. Menyusui tetap dilakukan pada putng yang tidak lecet. d. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. e. Untuk menghilangkan nyeri dapat diminum paracetamol 1 tablet setiap 46 jam.
20
6. Mobilisasi Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat. Tidur telentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri. Untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli pada hari kedua diperbolehkan duduk dan jalan-jalan. 7. Miksi Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita menglami sulit kencing karena otot spingter ani ditekan oleh kepala janin dn spasme oleh iritasi spingter ani selama persalinan juga karena adanya kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing dilakukan kateterisasi. 8. Defekasi BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi, apabila keras dapat diberikan obat peroral atau perektal. Jika masih belum bisa dilakukan huknah. 9. Hubungan perkawinan/rumah tangga Secara fisik aman untuk memulai suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu/dua jari tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. 10. Keluarga Berencana a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun untuk ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. b. Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenorrhea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru. c. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
21
11. Asuhan masa nifas normal 1. Asuhan kunjungan 6-8 jam setelah persalinan a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya tentang bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri c. Pemberian ASI awal d. Melakukan hubungan antara ibu dan BBL e. Menjaga bayi tetap sehat dan cara mencegah hipotermi f. Memberikan penyuluhan tentang : 1. Kebersihan diri a. menganjurkan ibu untuk membersihkan diri pada seluruh tubuh b. menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air c. menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2x sehari d. menyarankan ibu apabila mempunyai luka episiotomi atau laserasi, untuk menghindari menyentuhluka. 2. Istirahat Memberitahukan ibu untuk beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan karena apabila ibu kurang istirahat akan mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat involusi uterus, menyebabkan depresi serta ketidakmampuan untuk merawat bayinya dan dirinya sendiri. 3. Nutrisi Menjelaskan gizi pada ibu menyusui. Ibu menyusui memerlukan tambahan 500 kalori setiap hari, minum sedikitnya 3 liter setiap hari, anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui. 4. Perawatan payudara Melakukan perawatan payudara agar tetap bersih dan kering, menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila putting
22
payudara lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali selesai menyusui. 5. Hubungan perkawinan/rumah tangga Memberikan penjelasan tenang hubungan suami istri sudah dapat dilakukan dengan aman apabila begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan dua jarinya kedalam vagiana tanpa rasa nyeri. 6.
KB (Keluarga Berencana) Memberikan konseling tentang Keluarga Berencana idealnya pasangan harus menuggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali
2. Asuhan kunjungan 6 hari setelah persalinan a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau. b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat. d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tandatanda penyulit e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. 3. Asuhan kunjungan 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas (kunjungan 6 hari setelah persalinan) 4. Asuhan kunjungan 6 minggu setelah persalinan a. Menanyakan pada ibu twentang penyulit-penyulit yang dialami ibu dan bayinya b. Memberikan konseling KB secara dini
23
2.4.
Bayi Baru Lahir
2.4.1
Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang
ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1 bulan. Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. (Depkes RI, 2007)
2.4.2
Fisiologi Bayi Baru Lahir
Ciri-ciri bayi normal antara lain (Depkes RI) : 1. Dilahirkan pada umur kehamilan antara 37-42 minggu 2. Berat lahir 2500-4000 gram 3. Panjang badan waktu lahir 48 – 51 cm 4. Warna kulit merah muda / pink 5. Kulit diliputi verniks caseosa 6. Lanugo tidak severapa lagi hanya pada bahu dan punggung 7. Pada dahi jelas perbatasan tumbuhnya rambut kepala 8. Bayi kelihatan montok karena jaringan lemak di bawah kulit cukup 9. Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas 10. Kuku telah melewati ujung jari 11. Menangis kuat 12. Refleks menghisap baik 13. Pernapasan berlangsung baik (40-60 kali/menit) 14. Pergerakan anggota badan baik 15. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan adanya / keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama 16. Alat perkemihan sudah berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan keluarnya air kemih setelah 6 jam pertama kehidupan 17. Pada bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum dan pada bayi perempuan labia minora ditutupi oleh labia mayora 18. Anus berlubang
24
2.4.3
Penilaian awal bayi baru lahir Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: a. Apakah bayi cukup bulan ? b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ? c.
Apakah bayi menangis atau bernapas ?
d. Apakah tonus otot bayi baik ? Jika bayi cukup bulan dan atau air ketuban bercampur mekonium dan atau tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau tonus otot tidak baik lakukan langkah resusitasi. (APN. 2008) Keadaan umum bayi dinilai setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai ada 5 poin. a. Appearance (warna kulit) b. Pulse rate (frekuensi nadi) c. Grimace (reaksi rangsangan) d. Activity (tonus otot) e. Respiratory (pernapasan). Setiap penilaian deberi nilai 0, 1, dan 2. Bila dalam 2 menit nilai apgar tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut, oleh karena bila bayi mendertita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadinya gejalagejala neurologik lanjutan di kemudian hari lebih besar. berhubungan dengan itu penilaian apgar selain pada umur 1 menit, juga pada umur 5 menit.
25
Tabel Nilai APGAR Tanda
Skor 0
1
Appearance
Pucat
Badan merah, ektrimitas biru
Pulse Grimace Activity Respiration
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
< 100 x/menit Sedikit gerakan mimik/ menyeringai Ekstrimitas dalam sedikit fleksi Lemah/ tidak teratur
2 Sekuruh tubuh kemerahan > 100 x/menit Batuk/ bersin Gerakan aktif Baik/ menangis
Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal atau asfiksia. a. Nilai Apgar 7-10 : Bayi normal b. Nilai Apgar 4-6
: asfiksia sedang ringan
c. Nilai Apgar 0-3
: asfiksia berat (Sarwono Prawirohardjo, 2009).
2.4.4
Penatalaksanaan awal pada bayi baru lahir
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis, hindari melakukan penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena penghisapan pada jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan pada jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan spasme (gerakan involuter dan tidak terkendali pada otot, gerakan tersebut diluar kontrol otak). Pada laring dan tenggorokan bayi. Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis maka lakukan: a. Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat. b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar agar bayi segera menangis.
26
2. Memotong dan merawat tali pusat Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi apapun. 3. Mempertahankan suhu tubuh bayi Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi bagian kepala bayi dengan topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya serta jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir karena bayi baru lahir mudah kehilangan panas tubuhnya. 4. Pemberian vitamin K Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM. 5. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata. Pemberian obat tetes mata Eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan
penyakit
mata
karena
klamidia
(penyakit
menular
seksual).(Abdul Bari Saifuddin, 2009. Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya. Teknik pemberian profilaksis mata : a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. b. Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi. c. Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.
27
d. Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes menyentuh mata bayi. e. Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar keluarganya tidak menghapus obat tersebut. 6. Identifikasi Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus dan tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. Pada alat identifikasi harus tercantum: nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. Di setiap tempat tidur harus di beri tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir dan nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman menerapkan car ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik jari harus disimpan dalam ruangan bersuhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik. 7. Mulai Pemberian ASI Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong berdukungan dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya. Keuntungan peberian ASI: a. Merangsang produksi air susu ibu b. Memperkuat reflek menghisab bayi c. Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya d. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum
28
e. Merangsang kontraksi uterus Posisi untuk menyusui : a. Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi menghadapi ke payudara ibu dengan hidung di depan puting susu ibu. b. Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya. c. Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap puting susu. d. Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu di payudaranya. e. Dagu menyentuh payudara ibu. f. Mulut terbuka lebar. g. Mulut bayi menutupi sampai ke areola. h. Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar. i. Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang berhenti.
Pemantauan pada bayi baru lahir Tujuan pemantauan pada bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah bayi barur lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan epnolong persalinan setra tindak lanjut petugas kesehatan. 1. Dua jam pertama sesudah lahir Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi: a. Kemampuan menghisap lemah atau kuat b. Bayi tampak aktif dan lunglai c. Bayi kemerahan atau biru 2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, meliputi: a. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan b. Gangguan pernapasan
29
c. Hipotermi d. Infeksi e. Cacat bawaan dan trauma lahir
Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir: ( Abdul Bari Saifuddin, 2009. 1. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling 2. Keaktifan 3. Simetri 4. Kepala 5. Muka/wajah 6. Mata 7. Mulut 8. Leher, dada, abdomen 9. Punggung 10. Bahu, tangan, sendi, tungkai 11. Kuku dan kulit 12. Kelancaran menghisap dan pertanyaan 13. Tinja dan kemih 14. Refleks 15. Berat badan
2.5
Keluarga Berencana
2.5.1
Pengertian Keluarga Berencana
1. Pengertian keluarga berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP) dengan kematangan reproduksi pada perempuana usia 20 tahun keatas dan laki – laki umr 26 tahun keatas, pengaturan
kelahiran,
pembinaan
ketahanan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. 2. Tujuan Program KB
30
keluarga,
peningkatan
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi program KB di muka adalah “membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang kuat di masa mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas dapat tercapai.” Sedangkan tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/ angka kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas. 3. Sasaran Program KB a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun. b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. c. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need.menjadi 6 persen. d. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen. e. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. f. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. g. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. h. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. i. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional 4. Ruang Lingkup Program KB Ruang lingkup program KB meliputi :
31
a. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) b. Konseling c. Pelayanan Kontrasepsi d. Pelayanan Infertilitas e. Sex education f. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan g. Konsultasi genetik h. Tes keganasan i. Adopsi
2.5.2
Konseling Pada Keluarga Berencana
1. Pengertian Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Konseling Kontrasepsi : komunikasi tatap muka dimana satu pihak membantu pihak
lain
untuk
mengambil
keputusan
dan
melaksanakan
keputusan
tersebut.Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE. Bila seseorang telah termotivasi melalui KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling.
2. Tujuan Tujuan dalam pemberian konseling keluarga berencana antara lain : a. Meningkatkan penerimaan b. Menjamin pilihan yang cocok c. Menjamin penggunaan cara yang efektif d. Menjamin kelangsungan yang lama 3. Jenis Konseling a. Konseling KB Awal atau Pendahuluan Dilakukan pada mereka yang sama sekali belum tahu KB. b. Konseling KB Pemilihan Cara
32
Dilakukan pada mereka yang sudah mengerti namun butuh pertolongan atau bantuan memilih cara atau metode kontrasepsi keluarga berencana. c. Konseling KB Pemantapan Dilakukan untuk mereka yang sudah memahami dan akan menggunakan alat kontrasepsi. d. Konseling KB Pengayoman Dilakukan pada mereka yang sudah memakai alat kontrasepsi. e. Konseling KB Perawatan /Pengobatan Dilakukan pada mereka yang mengalami keluhan, kegoncangan emosi akibat memakai alat kontrasepsi. Langkah – langkah dalam Konseling
4.
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon KB yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yaitu SATU TUJU. Namun dengan penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas kesehatan harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien, langkah – langkah tersebut antara lain : a. SA
: Sapa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya, Bangun percaya diri pasien. Dan tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya. b.
T
: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien pengalaman tentang KB, kesehatan reproduksi dan Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan.
c.
U
: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain.
d.
TU
: Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya dan Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya.
e.
J
: Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi
33
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jelaskan bagaimana penggunaannya dan jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi. f.
U
: Kunjungan Ulang. Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan dan apabila terjadi suatu masalah.
A. Oral Kontrasepsi Pil Progestin 1. Pengertian Pil progestin (mini pil) adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon steroid (progesteron sintetis saja.yang digunakan per oral.( Hidayati, 2009. 2. Cara kerja pil progestin (mini pil) a. Menekan ovulasi. b. Mencegah implantasi. c. Mengentalkan serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. d. Mengubah motilitas ruba sehingga transportasi sperma terganggu. 3.
Jenis pil progestin (mini pil) a. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 gµ levonorgestrel atau 350 µg noretindron. b. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel.
