BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengembangan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan diarahkan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan daerah yang terintegrasi dengan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang telah disepakati bersama. Hal tersebut merupakan sebuah pilihan yang telah menjadi
komitmen
bersama
sebagaimana
tercantum
di
dalam
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sehingga dalam pencapaiannya harus dilakukan secara bersama–sama antara berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dengan kelompok-kelompok masyarakat baik yang bergerak di bidang sosial budaya, ekonomi, maupun pemuda dan olahraga. Untuk mencapai harapan dimaksud, proses pembangunan daerah harus dilaksanakan secara sistematis mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasinya sampai dengan tahap pemanfaatan dan pemeliharaan hasil-hasilnya. Berangkat dari pemikiran di atas, perencanaan pembangunan, baik dilihat dari sisi proses manajemen maupun sebagai sebuah kebijakan, adalah merupakan salah satu instrumen pembangunan yang sangat penting karena didalamnya terkandung formulasi visi, misi, tujuan, dan sasaran serta berbagai cara yang dipilih untuk mencapai tujuan dan sasaran dimaksud. Dengan kata lain, melalui perencanaan pembangunan yang baik diharapkan juga diikuti dengan pelaksanaan pembangunan yang lebih baik, sehingga dapat memberikan manfaat serta dampak yang jauh lebih besar pula. Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai sebuah Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Pacitan, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mengemban tugas dan tanggung jawab agar proses perencanaan program dan kegiatan di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
1
Pacitan
dapat berjalan dengan baik, tersusun secara sistematis, sinergis, dan
komprehensif sehingga sepenuhnya mengarah kepada pencapaian visi dan misi, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan sebagaimana diharapkan semua pihak. Untuk merealisasikan strategi pencapaian visi dan misi daerah tersebut, secara fungsional Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan dituntut untuk mampu menterjemahkannya ke dalam berbagai bentuk kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah, baik dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berlaku selama lima tahun maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang berlaku satu tahunan. Dokumen-dokumen perencanaan inilah yang kemudian mengilhami penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Perencanaan Strategis merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif,
mengorganisasikan secara sistematis
usaha-usaha
melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis. Strategi mencakup sejumlah langkah atau taktik yang dirancang
untuk
pencapaian
tujuan
dan
sasaran,
termasuk
pemberian
tanggungjawab, jadwal (schedule) dan sumber daya yang ada. Fungsi dari Renstra antara lain untuk merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks, mengelola keberhasilan yang dicapai, dan menjamin efektivitas penggunaan sumber daya-sumber daya yang ada, sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Fungsi dokumen ini adalah sebagai penentu arah perencanaan, penyusunan rencana dan anggaran yang berbasis kinerja, dalam menunjang tugas pokok dan fungsi Dinas. Renstra Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 merupakan bentuk penerapan sistem perencanaan yang tepat, jelas, nyata, dan bertanggung jawab untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan secara lebih baik. Renstra ini disusun dengan memperhatikan potensi, kekuatan, kelemahan, peluang, dan kendala yang ada. Dalam penyusunannya, Renstra Perubahan
ini berpedoman pada RPJMD
2
Perubahan Kabupaten Pacitan 2011-2016, sehingga Renstra ini sedapat mungkin merupakan terjemahan dari visi, misi serta agenda berikut strategi, kebijakan, dan capaian program dalam RPJMD perubahan. Dalam Renstra perubahan ini termuat visi, misi, tujuan, sasaran, serta upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran program serta kegiatan yang ada di Dinas Kebudayaan, pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pacitan. Hubungan Renstra SKPD dengan RPJM Daerah Kabupaten adalah Renstra SKPD sebagai dokumen teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJM Daerah Kabupaten untuk setiap SKPD, yang memuat visi, misi, arah, kebijakan teknis, dan indikasi rencana program setiap bidang kewenangan dan atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah. Gambar 1.1. Kaitan Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lain RPJP NASIONAL
PEDOMAN
RPJM NASIONAL
DIJABARKAN
RKP
DIPERHATIKAN
RPJP DAERAH
PEDOMAN
RPJM DAERAH
DIJABARKAN
5 TAHUN 20 TAHUN
RKP DAERAH
Pedoman penyusunan RAPBD
1 TAHUN
PEDOMAN DIACU
RENSTRA SKPD 5 TAHUN
PEDOMAN
RENJA SKPD 1 TAHUN
3
1.2 LANDASAN HUKUM Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pasal 10 dinyatakan bahwa Daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud, Pemerintah Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Perencanaan Strategis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut : a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; f.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
g. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya; h. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruangan; i.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah;
j.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
:
108
Tahun
2000
tentang
Tata
Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah; k. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; l.
Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
m. Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; n. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014;
4
o. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; p. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; q. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Timur 2009-2014; r.
Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pacitan;
s. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 20112016; t.
Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan;
u. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 20092014; v. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No. 9 Tahun 2007 tentang Usaha Pariwisata. w. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No. 21 Tahun 2010 tentang Retribusi Rekreasi dan Olahraga x. Peraturan Bupati Pacitan Nomor 43 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN Setiap kegiatan yang dilaksanakan akan berhasil dengan baik apabila terdapat perencanaan yang matang dari program kerja tersebut. Rencana Strategis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga disusun dengan maksud sebagai arah, pedoman, dan landasan bagi aparatur pemerintah dan stakeholder dalam perencanaan
5
tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan pembangunan bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Pacitan. Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga ini bertujuan untuk : 2. Menterjemahkan visi, misi dan program pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Pacitan secara nyata ke dalam visi, misi, program dan kegiatan SKPD sesuai dengan tugas dan fungsi. 3. Mewujudkan perencanaan dan penganggaran terpadu yang berbasis hasil/kinerja. 4. Menciptakan mekanisme pelaksanaan program dan kegiatan SKPD yang focus, tidak tumpang tindih, dan terintregasi. 5. Membangun system penilaian kinerja yang terukur, transparan, dan akuntabel. 6. Menciptakan mekanisme pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga yang efektif dan efisien. 1.4
SISTEMATIKA Rencana Strategis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 secara garis besar disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan Renstra, maksud dan tujuan penyusunan Renstra dan sistematika penulisan dokumen Renstra.
Bab II
Gambaran Pelayanan, Tugas dan Fungsi Memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPD; sumber daya yang dimiliki oleh SKPD, kinerja pelayanan SKPD sampai saat ini, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD.
Bab III
Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bab ini berisi memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD; telahaan visi dan misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah; Telaahan Renstra Kemeterian Kebudayaan dan Pariwisata; Telahaan Renstra Kementerian Pemuda dan Olahraga; telaahan Rentra
6
Kebudayaan dan Pariwisata propinsi Jawa Timur, telaahan renstra Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur; telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kajian Lingkungan Hidup strategis, serta penentuan isu-isu strategis di bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga. Bab IV
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi Dan Kebijakan Bab ini berisi visi dan misi SKPD, tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah SKPD.
Bab V. Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif Memuat rencana program dan kegiatan SKPD selama 5 (lima) tahun ke depan yang dilengkapi dengan indicator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. Bab VI
Indikator Kinerja Yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Bab ini memuat indicator kinerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Perubahan Kabupaten Pacitan.
Bab Vl
Penutup Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen Renstra SKPD, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh SKPD.
7
BAB ll GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PACITAN
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga merupakan unsur pelaksana bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan, melaksanakan urusan kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan mengacu pada Peraturan Bupati Pacitan Nomor 43 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan : 1. Penyelenggaraan urusan kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; 2. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga; 3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Struktur organisasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga berdasarkan Peraturan Bupati Pacitan Nomor : 45 Tahun 2007 tentang Uraian Tugas,
8
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan terdiri dari : a.
Kepala Dinas ;
b.
Sekretariat;
c.
Bidang Kebudayaan;
d.
Bidang Pengembangan Pariwisata;
e.
Bidang Promosi;
f.
Bidang Pemuda;
g.
Bidang Olah Raga;
h.
UPTD Pengelola Obyek Wisata Goa dan Pemandian Air Hangat;
i.
UPTD Pengelola Oyek Wisata Pantai;
1. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dinas dalam perumusan kebijakan perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan serta penyelenggaraan pembinaan, pengendalian teknis pembangunan. 2. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, penyusunan program, evaluasi, dan pelaporan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan dan pengelolaan rumah tangga, sarana dan perlengkapan; b. Pelaksanaan surat-menyurat, kearsipan dan perpustakaan; c. Pembinaan dan Pengembangan serta pengelolaan administrasi kepegawaian; d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi keuangan; e. Pengkoordinasian program kerja dan pelaporan serta pelaksanaan evaluasi dan pengendalian;
9
Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan; c. Sub Bagian Keuangan. Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. 2.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : a. Melaksanakan pengelolan surat-menyurat, tata naskah dinas, tata kearsipan, urusan rumah tangga, keamanan kantor dan penyelenggaraan upacara, pertemuan, rapat dinas dan kepustakaan; b. Melaksanakan tugas-tugas keprotokolan dan administrasi perjalanan dinas; c. Melaksanakan analisa kebutuhan dan pengadaan serta pengadministrasian perlengkapan kantor dan perbekalan lain serta inventarisasi terhadap barang-barang; d. Melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris; e. Melaksanakan administrasi
kepegawaian
yang meliputi
pengumpulan data
kepegawaian, buku induk pegawai, mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pembinan karier, pengurusan penghargaan dan kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai; f.
Mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai, menyusun administrasi dan evaluasi kepegawaian serta penyiapan bahan pembinaan pegawai;
g. Mempersiapkan dan mengusahakan peningkatan pengetahuan ketrampilan dan disiplin pegawai; h. Melaksanakan koordinasi pengembangan kualitas sumber daya aparatur dengan instansi pelaksana pendidikan dan pelatihan; i.
Melaksanakan pengendalian dan evaluasi ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian; dan
j.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
10
2.2 Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas : a. Menghimpun dan mengolah data, menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas; b. Melaksanakan pengelolaan anggaran; c. Melaksanakan pembukuan perhitungan anggaran dan verifikasi serta perbendaharaan; d. Menyiapkan keuangan perjalanan dinas dan biaya-biaya lain sebagai pengeluaran dinas; e. Melaksanakan
evaluasi,
menyusun laporan dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan keuangan; dan f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.3 Sub Bagian Program, Evaluasi,dan Pelaporan Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai tugas : a. Menyiapkan dan mengendalikan bahan dalam rangka perumusan rencana dan program pembangunan di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga; b. Melaksanakan tata laksana program, evaluasi dan pelaporan; c. Mengadakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan anggaran; d. Menyusun laporan kegiatan bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga; e. Mendokumentasikan data hasil pelaksanaan program dan evaluasi bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga; f.
Melaksanakan pengelolaan data statistik bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga;
g. Melaksanakan koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan dengan instansi pelaksana penelitian dan pengembangan; h. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait tentang perencanaan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi ; i.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
11
3.
Bidang Kebudayaan Bidang Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga di bidang kesenian, sejarah dan nilai tradisional, museum dan kepurbakalaan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi : a. Perencanaan pola pengembangan kebudayaan daerah b. Pelaksanaan kebijakan perlindungan Hak Kekaryaan Intelektual (HK) bidang kebudayaan, pemberian penghargaan / anugrah bagi insan / lembaga yang berjasa di bidang kebudayaan; c. Pelaksanaan kebijaksanaan kerjasama bidang Kebudayaan; d. Pembinaan program pengembangan nilai-nilai sejarah, budaya, tradisional, seni kreasi baru, karya seni, orgtanisasi seni/seniman, karya film dan peredarannya; e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan kebudayaan; Bidang Kebudayaan terdiri dari : a. Seksi Kesenian, Sejarah, dan Nilai Tradisional. b. Seksi Museum dan Kepurbakalaan. Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang Kebudayaan. 3.1 Seksi Kesenian, Sejarah dan Nilai Tradisional Seksi Kesenian, Sejarah dan Nilai Tradisional mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan dibidang kesenian,sejarah dan nilai tradisional; b. Melakukan pembinaan, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai sejarah; c. Melakukan pembinaan dan pengembangan para pelaku seni; d. Mengusulkan pemberian penghargaan / anugrah para pelaku seni dan organisasi seni yang berjasa di bidang seni budaya; e. Melakukan pendataan, identifikasi dan dokumentasi di bidang kesenian, sejarah, dan nilai tradisi;
12
f.
Melakukan pemeliharaan situs sejarah di Kabupaten Pacitan bekerja sama dengan instansi terkait;
g. Melakukan pendataan, pemantauan, dan pembinaan terhadap himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa; h. Melaksanakan pembinaan dan pemberian nomor Induk kesenian bagi seniman dan organisasi kesenian; i.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan kesenian, sejarah, dan nilai-nilai tradisional;
j.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan, sesuai tugas dan fungsinya;
3.2. Seksi Museum dan Kepurbakalaan Seksi Museum dan Kepurbakalaan mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan pembinaan dan upaya pengembangan di bidang museum dan kepurbakalaan; b. Melakukan identifikasi, pendataan dan dokumentasi kepustakaan bidang museum purbakala; c. Melakukan pemetaan sebaran situs dan penelitian kepurbakalaan bekerjasama dengan lembaga yang memiliki kompetensi dibidang kepurbakalaan; d. Melakukan pengayaan koleksi benda-benda museum; e. Melaksanakan pemeliharaan situs purbakala di wilayah Kabupaten Pacitan; f.
Melakukan sosialisasi nilai kepurbakalaan di dalam dan luar daerah;
g. Menerapkan kebijakan pejngelolaan museum, pedoman penelitian arkeologi dan hasil pengangkatan peninggalan bawah air, benda cagar budaya (BCB) dan manfaatnya; h. Melakukan pengawasan mutasi benda-benda purbakala; i.