4. Contoh pil progestin (mini pil) a. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol. b. Femulen mengandung 0,5 mg diassetat. c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel. 5. Keuntungan pil progestin (mini pil) a.
Keuntungan kontrasepsi. 1. Sangat efektif bila digunakan secara benar. 2. Sangat efektif pada masa laktasi. 3. Tidak mengganggu hubungan seksual. 4. Tidak mempengaruhi ASI.
34
5. Kesuburan cepat kembali. 6. Sedikit efek samping. 7. Dosis rendah. 8. Nyaman dan mudah digunakan. 9. Dapat dihentikan setiap saat. 10. Tidak mengandung estrogen. b. Keuntungan non-kontrasepsi. 1. Mengurangi nyeri haid. 2. Mengurangi jumlah darah haid. 3. Menurunkan tingkat anemia. 4. Mencegah kanker endometrium. 5. Melindungi dari penyakit radang panggul. 6. Tidak meningkatkan pembekuan darah. 7. Dapat diberikan pada penderita endometriosis. 8. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi. 9. Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah).
2.5.3
Menejemen Kebidanan Varney
1. Pengkajian Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Data ini difokuskan pada : a. Data Subjektif 1. Biodata 1. Nama : Dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan tindakan.
35
2. Umur : Dikaji untuk mengetahui dan memberikan perencanaan keluarga pada pasien dengan tepat sesuan 3 fase perencanaan KB 3. Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut klien Sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan. 4. Suku/bangsa : Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang dianut pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan. 5. Pendidikan :
Pendidikan
perlu
dikaji untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan klien. Karena pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. 6. Alamat : Untuk mengetahui pasien tinggal dimana 2. Keluhan Pasien Dikaji keluhan pasien yang berhubungan dengan penggunaan KB. 3. Riwayat Kesehatan Pasien Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah menderita atau sedang menderita penyakit-penyakit meliputi hipertensi, jantung, TBC, paruparu, aSMA, diabetes mellitus, riwayat penyakit/ trauma tulang punggung. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai riwayat penyakit keturunan meliputi penyakit hipertensi, jantung, aSMA, diabetes mellitus, dan riwayat keturunan kembar. 5. Riwayat Obstetri a. Riwayat haid Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid, dismenorhea atau tidak, flour albus atau tidak b. Riwayat perkawinan Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama pasien menikah, sudah berapa kali pasien menikah, berapa umur pasien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat diketahui apakah pasienmasuk dalam infertilitas sekunder atau bukan..
36
c. Riwayat persalinan yang lalu Jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat kelahiran dengan operasi atau tidak. d. Riwayat KB Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB pil dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut. e. Data Psikologis Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan dengan hubungan pasien dengan suami, keluarga, dan tetangga. Dan bagaimana pandangan suami dengan alkon yang dipilih apakah mendapat dukungan atau tidak. b. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, dan RR) yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya, Sehingga bidan dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis pada pasien. 2. Status Present a. Kepala Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau tidak. b. Mata Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak, dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak. c. Hidung Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.
d. Mulut
37
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak.Dan ada caries dentis atau tidak. e. Telinga Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi telinga seperti OMA atau OMP. f. Leher Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak. g. Ketiak Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak. h. Dada Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat respirasi atau tidak. i. Mammae Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau tidak. j. Abdomen Diperiksa untuk mengetahui adanya bekas operasi pada daerah abdomen atau tidak. k. Pinggang Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak. l. Genitalia Dikaji apakah adanya condiluma aquminata dan diraba adanya infeksi kelenjar batholini dan kelenjar skene atau tidak. m. Punggung Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak. n. Anus Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak. o. Ekstremitas Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan atau tidak. 3. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalah
38
Interpretasi dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa kebidanan, masalah dan keadaan pasien. a. Diagnosa kebidanan Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang berkaitan dengan para, abortus , umur ibu, dan kebutuhan Dasar dari diagnosa tersebut : 1. Pernyataan pasien mengenai identitas pasien 2. Pertanyaan mengenai jumlah persalinan 3. Pernyataan pasien mengenai pernah atau tidak mengalami abortus. 4. Pernyataan pasien mengenai kebutuhannya 5. Pertanyaan pasien mengenai keluhannya 4. Hasil pemeriksaan : a. Pemeriksaan keadaan umum pasien b. Pemeriksaan status emosional pasien c. Pemeriksaan kesadaran pasien d. Pemeriksaat tanda – tanda vital pasien 5. Masalah Tidak ada 6. Diagnosa Potensial Tidak ada 7. Antisipasi Masalah Tidak ada 8. Perencanaan /Intervensi Lakukan komunikasi terapiutik pada pasien dan merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai langkah selanjutnya. Perencanaan berkaitan dengan diagnose kebidanan, masalah dan keb
utuhan.
a. Berkaitan dengan diagnose kebidanan 1. Pemberian informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien 2. Pemberian informasi tentang indikasi dan kontraindikasi
39
3. Pemberian informasi tentang keuntungan dan kerugian. 4. Pemberian informasi tentang cara penggunaan b. Berkaitan dengan masalah Pemberian informasi mengenai proses atau cara kerja pil progestin. 9. Pelaksanaan/ Implementasi Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya dibuat secara sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan baik dan melakukan follow up. a. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien b. Memberikan informasi tentang indikasi dan kontraindikasi c. Memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian d. Memberikan informasi tentang cara penggunaan 10. Evaluasi Langkah
ini
merupakan
langkah
terakhir dari
semua
tindakan guna
mengetahui apa yang telah dilakukan bidan, apakah implementasi sesuai dengan perencanaan dan harapan dari asuhan kebidanan yang diberikan. a. Pasien mengetahui tentang kondisinya b. Pasien mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil progestin c. Pasien mengetahui tentang keuntungan dan kerugian KB Pil progestin d. Pasien mengetahui tentang cara penggunaan KB pil progestin.
40
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan kebidanan kehamilan 3.1 PENGKAJIAN Tanggal
: 20 Oktober 2015
Jam
: 16.30
WIB Tempat
: klinik Johanna AM.Keb
A. Data Subyektif 1. Biodata Nama Ibu
: Ny. V
Nama Suami
: Ny. R
Umur
: 26 tahun
Umur
: 30 tahun
Agama
: Kristen
Agama
: Kristen
Pendidikan : SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
:Swasta
Alamat
: Sei Buluh Rt. 06. Rw. 02. Perbaungan
2. Keluhan Utama Ibu mengatakan mengeluh mual muntah. 3. Riwayat Kesehatan Lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning, batuk menahun, darah tinggi, kencing manis, asma, jantung, paru-paru, ginjal, tidak pernah sakit sampai di rawat di rumah sakit. 4. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita penyakit kuning, darah tinggi, kencing manis, aSMA, jantung, dan batuk menahun, paru-paru, ginjal. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kuning, darah tinggi , kencing manis, aSMA, jantung, dan batuk menahun, serta tidak ada riwayat kembar dalam keluarganya.
41
6. Riwayat Haid Menarche
: 13 tahun
Banyak
Siklus
: 28 hari
Keluhan : -
Lama
: 3 hari
: 1 – 2 softex / hari
Flour Albus: -HPHT : 12-07-2015
7. Riwayat Perkawinan Menikah
: 1x
Lama Menikah
: 4 tahun
Usia pertama menikah
: 22 tahun
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu. a. Kehamilan
:-
b. Persalinan
:-
c. Nifas
:-
9. Riwayat Kehamilan Sekarang A. TM I Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, tidak pernah keguguran, hamil di luar kandungan, hamil di luar kandungan maupun hamil anggur. Ibu mengatakan pergi ke Bidan pertama kali ini untuk memastikan apakah ibu hamil, ibu mengeluh mual muntah pada pagi hari. 10. Riwayat KB Ibu mengatakan setelah melahirka anak pertama ibu menggunakan KB pil sampai anak berusia 3 tahun, tidak ada keluhan, lalu ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama 5 tahun. Lalu ibu ganti menggunakan KB pil lagi, tidak ada keluhan, ibu menggunakan KB pil sampai 3 bulan yang lalu, karena ibu ingin hamil. 11. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Nutrisi Sebelum hamil
= ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang,
komposisi nasi 1 piring, sayur ½ mangkuk, 1-2 potong lauk, dan kadang makan buah. Ibu mengatakan minum air putih 7-8 gelas sehari kadang minum kopi / teh 1 gelas sehari.
42
Selama hamil
= ibu mengatakan tidak nafsu makan karena merasa mual
dan muntah, ibu hanya makan 2x sehari dengan porsi kecil, nasi ½ piring, sayur ½ mangkuk, 1-2 potong lauk, kadang makan buah. Ibu mengatakan minum air putih 3 gelas karena merasa enek untuk meminumya. b. Eliminasi Sebelum hamil
= ibu mengatakan BAK tidak ada masalah, BAK 5 – 6x/ hari
dengan konsistensiwarna kuning jernih, bau khas air seni. BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat, warna kuning, bau khas tinja. Selama hamil
= ibu mengatakan BAK tidak ada keluhan, BAK 7 – 8x/ hari
dengan konsistensi warna kuning jernih, bau khas air seni. BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat, warna kuning, bau khas tinja. c. Aktivitas Sebelum hamil
= ibu mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti menyapu,
mengepel dan mencuci, serta mengurus anak. Selama hamil
= ibu mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti menyapu,
mengepel, dan mencuci serta mengurus anak semampunya karena mual muntah yang dirasa dan kadang dibantu oleh suami dan keluarga. d. Kebersihan Sebelum hamil
= ibu mengatakan mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
pakaian 2x/hari, ganti celana dalam 2x/hari. Selama hamil
= ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
pakaian 2x/hari, ganti celana dalam 2x/hari. e. Istirahat Sebelum hamil
= tidur siang ± 2 jam (12.30 – 14.30), tidur malam ± 6 jam
(22.00 – 04.00) Selama hamil
= tidur siang ± 2 jam (12.30 – 14.30), tidur malam ± 6 jam
(22.00 – 05.00) saat bangun ibu mual dan muntah. f. Kebiasaan Sebelum hamil
= ibu mengatakan tidak punya kebiasaan merokok dan
minum jamu-jamuan.
43
Selama hamil
= ibu mengatakan tidak punya kebiasaan merokok dan
minum jamu-jamuan. g. Seksualitas Sebelum hamil
= ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri 2x/
minggu, tidak ada keluhan Selama hamil
= ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri
seminggu sekali. 12. Riwayat Psikososial dan Spiritual Psikologi: ibu mengatakan senang dengan kehamilannya ini. Sosial : ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami dan keluarganya baik, terbukti pada saat periksa ke Bidan ibu diantar oleh suaminya. Spiritual: ibu mengatakan taat beribadah dan berdo’a agar kehamilan ini berjalan lancar dan normal.
B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV
→
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84x/ menit S
: 36,2 oC
Rr
: 20x/menit
BB sebelum hamil: 50 Kg BB sekarang
: 51 Kg
TB
: 149 cm
Lila
: 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Rambut : bersih, pertumbuhan merata, warna hitam, tidak mudah rontok. Muka: tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloaSMA gravidarum. Mata: simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
44
Hidung: tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip. Telinga: simetris, tidak ada serumen yang berlebihan. Mulut: bersih, lidah bersih, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis. Dada: tidak ada retraksi dinding dada. Payudara: membesar, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae. Abdomen: pembesaran perut, tidak ada linea nigra, tidak ada striae livide. Genetalia: tidak oedem, tidak ada varises. Ekstremitas: tidak oedem, tidak ada varises. b. Palpasi Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak bendungan vena jugularis.
Payudara
: tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen
: ballottement (+)
c. Auskultasi Dada
: tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
d. Perkusi Reflek patella : + /+ 3. Pemeriksaan Penunjang
3.2
a. TP
: 29-04-2016
b. Hb
:-
c. PPT
: (+)
Identifikasi Diagnosa / Masalah
Dx
: G2 P1 A0UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
Ds
: ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 15 – 05 – 2013.