Melaksanakan monitoring, evakuasi dan pelaporan dibidang museum dan kepurbakalaan;
j.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan, sesuai tugas dan fungsinya.
13
4. Bidang Pengembangan Pariwisata Bidang Pengembangan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dibidang obyek dan daya tarik wisata, jasa dan sarana, peningkatan peran serta masyarakat serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengembangan Pariwisata mempunyai fungsi : a. Pembinaan dan pengembangan produk wisata, obyek dan daya tarik wisata; b. Pembinaan dan pengembangan peran serta/ partisipasi masyarakat dalam pengembangan produk usaha dan jasa pariwisata; c. Pembinaan dan pengembangan standart mutu produk pariwisata dan pelayanan wisata; d. Penyusunan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengembangan pariwisata; Bidang Pengembangan Pariwisata terdiri dari : a. Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata b. Seksi Jasa dan Sarana c. Seksi Peningkatan Peran Serta Masyarakat Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata. 4.1 Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata; b. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan obyek wisata sesuai dengan kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah; c. Melaksanakan pengendalian, pemeliharaan, pengembangan dan pelestarian lingkungan serta sumber daya alam obyek wisata; d. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan serta pemantauan terhadap obyek wisata;
14
e. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengembangan obyek dan daya tarik wisata. f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.2. Seksi Jasa dan Sarana Seksi Jasa dan Sarana mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan dibidang usaha jasa dan sarana pariwisata; b. Menyiapkan bahan pembinaan dan upaya pengembangan usaha jasa dan sarana dibidang pariwisata, yang dilakukan oleh insane pariwisata, khususnya bagi pengusaha muda/ generasi muda; c. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan terhadap usaha perhotelan, home stay/ pondok wisata, rumah makan, restoran, gelanggang olahraga dan permainan, rekreasi dan tempat hiburan umum, biro perjalanan wisata, produk cideramata, jasa boga dan makanan khas; d. Memberikan perizinan/rekomendasi usaha jasa dan sarana pariwisata; e. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan standart mutu produk usaha jasa dan prasarana Pariwisata; f.
Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan dibidang usaha jasa dan sarana Pariwisata;
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata sesuai dengan tugas dan fungsinya. 4.3 Seksi Peningkatan Peran serta Masyarakat Seksi Peningkatan Peran serta Masyarakat mempunyai tugas : a. Mengumpulkan, menyusun dan mempersiapkan bahan-bahan pembinaan dan penyuluhan masyarakat di bidang Pariwisata; b. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan masyarakat di bidang Pariwisata secara langsung maupun secara tidak langsung;
15
c. Melaksanakan bimbingan dan pengembangan standart mutu pelayanan pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk peran serta dan partisipasi dalam pembangunan pariwisata; d. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kualitas ketenagakerjaan dan sumber daya manusia komponen pariwisata; e. Mengkoordinasikan investasi dan penyertaan modal masyarakat dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan; f.
Mengkoordinasikan kegiatan kerjasama kemitraan antara Pemerintah/ Dinas Teknis dengan para pelaku/ insan pariwisata, lembaga/organisasi atau Asosiasi usaha dibidang kepariwisataan;
g. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan di bidang peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5 . Bidang Promosi Bidang Promosi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dibidang pemasaran, informasi dan analisa pasar serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya; Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Promosi mempunyai fungsi : a. Pembinaan dan pengembangan promosi dan pameran budaya dan pariwisata; b. Pembinaan dan pengembangan promosi potensi budaya dan pariwisata, potensi kepemudaan serta olah raga yang dapat dikemas sebagai daya tarik pariwisata; c. Pembinaan
dan
Pengembangan
pusat
informasi
pemasaran
potensi
budaya,pariwisata,pemuda dan olahraga; d. Pengembangan kreasi, bakat dan ketrampilan generasi muda dalam bidang pemasaran potensi budaya dan pariwisata; e. Penyusunan evaluasi dan laporan bidang promosi;
16
Bidang Promosi terdiri dari : a. Seksi Pameran; b. Seksi Informasi dan Analisa Pasar. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepala Bidang Promosi. 5.1 Seksi Pemasaran Seksi Pemasaran mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan dan pengembangan promosi dan pameran potensi budaya dan pariwisata; b. Menyiapkan bahan dalam upaya pengembangan sarana promosi potensi budaya,pariwisata,pemuda dan olahraga dalam bentuk slide, film, video clip, media elektronik, media cetak, penerbitan, majalah, surat kabar, poster, leaflet, booklet, banner, dan media luar ruangan lainya; c. Menyelenggarakan promosi, road show, pameran potensi budaya dan pariwisata serta potensi lain yang dapat menunjang kegiatan pemasaran pariwisata daerah; d. Memantau mengevaluasi dan menyusun laporan kegiatan dibidang promosi, pameran dan pemasaran; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Promosi sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5.2 Seksi Informasi dan Analisa Pasar Seksi Informasi dan Analisa Pasar mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan menyusun bahan informasi potensi budaya dan pariwisata serta data pasar wisata daerah; b. Mengelola dan menyebarluaskan informasi potensi budaya dan pariwisata melalui saluran media cetak dan elektronik; c. Menyelenggarakan kegiatan dan kerjasama Pusat informasi Pariwisata, kehumasan dan pemasaran kepariwisataan;
17
d. Mengumpulkan dan menyusun bahan analisa pasar sebagai umpan balik penyampaian informasi, promosi dan pemasaran serta menyiapkan pangsa pasar yang prospektif bagi pariwisata daerah; e. Memantau, mengevaluasi dan menyusun laporan kegiatan dibidang informasi dan analisa pasar; f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Promosi sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Bidang Pemuda Bidang Pemuda mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dibidang produktifitas kepemudaan dan lembaga kepemudaan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahragasesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidan Pemuda mempunyai fungsi : a. Penetapan kebijakan dibidang kepemudaan; b. Pelaksanaan kebijakan dibidang kepemudaan; c. Koordinator pembinaan dan pengembangan kepemudaan; d. Pembinaan dan pengawasan organisasi dan kegiatan kepemudaan; e. Penyusunan evaluasi dan laporan dibidang kepemudaan. Bidang Pemuda terdiri dari : a. Seksi Produktivitas Kepemudaan b. Seksi Lembaga Kepemudaan Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemuda. 6.1 Seksi Produktivitas Kepemudaan Seksi Produktivitas Kepemudaan mempunyai tugas : a. Mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan dan pengembangan produktivitas kepemudaan;
18
b. Melaksanakan upaya pemberdayaan kemampuan dan kreativitas kepemudaan menuju kemandirian; c. Melaksanakan pengembangan ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) serta pembinaan keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ) bagi generasi muda serta pembinaan moral budi pekerti; d. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan minat, bakat serta prestasi pemuda; e. Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan; f.
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan wawasan kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan, semangat perjuangan, patriotisme, profesionalisme, kepemimpinan dan kepeloporan;
g. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan manajemen kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja; h. Mengkoordinasikan kegiatan lintas sektoral, peran serta masyarakat dalam pembinaan dan pengembangan kepemudaan; i.
Melaksanakan pendataan, identifikasi, inventarisasi dan dokumentasi potensi pengembangan kepemudaan;
j.
Mengatur sistem penganugerahan, pemberian penghargaan bagi pemuda yang berprestasi;
k. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi bidang produktivitas kepemudaan; l.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemuda sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6.2 Seksi Lembaga Kepemudaan Seksi Lembaga Kepemudaan mempunyai tugas : a. Melaksanakan pendataan, identifikasi, inventarisasi organisasi kepemudaan; b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan jaringan system informasi antara lembaga dan kemitraan kepemudaan; c. Menyusun kriteria dan standarisasi lembaga kepemudaan serta menyiapkan sarana, prasarana bagi pembinaan dan pengembangan lembaga kepemudaan; d. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan organisasi dan kelembagaan kepemudaan sebagai wadah kegiatan kepemudaan;
19
e. Melaksanakan pencegahan dan perlindungan bahaya distruktif generasi muda termasuk bahaya narkoba, melalui peningkatan peranan lembaga kepemudaan; f.
Memfasilitasi dukungan aktivitas kepemudaan melalui peran serta dan pemberdayaan organisasi/lembaga kepemudaan;
g. Memfasilitasi kerjasama antar lembaga / organisasi kepemudaan lintas desa, lintas kecamatan,lintas kabupaten/kota, provinsi dan pertukaran kepemudaan beserta kegiatannya; h. Melaksanakan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
lembaga/organisasi
kepemudaan beserta kegiatannya; i.
Melaksanakan pembinaan pemberian bimbingan, supervise dan konsultasi di bidang kepemudaan secara terpadu lintas sektor/bidang pemerintah dan swasta;
j.
Melaksanakan pengendalian dan evaluasi dibidang kelembagaan kepemudaan;
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemuda sesuai dengan tugas dan fungsinya. 7. Bidang Olahraga Bidang Olah Raga mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga di bidang olahraga masyarakat, bina prestasi, dan organisasi olahraga serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Olahraga mempunyai fungsi : a. Penetapan kebijakan teknis dibidang olahraga; b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang olahraga; c. Koordinator pembinaan dan pengembangan olahraga lintas sektor dan lintas bidang Pemerintahan, serta lembaga non Pemerintah/Swasta yang memiliki kompetensi olahraga; d. Pembinaan dan pengawasan dibidang olahraga; e. Penyusunan evaluasi dan laporan di bidang olahraga.
20
Bidang Olahraga terdiri dari : a. Seksi Olahraga Masyarakat; b. Seksi Bina Prestasi dan Organisasi Olahraga. Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Olah Raga. 7.1 Seksi Olahraga Masyarakat Seksi Olahraga Masyarakat mempunyai tugas : a. Melaksanakan pendataan, identifikasi, inventarisasi, dan dokumentasi jenis-jenis kegiatan olahraga; b. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga; c. Membangun fasilitas, sarana dan prasarana olahraga; d. Membangun fasilitas bantuan pembinaan dan pengembangan keolahragaan lintas sektor, lintas bidang pemerintah dan non pemerintah/swata; e. Menyelenggarakan event-event olahraga, festival, kompetisi, pertandingan, lomba guna memacu pengembangan bibit-bibit olahraga yang berbakat dan berprestasi; f.
Melaksanakan pencatatan rekor dan prestasi keolahragaan yang dapat dicapai masyarakat;
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan dibidang keolahragaan masyarakat; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. 7.2 Seksi Bina Prestasi dan Olahraga Seksi Bina Prestasi dan Olahraga, mempunyai tugas : a. Melaksanakan pengumpulan data/ pendataan, identifikasi, inventarisasi dokumen prestasi olahraga siswa/pelajar, mahasiswa, pemuda dan masyarakat; b. Melaksanakan pendataan, identifikasi, inventarisasi dan dokumentasi organisasi/ lembaga keolahragaan yang ada di daerah; c. Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga dan organisasi/lembaga keolahragaan;
21
d. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan serta kesejahteraan pelaku olahraga yang berprestasi dan berjasa, dengan penghargaan dan pemberian anugrah prestasi olahraga; e. Menyiapkan sarana dan prasarana pembinaan prestasi olahraga dan berbagai cabang olahraga termasuk olahraga tradisional; f.
Melaksanakan pemeliharaan dan pengelolaan peralatan, fasilitas dan sarana olahraga seperti gedung olahraga, lapangan olahraga, stadion, kolam renang, dan lain-lain untuk kepentingan pembinaan atlet dan prestasi olahraga;
g. Melaksanakan pembinaan dan pengiriman atlet olahraga berprestasi ke jenjang kompetisi yang lebih besar, skala antar daerah/kota, Propinsi maupun Nasional; h. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan manajemen organisasi/lembaga keolahragaan; i.
Memfasilitasi kerjasama lintas sektor, lintas bidang serta lintas organisasi / lembaga keolahragaan baik pemerintah dan swasta dalam rangka membina prestasi olahraga;
j.
Koordinasi pembinaan dan pengembangan atlit berprestasi dengan KONI setempat atau lembaga lain yang sejenis yang merupakan wadah pengembangan atlit berprestasi;
k. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi bidang bina prestasi dan organisasi olahraga; l.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Unit Pelaksana Teknis Dinas 8.1 UPTD Pengelola Obyek Wisata Goa dan Pemandian Air Hangat UPT Pengelola Obyek Wisata Goa dan Pemandian Air Hangat sebagaimana dimaksud adalah merupakan unsur pelaksana teknis operasional dan teknis penunjang di bidang Pengelola Obyek Wisata Goa dan Pemandian Air Hangat. UPT Pengelola Obyek Wisata Goa dan Pemandian Air Hangat, mempunyai tugas : a. Menyusun kebutuhan dan pengadaan sarana administrasi barang-barang keperluan Unit Pengelola Obyek Wisata Goa dan Pemandian Air Hangat;
22
b. Melaksanakan pemeliharaan, menjaga keamanan dan kelestarian obyek wisata, benda-benda, fasilitas dan sumber daya alam sekitarnya yang menjadi kewenangannya; c. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan penjualan karcis retribusi masuk sampai penyetoran sesuai dengan ketentuanyang berlaku serta memberikan pelayanan pengunjung dengan sebaik-baiknya; d. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Pengelola Obyek Wisata Goa dan Pemandian Air Hangat; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan bertanggungjawab kepada Kepala UPT Pengelola Obyek Wisata Goad dan Pemandian Air Hangat. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian UPT Pengelola Obyek Wisata Goa dan Pemandian Air Hangat di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan. 8.2 UPT Pengelola Obyek Wisata Pantai UPT Pengelola Obyek Wisata Pantai mempunyai tugas : f.