Do
: Keadaan umum Kesadaran
: baik : composmentis
45
ada
TTV →
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84x/ menit
Suhu
: 36,2oC
Rr
: 20x/ menit
BB sebelum hamil : 50 Kg BB sekarang
: 51 Kg
TB
: 149 cm
Lila
: 26 cm
Payudara
: membesar, putting menonjol, hiperpigmentasi areola mamae.
Abdomen
: ballottement (+)
Ekstremitas
: tidak oedem, tidak ada varises.
3.3
Identifikasi Masalah Potensial
3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5
Intervensi
Dx
: G2 P1 A0UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapakan: a. Ibu mengerti dan mengetahui tentang keadaan kehamilannya. b. Kehamilan berjalan normal sampai melahirkan. c. Tidak terjadi komplikasi pada kehamilan.
KH
: Keadaan umum
: baik
Kesadaran TTV dalam batas normal
: composmentis → TD
: 100/60 –130/90mmHg Nadi
: 60 – 90 x / menit
Suhu
: 36,1 – 37,6 oC
Rr
: 16 – 24 x / menit BB naik 0,25 – 0,4 Kg/ minggu. TFU naik sesuai UK. DJJ normal : 120 – 160x/ menit. Lahir cukup bulan.
46
Intervensi : 1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan. R/ : Persamaan persepsi tentang kondisinya dan janin akan menambah klien lebih kooperatif terhadap asuhan yang diberikan. 2. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. R/ : makanan yang bergizi sangat bermanfaat untuk perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. 3. Informasikan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. R/ : deteksi dini bahaya pada kehamilan meminimalkan resiko tinggi pada kehamilan. 4. Diskusikan pentingnya istirahat bagi ibu dan janin. R/ : istirahat yang kurang dapat menghambat suplai O2 sehingga kebutuhan O2 janin kurang. 5. Ajarkan pada ibu personal hygiene yang benar. R/ : menghindari terjadinya infeksi akibat kuman yang masuk ke dalam saluran reproduksi. 6. Kolaborasi dengan tim medis yang lain dalam pemberian therapy pada ibu hamil. R/ : pemberian obat yang sesuai dapat menambah energy ibu. 7. Ingatkan ibu untuk kontrol 1 bulan lagi atau jika ada keluhan. R/ : memantau keadaan ibu dan janin dalam mendeteksi bila terjadi kelainan pada ibu dan janin.
3.6
Implementasi
Tanggal : 20 Oktober 2015
Jam : 16.50
WIB Dx
: G2 P1 A0UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD ibu normal = 110/70 mmHg, hasil tes kehamilan menunjukkan bahwa ibu positif hamil. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi seperti banyak mengandung protein, vitamin, dan jangan mengkonsumsi makanan yang keras
47
seperti buah nanas atau durian. Serta menganjurkan ibu untuk tidak pantang dalam makanan. 3. Menginformasikan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan : a. Keluarnya darah dari jalan lahir. b. Nyeri perut yang hebat pada perut bagian bawah. c. Mual muntah yang berlebihan sampai membuat lemas & mengganggu aktivitas. 4. Memberitahu ibu tentang pentingnya kebersihan badan, terutama alat genetalia, yaitu dengan mengajarkan cara cebok yang benar, mencucui tangan sebelum dan setelah BAB dan BAK, minimal ganti celana dalam 2x/ hari atau jika terasa lembab. 5. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal 8 jam untuk tidur malam dan 2 jam untuk tidur siang. 6. Memberikan terapi yang telah dikolaborasikan dengan tim medis dan menganjurkan ibu untuk meminum ubat tersebut : Vitamin B complex
3x1
Vitamin B6
3x1
Folarin
1x1
7. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 bulan lagi atau jika ada keluhan kehamilannya. 3.7
Evaluasi
Tanggal : 20 Oktober 2015
Jam : 16.55
WIB Dx
: G2 P1 A0UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
S
: ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan petugas.
: ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan oleh petugas yaitu : ibu mengatakan harus mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin dan tidak pantang terhadap makanan. Ibu mengatakan jika ada tanda bahaya kehamilan seperti keluar darah dari jalan lahir, mual muntah berlebihan sampai lemas, nyeri perut bawah ibu akan pergi ke
48
petugas kesehatan. Ibu harus istirahat cukup minimal tidur malam 8 jam dan tidur siang 2 jam.
A
: G 2 P 1 A0 UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
P
: - Ingatkan ibu untuk minum obat yang telah diberikan secara teratur. - ingatkan ibu untuk kontrol 1 bulan lagi.
49
3.1 Asuhan Kebidanan Persalinan Tanggal/Jam Masuk
: 09-04-2016/ 16.00 WIB
Tempat
: Ruang Periksa
I. PENGKAJIAN DATA A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas Nama Ibu
: Ny. F
Nama Suami
: Tn. S
Umur
: 26 tahun
Umur
: 30 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Krakatau
Alamat
: Krakatau
2. Alasan Kunjungan Ibu mengatakan merasa ingin BAB 3. Keluhan Utama Ibu mengatakan sudah kencang-kencang teratur sejak jam 09.00 WIB tanggal 09-04-2016 Ibu mengatakan sudah keluar lendir berwarna jernih sejak jam 15.00 WIB tanggal 09-04-2016 4. Riwayat Menstruasi Menarche
: 14 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 5 hari
Teratur
: Teratur
Sifat Darah
: Cair (khas menstruasi)
Keluhan
: Tidak ada
Bau
: Khas darah (amis)
5. Riwayat Perkawinan Status pernikahan : Menikah Lama
Menikah ke
: 2tahun
: Pertama
Usia menikah pertama kali : 24 tahun
50
6. Riwayat Obstetrik : G1 P0 A0 Persalinan Hamil UK ke-
Jenis Persalinan
Penolong
Temp at
L/ P
BB Lahir
Kompli kasi
Nifas Lakta si
Hamil ini
7. Riwayat Kehamilan sekarang a. HPHT
: 12-07-2015
HPL
b. ANC pertama umur kehamilan
: 09-04-2016 : 9 minggu
c. Kunjungan ANC Trimester I
: Frekuensi
Tempat
: BPS
Oleh
: Bidan
Keluhan
: Mual muntah
Komplikasi
: tidak ada
Terapi
: tablet Fe dan asam folat
Trimester II
: Frekuensi
Tempat
: BPS
Oleh
: Bidan
Keluhan
: tidak ada
Komplikasi
: Tidak ada
Terapi
: tablet Fe dan calk
Trimester III
: Frekuensi
Tempat
: BPS
Oleh
: Bidan
Keluhan
: Susah BAB
Komplikasi
: tidak ada
Terapi
: tablet fe dan calk
51
: 1 kali
: 2 kali
: 2 kali
Komp likasi
d. Imunisasi TT TT 1
: Usia kehamilan 14 minggu
TT 2
: Usia kehamilan 22 minggu
TT 3
: Belum di lakukan
TT 4
: Belum di lakukan
TT 5
: Belum di lakukan
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari) Ibu mengatakan merasakan gerakan janin ± 12 kali dalam 24 jam 8. Riwayat Kesehatan a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun, dan menahun) Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular (Hepatitis, HIVAIDS), menurun (DM, Hipertensi), menahun (TBC, Jantung) b. Riwayat keturunan kembar Ibu mengatakan tidak mempunyai keturunan kembar baik dari pihak ibu maupun suami. c. Riwayat Operasi Ibu mengatakan tidak pernah operasi apapun d. Riwayat Alergi Obat Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat apapun 9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari a. Pola Nutrisi Sebelum hamil
Selama hamil
Makan Frekuensi
: 3 x/hari
Frekuensi
: 3 x/hari
Porsi
: 1 piring
Porsi
: 1 piring
Jenis
: Nasi, sayur, lauk
Jenis
: Nasi,sayur,lauk
Pantangan
: Tidak ada
Pantangan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
: 5 x/hari
Frekuensi
: 5x/hari
Minum Frekuensi
52
Porsi
: 1 gelas
Porsi
: 1 gelas
Jenis
: Air putih, the
Jenis
: Air putih
Pantangan
: Tidak ada
Pantangan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
b. Pola Eliminasi Sebelum hamil
Selama hamil
BAB Frekuensi
: 2 x/hari
Frekuensi
: 2x/hari
Konsistensi
: Lunak
Konsistensi
: Lunak
Warna
: Kuning
Warna
: Kuning
Bau
: Khas feses
Bau
: Khas feses
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Frekuensi
: 5 x/hari
Frekuensi
: 7 x/hari
Konsistensi
: Cair
Konsistensi
: Cair
Warna
: Kuning jernih
Warna
: Kuning jernih
Bau
: Khas urin
Bau
: Khas urin
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
BAK
c. Pola Istirahat Sebelum hamil
Selama hamil
Tidur siang Lama
: 1 jam
Lama
: 1 jam
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Lama
: 5 jam
Lama
: 5 jam
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Tidur malam
d. Personal hygiene Sebelum hamil
Selama hamil
Mandi
: 1 x/hari
Mandi
Ganti pakaian
: 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari
Gosok gigi
: 2 x/hari
Gosok gigi
53
: 1x/hari
: 2 x/hari
Keramas
: 2 x/minggu
Keramas
: 2x/minggu
e. Pola seksualitas Sebelum hamil
Selama hamil
Frekuensi
: 2x/minggu
Frekuensi
:2x/minggu
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
f. Pola pemenuhan kebutuhan terakhir Makan, tanggal 09-04-2016,pukul 13.00 WIB, jenis nasi dan tempe Minum, tanggal 09-04-2016,pukul 14.00 WIB, jenis air putih BAK, tanggal 09-04-2016,pukul 14.30 WIB BAB, tanggal 09-04-2016,pukul 14.45 WIB Istirahat/tidur,tanggal 09-04-2016,lama 4 jam 10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol) Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan seperti merokok,minum jamu,minuman beralkohol. 11. Psikososio spiritual (persiapan menghadapi persalinan) Ibu, suami, dan keluarga sangat senang dengan persalinan ini Ibu mengatakan Ibadahnya lancar Ibu mengatakan suami sebagai tulang punggung keluarga Ibu mengatakan keadaan ekonominya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Ibu mengatakan hubungan dengan tetangga baik-baik saja 12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, dan nifas) Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinan, dan nifas. 13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan) Ibu mengatakan lingkungan di sekitar rumah bersih,dan ibu tidak mempunyai hewan peliharaan apapun.
54
B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital Sign Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Nadi
:80x/menit
Pernafasan
: 22x/menit
Suhu
:37 °C
Berat badan sebelum hamil
: 56 kg
Tinggi badan
: 157 cm
Berat badan saat hamil
: 65 kg
2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala Bentuk
:Mesocephal, tidak ada bekas operasi
Warna kulit
: Putih bersih
Nyeri tekan
: Tidak ada
b. Rambut Bentuk
: Lurus
Bau rambut
: Tidak berbau
Warna rambut
: Hitam
c. Muka Bentuk
: Oval
Oedem
: Tidak ada
Cloasma gravidarum
: Tidak ada
d. Mata Kesimetrisan
: Simetris
Konjungtiva
: Merah muda
Sklera
: Tidak ikterik,bersih,tidak ada sekret
e. Hidung Kesimetrisan
: Simetris
Polip
: Tidak ada
Infeksi
: Tidak ada
55
Serumen
: Tidak ada
f. Mulut Kesimetrisan
: Simetris
Keadaan bibir
: Lembab
Keadaan gigi
: Tidak ada caries
Keadaan gusi
: Tidak ada perdarahan, tidak ada pembengkakan
Keadaan Lidah
: Bersih
Kelenjar Tonsil
: Tidak ada pembengkakan
g. Telinga Kesimetrisan
: Simetris
Lubang Telinga
: Ada
Gendang Telinga
: Baik
Pendengaran
: Baik
Serumen
: Tidak ada
h. Leher Tidak ada Pembesaran kelenjar tiroid Tidak ada Pembesaran kelenjar limfe Tidak ada Pembesaran kelenjar parotis Tidak ada Pembesaran vena jugularis i. Dada Lukas bekas Operasi
: Tidak ada
Kesimetrisan
: Simetris
Retraksi dinding dada
: Tidak ada
Bunyi jantung
: Normal
j. Payudara Simetris
: Simetris
Hiperpigmentasi
: Ada
Massa
: Tidak ada
Pembesaran
: Ada
Puting susu
: Menonjol
56
Kolustrum
: Ada
k. Abdomen Bekas luka
: Tidak ada
Linea nigra
: Tidak ada
Striae gravidarum
: Ada
Palpasi Leopold Leopold I
:TFU 2 jari bawah px, pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak (bokong).
Leopold II
:Bagian kanan ibu teraba memanjang seperti papan, ada tahanan dan keras (punggung). Bagian
kiri
ibu
teraba
kecil-kecil,
banyak, (ekstremitas). Leopold III
:Bagian terendah janin teraba satu bagian bulat, keras(kepala).
Leopold IV
:Kedua tangan tidak bertemu /divergen (sudah masuk panggul).
Osborn test
: Tidak dilakukan
TFU
: 33 cm
TBJ
:(33-11)x155= 3410gram
His
:4x/10 menit,selama 45 detik
Auskultasi DJJ
:145 x/menit, iramateratur kuat
l. Ekstremitas atas Simetris,gerakan aktif,tidak sianosis,tidak odema. Ekstremitas bawah Simetris,gerakan aktif,tidak sianosis,tidak odema. m. Genetalia luar Tidak ada odema,tidak ada pembesaran kelenjar bartolini n. Anus Tidak ada haemorroid o. Pemeriksaan dalam Indikasi
Tanggal 09-04-2016, Pukul 16.00 WIB
: keluar air ketuban dan kenceng-kenceng teratur
57
Tujuan
:untuk mengetahui ibu sudah masuk persalinan atau belum
Hasil
: Vulva uretra tenang,dinding vagina licin, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm,selaput ketuban(-), air ketuban jernih, presentasi kepala, UUK pada jam 12.00, Kepala di Hodge III
3. Pemeriksaan Penunjang Tidak ada 4. Data Penunjang Tidak ada
II.
INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan Seorang ibu Ny.F umur 26 tahun G1 P0 A0 UK 38 minggu janin tunggal, hidup, intra uteri dengan persalinan kala II. DS
: Ibu mengatakan berusia 26 tahun Ibu mengatakan ini kehamilan pertama Ibu mengatakan tidak pernah keguguran Ibu mengatakan HPHT tanggal 12-07-2015
DO
: KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
Vital sign
:
TD
: 120/70 mmHg
N
: 80 x/menit
S
: 37 °C
RR
: 22 x/menit
BB
: 65 kg
TB
: 157 cm
Px. Leopold
:
Leopold I
: TFU 2 jari bawah px, teraba bokong
Leopold II
: PUKA
Leopold III
: Kepala
Leopold IV
: Divergen
TFU mc Donald
: 33 cm
58
TBJ : 3410 gram
VT
DJJ
: 145 x/menit
Kontraksi
: 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik
:Vulva uretra tenang,dinding vagina licin, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm,selaput ketuban(-), air ketuban jernih,presentasi kepala, UUK pada jam 13.00,Kepala di Hodge III
B. Masalah Ibu cemas menghadapi persalinan Data subjektif
: ibu mengatakan takut menghadapi persalinan
Data Objektif
: ibu tampak kesakitan
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL Tidak ada
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA A. Mandiri Tidak ada B. Kolaborasi Tidak ada C. Merujuk Tidak ada V.
PERENCANAAN
Tanggal : 09-04-2016,
Pukul : 16.00 WIB,
Oleh: Bella
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan. 2. Atur posisi ibu senyaman mungkin 3. Libatkan suami dan keluarga dalam persalinan 4. Beri pasien makan dan minum 5. Siapkan partus set, pakaian ibu, dan pakaian bayi 6. Jaga kebersihan pasien 7. Beri pasien massase dan sentuhan
59
VI. PELAKSANAAN Tanggal : 09-04-2016,
Pukul: 16.00 WIB,
Oleh : Bella
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap dan saatnya untuk ibu bersallin. 2. Mengatur posisi pasien dengan nyaman tanpa membahayakan janin dengan posisi setengah duduk. 3. Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung ibu, suami dan keluarga mendampingi ibu saat bersalin. 4. Memberi ibu makan dan minum agar ibu tidak lemas dalam mengejan. 5. Menyiapkan partus set, APD, pakaian ibu dan pakaian bayi. 6. Menjaga kebersihan pasien agar tidak terjadi infeksi. 7. Memberikan massase dan sentuhan kepada ibu dengan mengelus-elus tangan dan perut ibu.
VII. EVALUASI Tanggal : 09-04-2016,
Pukul : 16.00 WIB,
Oleh : Bella
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang sudah memasuki masa persalinan 2. Ibu sudah memilih posisi setengah duduk dalam proses persalinannya 3. Ibu ingin didampingi suami dalam menghadapi persalinannya 4. Ibu bersedia untuk makan dan minum supaya tidak lemas 5. Ibu sudah mempersiapkan pakaiannya dan pakaian bayinya 6. Ibu sudah mengetahui bahwa kebersihan itu dapat mencegah terjadinya infeksi. 7. Ibu merasa nyaman dan rasa nyerinya berkurang
60
PERKEMBANGAN KALA II A. DATA SUBJEKTIF Tanggal : 09-04-2016,
Pukul : 17.00 WIB
Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan ia tidak mampu lagi menahan keinginan untuk meneran.
B. DATA OBJEKTIF Tanggal : 09-04-2016,
jam : 17.00 WIB
a. Vital Sign Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Nadi
:80x/menit
Pernafasan
: 22x/menit
Suhu
: 37 °C
b. Inspeksi Tekanan pada anus, perineum menonjol, vulka membuka c. Auskultasi DJJ
: 145x/ menit
Irama
: Teratur
d. Palpasi His
: 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik
Sifat
: Kuat dan teratur
Penurunan kepala
: 2/5 bagian
e. Pemeriksaan dalam Indikasi
: keluar air ketuban dan kenceng-kenceng teratur
Tujuan
: untuk mengetahui ibu sudah masuk persalinan atau belum
Hasil
: Vulva uretra tenang,dinding vagina licin, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm,selaput ketuban (), air ketuban jernih, presentasi kepala, UUK pada jam 13.00, Kepala di Hodge III.
61
C. ASESSMENT 1. Diagnosa kebidanan Seorang Ibu Ny.F Umur 26 tahun G1 P0A0 hamil 38minggu dengan inpartu kala II. Data Subjektif : Ibu mengatakan berumur 26 tahun Ibu mengatakan ini kehamilan kedua Ibu mengatakan tidak pernah keguguran Ibu mengatakan HPHT tanggal 09-04-2015 Data Objektif : a. Inspeksi Tekanan pada anus, perineum menonjol, vulka membuka b. Auskultasi DJJ
: 145x/ menit
Irama
: Teratur
c. Palpasi His
: 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik
Sifat
: Kuat dan teratur
Penurunan kepala
: 2/5 bagian
2. Diagnosa masalah Tidak Ada
D. PENATALAKSANAAN Tanggal : 09-04-2016
Pukul : 17.20 WIB
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan baik bahwa pembukaan lengkap dan Ibu sudah masuk masa persalinan,ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan mengetahui ibu memasuki masa persalinan. 2. Menghadirkan suami, keluarga saat bersalin untuk mendampingi Ibu dan suami serta keluarga bersedia mendampingi ibu.
62
3. Mengatur posisi Ibu setengah duduk dan ibu sudah memilih posisi setengah duduk 4. Melakukan persalinan sesuai 58 langkah APN : a. Tanda gejala kala 2 : doran, teknus, perjol, vulka b. Meminta keluarga untuk membantu proses meneran c. Membimbing ibu untuk memeran d. Persiapan pertolongan kelahiran bayi e. Pasang handuk diatas perut ibu f. Pakai sarung tangan g. Pasang kain 1/3 pada bokong h. Lindungi perineum ibu i. Mengecek apakah ada lilitan tali pusat j. Tunggu bayi melakukan putaran paksi luar k. Tangan biparietal untuk melahirkan bahu l. Sanggah bahu bayi m. Susuri badan bayi sampai ke tungkai n. Nilai sepintas lalu letakkan di atas perut ibu o. Keringkan bayi dengan seksama
63
PERKEMBANGAN KALA III
A. DATA SUBJEKTIF Tanggal : 09-04-2016
Pukul : 17.25 WIB
Ibu mengatakan bahagia karena bayinya telah lahir Ibu mengatakan merasa lelah karena merenan Ibu mengatakan perutnya masih mules
B. DATA OBJEKTIF Tanggal : 09-04-2016
Pukul : 17.25 WIB
Lahir
,
spontan
jam17.30
jenis
kelamin
perempuan,
menangis
kuat,
kulit kemerahan, plasenta belum lahir, uterus teraba bulat dan keras, TFU setinggi pusat.
C. ASESSMENT 1. Diagnosa kebidanan Seorang Ibu Ny. F P1 A0 dalam inpartu kala III. Data Subyektif : Ibu mengatakan lega karena bayinya telah lahir dan masih merasa mules di perut bagian bawah. Data Obyektif : Bayi lahir spontan tanggal 09-04-2016, jam 75.30 WIB, jenis kelamin perempuan, bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, VU kosong, TFU setinggi pusat. 2. Diagnosa masalah Tidak ada.
64
D. PENATALAKSANAAN Tanggal : 09-04-2016
Pukul : 17.35 WIB
1. Memberitahu Ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan baik dan ibu sudah mengetahui keadaannya dan keadaan bayinya dalam keadaan baik. 2. Melakukan MAK III : a. Memakai sarung tangan b. Memeriksa kembali uterus dengan meraba abdomen untuk memastikan tidak ada janin kedua c. Menjelaskan dan memberitahu ibu akan disuntik agar uterus berkontraksi dengan baik. d. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan injeksi Oksitoxin IM 1/3 paha atas bagian distal lateral e. Melakukan IMD(Inisiasi Menyusu Dini) f. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva g. Melakukan PTT(Peregangan Tali Pusat Terkendali) h. Tangan kiri melakukan dorsocranial hingga plasenta lepas dan tangan kanan melakukan PTT i. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadahnya j. Lakukan masasse uterus sampai uterus berkontraksi dengan baik k. Evalusi laserasi jalan lahir pada vagina dan perineum l. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan m. Cuci sarung tangan dengan larutan klorin dan rendam dalam keadaan terbalik n. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir o. Plasenta lahir spontan tanggal : 09-04-2016,jam :17.35 WIB
65
PERKEMBANGAN KALA IV
A. DATA SUBJEKTIF Tanggal : 09-04-2016
pukul : 17.40 WIB
Ibu mengatakan perutnya masih merasa mules.
B. DATA OBJEKTIF Tanggal : 09-04-2016
pukul : 17.40 WIB
Kontraksi uterus baik, TFU 4 jari di bawah pusat, KU baik, Kesadaran composmentis. Tanda Vital : TD : 120/70 mmHg , suhu 370C, nadi 80x/menit, dan respirasi 24x/menit. VU kosong, darah yang keluar 10 cc.
C. ASESSMENT 1. Diagnosa kebidanan Seorang Ibu Ny. F Umur 26 tahun P1 A0 dalam inpartu kala IV. Data Subyektif : Ibu mengatakan lemas Ibu mengatakan perutnya masih merasa mules Data Obyektif : Kontraksinya baik, TFU 2 jari di bawah pusat, darah yang keluar 10cc.