Menyusun kebutuhan dan pengadaan sarana administrasi barang-barang keperluan Unit Pengelola Obyek Wisata Pantai;
g.
Melaksanakan pemeliharaan, menjaga keamanan, menjaga kelestarian, bendabenda, fasilitas dan sumber daya alam sekitarnya yang menjadi wewenangnya;
h.
Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan penjualan karcis retribusi masuk sampai penyetoran sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memberikan pelayanan pengunjung dengan sebaik-baiknya;
i.
Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan obyek wisata pantai;
j.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya.
23
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan bertanggungjawab kepada Kepala UPT Pengelola Usaha Obyek Wisata Pantai. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian UPT Pengelola Obyek Wisata Pantai di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan. 9.
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan tugas Dinas
kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk. Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud diatas diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai Peraturan daerah Kabupaten Pacitan Nomor 20 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Pacitan, maka struktur Organisasi Dinas kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga dapat digambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut :
24
2.2 Sumber Daya SKPD 1. Sumber Daya Manusia Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga terdiri dari jabatan 1 Kepala Dinas (Pejabat Eselon II.b), 1 Sekretaris (Eselon III.a), 3 Kepala Bidang (Eselon III.b), 11 Kepala Sub Bagian dan Seksi (Eselon IV.a dan IV.b). Personil keseluruhan orang sejumlah 157 orang, terdiri dari PNS 64 orang (40,7%), dan honorer 1 orang (0,63 %) dan tenaga harian sebanyak 90 orang (57 % ) . Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki 142 orang (78,9%) dan perempuan 15 orang (9,5 %). Berdasarkan golongan ruang terdiri dari dari : Golongan 1/b sejumlah 1 orang ( 0,63% ) Golongan I/c sejumlah 1 orang ( 0,63%) Golongan I/d sejumlah 2 orang (01,2 %), Golongan II/a 5 orang ( 3,1 % ) II/b 10 orang ( 6,3 %), Golongan II/c 3 orang (1,9 %), Golongan II/d 1 orang (0,63 %), Golongan III/a 10 orang (6,3 %), Golongan III/b 7 orang (4,4 %), Golongan III/c 5 orang (3,1%), Golongan III/d 12 orang (7,6 %), Golongan IV/a 5 orang (3,1 %), Golongan IV/b 1 orang orang (0,63 %), Golongan IV/c 1 orang (0,63 %). Daftar nominatif pegawai berdasarkan golongan ruang dapat dilihat pada Tabel II.2 dan grafik perbandingan pegawai berdasarkan golongan ruang pada Gambar 2.1. sedangkan daftar nominative pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada table II.2 dan grafik perbandingan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pada Gambar 2.2.
25
Tabel 2.1 DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA HONORER BERDASARKAN GOLONGAN RUANG DAN JENIS KELAMIN GO-
GOSEKRE-
BI-DANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
UPT
UPT
JUM-
TO-
LO-
TARIAT
PEMUDA
OLAH
GOA &
PAN-
LAH
TAL
RAGA
AIR
TAI
KEBU
PRO-
PENGEM
NGAN/
DA-
MOSI
BANGAN
RU-
YAAN
HANG-
ANG
AT L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
I/a
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
I/b
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
-
1
I/c
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
-
1
I/d
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
2
-
2
II/a
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
2
-
4
1
5
II/b
2
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
4
-
2
-
9
1
10
II/c
-
1
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
2
1
3
II/d
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
III/a
1
1
1
-
-
1
-
-
1
-
1
-
-
-
4
-
8
2
10
III/b
3
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
4
3
7
III/c
-
-
1
-
-
-
1
-
1
-
-
-
1
-
1
-
5
-
5
III/d
1
2
1
-
2
-
2
-
1
-
1
2
-
-
-
-
8
4
12
IV/a
-
-
2
-
1
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
4
1
5
IV/b
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
IV/c
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
IV/d
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
IV/e
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Hono-rer
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
1
10
9
5
-
4
2
4
1
4
-
2
3
10
11
-
50
15
-
JUMLAH TOTAL
65
26
16.00% 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% I/a
I/c
II/a
II/c
III/a
III/c
IV/a
IV/c
IV/e
Gambar 2.2 Grafik Perbandingan Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Tabel 2.2 Daftar Nominatif Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan PENDIDIKAN
SEKRE-
BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
UPT
UPT
TARIAT
KEBU-
PROMOSI
PENGEM-
PEMUDA
OLAH
GOA & AIR
PANTAI
RAGA
HANGAT
DA-
BANGAN
JUMLAH
TOTAL
YAAN L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
SD/MI
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
2
-
2
SLTP/MTS
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
2
-
4
-
7
1
8
SLA/MA
4
2
1
-
2
-
1
-
-
-
1
-
6
-
4
-
19
2
21
D1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
D2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
D3
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
S1
3
4
3
-
1
1
3
-
3
-
-
3
1
-
2
-
15
9
24
S2
1
1
1
-
1
-
-
1
1
-
1
-
-
-
-
-
5
2
7
10
9
5
-
4
2
4
1
4
-
2
3
9
-
11
-
48
JUMLAH TOTAL
64
27
40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% SD/MI
SLTA/MA
D2
S1 Pegawai Disbudparpora
Gambar 2.2. Grafik Perbandingan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2. Sarana dan Prasarana Dalam melaksanakan tugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga didukung sarana dan prasarana sebagaimana Tabel II.3 berikut : Tabel 2.3 Daftar Sarana Dan Prasarana Perkantoran Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga NO
JENIS SARANA DAN PRASARANA
JUMLAH (buah)
1.
Tanah bangunan gedung kantor
1
2.
Tanah bangunan olahraga
2
3.
Tanah bangunan wisata
18
4.
Tempat Pos Penjagaan Retribusi
5
5.
Gardu pandang
5
28
6.
MCK
9
7.
Kendaraan roda empat
1
8.
Kendaraan roda empat (pick up)
1
10.
Kendaraan roda dua
18
11.
Jet Sky
2
12.
Mesin Potong Rumput
1
13.
Mesin ketik manual
2
14.
Rak kayu
4
15.
Filling
12
16.
Brand Kas
1
17.
Lemari Arsip
12
18.
Papan visuil
5
19.
Meja
59
20.
Kursi
109
21.
Zice
2
22.
Meja Resepsionis
2
23.
Bangku tunggu
2
24.
Meja Komputer
6
25.
AC
1
26.
Kipas Angin
3
27.
Televisi
1
28.
Emergency Lamp
1
29.
Duratran
2
30.
Komputer unit/jaringan
4
31.
Personal Komputer
11
32.
Laptop
5
33.
Notebook
1
34.
Mainframe/server
1
35.
Printer
3
36.
Scanner
1
29
37.
Proyektor + Attachment (Peralatan Studio Visual)
3
38.
Equalizer
1
39.
Microphone Floor Stand
7
40.
Hum/cable Conpensator
2
41.
Battery Charger
2
42.
Alat Studio Lainnya
23
43.
Power Supply (Peralatan Studio Video Film)
5
44.
Handycame
1
45.
Camera Electronic
2
46.
Rak Peralatan (Peralatan Studio Video Film)
2
47.
Camera Film
2
48.
Lensa Camera
2
49.
Mixer PVC
1
50.
Sound System (alat komunikasi telepon)
1
51.
Pesawat Telepon
1
52.
Handy Talki
4
53.
Faksimili
1
54.
Wireless Amplifier (alat komunikasi sosial)
1
55.
Alat khusus bahari
1
56.
Sarana Prasarana Showroom
1
57.
Kolam renang
2
58.
Tempat Wisata Air/ Pantai
4
59.
Mess/Wisma/Bungalow
1
60.
Sejarah (Buku & Perpustakaan)
1
61.
Alat Musik Band
1
62.
Alat Musik Nasional/Daerah
6
63.
Alat Drumband
1
64.
Maket
1
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 1. Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesenian
30
Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.106/HK.501/MKP/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian, maka terbagi dalam 2 jenis pelayanan dasar, yaitu : 1) Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Bidang Kesenian, dengan Indikator Pelayanan Minimal antara lain : a)
Cakupan Kajian Seni yang mana kegiatan yang dilaksanakan bersifat kajian ilmiah seperti seminar, sarasehan, diskusi, bengkel seni (workshop), penyerapan narasumber, studi kepustakaan, penggalian, Eakseperimentasi, Rekonstruksi,
Revitalisasi,
Konservasi,
Studi
Banding,
Inventarisasi,
dokumentasi dan Pengemasan bahan kajian. 15 (Lima belas ) cakupan kajian senii tersebut pada tingkat Kabupaten diwajibkan mempunyai minimal 50 % dari seluruh kegiatan yang menjadi cakupan kajian seni sampai tahun 2014, atau 8 cakupan kajisn seni yang harus dilaksanakan sampai dengan tahun 2014. Sampai dengan tahun 2012
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Pacitan, target cakupan kajian seni adalah 4 cakupan kajian seni. Sedangkan realisasi cakupan kajian seni tahun 2012 adalah 4 cakupan yaitu : Seminar, sarasehan, Diskusi dan inventarisasi
sehingga
tagrget tahun 2012 telah tercapai / terpenuhi sebesar 100 %. b)
Cakupan Fasilitasi Seni dengan jenis-jenis fasilitasi dalam perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan bidang kesenian adalah penyuluhan substansial maupun teknik, pemberian bantuan, bimbingan organisasi, kaderisasi, promosi, penerbitan dan pendokumentasian dan kritik seni.
7
( tujuh ) cakupan fasilitasi seni tersebut pada tingkat Kabupaten minimal melaksanakan 30% dari seluruh kegiatan yang menjadi cakupan kajian fasilitasi seni sampai tahun 2014. Target
kinerja cakupan fasilitasi seni kabupaten
pacitan sebesar 3 cakupan fasilitasi seni. Dalam hal ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan pada tahun 2012 telah mencapai kinerja sebesar 3 kali cakupan sehingga target yang telah ditetapkan telah tercapai sebesar 100%. c)
Cakupan Gelar Seni dengan wujud yang
antara lain adalah pergelaran,
pameran, festival dan lomba. 4 ( empat ) cakupan gelar seni tersebut pada
31
tingkat Kabupaten minimal melaksanakan 75% dari seluruh kegiatan yang menjadi cakupan kajian fasilitasi seni sampai tahun 2014. Target
kinerja
cakupan fasilitasi seni kabupaten pacitan sebesar 3 cakupan gelar seni. Dalam hal ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan pada tahun 2012 telah mencapai kinerja sebesar 3 kali cakupan gelar seni sehingga target yang telah ditetapkan telah tercapai sebesar 100%. d)
Misi Kesenian, yang diwujudkan dalam pelaksanaan misi kesenian yaitu dalam rangka pelaksanaan kegiatan pertukaran budaya yang berupa , diplomasi dan promosi kesenian di luar daerahnya. Target kinerja ini pada tingkat Kabupaten minimal melaksanakan satu kali dalam satu tahun dengan nilai 100% dari seluruh kegiatan misi kesenian tahun 2014. Target kinerja cakupan fasilitasi seni kabupaten pacitan tahun 2012 adalah sebesar 2 kali. Dalam hal ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan pada tahun 2012 telah mencapai kinerja sebesar 2 kali kegiatan yaitu : 1. Pengiriman Duta seni dan gelar seni budaya ke Luar daerah 2. Festifal seni kawasan selatan-selatan ( FKKS) Sehingga target yang telah ditetapkan dalam misi kesenian telah tercapai sebesar 200 %.
2) Sarana dan Prasarana, dengan Indikator SPM antara lain : a)
Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian, kegiatan yang mencakup sumber daya
manusia
kesenian
adalah
berbagai
kegiatan
pengembangan, dan pemanfaatan seni, kegiayan ini sangat
perlindungan diperlukan
kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesenian seperti sarjana seni, pakar seni, pamong budaya, seniman/budayawan, kritikus, insan media massa, pengusaha dan penyandang dana. 8 (delapan) cakupan sumber daya kesenian dimaksud target nasional minimal 25% dari cakupan dapat dilaksanakan di Kabupaten sampai dengan batas waktu tahun 2014. Target kinerja Kabupaten Pacitan tahun 2012 sebesar 2 cakupan sumber daya manusia kesenian , sedangkan capaian kinerja
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Pacitan pada tahun 2012 telah melaksanakan 2 cakupan sumberdaya manusia kesenian yaitu Seniman / budayawan dan insan media
32
b)
masa, sehingga mencapai kinerja pada cakupan sumber daya kesenian pada tahun 2012 ini adalah sebesar 100 %.
c)
Cakupan Tempat, Pemerintah Kabupaten berkewajiban menyediakan minimal tempat untuk menggelar seni pertunjukan dan untuk pameran dan tempat memasarkan karya seni untuk mengembangkan industri budaya. Target nasional di Kabupaten minimal menyediakan satu tempat yang mudah dicapai oleh masyarakat, dapat berupa gedung kesenian atau fasilitas- fasilitas lain yang memungkinkan dan satu buah tempat untuk memasarkan karya seni , target ini sampai dengan tahun 2014.