D. PENATALAKSANAAN Tanggal : 09-04-2016
Pukul : 17.40 WIB
1. Memeriksa kelengkapan plasenta dari sisi maternal kotiledon lengkap,dari sisi fetal tali pusat disentralis,terdapat 2 arteri 1 vena,selaput corion utuh. 2. Memeriksa TFU ibu,yaitu TFU ibu 2 jari di bawah pusat. 3. KU baik,Kesadaran Komposmentis,TD 120/70 mmHg,Suhu 370C,Nadi 82x/menit,respirasi 24x/menit,perdarahan 15cc.
66
4. Melakukan penimbangan dan mengukuran antropomentri pada bayi. 5. Memberikan salep mata antibiotik profilaksis. 6. Memberikan Injeksi Vitamin K1 IM 10 mg di paha kiri anterolateral. 7. Memberikan injeksi Imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolaateral secara IM. 8. Melakukan pemantauan kontraksi uterus 2-3x dalam 15menit pertama, setiap 15
menit
pada
jam
pertama,
dan
setiap
30
menit
pada
jam
keduapascapersalinan,dan hasilnya kontraksi uterus ibu baik. 9. Mengajarkan Ibu dan keluarga cara masase uterus dengan telapak tangan searah jarum jam sampai kontraksi,dan ibu serta keluarga sudah bisa melakukan massase sehingga kontraksi uterus ibu baik. 10. Melakukan observasi jumlah perdarahan pada ibu,dan perdarahan ibu dalam batas normal. 11. Melakukan observasi nadi dan kandung kemih ibu tiap 15 menit pada jam pertama pascapersalinan dan 30 menit pada jam kedua pascapersalinan,nadi ibu 81x/menit dan kandung kemihnya kosong. 12. Melakukan pemeriksaan ulang kondisi bayi untuk memastikan kondisi bayi bernafas dengan baik dan suhu dalam batas normal,dan kondisi bayi dalam keadaan baik serta bernafas secara teratur. 13. Membersihkan ibu dengan air DTT menggunakan waslap memakaikan pembalut dan kain bersih,ibu sudah terlihat nyaman. 14. Memberikan makanan dan minuman kepada ibu untuk menggantikan cairan yang hilang selama persalinan,dan ibu sudah mau minum serta makan.
67
3.4.Asuhan Kebidanan Nifas ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN 3 HARI POST PARTUM
MASUK RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul 1.
: 19 April 2016/ 11.48 WIB
PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul : 19 April 2016 Pukul:11.48 WIB Oleh: Bidan B
A.
Biodata
1.
Nama
: Ny.V
Tn. R
2.
Umur
: 26 tahun
30 Tahun
3.
Agama
: Kristen
kristen
4.
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
5.
Pendidikan
: SMA
SMA
6.
Pekerjaan
: Swasta
Swasta
7.
Alamat
: Sei Buluh Rt. 06. Rw. 02. Perbaungan
B.
Ibu
Suami
Data Subjektif
1. Alasan datang/dirawat Ibu barusaja melahirkan dirumah bersalin Respati 2. Keluhan utama 3. Payudara bengkak, ASI sedikit keluar, puting susu lecet dan bayi rewel 4. Riwayat menstruansi Menarche
: 12 tahun
Siklus
: 30 hari
Lama
: 7 hari
Teratur
: ya
Sifat darah
: cair
Keluhan
: tidak ada
5. Riwayat Perkawinan Status perkawinan
: Sah
Lama
: 1 tahun
68
Menikah ke : 1 Usia menikah pertamakali : 22 Tahun
5.
Riwayat obstetrik : G2 P2 A0
Ha mil ke
Persalinan
1
5 – Novem ber-
Tanggal
Nifas Umur Kehami lan 9 bulan
Jenis Persali nan Normal
Penolo ng
Kompli kasi
JK
BB Lahir
Laktasi
Komplikasi
Bidan B
Tidak ada
P
2,5
ASI
Payudara bengkak, ASI sedikit keluar, puting susu lecet
6. Pola pemenuhan kebutuhan masa nifas a.
Nutrisi Makan
Minum
Frekuensi
: 3x
Frekuensi
: 6x
Jenis
: Nasi, sayur, lauk
Jenis
: Air putih
Porsi
:1 piring
Porsi
: 1 gelas
Pantangan
: Tidak ada
Pantangan
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
:Tidak ada
b. Eliminasi BAB
BAK
Frekuensi
: Belum
Frekuensi
: 3x
Warna
:
Warna
:
Konsistensi
:
Komplikasi
: Cair
Keluhan
:
Krluhan
: Tidak ada
Kuning
jernih
c. Istirahat Tidur siang
Tidur Malam
Lama
: 1 jam
Lama
: 5 jam
Keluhan
: tidak ada
Keluhan
: tidak ada
d. Aktivitas Hanya melakukan aktivitas-aktivitas ringan e. Mobilisasi
69
Duduk, berbaring, miring kanan, miring kiri,berjalan 7. Riwayat kesehatan a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun) b. Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular ( hepatitis, HIV, TBC.Menurun ( DM, ASMA, Hipertensi) Menahun ( Jantung, Ginjal, Paru-paru) c. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun) d. Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit menular ( hepatitis, HIV, TBC.Menurun ( DM, ASMA, Hipertensi) Menahun ( Jantung, Ginjal, Paru-paru) e. Riwayat operasi f. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi g. Riwayat alergi obat h. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obab
8. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol) ibu mengatakan tidak punya kebiasaan merokok, minum jamu, minum beralkohol. 9.
Data psikososial, spiritual, dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kelahiran,
dukungan
keluarga.
Hubungan
dengan
suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial,keadaan ekonomi keluarga. a. Ibu tampak senang kelahiran bayinya b. Ibu tekun menjalankan ibadah c. Ibu jarang melakukan kegiatan sosial d. Keluarga senang atas kelahiran bayinya e. Ibu akan merawat bayinya sendiri dan dibantu oleh keluarga
C. Data Objektif
70
1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum
: Baik
Status emosional
Kesadaran
: Composmetis
: Stabil
Tanda vital Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Pernafasan
: 22 x/ menit
Suhu
: 37.5 x/menit
BB
: 60 kg
TB
: 163 cm
2. Pemeriksaan fisik Kepala
: mecodikpal, bersih, tidak ada ketombe
Wajah
: oval, pucat, odem
Mata
: simetris, polip, secret
Hidung
: simetris, serumen
Mulut
: simetris, stumatitis
Telinga
: simetris, serumen
Leher
: tidak ada pemikel parotis, limfe, tiroid dan vena J
Dada
: tidak ada retruksi dinding dada
Payudara
: Bengkak, puting susu lecet
Abdomen
: Tfu 2 jari di bawah pusat, kontraksi keras Ekstremitas
Atas
: simetris gerakan normal, jari lengkap
Bawah
: simetris gerakan normal, jari lengkap
Genetalia
: adanya pengeluaran lochea, varises
Jahitan dalam
: jelujur
Jahitan luar
: jelujur
Lochea
: rubra
Anus
: berlubang, homoroid
3. Pemeriksaan Penunjang
Tgl:
4. Data penunjang Riwayat persalinan Tanggal
: 16 Mei 2016
Masa gestasi
: 38 minggu
71
Pukul:
WIB
Komplikasi
: tidak ada
Plasenta
: lengkap
a. Lahir
: spontan
b. Berat
: 2500 gram
c. Tali Pusar
: panjang: 48 cm
d. Kelainan
: tidak ada
Insersio: centralis
Perineum a. Robekan di
: derajat II
b. Jahitan dalam
: jelujur
c. Jahitan luar
: jelujur
Lama persalinan
Pendarahan
Kala I
: 5 jam
20 menit
+ 2 cc
Kala II
: 1 jam
menit
+ 50 cc
Kala III
: jam
15 menit
+ 60 cc
Kala IV
: 2 jam
menit
+ 30 cc
Total
: 8 jam
35 menit
+ 160 cc
Tindakan lain : tidak ada Nilai APGAR : 1 : 10 5 : 9 10 : 8
II. A.
INTERPRETASI DATA Diagnosa kebidanan
Ny. A berumur 26 tahun dengan P1 A0 Ah1 nifas pada hari ke 3 dengan diagnosa Bendungan ASI. Data Dasar: DS : a. Ibu mengatakan berumur 26 tahun. b. Ibu mengatakan ini kelahiran pertama. c. Ibu mengatakan melahirkan bayi pada tanggal 5 November 2014. d. Ibu mengatakan anak yang hidup 1 orang. e. Ibu mengatakan payudaranya bengkak, puring susu lecet, dan ASI nya sedikit.
72
DO : Keadaan Umum
: Baik, kesadaran Composmetis
tanda- tanda- tanda Vital: Tekanan darah 100/80 mmHg, Respirasi 22 x/menit, Nadi 82 x, Suhu 37.5 0C, Colustrum +, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, lochea rubra, robekan perenium derajat II. Pemer periksaan Payudara : Puting susu lecet, payudara bengkak. B.
Masalah
Ibu khawatir karena bayi rewel akibat pemenuhan ASI sedikit. Data Dasar: Payudara bengkak, puting susu lecet
III.
IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
IV.
TINDAKAN SEGERA
A.
Mandiri Melakukan pemberian terapi obat Paracetamol dan
perawatan payudara
B. Kolaborasi Tidak Ada C. Merujuk Tidak Ada
V. PERENCANAAN
tanggal : 19 April 2016 Pukul : 12.00
WIB 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan 2. Obeservasi Keadaan umum dan tanda-tanda vital. 3. Anjurkan ibu istirahat yang cuku dan mengkomsumsi makan yang bergizi. 4. Berikan ibu KIE tentang ASI. 5. Beritahu tanda bahaya nifas 6. Perawatan payudara. 7. Berikan ibu terapi obat Paracetamol. 8.
73
VI. PELAKSANAAN
tanggal : 19 April 2016 Pukul : .00 WIB
1. Memberitahu ibu hasl pemeriksaan-pemeriksaan bahwa ibu menderita bendungan ASI. 2. Mengobservasi Keadaan umum (KU) dan tanda-tanda vital (TTV). KU tidak baik karena payudara ibu mengalami bengkak, puting susu lecet, dan keluarnya asi sedikit dan TTV Tekanan darah 100/80 mmHg, Respirasi 22 x/menit, Nadi 82 x, Suhu 37.5 0C, Colustrum +, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, lochea rubra, robekan perenium derajat II. 3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 8 jam/hari. Menganjurkan ibu mengkomsumsi makan yang bergizi seperti nasi, sayuran hijau, buah-buahan, kancang-kacangan, telur, tempe, daging, ikan laut, dan menganjurkan minum air putih 8 gelas perhari. 4. memberikan ibu KIE tentang ASI eksklusif yaitu memberikan ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan. 5. memberikan tanda bahaya nifas yaitu kontraksi uterus lemah terjadi pendarahan, payudara bengkak, dan luka perinium kemerahan bengkak, adanya nanah, demam, dll. 6.
memberitahu ibu cara perawatan payudara dan menyusui yang benar.
7. memberikan ibu terapi obat.
VII.
EVALUASI
tanggal : 19 April 2016 Pukul : 12.15 WIB
1. ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa lega 2. observasi KU, TTV telah dilakukan. Keadaan umum payudaranya bengkak dan puting susu lecet. 3. ibu bersedia beristirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai anjuran bidan. 4. ibu bersedia dan mengerti memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. 5. ibu mengerti tanda-tanda bahaya nifas. 6. ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan payudara. 7. ibu bersedia mengkonsumsi terapi obat.
74
3.2
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BY.V DI KLINIK JOHANNA AM.KEB PERBANGUNGAN
MASUK TANGGAL
:29 April 2016
PUKUL: 15.00 WIB Biodata
Ibu
Bapak
Nama
: Ny. V
Tn. R
Umur
: 26 tahun
30 tahun
Agama
: Kristen
Kristen
Suku/bangsa
: Jawa/ Jawa/Indonesia
Jawa/Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMA
SMA
Pekerjaan
: SWASTA
SWASTA
Alamat
: Sei Buluh Rt. 06. Rw. 02. Perbaungan
I .DATA SUBJEKTIF 1. Riwayat Antenatal G2 P1 A0 umur kehamilan 38 – 40 minggu Riwayat ANC
: teratur 4 kali di klinik
Imunisasi TT
:-
Kenaikan BB
: 12 kg
Keluhan saat hamil
: Nafsu makan berkurang sampai kehamilan 3 bulan
Penyakit selama hamil: Pasien mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit seprti jantung, dibetes meletus gagal ginjal,hepatitis B , TBC, HIV positif ,dan trauma penganiayaan. Kebiasaan makan
: 3x sehari ( nasi,lauk pauk,buah)
Obat/jamu
: tidak pernah minum obat-obatan dan jamu-jamuan
Merokok
: tidak pernah merokok sebelum hamil dan selama hamil
Komplikasi ibu
: tidak ada hiperemesis, abortus, perdarahan, pre- eklamsi, Diabetes gestasional
Infeksi janin
: tidak ada IUGR, polihidramnion, gamely
75
2. Riwayat Intranatal Lahir tanggal
: 29 April 2016, jam 03:30 wib
Jenis persalinan
: Normal,letak kepala
Penolong
: Martaria Sonata Br Tampubolon
Lama persalinan
: Kala I : 14 jam 30 menit Kala II : 1 jam 35 menit
Komplikasi ibu : tidak ada hipertesi, partus lama , penggunaan obat, infeksi, KPD, perdarahan janin: tidak ada premature, malposisi, malpresentasi,, gawat janin, ketuban campur mekonium, prolaps tali pusat. II. DATA OBJEKTIF Keadaan bayi baru lahir BB/PB
: 3800 gr / 48 cm
Nilai APGAR
: 1 menit/ 5 menit / 10 menit : 8/9/9
No
Kriteia
1 menit
5 menit
10 menit
1
Denyut jantung
2
2
2
2
Usaha nafas
2
2
2
3
Tonus otot
1
2
2
4
Refleks
1
1
1
5
Warna kulit
2
2
2
Total
8
9
9
Caput succedaneum
: tidak ada
Cepal hematoma
: tidak ada
Cacat bawaan
: tidak ada
Resusitasi
: rangsangan : tidak
Penghisapan lender
: tidak
Ambu bag
: tidak
Massase jantung
: tidak
Intubasi endotrakheal
: tidak
76
O2
: tidak
3. Pemeriksaan Umum a. keadaan umum
: baik
b. pernafasan
: 42x / menit
c. warna kulit
: kemerahan
d. denyut jantung
: 142x/i
e. suhu aksiler
: 36.7°C
f. gerakan
: lincah dan aktif
g. tonus otot
: (+) positif
h. kesadaran
: compos mentis
i. ekstermitas
: kemerahan
j. kulit
: kemerahan
k. tali pusat
: (+) positif berwarna hijau keputih – putihan
l. BB. Sekarang
: 3800 gram
4. Pemeriksaan Fisik a. kepala
: normal ubun-ubun datar, sutura tidak teraba penyusupan,tidak ada kaput suksedaneum dan cephalhematoma.
b. muka
: normal, berbentuk oval
c. mata
: normal, simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi
yakni secret mata. d. telinga
: normal,simetris dan berlubang
e. hidung
: normal, simetris, terdapat lubang di keduanya.
f. mulut
:gigi dan langit-langit normal, tidak ada sumbing, refleks hisap ada
g. leher
: tidak ada benjolan dan pembengkakan pada vena jugularis
h. klavikula
: normal
i. lengan tangan
: gerakan bebas, jumlah jari lengkap
77
j. dada
: simetris, putting susu menonjol, bunyi jantung teratur.
k. abdomen
: tidak ada benjolan, tidak ada penonjolan sekitar
tali pusat
pada
saat
perdarahanpada
menangis
,
tidak
tali pusat
: kelamin laki – laki ,skrotum simetris, uretra
l. genitalia
berlubang. m. tungkai dan kaki
: gerakan normal, bentuk simetris, jumlah jari lengkap
n. anus
: normal, berlubang
o.
: tidak ada pembengkakan dan cekungan.
punggung
5. refleks
: Moro
: (+) positif
Rooting
: (+) positif
Graps
: (+) positif
Sucking
: (+) positif
Tonickneck : (+) positif 6. antopometri : PB
: 48 cm
LK
: 35 cm
LD
: 32 cm
LILA
: 11 cm
7. eliminasi miksi mekonium
: 7 kali : ada, hitam kecoklatan
8. pemeriksaan penunjang Tidak di lakukan
III.ASSESMENT 1.Diagnosa kebidanan Bayi baru lahir SC BB 3800 gr PB 48 cm segera menangis. 2. Masalah Tidak ada
78
ada
3. Kebutuhan Perawatan bayi segera setelah lahir 4. Diagnosa Potensial Kemungkinan bias terjadi hipotermi 5. Masalah Potensial Tidak ada 6. Kebutuhan Tindakan Sgera Berdasarkan Kondisi Klien a. Mandiri : a. merawat ibu dan bayi dalam satu ruangan( rooming in). b. mengganti bedong bayi yang basah dengan yang kering c. merawat tali pusat dengan kasa steril d. menghangatkan bayi kedalam hipotermi b. Kolaborasi dengan bidan dalam pemberian pasi, injeksi Neo K 1mg IM, dan c.
gentamicin eye drops 0,3% 1 tetes kiri dan kanan.
Merujuk : tidak ada
IV. PLANING Tangal 29 April 2016, jam 06. 30 wib Planning: 1. pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat a. pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan ibunya segera mungkin (bounding attachment) b. ganti handuk/kain basah dengan yang kering dan membungkus bayi dengan kain hangat atau selimut c. pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15 menit sekali d. Biarkan bayi bersama ibunya minimal1 jam setelah bersalin 2. beri Neo.K 1 mg. secara IM di vastus lateralis pada paha kiri rawat mata dengan gentamicin eye drops 0.3% 1tetes kiri dan kanan 3. beri identitas bayi berupa gelang di tangan kiri bayi sesuai dengan nama ibunya.
79
4. perlihatkan bayi pada orang tua / keluarga. 6. perawatan tali pusat 7. jaga kebersihan tubuh bayi 8. penkes tentang ASI eksklusif dan posisi menyusui yang benar 9. bimbing ibu untuk melakukan perawatan payudara 10. observasi keadaan umum / vital sign Implementasi : 1. mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat a. memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan ibunya b. mengganti handuk/kain basah dan membungkus bayi dengan kain hangat atau selimut c. mepastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15 menit sekali d. membiarkan bayi bersama ibunya minimal 1 jam setelah persalinan 2. beri Neo.K 1 mg. secara IM di vastus lateralis pada paha kiri rawat mata dengan gentamicin eye drops 0.3% 1tetes kiri dan kanan 3. beri identitas bayi berupa gelang di tangan kiri bayi sesuai dengan nama ibunya. 4. perlihatkan bayi pada orang tua / keluarga. 6. merawat tali pusat dengan kasa steril agar tidak terjadi infeksi 7. menjaga kebersihan tubuh bayi dengan cara memandikan bayi setelah 6 jam dan mengganti popok setiap kali basah 8. menjelaskan pada ibu ASI adalah makanan terbaik dan ASI eksklusif adalah ASI yang di berikan dari 0-6 bulan pertama tanpa makanan pendamping. ASI di berikan setiap kali bayi mau. Menjelaskan posisi menyususi yang benar posisi tidur/ berbaring atur posisi ibu agar bayi tidak mengalami kesulitan untuk mendapat cukup ASI, jika posisi bayi tidak sesuai atau tidak tepat dapat terjadi asfiksia. posisi duduk
80
ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur atau di kursi, lengan ibu menopang kepala , leher dan seluruh badan bayi muka . bayi menghadap payudara ibu , hidung bayi di depan puting susu. 9. menjelaskan pada ibu cara melakukan perwatan payu dara yang benar Kompres dengan kapas/ kain yang sudah di basahi dengan air hangat kuku selama lima menit , tempelkan ke payudara ibu kemudian di bersihkan seluruh payudarah, lakuakan perawatan payudara ini sebelum menyusui bayi.
ASSESMENT Diagnosis
: Bayi Baru Lahir Normal hari ke -4 BB: 3800
Masalah
: tidak ada
Kebutuhan
: perawatan bayi segera setelah lahir
PLANING Tanggal : 29 April 2016, jam 07.00 wib 1. memberikan ASI semaunya bayi 2
mengobservasi keadaan umum bayi
3
mengganti popok setiap kali basah
4
merawat tali pusat dengan kasa kering seteril
5
menjaga kehangatan bayi
6
istirahat cukup
7
rencana bayi pulang (PBJ)
evaluasi : ibu dapat menerima konseling yang di berikan dan sudah mulai menerapkan ma teri konseling yang di berikan antara lain kontak kulit bayi dengan ibu, perawatan tali pusat, pemberian asi dan mengawasi tanda – tanda Hipotermi, mengganti popok setiap kali basah, menjaga kehangatan bayi, jam 15:00 wib kondisi bayi stabil, di ijinkan pula
81
3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ASUHAN KEBIDANAN SOAP PADA NY “ V “ PADA USIA 26 tahun AKSEPTOR BARU KB SUNTK KOMBINASI 1 BULAN DI BPM NY JOHANNA AM.KEB
Tanggal
: 07-06-2016
Jam
: 16.00
Wib A.
DATA SUBYEKTIf
2. Identitas / Biodata Nama Istri
: Ny” V”
Nama Suami : Tn.R
Umur
: 26 th
Umur
: 30 th
Agama
: Kristen
Agama
: Keristen
Suku
/bangsa
:
Jawa/
Jawa/Indonesia
Suku
/bangsa:
Jawa/Jawa/Indonesia Pendidikan
: SMA
Pendidikan: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Sei Buluh Rt. 06. Rw. 02. Perbaungan
Pekerjaan: Swasta
3. Keluhan Utama Ibu mengatakan ingin mengganti Kb pil, dengan Kb suntik 1 bulan. 4. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun: jantung, menurun: darah tinggi, kencing manis. Menular: HIV, TBC. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak suami dan istri tidak ada yang menderita penyakit menahun: jantung, murun: darh tinggi, kencing manis, menular: HIV, TBC. 6. Riwayat Haid Menarche
: 13 th
Siklus
: 28 hari
Lama
: 6-7hari
82
Banyak
: 2-3 x ganti pembalut
Warna
: merah dan berbau anyir
Disminorhea : tidak ada
7. Riwayat Pernikahan Menikah
:1x
Lama
: 3 tahun
Umur menikah
: 26 tahun
Umur anak
: 2 ½ tahun
8. Riwayat Kehamilan,Persalinan, Nifas Yang Lalu N o
An ak ke
Uk
1
1
9 bln
Umu r anak
Jenis persalina n
2 ½ tahu n
Normal
Penolo ng persalin an bidan
Tempat persalina n
Jenis kelamin
Bayi
ibu
B B
TB
K/ U
K/ U
lakrasi
Bps
Perempu an
3 kg
47 cm
B ai k
B ai k
ya
9. Riwayat Kb Ibu mengatakan sebelumnya sudah menggunakan Kb pil selama 3 bulan. Dan sebelum menggunakan Kb pil ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun selama ± 1 tahun. 10. pola kebiasaan sehari-hari a. Nutrisi Makan
: ibu mengatkan makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk,
sayur. Minum
: ibu mengatakn air putih 8 gelas/hari, kadang-kadang di tambah susu.
b. Eliminasi BAB
:Ibu mengatakan AB 2x/hari dengan konsentrasi lembek, tidak ada keluhan
BAK
: Ibu mengatakan BAK 3x/hari dengan konsentrasi kuning
83
jernih tidak ada keluhan. c. Istirahat Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam, malam ±7-8 jam. d. Personal Hygiene Ibu mandi 2x /hari, ganti pakaian sehabis mandi 2x/hari, keramas 2x/minggu. 11. Riwayat psikologis dan sosial. a. psikologis Ibu mengatakan bahagia dengan kehidupannya dan ibu merasa cocok dengan alat kontrasepsi yang di gunakan saat iniuntuk menjarangkan kehamilan. b. Sosial Ibu mengatkan hubungan ibu dengan suami, kelurga, tetangga baik-baik saja.