Dalam hal ini Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan sampai dengan tahun 2012 belum memiliki gedung kesenian
akan tetapi mempunayai gedung
serbaguna GASIBU fasilitas gedung tersebut dapat digunakan sebagai tempat untuk memasarkan karya seni dan untuk pagelaran pertunjukan. Target kinerja cakupan tempat seni di kabupaten pacitan pada tahun 2012 adalah 1 cakupan tempat, sehingga dengan adanya gedung serba guna GASIBU dimaksud kabupaten Pacitan sudah mencapai target kinerja yang ditetapkan tahun 2012 sebesar 100%. d)
Cakupan Organisasi, Terget Nasional pada cakupan Organisasi Kesenian sampai dengan tahun 2014 adalah sebesar 34 % dari 2 cakupan
yaitu
Kabupaten membentuk organisasi struktural yang menangani kesenian dan Lembaga dewan kesenian. Kabupaten Pacitan dalam hal ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan pada tahun 2012 emncantumkan target kinerja sebesar 1 cakupan organisasi yaitu pembentukan Organisasi
struktural
Dinas
Kebudayaan
Pariwisata
Pemuda
dan
Olahraga.sebagai pelaksana teknis bidang kesenian. Sehingga target kinerja pada cakupan organisasi kesenian pada tahun 2012 telah mencapai 100 %.
33
2. Indikator Kinerja Kunci (Permendagri No.54 Tahun 2010) Secara umum angka Indikator Kinerja berdasarkan Permendagri No. 54 Tahun 2010 pada periode tahun 2010 hingga tahun 2012 selalu mengalami peningkatan. Indikator kinerja Kunjungan Wisata . Rumusan indikator jumlah capaian kinerja kunjungan wisata di Kabupaten dibagi jumlah seluruh kunjungan wisata x 1000.Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 487.855 sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 pada indikator jumlah kunjungan wisata sebesar 512.274. target t kinerja pada indikator kunjungan wisata tahun 2012 sebesar 537.859, sedangkan relisasi jumlah kunjungan wisata tahun 2012 sebesar 655.643. peningkatan capaian kinerja pada indikator kinerja jumlah kunjungan wisata pada tahun 2012 sebesar 121 %. anggaka peningkatan kunjungan wisata sebesar 117.784 atau sebesar 21% Indikator kinerja
Persentase kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
indikator ini mengalami perubahan pada saat perubahan RPJMD, hal tersebut dikarenakan perhitungan total PDRB di kabupaten Pacitan sering mengalami keterlambatan, sehingga pada perubahan RPJMD di cantumpak indikator yang lebih spesifik yaitu kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD
diharapkan dengan indikator tersebut kontribusi sektor
pariwisata akan lebih terukur dan lebih nampak, serta dalam perhitungannya akan lebih mudah. Kondisi kinerja awal periode tahun 2010 target RPJMD sebesar Rp.1.393.149.000 sedangkan realisasi capaian kinerja pada tahun 2011 sebesar 1.802.458.500, Target kinerja kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD pada tahun 2012 sebesar
Rp.
2.065.085.800 sedangkan realisasi kontribusi sektor Pariwisata terhadap PAD pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 2.074.482.500 peningkatan capaian pada inikator kinerja kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD
sebesar 100,45 %
angka peningkatan
sebesar 9.396.700 atau sebesar 0,45 %. Indikator kinerja
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
indikator ini
mengalami perubahan pada saat perubahan RPJMD menjadi Penyelenggaraan festival seni budaya dan agama . Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 17, sedangkan realisasi capaian kinerja pada tahun 2011
sebesar 18. Target kinerja
penyelenggaraan festival seni budaya dan agama pada tahun 2012 sebesar 19 festival, sedangkan relisasi kinerja tahun 2012 sebesar 24 peningkatan capaian kinerja pada indikator penyelenggaraan festival seni budaya dan agama sebesar 126,31% angka
34
peningkatan sebesar 5 atau sebesar 26,31 % kenaikan yang ada cukup seknifikan bila dibandingkan dengan target yag ditetapkan pada tahun 2012. Indikator Kinerja sarana penyelengaraan seni dan budaya . Kondisi kinerja awal tahun 2010 pada indikator kinerja sarana penyelenggaraan seni dan budaya sebesar 32 sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 sebesar 42, Target kinerja pada indikator kinerja penyelenggaraan seni dan budaya pada tahun 2012 sebesar 39, sedangkan realisasi kinerja pada tahun 2012 sebesar 44 sehingga prosentase capaian kinerja padaindikaror kinerja sarana penyelenggaraan seni dan budaya tahun 2012 sebesar 112,82%. Angka kenikan sebesar 5 atau sebesar 12,82 % dari target kinerja yang ditetapkan tahun 2012. Indikator Kinerja Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan. Rumusan indikator jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikaan dibagi total benda situs dan kawasan yang dimiliki daerah x 1000. Kondisi kinerja awal periode tahun 2010 sebesar 266, sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 sebesar 266. Sedangkan target kinerja pada indikator kinerja benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan pada tahun 2012 sebasar 266 dan realisasi capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar 266. Relisasi capaian kinerja pada indikator benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilesatikan pada tahun 2011 dan tahun 2012 adalah sama, bahkan kondisi ini masih tetap sama dengan kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010. Akan tetapi meski demikian, angka tersebut masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Indikator kinerja jumlah group kesenian Kondisi kinerja awal periode tahun 2010 sebesar 14, sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 sebesar 18. Target kinerja pada indikator kinerja gruop kesenian
tahun 2012 sebasar 17. Sedangkan realisasi
capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar 24. sehingga prosentase capaian kinerja pada indikaror kinerja jumlah groub kesenian tahun 2012 sebesar 141% . angka peningkatan i capaian kinerja pada indikator group kesenian tahun 2012 sebesar 7 atau
41 % dari
target kinerja yang ditetapkan tahun 2012. Indikator kinerja jumlah gedung kesenian Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 1 adapun realisasi capaian kinerja tahun 2011 sebesar 1, sedangkan target kinerja pada indikator jumlah gedung kesenian pada tahun 2012 adalah sebesar 1
35
adapun angka capaian kinerja pada indikator tahun 2012 sebesar 1. Capaian kinerja pada indikator jumlah gedung kesenian mulai dari kinerja awal RPJMD sampai dengan tahun 2012 tidak mengalami peningkatan. Meski demikian persentase capaian kinerja adalah sebesar 100% karena pada tahun tersebut angka capaian sudah sesuai dengan target yang ditetapkan. Indikator Jumalah seniman dan budayawan yang dibina Indikator ini belum tercantum pada kinerja awal RPJMD tahun 2010, indikator kinerja seniman dan budayawan yang dibina baru tercantum pada perubahan RPJMD. Sedangkan target capaian kinerja pada inikator kinerja seniman dan budayawan yang dibina baru tercantum pada tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan kegitan yang mendukung target kinerja ini baru akan dilaksanakan tahun 2014. Indikator jumlah organisasi pemuda, Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 12, sedangkan realisasi capaian kinerja pada tahun 2011 sebesar 12, Target capaian kinerja pada indikator kinerja jumlah organisasi pemuda pada tahun 2012 sebesar 14 organisasi, sedangkan realisasi capaian kinerja jumlah organisasi pemuda pada tahun 2012 sebesar 16 organisasi. Sehingga prosentase capaian kinerja pada indikaror kinerja jumlah organisasi pemuda tahun 2012 sebesar 114,3%. Angka capaian kinerja sebesar 2 atau sebesar 14,3% dari target kinerja tahun 2012. Indikator jumlah Organisasi olah raga, Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 16 adapun realisasi capaian kinerja tahun 2011 sebesar 17, sedangkan
target kinerja pada indikator jumlah organisasi olah raga pada tahun 2012
adalah sebesar 17 adapun angka capaian kinerja pada indikator ini sebesar 17. Capaian kinerja pada
indikator jumlah organisasi olah raga tahun 2012
tidak mengalami
peningkatan. Meski demikian persentase capaian kinerja adalah sebesar 100% karena pada tahun tersebut angka capaian sudah sesuai dengan target yang ditetapkan. Indikator Jumlah Kegaiatan Kepemudaan . Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 12 , sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 sebesar 21, Target capaian kinerja pada indikator kinerja jumlah kegiatan kepemudaan pada tahun 2012 ditetapkan target sebesar 22. sedangkan angka realisasi capaian kinerja pada tahun 2012
adalah sebesar 25. Sehingga prosentase capaian kinerja pada indikaror
kinerja jumlah jumlah kegiatan kepemudaan
tahun 2012 sebesar 108,7%. Hal ini
36
mengalami peningkatan angka sebesar 3, dengan prosentase sebesar 8,7 % dari target capaian kinerja yang ditetapkan tahun 2012 Idikator jumlah kegiatan olah raga. Kondisi kenerja awal RPJMD tahun 2010 sebesar 20, sedangkan realisasi capaian kenerja pada tahun 2011 sebesar 26, terget capaian kinerja pada indikator jumlah kegiatan olah raga tahun 2012 adalah sebesar 24 sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator kinerja jumlah kegiatan olah raga tahun 2012 sebesar 26,
sehingga peningkatan capaian kinerja sebasar 108,33 %. Angka
peningkatan capaian kinerja tahun 2012 adalah sebesar 2, sedangkan prosentasenya sebesar 8,33% realisasi capaian kinerja tahun 2012 mengalami peningkatan dari target yang ditetapkan pada tahun 2012. Indikator jumlah Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) .Runusan indikator jumlah gelanggng / balai remaja ( selain milik swasta ) adalah jumlah gelanggang / balai remaja di kiabupaten pacitan dibagi jumlah Penduduk x 100. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 sebesar 171, sedangkan realisasi capaian kinerja pada tahun 2011 adalah sebesar 176.Target capaian kinerja pada indikator jumlah gelanggang / balai remaja ( selain milik swasta ) pada tahun 2012 sebesar 178, adapun realisasi capaian kinerja tahun 2012 sebesar 178, angka capaian kenerja pada indikator jumlah gelanggang / balai remaja ( selain milik swasta ) pada tahun 2012 antara target dan capaiannya sama yaitu
sebesar 178. Dengan prosentase sebesar 100 %. Akan tetapi meski demikian,
angka tersebut masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Indikator jumlah Lapangan Olah raga . Rumusan indikator adalah jumlah lapangan olah raga yang ada di kabupaten pacitan dibagi jumlah penduduk kali 1000. Kondisi kinerja awal perode RPJMD tahun 2010 sebesar 140, sedangkan relaisas capaian kinerja pada tahun 2011 adalah sebesar 162, Target Capaian kinerja pada tahun 2012 pada indikator jumlah lapangan olah raga sebesar 160,sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2012 sebesar 160. Angka capaian kinerja dan target kinerja pada indikator jumlah lapangan olah raga pada tahun 2012 tidak mengalami peningkatan, atau tetap sebesar 100 %. Akan tetapi meski demikian, angka tersebut masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
37
Indikator jumlah penyelanggaraan kejuaraan olah raga tingkat Kabupaten. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 16. Sedangkan realisasi tahun 2011 adalah sebesar 26. Target capaian kinerja pada indikator
jumlah
penyelenggaraan kejuaraan olah raga tingkat kabupaten pada tahun 2012 sebesar 27 sedangkan realisasi kinerja jumlah penyelenggaraan kejuaraan olah raga tingkat kabupaten sebesar 30. Sehingga prosentase capaian kinerja pada indikaror kinerja jumlah penyelenggaraan kejuaraan olah raga
tahun 2012 sebesar 111,11%.
Angka capain
kinerja tersebut mengalami peningkatan sebesar 3 dengan prosentase sebesar 11,1%. dari target kinerja pada indikator kinerja jumlah penyelenggaraan kejuaraan olah raga tingkat Kabupaten tahun 2012. Indikator Jumlah jenis olah raga berprestasi. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 8 sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesaar 12. Target capaian kinerja pada indikator jumlah jenis olah raga berprestasi tahun 2012 sebesar 13 sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator jumlah jenis olah raga yang berprestasi tahun 2012 sebesar 16. Sehingga prosentase capaian kinerja pada indikaror kinerja jumlah jumlah jenis olah raga berprestasi 2012 sebesar 123,1%.
tahun
Angka capaian kinerja ini mengalami peningkatan sebesar 3,
dengan prosentase sebesar 23,1% dari target kinerja indikator kinerja jumlah jenis olah raga berprestasi tahun 2012. Indikator Jumlah Klub Olahraga Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 72 sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesaar 80. Target capaian kinerja pada indikator jumlah klub olahraga tahun 2012 sebesar 115 sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator jumlah klub olah raga tahun 2012 sebesar 80 club. Sehingga prosentase capaian kinerja pada indikaror kinerja jumlah klub olah raga tahun 2012 sebesar 69,6%. Indikator kinerja ini tidak bisa mencapai target ebagaimana target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012 sebesar 30.4 % Indikator Jumlah gedung olah raga. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 3 sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesaar 3. Target capaian kinerja pada indikator jumlah gedung olah raga tahun 2012 sebesar 4 sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator jumlah gedung olah raga tahun 2012 sebesar 4. Angka capaian kinerja dan target kinerja pada indikator jumlah gedung olah
38
raga pada tahun 2012 tidak mengalami peningkatan, atau tetap sebesar 4 gedung dengan prosentase sebesar 100 %. Akan tetapi meski demikian, angka tersebut masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Indikator prosentase Organisasi Pemuda yang dibina. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 73,68 % sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesar 78,95 % . Target capaian kinerja pada indikator perosentase Organisasi Pemuda yang dibina tahun 2012 sebesar 80 % sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator organisasi pemuda yang dibina sebesar 82,9. % prosentase capaian kinerja ini mengalami peningkatan sebesar 2,9 % dari target kinerja indikator kinerja pada tahun 2012. Indikator Prosentase Kenakan Remaja dan penyalahgunaan Narkoba. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 30,7 % sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesar 30,7% . Target capaian kinerja pada indikator perosentase kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba tahun 2012 sebesar 0 % sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator penyalahgunaan narkoba sebesar 0 %
prosentase kenakalan remaja dan
hal tersebut dikarenakan pada tahun 2012
kegiatan yang mendukung capaian kinerja kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba tidak teranggarkan pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga dikarenakan program kerja dan kegiatan mengalami dabling anggaran dengan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sehingga capaian kinerja pada indikator ini tidak dapat dilaksanakan. Indikator Prosentase Jenis Olah Raga yang berprestasi. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 30 % sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesar 35 % . Target capaian kinerja pada indikator perosentase jenis olah raga yang berprestasi kinerja pada indikator prosentase peningkatan
tahun 2012 sebesar
37 % sedangkan realisasi capaian
prosentase jenis olah raga yang berprestasi sebesar 40 % capaian kinerja pada jenis olah raga yang berprestasi di
kabupaten Pacitan adalah sebesar 3 % dari target kinerja tahun 2012 sebesar 37 %. Indikator Prosentase Olah Raga yang berkembang dimasyarakat.
Kondisi
kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 40 % sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesar 42 % . Target capaian kinerja pada indikator
39
perosentase olah raga yang berkembang dimasyarakat sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator
tahun 2012 sebesar prosentase
43 %
olah raga yang
berekbang di masyarakat sebesar 43 % prosentase peningkatan capaian kinerja pada olah raga yang berkembang di masyarakat di kabupaten Pacitan pada tahun 2012 tidak mengalami peningkatan, antara target kinerja dan realisasi capaian kinerja tahun 2012 adalah sama. Akan tetapi meski demikian, angka tersebut masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Indikator Prosentase sarana dan prasarana Olah Raga yang dibangun. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 25 % sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesar 33,33 % . Target capaian kinerja pada indikator perosentase sarana dan prasarana olah raga yang dibangun tahun 2012 sebesar 35 % sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator
prosentase sarana dan prasarana
olah raga yang di bangun sebesar 35 % prosentase peningkatan capaian kinerja pada sarana dan prasarana olah raga di bangun di kabupaten Pacitan pada tahun 2012 tidak mengalami peningkatan, antara target kinerja dan realisasi capaian kinerja tahun 2012 adalah sama. Akan tetapi meski demikian, angka tersebut masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Indikator kinerja prosentase jumlah obyek wisata yang layak jual Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 36,5 % sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesar 36,5 % . Target capaian kinerja pada indikator perosentase jumlah obyek wisata yang layak jual
tahun 2012 sebesar
37,5 %
sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator prosentase jumlah obyek wisata yang layak jual sebesar 38,33 % prosentase peningkatan capaian kinerja jumlah obyek wisata yang layak jual di kabupaten Pacitan pada tahun 2012 sebesar 0,83 %
sehingga
mengalami peningkatan dari target kinerja yang ditetapkan. Indikator persentase kemitraan promosi pariwisata dengan pihak luar / agency. Kondisi kinerja awal periode RPJMD tahun 2010 adalah sebesar 48,78 % sedangkan realisasi capaian kinerja tahun 2011 adalah sebesar 60 % . Target capaian kinerja pada indikator perosentase kemitraan promosi pariwisata dengan pihak luar / agency 2012 sebesar
61 % sedangkan realisasi capaian kinerja pada indikator
tahun
prosentase
kemitraan promosi pariwisata dengan pihak luar / agency sebesar 63 % prosentase
40
kemitraan promosi pariwisata dengan pihak luar / agency pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 2 % dari target kinerja yang ditetapkan tahun 2012. 2. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Suatu organisasi dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik bila didukung adanya anggaran (Sumber Daya Anggaran) untuk pelaksanaan kegiatan operasionalnya, sehingga anggaran atau pendanaan menjadi syarat mutlak terlaksananya program dan kegiatan guna mencapai sasaran dan target kinerja suatu organisasi. Anggaran untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pacitan tahun 2012 diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu Pendapatan, Belanja Tidak langsung dan Belanja Langsung. Pendapatan pada Dinas Kebudayaan, Papriwisata Pemuda dan Olah Raga pada tahun anggaran 2012 sebesar Rp. 1.761.090.100,00 , belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 3.171.222.353.00, Belanja Langsung sebesar Rp.2.342.250.000.00. Komponen Belanja Langsung meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal, sedangkan Komponen Belanja Tidak Langsung berupa Pegawai. Dalam periode Tahun 2007-2012 anggaran yang dialokasikan bagi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan adalah seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.4 berikut :
41
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan 1. Tantangan Pengembangan Pelayanan Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, meliputi : a.
Masih terbatasnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia/Aparatur Bidang Kepariwasataan maupun Kesenian. Besarnya potensi-potensi alam dan seni budaya yang dimiliki merupakan sesuatu hal yang membutuhkan kualitas SDM yang handal dalam rangka pembinaan, perlindungan dan pengembangan kegiatan kepariwisataan maupun seni budaya. Adanya SDM yang terbatas dari sisi kualitas maupun kuantitas mengakibatkan terhambatnya pelayanan maupun ketidakoptimalan capaian kinerja yang diperoleh.
b.
Terbatasnya penyelenggaraan kajian seni seperti seminar, sarasehan, diskusi, bengkel seni (workshop), penyerapan narasumber, studi kepustakaan, penggalian dan lain-lain. Kajian seni merupakan sarana bagi peningkatan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap karya seni dan budaya dan juga merupakan wahana kreativitas para seniman sehingga dengan terbatasnya penyelenggaraan kajian seni mengakibatkan terbatasnya edukasi seni budaya yang diberikan kepada masyarakat.
c.
Belum adanya tempat/gedung kesenian yang memadai untuk menggelar seni pertunjukan, pameran dan tempat memasarkan karya seni untuk mengembangkan industri budaya.
d.
Minimnya pengembangan fasilitas, sarana dan prasarana obyek daya tarik wisata dan belum memadainya dukungan transportasi dan infrastuktur.
e.
Terbatasnya dana sebagai ajang promosi pariwisata melalui media elektonik maupun media cetak yang berupa leaflet dan booklet dalam mendukung efektifitas pengembangan pemasaran pariwisata.
f.
Terbatasnya pemanfaatan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology/ICT) sebagai sarana pemasaran dan promosi.
42
Ketersediaan sarana ICT seperti internet, saluran telepon, broadband untuk mendukung aktivitas on line dari para wisatawan masih jauh dari memadai. Padahal sarana ICT sangat penting untuk meningkatkan efektifitas pemasaran dan distribusi pariwisata disamping memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses informasi. g.
Terbatasnya kemitraan dan kerjasama antara pemerintah daerah dan swasta termasuk masyarakat (public and private partnership) dalam pembangunan kepariwisataan. Kemitraan dan kerjasama antara pemerintah daerah, swasta (industri pariwisata) dan masyarakat, sangat diperlukan dalam mendorong pencapaian tujuan pembangunan kepariwisataan. Adapun sektor publik atau pemerintah daerah berperan dalam menyediakan infrastruktur dan kerangka regulasi yang mendorong swasta dan masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan kepariwisataan, sehingga diperlukan upaya pengembangan pola-pola kemitraan dan kerjasama yang efektif dan efisien guna mendukung hal tersebut.
h.
Rendahnya kualitas pemuda. Rendahnya kualitas pemuda ditandai oleh angka partisipasi pemuda dalam pendidikan yang masih rendah dan tingginya angka tingkat pengangguran terbuka pemuda oleh karena tidak sesuainya kompetensi dan kualifikasi pencari kerja dengan kebutuhan pasar kerja yang tersedia. Beberapa persoalan lain yang menandai kondisi pemuda saat ini antara lain persoalan rendahnya minat baca di kalangan pemuda, persoalan penyalahgunaan obat-obatan psikotropika dan narkotika, premanisme serta minimnya sarana dan prasarana kepemudaan. Selain itu wawasan kebangsaan, bela negara, cinta tanah air merupakan faktor yang perlu terus dipupuk dan ditanamkan di kalangan pemuda.
i.
Koordinasi antar organisasi pemuda dan pemberdayaan organisasi pemuda masih belum maksimal Minimnya program sinergis antar sektor dalam hal penyadaran pemberdayaan dan pengembangan pemuda mengakibatkan koordinasi antar organisasi pemuda masih belum maksimal. Inventarisasi organisasi kepemudaan,
43
kemahasiswaan dan kepelajaran yang masih terbatas, mutu pengelolaan organisasi kepemudaan yang masih rendah merupakan tantangan dalam pemberdayaan organisasi pemuda itu sendiri. j.
Rendahnya budaya olahraga Upaya membangun masyarakat yang sehat dan prestatif melalui pengenalan, pembudayaan dan pemasyarakatan olahraga terhadap masyarakat dihadapkan pada kenyataan, bahwa implementasi dan intervensi ke dalam masyarakat tidak mampu menghasilkan ”budaya berolahraga” yang membuat olahraga sebagai kebutuhan dasar hidup manusia dan masyarakat, seperti halnya makan, minum bernafas dan tidur.
k.
Masih lemahnya metode penelusuran dan pemanduan bakat, penjaringan yang berkesinambungan dan konsistensi pembinaan pada olahragawan berbakat usia muda. Banyak induk organisasi olahraga mengalami kesulitan dalam memelihara konsistensi pembibitan dan pembinaan olahragawan pada cabang olahraganya, karena disamping ”stock” atlet muda yang terbatas, juga kesempatan untuk melakukan penjaringan melalui kompetisi terbatas, dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah dana dan fasilitas pembinaan untuk mempertahankan kesinambungan pembinaan atlet-atlet berbakat yang berhasil dijaring juga sangat minim.
l.
Terbatasnya sarana prasarana kegiatan kepemudaan dan keolahragaan
2. Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Peluang yang dapat diupayakan dan dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, meliputi : a.
Tuntutan masyarakat akan pelayanan prima terhadap pelayanan publik mendorong untuk meningkatkan profesionalisme aparatur dan melakukan inovasi pelayanan;
b.
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.106/HK.501/MKP/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian, terutama untuk 2 (dua) pelayanan dasar seperti Perlindungan, Pengembangan
44
dan Pemanfaatan Bidang Kesenian dan Sarana dan Prasarana maka hambatan terhadap pelayananan tersebut bisa diminimalisir. c.
Keinginan masyarakat tertentu yang memiliki budaya dan nilai tradisional untuk melestarikan adat istiadat dan budaya merupakan peluang bagi Pacitan untuk mengembangkan nilai budaya dan tradisi sehingga dapat lebih memperkaya khasanah budaya nasional.
d.
Adanya kerjasama antar daerah ”PAWONSARI” (Kabupaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Wonosari), ”KARISMAPAWIROGO” (Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Ponorogo) serta GOLEK PAWON (Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri) yang membuka kesempatan bagi Kabupaten Pacitan untuk menjalin komunikasi dan bekerjasama dalam berbagai bidang dengan kabupaten-kabupaten tersebut sehingga hal ini berdampak positif bagi perkembangan daerah dan masyarakat Pacitan.
e.
Meningkatnya masyarakat yang sadar wisata dan mewujudkan SAPTA PESONA (Indah, Bersih, Sejuk, Aman, Tertib, Ramah Tamah dan Kenangan).
f.
Terbukanya komunitas, perkembangan teknologi informasi terhadap akses kepariwisataan secara global dan tanpa batas.
g.
Amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan,
Pembangunan Kepemudaan yang bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal3). h.
Amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yaitu bahwa tujuan pembangunan keolahragaan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina
45
persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa (Pasal 4). i.
Meningkatnya antusiasme dan peran serta masyarakat sebagai sumber, pelaksana, tenaga sukarela, penggerak, pengguna hasil dan pelayanan kegiatan olahraga yang berkembang di masyarakat.
j.
Meningkatnya pengembangan produksi, jual beli, atau penyewaan prasarana dan sarana olahraga, serta jasa penjualan kegiatan olahraga secara profesional dalam rangka pengembangan industri olahraga.
46
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 1.
Permasalahan Bidang Kebudayaan Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang kebudayaan adalah sebagai
berikut : 1. Belum berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap nilai dan keragaman budaya 2. Kualitas pengelolaan, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya seperti Benda Cagar Budaya perlu dioptimalkan. 3. Terbatasnya dukungan peraturan perundangan-undangan yang mengatur tentang kebudayaan. 4. Terbatasnya sarana dan prasarana kesenian seperti galeri atau gedung kesenian 5. Belum optimalnya hasil penelitian dan pengembangan kebudayaan 6. Terbatasnya kemampuan pendanaan 7. Terbatasnya sumber daya manusia di bidang kebudayaan yang berkualitas 8. Perlu adanya semacam seniman/sarasehan/pelatihan bagi seniman ataupun budayawan daerah. 9. Belum optimalnya koordinasi antar instansi di tingkat pusat dan daerah, serta belum optimalnya kerjasama antar pihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
2.
Permasalahan Bidang Pengembangan Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang pengembangan adalah
sebagai berikut : 1. Pengembangan fasilitas destinasi pariwisata masih belum optimal. 2. Sarana dan prasarana pendukung pariwisata seperti akses jalan menuju destinasi dan amenitas belum memadai.