B. DATA OBJEKTIF 1.
Pemeriksaan Umum
K/U
: baik
Kesadaran
: compos mentis
TTV
: TD : 110/70 mmHg , N : 88x/m, S : 37,10C, RR : 22x/m.
BB
: 63 Kg
TB
: 158 cm
2.
-
. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala
: Simetris, rambut hitam
Muka
; tidak pucat, tidak oedema
Mata
: Simetris, tidak ada pembengkakan, konjungtiva merah, sclera putih.
Hidung
: bersih, tidak ada polip.
Mulut
: lembab, tidak kering.
Telinga
: bersih, tidak ada serumen
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena juguiaris
84
dada
: simetris tidak ada retraksi dada yang berlebihan, tidak ada benjolan yang abnormal.
Abdomen
: Simetris, tidak ada bekas luka operasi
Aksterimitas : Simetris kanan kiri, pergerakan baik, tidak ada oedema dan varises - Genetalia
: Tidak ada oedema dan varises
- Palpasi Leher
: tidak teraba benjolan pada kelenjar tyroid, dan limfe
Dada
: tidak ada benjolan yang ab normal pada mamae.
Perut
: tidak ada nyeri tekan
- \Auskultasi Dada
: tidak terdengar ronchi dan whezing
Perut
: bising usus terdengar 10x/m
- Perkusi Ekstremitas
C.
: ka/ki : +/+
ANALISA DATA : Ny ” V ” P10001 usia 26 tahun dengan Akseptor baru Kb
Dx
kombinasi suntik 1 bulan. Ds
: Ibu mengatakan ingin mengganti Kb pil dengan Kb suntik 1
bulan. Do
: k/u
: baik
Kesadaran
:composmentis
TTV
: TD: 110/70 mmHg, N: 88x/m, S: 37,10C, RR: 22x/m
BB
: 63 Kg
TB
: 158 cm
Masalah
:-
Kebutuhan
:
a. Konseling tentang macam - macam metode kontrasepsi b. Konseling tentang Kb 1 bulan c. Injeksi IM cycloflem
85
D. PENATALAKSANAAN Tgl
: 07 juli 2016
16.30
Lakukan
pendekatan
terapeutik
kepada
pasien.
Melakukan pendekatan terapeutik agar terjalin hubungan yang baik antara pasien dan Nakes, diantaranya: - Melakukan 5 s: senyum, slam, sapa, sopan, santun - mendengarkan keluhan yang di rasakan pasien. Pendekatan berlangsung dengan baik, di buktikan ibu bertanya kepada Nakes tentang Kb suntik 1 16.35
bulan.
Lakukan pemeriksaan TTV. Melakukan pemeriksaan TTV, untuk
mengetahui keadaan ibu saat ini, diantaranya: - K/U
: Baik
- Kesadaran
: composmentis
- TTV
: TD : 110/70 mmHg N
: 88x/m
S
: 37,10C
RR : 22x/m -
BB
: 63 Kg
-
TB
: 158 cm
Dari hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik. 16.40
Berikan konseling kepada ibu tentang metode kontrasepsi terutama
suntik 1 bulan. Memberikan konseling pada ibu tentang efek samping, kerugian, keuntungan, dari Kb suntik 1 bulan untuk bahan pertimbangan ibu agar lebih mantap lagi memilih alat kontrasepsi. Nakes sudah menjelaskan kepada ibu dan ibu mantab memilih Kb suntik 1 bulan. 16.45
Siapkan pasien, siapkan botol cycloflem, spuit 3 ml, dan kapas
86lcohol. Mempersiapkan pasien, Kb cycloflem yang sudah di masukkan kedalam spuit 3 ml dan kapas al kohol. Sudah di laksanakan oleh Nakes secara IM di bokong kiri.
86
16.50
Beritahu ibu tentang tanggal kembali. Memberitahukan ibu tentang
tanggal kembali agar ibu dapat kembali tepat waktu yaitu tanggal 27 Juli 2016.Ibu sudah di beritahu dan di tulis di kartu Kb.
87
BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny.V sejak tanggal 04 juni 2015 sampai 11 maret 2016 atau sejak masa kehamilan Ny.V berusia 36 minggu (masa hamil), bersalin sampai 6 minggu post partum dan asuhan bayi baru lahir 0 sampai dengan 6 minggu didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1
Masa Kehamilan Asuhan kebidanan yang telah diberikan kapada Ny.V pada kehamilan 36
minggu sampai 39 minggu adalah pengkajian data dari mulai anamnesa tentang biodata, status pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, pula kehidupan sehari-hari. Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar pelayanan minimal 14 T yaitu menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, menilai status gizi, mengukur tinggi fundus uteri, melakukan pemeriksaan presentasi kepala dan DJJ, pemberian imunisasi TT sebanyak 2 kali, pemberian tablet zat besi, test penyakit menular seksual tidak dilakukan karena sarana dan failitas tidak tersedia, melakukan tata laksana kasus, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Pemberian imunisasi Tetanus toxoid tidak diberikan pada sat pengkajian karena ibu telah mendapatkan imunisasi TT lengap yaitu TT1 pad umur kehamilan 10 minggu yaitu tanggal 12 agustus 2015, dan TT2 pada umur 18 minggu yaitu tanggal 07 oktober 2016, tapi penulis sudah memberikan konseling tentang pentingnya imunisasi TT untuk dappatmenurunkan angka kemtian bayi karena infeksi tetanus, dilakukan 2 kali selama hamil. Pemberian tablet zat besi (tablet tambah darah), Ny.V
sudah
mengonsumsi sejak usia kehamilan 21 minggu, walau setiap bulanya kadagkadang masih ada 4 atau 5 tablet karena Ny.V lupa meminumnya, dan Ny.V sudah merasakan manfaatnya selama ini. Ny.V tidak merasa keluhan yang berarti atau mengarah pada tanda bahaya.
88
Penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan Ny.H menemukan beberapa masalah atau keluhan yang diraskan oleh Ny.V yaitu mengeluh sering kencing dan cepat merasa lelah. Hal ini merupakan keadaan fisiologis pada kehamilan trimester III karena bayi sudah masuk pintu atas panggul. Ny.V melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6 kali kunjungan selama hamil dan berdasarkan program pemerintah ANC dilakukan minimal 4 kali kunjungan selama hamil. (Saifudin AB, 2006) Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan Hb an hasilnya 11 gram %, menunjukan masih batas normal, ini sesuai dengan teori bahwa Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr%. (Manuaba, 2007) Protein urine hasilnya (-), glukosa (-), pemeriksaan Tes sipilis dan HIV/AIDS tidak dilakukan karena tidak ada indikasi kearah penyakit menular seksual ditandai dengan tidak adda keluhan keputihan berbau dan gatl serta tiak adanya sarana dan fasilitas yang tersedia. Selama melaksanakan asuhan antenatal, semua asuhan yang diberikan pada Ny.V dapat terlaksana dengan baik, keadaan normal. Ny.V suami dan keluarga bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi kesulitan dalam memberikan asuhan.
4.2
Persalinan Kala I Pada saat usia kehamilan menginjak 39 minggu, Ny.V dan keluarga
datang keklinik bidan, ibu mengeluh mules-mules dan telah mangeluarkan lender bercampur darah. Menurut referensi tanda-tanda awal persalinan adalah his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lender bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir telah mulai membuka. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasilnya Ny.V benar telah mengalami proses persalinan. Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10 cm) dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 cm) serviks membuka dari 4-10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. (APN, 2007)
89
Pada saat Ny.V datang kerumah bidan pembukaan serviks sudah 5 cm, portio tipis lunak, ketuban sudah pecah, kepala berada dibidang hodge III dan his kuat. Kurang lebih 2 jam kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa kemajuan persalinan Ny.V berlangsung normal dengan hasil pembukaan serviks 10 cm dan kepala sudah berada di hodge IV.
Kala II Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu untuk minum di sela-sela his, 25 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Kala II berlangsung selama 25 menit terdapat robekan derajat 1 pada jalan lahir dengan jumlah darah ± 150 cc.
Kala III Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran
uri
biasanya berlangsung 5-30 menit (mohtar, 2007:97). Segera setelah melakukan asuhan pada bayi baru ahir, maka manajemen aktif kala III segeraa dilakukan untuk meminimalkan kejadian kompikasi. Kala III segera selama 10 menit dengan perdarahan ± 100 cc.
Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan. (mochtar, 2007). Setelah proses persalinan selesai maka bidan mamntau kondisi Ny.V selama 2 jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik secara keseluruhan persalinan Ny.V berlangsung normal tanpa ada penyulit.
90
4.3
Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera
setelah lahirnya dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama sistem reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil. (Dunstall, 2007: 304), dimana pada masa nifas ini perlu mendapat perhatian lebih karena banyak hal yang dapat terjadi pad masa nifas ini, yaitu perdarahan dan infeksi. Pengawasan masa nifas berdasarkan program dan kebijakan teknis Ikatan Bidan Jawa/Indonesia (IBI) dilakukan untuk menilai keadan ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menagani masalah-masalah yang terjadi, dimana bidan harus melakukan kunjungan dan pengawasan paling sedikti 4 kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. Dalam hal ini penuis melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program yang ada dan hasilnya masa nifas Ny.V belangsung secara normal tanpa ada komplikasi seperti adanya perdarahan, sub involusi, maupun infeksi dan pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan penulis melakukanya sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas diantaranya menjaga kesehatan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, memeberikan pendidikan kesehatn tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, dan imunisasi pada bayi sesuai dengan teori. Dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik. Secara keseluruhan persalinan Ny.V berlangsung normal tanpa ada penyulit.
4.4
Bayi Baru Lahir Bayi Ny.V lahir spontan pada tanggal 11 maret 2016 pukul 11.15 WIB,
menangis keras dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat kongenital, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm. Asuhan segera yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan jalan nafas, mengeringkan bayi, memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi. (APN, 2007) Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu penulis melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka langsung
91
meletakan bayi di atas perut Ny.V segera mengeringkan, membungkus kepala dan badan bayi, tali pusat kemudian di jepit dengan klem dan memotongnya. Setelah itu mengganti kain yang tadi membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering kemudian dilakukan IMD. Sebagai upaya profilaksis diberikan salep mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan 1 jam setelah IMD. 1 jam kemudian bayi dalam keadaan sehat, bayi dapat menyusu pada ibunya dengan baik dan kebersihan bayinya terjaga dengan baik. Asuhan yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan adalah memberikan konseling tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi, pemberian ASI, perawatan tali pusat, yaitu dilakukan dengan cara membersihkan dan mengeringkan setelah bayi di mandikan tanpa menggunakan apapun. Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi apapun.