47
3. Beberapa obyek dan daya tarik wisata masih belum terjangkau oleh sarana telekomunikasi. 4. Pembinaan pelaku pariwisata belum maksimal terutama dalam hal Sapta Pesona, Pelayanan Prima maupun Kesadaran terhadap Pelestarian Lingkungan 5. Minimnya sarana dan prasarana di obyek dan daya tarik wisata. 3. Permasalahan Bidang Promosi Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang promosi adalah sebagai berikut : 1. Minimnya fasilitas website sebagai media promosi. 2. Minimnya sarana penunjang promosi seperti leaflet dan booklet 3. Kurangnya promosi melalui media cetak dan media elektronik. 4. Kurangnya pameran produksi unggulan dan obyek daya tarik wisata ke luar daerah. 5. Rendahnya Sumber Daya Manusia di bidang promosi, disamping juga rendahnya penguasaan di bidang Teknologi Informasi. 6. Kemitraan antar pemangku kepentingan dalam melakukan pemasaran dan promosi belum optimal. 3.1.4. Permasalahan Bidang Pemuda Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang pemuda adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya kualitas pemuda, baik dari sisi rendahya pendidikan dan ketrampilan hidup maupun tingginya tingkat pengangguran usia produktif. 2. Terbatasnya penyelenggaraan kegitan guna peningkatan peran serta kepemudaan. 2. Koordinasi antar organisasi pemuda dan pemberdayaan organisasi pemuda belum maksimal. 3. Pendataan organisasi kepemudaan masih terbatas. 4. Belum memadainya sarana dan prasarana bagi pemuda untuk mengembangkan bakat, minat dalam berkreasi dan berprestasi.
48
3.1.5
Permasalahan Bidang Olahraga Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang olahraga adalah sebagai
berikut : 1.
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olah Raga yang dilakukan oleh Bidang Olah Raga masih belum maksimal.
2.
Program dan kegiatan yang dilaksananakan Bidang Olah Raga Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan selalu berbenturan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan.
3.
Pemeliharaan sarana dan prasarana Olah Raga sering berbenturan dengan berbagai pihak, terkesan diabaikan oleh karena Dinas kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan tidak memungut retribusinya.
4.
Perijinan sarana dan prasarana Olah Raga belum bisa dilaksanakan secara maksimal oleh karena masih ditangani oleh Kantor Pelayanan dan Perijinan Kabupaten Pacitan.
5.
Pembinaan Olah Raga Prestasi dan Olah Raga Masyarakat kurang maksimal karena kurang proaktifnya Cabang Olahraga dalam pembinaan dan pelaporan kegiatannya.
6.
Terbatasnya pendanaan dari pemerintah daerah dan masyarakat yang mengakibatkan keikutsertaan olahragawan dalam kejuaran di tingkat daerah maupun regional sangat kurang sehingga berakibat kurangnya pengalaman, fisik, mental, teknik dan taktik bertanding dibanding olahragawan di daerah lain.
7.
Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar organisasi yang menangani olahraga
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Penyusunan Rencana Strategis SKPD sangat dipengaruhi dan merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Pacitan sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016.
49
Visi Kabupaten Pacitan : ”TERWUJUDNYA MASYARAKAT PACITAN YANG SEJAHTERA” Misi Kabupaten Pacitan : Sesuai dengan visi ”Terwujudnya Masyarakat Pacitan yang Sejahtera”, maka ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Pacitan 2011-2016 sebagai upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visi, sebagaimana berikut : Misi 1 : Profesionalisme birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Misi 2 :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Misi 3 : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat. Misi 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan. Misi 5 :
Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
Misi 6 : Pengembangan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian, dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama. Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah memberikan gambaran peran serta keterlibatan langsung Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. Hal ini ditunjukkan melalui : a. Pernyataan misi ke 3 : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat. Pada misi ketiga ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga berperan dalam pembentukan nilai dan perilaku positif masyarakat melalui pembangunan kepemudaan dan olahraga yang diyakini mampu menghasilkan mutu SDM yang produktif, memiliki daya saing dan prestasi secara prima. Sehingga apabila kepemudaan dan keolahragaan diperkenalkan, dibudayakan dan digalakkan pada
50
generasi muda sejak usia dini, akan menjadi modal dasar dan sumber daya pembangunan yang penting artinya bagi ketahanan nasional dan kesiapan seluruh bangsa Indonesia, untuk meraih keunggulan daya saing masyarakat Indonesia pada masa mendatang. b. Pernyataan misi ke 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan. Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dan sektor kunci yang memegang peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian Kabupaten Pacitan, dan juga sektor yang memiliki nilai multiplier pendapatan Pada misi keempat ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan kepariwisataan yang
berperan dalam
mewujudkan dan meningkatkan potensi
berfungsi strategis dalam pengembangan ekonomi, sosial
budaya serta mendorong peningkatan lapangan kerja, pertumbuhan investasi dan pelestarian budaya. b. Pernyataan misi ke 6 :
Pengembangan tatanan kehidupan masyarakat yang
berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama. Pada misi keenam ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga berperan dalam pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama yang diarahkan pada pencapaian sasaran untuk mewujudkan masyarakat Pacitan yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradap, dan mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih maksmur dan sejahtera. Dalam pembangunan kebudayaan, terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral dan beretika sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa dan harmonis, yang sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa da harmonis. Selain telahaan terhadap visi dan misi Kepala Daerah yang terpilih yang telah diuraikan diatas, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga juga memiliki keterkaitan langsung dalam menunjang pelaksanaan pembangunan dalam bentuk program-program pembangunan sebagai berikut :
51
2. Urusan Wajib a. Urusan Kebudayaan Program pembangunan pada urusan kebudayaan ini dilaksanakan untuk mencapai sasaran yaitu meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya lokal, dengan program yaitu : (1)
Program pengembangan nilai budaya
(2)
Program pengelolaan kekayaan budaya
(3)
Program pengelolaan keragaman budaya
(4)
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
b. Urusan Kepemudaan dan Olahraga Program pembangunan pada urusan kepemudaan dan olah raga ini dilaksanakan untuk mencapai sasaran meningkatnya prestasi pemuda dan olahraga, dengan program yaitu : (1)
Program peningkatan peran serta kepemudaan
(2)
Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba
(3)
Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
(4)
Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga
(5)
Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda
(6)
Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
(7)
Program pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga
3. Urusan pilihan a. Urusan Pariwisata Sasaran urusan pariwisata adalah meningkatnya pengelolaan obyek wisata yang berbasis pada potensi sumber daya alam. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan dengan program yaitu : (1)
Program pengembangan pemasaran pariwisata
(2)
Program pengembangan destinasi pariwisata
(3)
Program pengembangan kemitraan
52
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kebudayaan & Pariwisata, Kementerian Pemuda & Olahraga dan Renstra Dinas Kebudayaan & Pariwisata serta Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur 1. Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Memperhatikan tantangan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan ke depan, visi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sampai dengan tahun 2014 dirumuskan sebagai berikut : ” Terwujudnya Bangsa Indonesia Yang Mampu Memperkuat Jati Diri Dan Karakter Bangsa Serta Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat ” Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010-2014 adalah : 1. Melestarikan nilai, keragaman dan kekayaan budaya dalam rangka memperkuat jati diri dan karakter bangsa. 2. Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing, destinasi yang berkelanjutan dan menerapkan pemasaran yang bertanggungjawab (responsible marketing). 3. Mengembangkan sumber daya kebudayaan dan pariwisata. 4. Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel. Adapun program prioritas yang yang diamanatkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata kepada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan dari tahun 2010 hingga 2013 adalah Program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata yang berlangsung dari tahun 2010-2013. Pernyataan visi dan misi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memberikan arahan bagi seluruh daerah (provinsi/kabupaten/kota) di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kebudayaan dan pariwisata. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang menyangkut bidang kebudayaan dan pariwisata, yaitu :
53
1. Terlaksananya pengembangan nilai budaya, pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya sesuai dengan SPM sehingga pembangunan kebudayaan diharapkan dapat mewujudkan jati diri dan karakter bangsa yang tangguh, berbudi luhur, toleran dan berakhlak mulia. 2. Pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dan industri berdaya saing diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan daerah melalui penciptaan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan investasi dan peluang usaha, mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata. 3. Pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata sesuai SPM melalui peningkatan jumlah, pendayagunaan, serta kompetensi dan profesionalisme SDM Kebudayaan dan Pariwisata serta pengembangan kemitraan antara pemerintah daerah, sektor terkait, masyarakat dan swasta. 2. Renstra Kementerian Pemuda dan Olahraga Visi Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010-2014 : ”Mewujudkan Kepemudaan Dan Keolahragaan Yang Berdaya Saing” BERDAYA SAING dalam lingkup kepemudaan mengandung arti : ”memiliki kemampuan berkompetisi yang dihasilkan melalui pola pengaderan dan peningkatan potensi pemuda secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan sesuai dengan metode pendidikan, pelatihan, pemagangan, pembimbingan, pendampingan serta pemanfaatan kajian, kemitraan, dan sentra pemberdayaan pemuda yang terus menerus dikembangkan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dalam menciptakan nilai tambah kepemudaan di berbagai bidang pembangunan, serta peningkatan akhlak mulia dan prestasi pemuda Indonesia di kancah kompetisi global.” BERDAYA SAING dalam lingkup keolahragaan mengandung arti : ”memiliki kemampuan berkompetisi yang dihasilkan melalui pola pembinaan dan pengembangan pelaku, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, pola pelatihan, penghargaan, prasarana, dan sarana olahraga secara berjenjang dan berkelanjutan sesuai dengan metode penataran,
54
pelatihan, penyuluhan, pembimbingan, pemasyarakatan, perintisan, penelitian, uji coba, dan kompetisi yang telah menerapkan manajemen dan iptek olahraga modern, serta pemanfaatan bantuan, pemudahan, dan sentra keolahragaan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dalam kompetisi bertaraf regional atau internasional. Adapun misi Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010-2014 : ”Meningkatkan Daya Saing Kepemudaan Dan Keolahragaan” Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010-2014 tersebut mengandung arti : 1.
Meningkatkan potensi sumber daya kepemudaan dengan memanfaatkan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintahan, dan kemasyarakatan untuk mendukung penyadaran dan pemberdayaan pemuda melalui
peningkatan wawasan,
inventarisasi potensi, kapasitas keilmuan, kapasitas keimanan, kreativitas, dan kemampuan berorganisasi pemuda sehingga pemuda dapat meningkatkan partisipasi, peran aktif, dan produktivitas dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan negara; 2.
Mewujudkan pemuda maju, berkarakter, berkapasitas dan berdaya saing melalui penyiapan pemuda kader sesuai karakteristik pemuda yang memiliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggungjawab, dan ksatria serta memiliki sifat kritis, idealis, inovatif, progesif, dinamis, reformis, dan futuristik tanpa meninggalkan akar budaya bangsa Indonesia yang tercermin dalam ke-bhinekatunggalika-an untuk mendukung
pengembangan
pendidikan,
kepemimpinan,
kewirausahaan,
kepeloporan, dan kesukarelawanan pemuda di berbagai bidang pembangunan, termasuk penugasan khusus bagi pengembangan kepanduan/kepramukaan sebagai wadah pengaderan calon pemimpin bangsa; 3.
Meningkatkan potensi sumber daya keolahragaan dengan memanfaatkan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintahan, dan kemasyarakatan untuk mendukung permassalan, pembudayaan, serta pengembangan industri dan sentra-sentra olahraga melalui pengenalan olahraga kepada keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat luas sehingga masyarakat gemar melakukan kegiatan olahraga atas
55
kehendak sendiri serta pemasyarakatan olahraga sebagai kebiasaan hidup sehat dan aktif sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat sehingga masyarakat memperoleh tingkat kebugaran jasmani, kesehatan, kegembiraan, dan hubungan sosial yang berkualitas; dan 4.
Mewujudkan olahragawan yang berprestasi pada kompetisi bertaraf regional dan internasional melalui peningkatan kemampuan dan potensi olahragawan muda potensial dan olahragawan andalan nasional secara sistematis, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan serta pemanfaatan iptek olahraga modern untuk mendukung pembibitan olahragawan berbakat dan peningkatan mutu pelatih bertaraf internasional pada pembinaan prestasi olah raga. Pernyataan visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga memberikan arahan
bagi seluruh daerah (provinsi/kabupaten/kota) di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pemuda dan olahraga. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang menyangkut bidang pemuda dan olahraga, yaitu : 1.
Bahwa untuk mewujudkan pemuda yang produktif, prestatif, inovatif dan mandiri dilakukan dengan memanfaatkan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintahan, dan kemasyarakatan untuk mendukung pemuda melalui peningkatan wawasan, inventarisasi potensi, kapasitas keilmuan, kapasitas keimanan, kreativitas dan kemampuan berorganisasi pemuda.
2.
Bahwa untuk menciptakan olahraga yang berkualitas, berprestasi dan memasyarakat perlu ditingkatkannya potensi sumber daya keolahragaan dengan memanfaatkan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintahan, dan kemasyarakatan
untuk
mendukung
pemassalan,
pembudayaan
serta
pengembangan industri dan sentra-sentra olahraga melalui pengenalan olahraga kepada keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat luas. Disamping itu perlunya ditingkatkan kemampuan dan potensi olahragawan muda potensial dan olahragawan andalan nasional secara sistematis, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan untuk mendukung pembibitan olahragawan berbakat. 3.
Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
56
Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur adalah : ” Terwujudnya Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Sebagai Penunjang Kemakmuran Bersama” Untuk mewujudkan visi tersebut diatas berpedoman terhadap tugas pokok dan fungsi, maka misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2009-2014 adalah : 1.
meningkatkan pengembangan nilai budaya, pengelolaan keragaman budaya serta perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya, dalam rangka mempertahankan dan memperkuat jati diri dan karakter bangsa.
2.
meningkatkan pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata Jawa Timur yang berdaya saing global. Berdasarkan visi dan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur,
maka Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut : 1.
peningkatan pengelolaan, perlindungan, pengembangan, dan pemanfataan nilai dan kekayaan budaya agar aset budaya dapat berfungsi optimal sebagai sarana pengembangan kebudayaan, sarana edukasi dan rekreasi.
2.
pembinaan dan pengembangan produk wisata, obyek dan daya tarik wisata serta partisipasi masyarakat dalam pengembangan produk usaha dan jasa pariwisata.
4.
Renstra Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur Visi Pembangunan Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur Tahun
2009-2014 yaitu : ”Pemuda dan Olahraga yang Produktif , Prestatif dan Inovatif (POPPI) ” Makna visi : 1. Produktif
: Pemuda yang memiliki kemampuan menghasilkan karya yang optimal dan olahraga yang menghasilkan bibit yang berkualitas.
2. Prestatif
: Pemuda yang mampu kualitas diri secara maksimal dan olahraga
57
yang mampu mendorong para atletnya mengukir prestasi 3. Inovatif
: Pemuda yang mau dan mampu berkarya, berkarsa dan berdedikasi dan olahraga yang searah dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan, teknologi dan lingkunganya.
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Kepemudaan dan Keolahragaan tersebut, maka Misi Pembangunan Kepemudaan dan Keolahragaan Jawa Timur tahun 2009 – 2014, yaitu : 1.
Mewujudkan pemuda yang produktif, prestatif, inovatif dan mandiri.
2.
Mewujudkan olahraga yang berkualitas, berprestasi dan memasyarakat.
3.
Mewujudkan pemuda dan insan olahraga yang sejahtera. Berdasarkan visi dan misi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur,
maka Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun kedepan, sebagai berikut : 1.
Memberdayakan
pemuda
sebagai
upaya
mewujudkan
kemandirian
dan
profesionalisme, sehingga dapat mendorong berkembangnya pemuda sebagai pelaku pembangunan yang handal, mampu bersaing di tingkat regional, maupun nasional dan internasional. 1.
Memberdayakan olahraga untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki ketahanan fisik dan mental yang sehat dan bugar, sehingga dengan kegiatan olahraga diharapkan mampu meningkatkan produktifitas kerja dan daya saing yang tinggi sehingga akhirnya dapat mencapai prestasi sesuai yang diharapkan.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 4.
Telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
a.
Kebijakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dalam fungsi wilayah dan perkotaan Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Pacitan
merupakan bagian dari SWP Madiun dan sekitarnya. Kabupaten Pacitan memiliki rencana fungsi wilayah sebagai pemerintahan, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata.
58
Berdasarkan pola pengelompokan perekonomian dan dominasi kegiatannya, dalam sistem perwilayahan Jawa Timur, terjadi pemusatan kota-kota yang terlalu ke Utara. Berdasarkan kondisi ini, perlu adanya upaya untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan mengembangkan wilayah Selatan Jawa Timur. Kabupaten Pacitan merupakan wilayah yang harus diprioritaskan pengembangannya melalui Konsep Pengembangan SelatanSelatan yaitu jalur Pacitan-Trenggalek-Tulungagung-Banyuwangi. Kedudukan Kabupaten Pacitan adalah konstelasi wilayah Koridor pantai selatan Jawa yang tidak lepas dari sistem kota-kota yang ada. Kota Pacitan merupakan pusat kegiatan lokal bagi daerah-daerah lain di sekitarnya. Sebagai pusat kegiatan lokal wilayah, Pacitan menjadi wilayah penghubung antar kota-kota sekitar baik di Wilayah Jawa Timur (Citragung) maupun Jawa Tengah dan DIY (Pawonsari). Letak Kabupaten Pacitan yang berada di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadikan peran Pacitan sebagai pintu masuk Jawa Timur di wilayah pantai selatan Jawa. Perencanaan tata ruang yang dimuat dalam dokumen RTRW Provinsi Jawa Timur yang mengatur arahan pengembangan Pacitan menempatkan wilayah ini menjadi penting di masa yang akan datang. Pengembangan koridor pantai selatan akan berdampak pada pola penggunaan lahan dan perkembangan kegiatan/aktivitas di wilayah Kabupaten Pacitan. Meningkatnya intensitas penggunaan lahan dan aktivitas perkotaan akan membangkitkan arus lalu lintas dan meningkatkan aktivitas perekonomian. Hal ini tentu saja sejak awal harus diantisipasi dan dikendalikan agar tidak berkembang secara tidak beraturan dan tidak lagi sesuai dengan dokumen tata ruang yang diatur dalam peraturan daerah. b.
Kebijakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan Sebelum disusunnya strategi pengembangan Pacitan, perlu adanya suatu konsep
skenario pengembangan wilayah Pacitan. Skenario ini disusun berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan baik dari aspek fisik, sumber daya alam (SDA), ekonomi dan sistem prasarana wilayah. Pertimbangan yang lain yaitu terhadap tujuan-tujuan kebijakan makro dan mikro Wilayah Kabupaten Pacitan.
59
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka pengembangan kegiatan/ekonomi di Kabupaten Pacitan yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus mempertimbangkan : 1. Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas; 2. Pengembangan lahan di wilayah Utara dan Barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena terkait dengan fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya; 3. Kondisi lahan di wilayah Tengah yang rawan longsor, menyebabkan wilayah ini relatif kurang berkembang, sehingga interaksi antara wilayah Utara dan Selatan relatif rendah. 4. Wilayah Kars Pacitan Barat yang terletak di wilayah Selatan-Barat merupakan kawasan Kars kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh dilakukan kegiatan pertambangan; 5. Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor pariwisata sebagai sektor penggerak di hilir yang pada akhirnya akan menarik sektorsektor primer untuk berkembang ( mis: perikanan laut, lobster, melinju, janggilan, jeruk, batu aji, keramik, dan gerabah ) ; 6. Pelayanan fasilitas dan prasarana perkotaan hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat, meskipun dengan sekala yang lebih rendah; dan 7. Prioritas pengembangan ditekankan pada wilayah Selatan dengan penekanan fungsi Utama sebagai pariwisata pantai dan gua. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka skenario pengembangan wilayah Kabupaten Pacitan adalah wilayah berkembang sesuai kecenderungan perkembangan wilayah saat ini. Struktur perwilayahan dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: 1. Pembagian Wilayah Pembangunan lebih berorientasi pada pembagian wilayah administrasi; 2. Setiap wilyah Pembangunan terdiri dari empat wilyah administrasi Kecamatan; 3. Penentuan pusat dilakukan pada kecamatan yang terletak ditengah-tengah, selain juga mempertimbangkan kelengkapan fasilitas perkotaan dan orde kota Berdasarkan skenario tersebut, kondisi yang diharapkan di masa datang, yaitu:
Perkembangan leading sektor ( dalam hal ini sektor pariwisata ) yang diharapkan mampu menjadi sektor penggerak sektor-sektor lainnya, khususnya sektor pertanian
60
( dalam arti luas ) sebagai SDA yang dominan, berkembang sesuai peluang pasar dan peningkatan kualitas produk, penambahan nilai produk pada proses pengolahan.
Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana secara bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia.
Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor/subsektor yang diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/multiplier effect yang tinggi.
Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap, berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu menunggu hasil pembanguna sektor lain terlebih dahulu, sehingga perkembangan ekonomi wilayah berjalan relatif lambat dan lama. Untuk memenuhi skenario tersebut, maka dilakukan penetapan strategi bagi tiap-
tiap sektor. Penetapan serta penyusunan Strategi Perwilayahan Pembangunan Kabupaten Pacitan dilakukan berdasarkan skenario pengembangan wilayah Pacitan. Visi, misi, tujuan dan strategi disusun dengan mempertimbangkan isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wiolayah Kabupaten Pacitan baik dari aspek fisik, smber daya alam ( SDA ) ekonomi serta tujuan internal Pengembangan Wilayah Kabupaten Pacitan. Strategi yang akan dikembangkan dalam upaya penataan ruang Kabupaten Pacitan Sebagaimana yang tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa Timur, adalah: 1. Strategi pengembangan berdasarkan kebijakan makro; 2. Strategi struktur ruang wilayah Kabupaten Pacitan; 3. Strategi pola ruang wilayah Kabupaten Pacitan; 4. Srategi pengelolaan kawasan lindung dan budi daya; 5. Strategi penataan kawasan pedesaan dan perkotaan 6. Strategi penataan sistem prasarana wilayah; 7. Strategi penataan kawasan strategis; 8. Strategi penataan wilayah pesisir; dan 9. Strategi penataan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara
61
Dari strategi-strategi tersebut di atas bisa dilihat, bahwa upaya penataan ruang di Kabupaten Pacitan
berkaitan dengan RTRW Provinsi yang berkenaan dengan
kepariwisatan yaitu Strategi penataan kawasan strategis. Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan. Kawasan strategis di Kabupaten Pacitan terdiri dari : 1.
Kawasan Strategis Sosial Kultural, yaitu Kawasan Pariwisata
2.
Kawasan Strategis Ekonomi, yaitu Kawasan Agropolitan
3.
Kawasan Strategis Teknologi Tinggi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan 2009-2028, maka Rencana Pengembangan Kawasan Strategis - Sosio Kultural (Kawasan Pariwisata) dijelaskan sebagai berikut : a. Rencana Pengembangan Sistem Perwilayahan Di sektor pariwisata, keindahan alam dan unsur sosial budaya di kabupaten Pacitan sangat berpotensi untuk dikembangkan, yaitu dalam rangka diversifikasi jenis obyek wisata yang menunjang kepariwisataan nasional. Lokasi potensi wisata yang beragam dan menyebar di seluruh wilayah di Kabupaten Pacitan, membutuhkan pengembangan kepariwisataan secara spasial untuk mendorong upaya pengembangan secara sistemik dan konseptual. Maka dari itu sistem perwilayahan pengembangan pariwisata perlu dibentuk dengan tujuan mengembangkan keragaman produk, mengorganisasikan objek daerah wisata dalam sistem yang terpadu dan mendistribusikan kunjungan wisata secara merata dengan keunikan daya tarik masing-masing kawasan. Adapun rencana perwilayahan kawasan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pacitan 1.
KPP A Pusat pelayanan terletak di Kecamatan Punung, dengan cakupan wilayah Kecamatan Donorojo, Punung (bagian barat), Pringkuku (bagian barat). Obyek daerah wisata yang termasuk dalam KPP ini adalah Pantai Srau, pantai Klayar, Pantai Karang Bolong/Segoro Bunder, Pantai Nampu, Pantai Watukarung, Makam
62
Keturunan Raja, Bekas Kerajaan Wirata dan Makam Kyai Santri, Makam Kyai Banteng, Situs Bak Soko, Song Agung dan Song Terus, Goa Gong, Goa Tabuhan, Goa Putri, Goa Kalak, Goa Kendil, Luweng Jaran, Luweng Ombo dan wana wisata. 2.
KPP B Pusat pelayanan terletak di Kecamatan Pacitan, dengan cakupan wilayah Kecamatan Pacitan, Punung (bagian timur), Pringkuku (bagian timur), Arjosari (bagian barat), Kebonagung (sebagian kecil wilayah barat). Objek daerah wisata yang termasuk kedalam KPP ini adalah Pantai Teleng Ria, Pantai Tamperan, Palagan Tumpak Rinjing, Makam Kanjeng Jimat, Sumber Air Hangat, Pondok Tremas dan Makam Ki Ageng Petung dan Notopuro 10. KPP C Pusat pelayanan terletak di Kecamatan Ngadirojo, dengan cakupan wilayah Kecamatan Kebonagung, Sudimoro, Tegalombo (bagian selatan), Arjosari (bagian selatan dan timur), Tulakan, Ngadirojo, serta Pacitan (sebagian kecil wilayah timur). Objek daerah wisata yang termasuk ke dalaman KPP ini adalah Pantai Tawang, Pantai Bakung, Pantai Wawaran, Pantai Jetak, Pantai Bawur, Pantai Sidomulyo, Pantai Taman, Pantai Soge, Gunung Limo, Batu Tulis dan Makam Sutononggo, goa Somopuro, Goa Papringan, Goa Pentung, Goa Kambil, Pentilasan Buwono Keling, Geger Gunung Selurung, Markas Jendral Sudirman dan Makam Kanjeng Bayat. 11. KPP D Pusat pelayanan terletak dio Kecamatan Nawangan, dengan cakupan wilayah Kecamatan Nawangan, Tegalombo (bagian utara), Bandar dan Arjosari ( bagian utara). Objek daerah wisata yang termasuk ke dalam KPP ini adalah Monumen Jendral Sudirman, Makan Eyang Putri dan Iro Kombor serta Makam Mbah Wager. Sedangkan untuk Agrowisata, pusat wisatanya adalah Desa Jeruk Kecamatan Bandar. Pengembangan struktur jaringan simpul kawasan perlu dilakukan untuk mendistribusikan kunjungan wisata serta pengembangan kawasan dalam lingkup
63
KPP. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hubungan antar KPP dalam rangka pengembangan tematik dan pemasaran. Struktur jaringan simpul kawasan pengembangan pariwisata secara khusus berfungsi untuk menguatkan keterkaitan tematik antar satuan kawasan secara makro wilayah dan memudahkan penyebaran kunjungan wisatawan antar simpul satuan kawasan. Diharapkan dengan adanya jaring-jaring simpul kawasan ini, maka kunjungan wisata tidak hanya terkonsentrasi pada satuan kawasan tertentu saja sehingga pemerataan kunjungan dapat dioptimalkan. Kemudian dengan tujuan tersebut, maka fungsi utama masing-masing simpul KPP diarahkan sebagai berikut :
KPP A berfungsi sebagai simpul gerbang wisata dari arah barat, yaitu Yogyakarta dan Surakarta. KPP ini menonjol dengan pengembangan atraksi wisata alam goa dan karst serta kebudayaan kuno yang ada di kawasan karst.