92
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny.V pada umur kehamilan 36-39 minggu sudah sesuai dengan kebijakan Program pelayanan / Asuhan Standar Minimal 14 T. Selama kehamilan tidak ada keluhan yang serius, Ny.V dan janinya dalam keadaan normal. 2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan asuhan persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan asuhan Intranatal, ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun komplikasi. 3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dilakukan kebanyak 6 kali dengan tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan mendetaksi, serta malayani masalah-msalah yang terjadi. Selama memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, tidak ditemukan adanya masalah atau komplikasi. 4. Asuhan bayi baru lahir Ny.V yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu postnatal tidak ditemukan masalah ataupun komplikasi.
5.2 Saran 1. Untuk Institusi Pendidikan Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal banyak kasus di lapangan yang tidak diterangkan dalam bacaan, refrensi atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di dalam kelas. 2. Untuk Puskesmas Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebaagai pelaksana teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan, khususnya ibu hamil adalah
93
tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini kemungkinan kegawat daruratan. 3. Klien Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk kehamilan-kehamilan berikutnya.
94
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN INFORMED CONSENT
Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Ny.V
Umur
: 26 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Sei Buluh Rt. 06. Rw. 02. Perbaungan Menyatakan
dengan
sesungguhnya
setuju
menjadi
klien
dalam
penatalaksaan Asuhan Kebidanan yang meliputi Asuhan Keamilan, Asuhan Persalinan, Asuhan Nifas dan Asuhan Bayi Baru Lahir yang kemudian akan disusun sebagai Laporan Studi Kasus dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma Akademi Kebidanan Audi HUsada Medan. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya. Seisijenggi, 20 Maret 2016
Mahasiswa,
Pasien
(MARTARIA SONATA BR TAMPUBOLON)
95
(Ny.V )
Lampiran 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: TandaBahayaKehamilan
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny. V
Tanggal
: 07 Juli 2016
Tempat
: Rumahpasien
A.TujuanUmum Setelahmendapatkanpenyuluhan, ibudiharapkanmengetahuidanmemahamitentangTandaBahayaKehamilan. B. TujuanKhusus Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu : 1. mengetahuipengertianTandaBahayaKehamilan.. 2. menyebutkanmacam-macamTandaBahayaKehamilan.
C. Metode Ceramah Tanya jawab
D. Materi Terlampir.
96
MATERI PENYULUHAN TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN
Tanda bahaya pada kehamilan meliputi : 1. Perdarahan a. Perdarahanpadaibuhamilmudadapatmenyebabkankegugura. b. Perdarahanpadahamiltuadapatmembahayakankeselamatanibudanjanin. 2. Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala di sertai kejang. Demam tinggi, biassanyadisebabkaninfeksiatau malaria yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan menyebabkan keguguran atau melahirkan premature. 3. Keluar air ketuban sebelum waktunya, tanda adanya gangguan kehaamilan dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan. 4. Gerakan janin berkurang atau tidak bergerak Muntah terus menerus dan tidak nafsu makan.
97
Lampiran 3 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Asuhan Kebidanan Persalinan
Sub PokokBahasan
: Tanda Dan gejala kala II
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny.V
Tanggal
: 14 Juni 2016
Tempat
: BPS
A. TujuanUmum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya Persalinan. B. TujuanKhusus Setelahmelakukanpenyuluhan, diharapkankliendapat : 1. MengetahuipengertiantandabahayaPersalinan. 2. menyebutkan macam-macam tanda bahaya Persalinan.
C. Metode Ceramah Tanya jawab D. Materi Terlampir.
98
MATERI PENYULUHAN TANDA DAN GEJALA KALA II
Tanda dan Gejala Kala II persalinan : 1. Ibu merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi. 2. Ibu merasakan adanya peningkatan pada rektum dan vaginanya. 3. Perineum menonjol. 4. Vulva-vagina dan spingter ani membuka. 5. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yang hasilnya adalah : 1. Pembukaanservikstelahlengkap, atau 2. Terlihatnyabagiankepalabayimelaluiintroitus vagina (APN, 2007:75-76).
99
Lampiran 4 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: AsuhanPadaBayiBaruLahir
Sub PokokBahasan
: PemberianASI
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny.V
Tanggal
: 14 Juni 2016
Tempat
: BPS
E. TujuanUmum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya nifas. F. TujuanKhusus Setelahmelakukanpenyuluhan, diharapkankliendapat : 1.
MengetahuiPemberianASI.
2.
menyebutkan macam-macam Cara menyusui yang enar.
G. Metode Ceramah Tanya jawab H. Materi Terlampir.
100
MATERI PENYULUHAN PEMBERIAN ASI A. Pemberian ASI Pastikanbahwapemberian ASI dimulaidalamwaktu 1 jam setelahbayilahir. Jikamungkin, anjurkanibuuntukmemelukdanmencobauntukmenyusukanbayinyasegerasetlahtalip usatdiklemdandipotongberdukungandanbantuibuuntukmenyusukanbayinya. Keuntunganpeberian ASI: 1. Merangsangproduksi air susuibu 2. Memperkuatreflekmenghisabbayi 3. Mempromosikanketerikatanantaraibudanbayinya 4. Memberikankekebalanpasifsegerakepadabayimelaluikolostrum 5. Merangsangkontraksi uterus
Posisiuntukmenyusui : 1.
Ibumemelukkepaladantubuhbayisecaraurus
agar
mukabayimenghadapikepayudaraibudenganhidung di depanputingsusuibu. 2.
Perutbayimenghadapkeperutibudanibuharusmenopangseluruhtubuhbayitidakh anyaleherdanbahunya.
3.
Dekatkanbayikepayudarajikaiatampaksiapuntukmenghisapputingsusu.
4.
Membantubayinyauntukmenempelkanmulutbayipadaputingsusu payudaranya.
5.
Dagumenyentuhpayudaraibu.
6.
Mulutterbukalebar.
7.
Mulutbayimenutupisampaike areola.
8.
Bibirbayibagianbawahmelengkungkeluar.
9.
Bayimenghisapdenganperlahandandalam, sertakadang-kadangberhenti.
10.
101
di
Lampiran 5 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: AsuhanPelayananKebidananPost Partum
Sub PokokBahasan
: Cara Menyusui yang baik
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny.V
Tanggal
: 14 Juni 2016
Tempat
: BPS
I.
TujuanUmum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya nifas.
J. TujuanKhusus Setelahmelakukanpenyuluhan, diharapkankliendapat : 3. Mengetahuipengertiantandabahayanifas. 4. menyebutkan macam-macam tanda bahaya nifas. 5. mengatasikelluhanbahayanifas.
K. Metode Ceramah Tanya jawab L. Materi Terlampir.
102
MATERI PENYULUHAN CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi yang menghisap air susu. Oleh karena itu usahakan agar ibu dapat menyusui dengan baik dan benar. Halhalberikutinidiperhatikanadalah : 1. Usahakan posisi bayi cukup nyaman saat menyusui 2. Pelukdan
letakan
kepala
bayi
pada
siku
tangan
ibu
sehinggamenompangbayidengantahapsebagaiberikut : a. Posisisbayimenghadapibusehinggatelingadanlenganyaberadapadasatugaris lurussehinggadagu bay menyentuhpayudara. b. Sanggabawah/dasarpayudaradenganjari-jari,
janganterlaludekatdengan
putting (diluarareola.dantidakmenjepit putting susudenganduajari. c. Bayiakanmeraihpayudarajikalapar. Berirangsanganpadamulutbayipadabagian
areola
sehinggatimbulrefleksbayiuntukmencari103aying103. d. Pipi bayi akan kelihatan bulat Karena areola barada dalam mulut bayi. e. Terlihatisapan yang lambatdandalamdisertaigerakanmenelan yang teratur. f. Bayitetapmelekatpadapayudaradengantenangkarenasentuhanibu
yang
penuhkasih103aying. g. Jika
ASI
keluartampakmenetes,
susukanbayiselama
10-15
menitatausesuaikebutuhanpadasatupayudarasampaiterasakosong (lunak) 3. a.
Pemeriksaanpayudara inspeksi 1. Ukuranpayudaradan putting susu 2. Retraksi (penarkankedalam) ataubenjolan 3. Pelebaran vena, warnakulit, radang, lukaulkus 4. Putting terbenam 5. Cairanselaincolostrums
103
b.
Palpasi 1. Konsentrasi 2. Massa 3. Mammary fold 4. Kista 5. Putting susu 6. Koreksi putting 7. Areola
2. Manfaatperawatanpayudara a. mengetahuikelainanpadapayudara b. mencegahtersumbatnyasaluransusu c. memperlancarsirkulasidarah d. koreksi putting 3. Cara massage payudarapadaibu post patum a. Alat 1. 1 buahhandukbesar 2. 1 buahbaskomuntuk air hangat 3. Kapas 4. Minyak 5. Washlap b. Cara kerja 1. Mengompres
putting
susudenganminyakuntukmelemaskanataumelenturkan putting susu. 2. Memassagepayudaradariarahdalamkeluardanmelentinguntukmempelancar peredarandarah. 3. Memassagedenagnpinggirtanganseluruhpayudara. 4. Memasagedenganjari-jaritangan yang dikepalemutariseluruhpayudara 5. Memutarkan putting susu untuk menuatkan payudara.
104
Lampiran 6 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Metodekontrasepsi
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny.F
Tanggal
: 07 Juli 2016
Tempat
: Rumahpasien
A.TujuanUmum Setelahmendapatkanpenyuluhan, ibudiharapkanmengetahuidanmemahamitentangmetodekontrasepsi.
E. TujuanKhusus Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu : 3. mengetahuipengertiankontrasepsi. 4. menegtahui tentang manfaat, kerugian dan kontra indikasi alat kontrasepsi. 5. menyebutkanmacam-macamkontrasepsi. 6. dapat memilih metode kontrasepsi yang akan digunakan.
105
F. Metode Ceramah Tanya jawab
G. Materi Terlampir.
MATERI PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
Penjarangan kehamilan dilakukan dengan pemberian obat, pemasangan ala, dan tindakan bedah. Program Keluarga Berencana sangat dianjukan untuk pasangan suamu istri yang mempunyai : a. Keinginanuntukmencegahkehamilandenganalasan-alasanpribadi b. Keinginanuntukmenjarangkankehamilan c. Keinginanuntukmembatasijumlahanak d. Alasankesehatan ManfaatKeluargaBerencanadarisegikesehatanbagikeluargaadalah :
106
a. Denganmengaturjumlahdanjarakkelahiran, ibudapatmeningkatakankesehatanya, baikfisik, mental, maupunsosial. b. Memberikankesmpatanpadasuamiuntukmeningkatkanataumemperbaikiksehata nfisik, mental dansosial. c. Memberikankesempatanpadaanakanakuntuktumbuhdenganwajardanmemperolehpendidikan,
perhatian,
pemeliharaan, kecukupan, makanansertamemperolehperkembangan mental dansosial.
KontrasepsiyanddipiliholehNy.Fadalah inidilakukandengancaramenyuntikan
Kb
suntik
hormone
3
bulan.
Metode
KB
pencegahankehamilanpadaibu
yang masihsubur. Obat ini hanya berisi hormone progesterone dengan interval diberikan 12 minggu sekali. a. Keuntungan KB ini sangat tepat untuk ibu yang sedang menyusui karena tidak mempengaruhi produksi ASI. b. Kerugian perdarahan terjadi secara teratur dan tidak mendapat haid dalam waktu yang lama. c. kontra-indikasi wanita yang menderita tumor, terutama tumor ganass pada payudara atau kelamin. 1. Varises yang luas, lading pembuluhdarahataukelainanperdarahanjantung. 2. Penyakithati (hepar) 3. Perdarahanpervaginam yang tidakdiketahuipenyebabnya.
efeksaamping : 1. Gangguanhaidberupa spotting, perdarahan yang tidakteratur, amenorrhea 2. Beratbadanbertambah
107
3. Cenderungadapenigkatanguladarah 4. Keluhan lain berupa mua, muntah, sakit kepala, panas, dingin, pegal-pegal dan nyeri perut.
108