KPP B berfungsi sebagai simpul pengembangan atraksi wisata alam bahari dan wisata tirta yang bersifat rekreatif dan petualangan ringan (sight seeing and soft adventure marine tourism). KPP ini juga berfungsi sebagai pusat pelayanan skala regional.
KPP C berfungsi sebagai simpul gerbang wisata dari arah Kabupaten Trenggalek dan sekitarnya sekaligus sebagai simpul pengembangan atraksi wisata alam (bahari dan goa).
KPP D berfungsi sebagai simpul gerbang wisata dari arah Kabupaten Ponorogo. KPP ini juga sekaligus sebagai simpul pengembangan atraksi wisata sejarah (kemerdekaan RI dan makam kuno/petilasan untuk sejarah)
b. Rencana Pengembangan Sistem Pelayanan Wilayah Berdasarkan aspek kondisi potensi dan permasalahan pariwisata di Kabupaten Pacitan, ditentukan pusat pelayanan yang diarahkan untuk pengembangan fasilitas pelayanan wisata di Kabupaten Pacitan, yaitu : 1. Pusat pelayanan skala regional, dengan kriteria :
64
Pusat yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan dalam lingkup regional dan mendorong daerah sekitarnya.
Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan / bank yang memiliki jangkauan pelayanan skala regional
Pusat pengumpul barang secara regional
Simpul transportasi lintas wilayah
Pusat jasa pemerintahan untuk skala regional
Pusat jasa-jasa publik yang lain untuk skala pelayanan regional dan lokal
Dalam aspek kepariwisataan, jenis pusat pelayanan ini secara umum didorong untuk mampu berfungsi sebagai pusat skala lintas regional karena batas KPP itu sendiri bersifat open boundary antar kecamatan
Pusat pelayanan kategori ini juga sekaligus dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan skala lokal
Pusat jasa-jasa pelayanan informasi dan telekomunikasi
2. Pusat pelayanan lokal, dengan kriteria : Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang memiliki jangkauan pelayanan skala kawasan dan lintas kecamatan Pusat pengolahan/ pengumpul barang dan jasa dengan skala jangkauan pelayanan lintas kecamatan Simpul transportasi lintas kecamatan dan kawasan
Pusat jasa pemerintahan dan jasa-jasa lainnya dengan skala jangkauan pelayanan lintas kecamatan dan kawasan
Berdasarkan kriteria tersebut, fasilitas layanan wisata untuk setiap pusat pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut :
65
Tabel 3.1 Jenis Fasilitas Layanan Wisata yang Minimal harus Ada pada Masing-Masing Tingkatan Skala Pusat Pelayanan No
Skala
Kota/Kecamatan
Pusat
Jenis Fasilitas Pelayanan Wisata Standar Minimal yang Harus Tersedia
Pelayanan 1
Regional
Pacitan
Fasilitas transfer moda skala regional lintas kabupaten dan provinsi Fasilitas akomodasi/hotel bintang Shelter peristirahatan Falisilitas telekomunikasi/wartel/warnet Fasilitas penjualan cinderamata dan kelengkapan perjalanan pariwisata Fasilitas rumah makan/restoran TIC (Tourism Information Center) Fasilitas Bank dan Penukaran Uang Fasilitas biro perjalanan wisata Fasilitas shopping center / pasar induk Kabupaten
2
Sub
Punung
Regional
Fasilitas transfer moda skala regional lintas kabupaten dan propinsi Fasilitas akomodasi/wisma/hotel melati Shelter peristirahatan Fasilitas telekomunikasi/wartel/warnet Fasilitas penjualan cinderamata dan kelengkapan perjalanan pariwisata Fasilitas rumah makan/restoran TIC (Tourism Information Center) Fasilitas Bank dan Penukaran Uang Fasilitas pasar skala lokal/kecamatan
3.
Lokal
Arjoasari
Fasilitas transfer moda skala lokal/
66
Kebonagung
Kecamatan
Donorojo
Fasilitas akomodasi/wisma/hotel melati
Pringkuku
Shelter peristirahatan
Tulakan
Fasilitas telekomunikasi/wartel
Sudimoro
Fasilitas penjualan cinderamata dan
Tegalombo Bandar
kelengkapan perjalanan pariwisata Fasilitas rumah makan/fasilitas makan dan minum Papan informasi wisata Fasilitas pasar skala lokal/kecamatan
c. Rencana Pengembangan Jenis Kepariwisataan Pengembangan pariwisata merupakan suatu pengembangan yang bersifat kompleks dan multi sektoral serta melibatkan banyak stakeholder. Pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pacitanperlu ditindaklanjuti dengan rencana-rencana pengembangan produk yang berorientasi pada sasaran komponen atraksi, amenitas dan aksesbilitas, pola pengembangan produk secara terpadu, peningkatan kualitas produk yang telah ada, perencanaan paket-paket wisata regional, pengembangan fasilitas akomodasi dan pengemasan produk wisata rekreatif.
67
Tabel 3.2 Rencana Pengembangan Jalur / Rute Paket Wisata Lintas Batas Wilayah
Jenis Paket Wisata
Tema Paket Wisata
1.
Paket wisata minat khusus penelitian/ Pendidikan dan petualangan alam
PAWONSARI Geo-EduTourism
2.
Paket wisata minat khusus petualangan alam dan penelitian goa
PAWONSARI Caving and Edu-Tourism
3.
Paket wisata kota belanja dan MICE
PAWONSARI City Tour Expence and Mice Tourism Package
4.
Paket wisata Pacitanrekreasi pantai Trenggalek Beach Recreation Package: Sightseeing, Exelent beach Watching and Fun Recreation
No.
Objek Daerah Wisata / Kawasan Kreatif Kawasan pegununga sewu mulai dari Kabupaten Gunungkidul (DIY), Wonogiri (Jateng), dan Pacitan (Jatim) Goa-goa di kawasan pegunungan sewu mulai dari kabupaten gunungkidul (DIY), Wonogiri (Jateng), dan Pacitan (Jatim) Pacitan, Wonogiri, Wonosari, Yogyakarta, Solo Sepanjang pantai yang membentang dari PacitanTrenggalek
Aktivitas Wisata yang Dikembangakan Pendidikan, Penelitian dan Petualangan Alam
Petualanga alam (Adventure) Goa dan penelitian dengan kegiatan wisata seperti Caving dan penelitian goa Tur Rekreatif di obyek-obyek wisata buatan dan pusat-pusat perbelanjaan serta wisata mice Tur Rekreatif ke sepanjang pantai PacitanTrenggalek debfab kegiatan wisata menikmati pemandangan alam pantai serta rekreasi ringan pantai
68
Rencana pengembangan tekmatik produk wisata didasarkan ada penyesuaian tema, karakter obyek, aksesibilitas serta rancangan struktur ruang pariwisata yang ada, dimana masing-masing KPP memiliki basis pengembangan
produk
pariwisata sebagai berikut: a. KPP A: Pengembangan produk pariwisata berbasis wisata alam goa (karst) dan pantai didukung oleh basis wisata lainnya b. KPP B: Pengembangan produk pariwisata berbasis wisata alam bahari, wisata kota dan wisata budaya c. KPP C: Pengembangan produk pariwisata berbasis wisata alam (Pantai, goa dan Gunung) serta wisata budaya d. KPP D: Pengembangan produk pariwisata berbasis wisata buatan, wisata budaya/sejarah dan wisata pertanian. Untuk mengembangkan kepariwisataan Kabupaten Pacitan secara optimal, maka disusun suatu rencana pengembangan produk wisata lintas batas wilayah untuk mengakomodasikan kebutuhan wisatawan terhadap produk wisata regional. Rencana pengembangan jalur wisata dibuat sejauh mungkin melibatkan obyekobyek wisata yang ada di Kabupaten Pacitan. Bentuk-bentuk paket wisata lintas batas wilayah direncanakan seperti yang tertuang pada tabel berikut.
69
Tabel 3.3 Rencana Pengembangan Paket Wisata Terpadu No.
Jenis Paket Wisata Paket wisata minat khusus petualangan alam dan penelitian Paket wisata tirta
Tema Paket Wisata Pacitan reserve exploration
3.
Paket wisata rekreasi pantai
Beach recreation in southem Pacitan
Kawasan wisata di sepanjang pantai selatan Kabupaten Pacitan
4.
Paket wisata kota Pacitan
Tour in Pacitan
5.
Paket wisata budaya dan Herritage
Living in cultural village, pilgrim and visiting heritage site
6.
Paket wisata alam goa
Pacitan fantastic cave exploration
Obyek wisata di kawasan wisata kota Pacitan dengan pusatpusat perbelanjaan dan kerajinan cendera mata Desa-desa wisata, makammakam serta situs bersejarah di Kabupaten Pacitan Goa-goa dan luweng di Kabupaten Pacitan
1.
2.
Pacitan Water tourism
Obyek Daerah Wisata Terkait Kawasan hutan dan pegunungan di sekitar Kabupaten Pacitan Pemandian air hangat
Aktivitas Wisata yang Dikembangkan Trekking, menikmati pemandangan alam, flora dan fauna, fotografi dan penelitian Menikmati pemandangan alam, rekreasi bersama keluarga (mandi dan permainan air), fotografi, penelitian, serta wisata kesehatan Wisata rekreasi pantai seperti menikmati pemandangan pantai, olah raga pantai, mandi serta rekreasi ringan/bermain di pantai Wisata belanja, wisata mice, wisata tour rekreasi keluarga serta wisata rekreasi akhir pekan
Tinggal bersama masyarakat desa budaya, wisata ziarah serta wisata sejarah dan pendidikan Wisata minat khusus petualangan goa
70
d.
Telaahan terhadap KLHS Kabupaten Pacitan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintregasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan atau program. Secara konseptual pendekatan analisis yang digunakan dalam KLHS
Kabupaten Pacitan adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Grindulu yaitu menggunakan kerangka (mainframe) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada kegiatan di sektor sumber daya alam dan sumber daya air di wilayah DAS. Sesuai dengan hasil pelingkupan terhadap berbagai isu ataupun permasalahan utama yang berkembang di Kabupaten Pacitan dan didukung dengan hasil survei dan investigasi, permasalahan lingkungan yang berkembang dalam sektor sumberdaya air dan sumberdaya alam di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan diuraikan sebagai berikut ini.
(2) a.
Sektor Sumberdaya Air Bencana Alam
Terjadinya bencana alam berupa banjir dan kekeringan merupakan dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan, dan kerusakan DAS Grindulu yang selama ini banyak terjadi di wilayah kabupaten Pacitan. Bencana kekeringan dan banjir yang kerap terjadi dan hampir tiap tahun di Kabupaten Pacitan, disebabkan beberapa wilayah sudah mengalami perubahan fungsi yang semula merupakan kawasan hutan lindung sebagai Kawasan resapan air yang mempunyai kemampuan tinggi dalam meresapkan air, berubah menjadi lahan lahan gundul maupun lahan perkebunan. Kawasan hutan lindung di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan yang sudah banyak berubah fungsi atau mengalami eksploitasi di bagian timur meliputi Kecamatan Tegalombo di bagian utara Kecamatan Bandar dan Nawangan dan Arjosari serta di bagian selatan Kecamatan Kebonagung. Pelestarian dan langkah konservasi kawasan DAS dan kawasan yang memberikan perlindungan setempat (sempadan sungai, danau / waduk, mata air, dan sempadan irigasi) di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan diharapkan dapat sesegera mungkin dilakukan dengan melibatkan semua unsur masyarakat. Konservasi lahan disekitar kawasan sungai dan langkah penyelamatan yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan kondisi sekitar daerah resapan agar siklus hidrologi tidak terganggu, sehingga kawasan tersebut dapat berfungsi mengendalikan laju permukan (run off) pada saat hujan, dan menjadikan cadangan ketersediaan Sumber Daya Air pada saat musim kemarau.
71
Selanjutnya pada daearah aliran sungai yang umumnya memiliki kontur tajam atau terjal juga merupakan kawasan yang mudah terkena longsor. Untuk ini diperlukan pengelolaan DAS dengan membuat terasering dan penanaman tanaman keras produktif bersama masyarakat. Mengingat kawasan sepanjang DAS ini sekaligus merupakan kawasan penyangga untuk mencegah pendangkalan waduk yang disebabkan oleh longsor dan erosi, maka upaya penamanam vegetasi yang berkayu dengan tegakan tinggi juga harus diikuti oleh pengembangan tutupan tanah atau ground cover yang juga memiliki fungsi ekonomi seperti rumput gajah yang dapat digunakan untuk pakan ternak. Beberapa kawasan di Kabupaten Pacitan merupakan kawasan rawan banjir khususnya di kecamatan yang berada di lereng bukit/gunung. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Pacitan berada di sekitar DAS Tempuran(Kecamatan Arjosari). Beberapa penyebab terjadinya banjir antara lain disebabkan oleh semakin berkurangnya kawasan resapan air, dan semakin rusaknya hutan dan kawasan konservasi di wilayah hulu misalnya pada kawasan hutan di gunung Gembes dan sekitarnya. Dan pada kawasan sekitar DAS Grindulu terutama pada DAS Tempuran yang merupakan daerah pertemuan dari 3 sungai sehingga luapan air akan besar pada daerah ini, pada kawasan ini diperlukan sudetan. Pembuatan embung pada wilayah yang potensial juga bisa dilakukan untuk menampung luapan air sungai, dimana nantinya juga akan berguna untuk memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi bagi masyarakat di sekitar lokasi embung. Perlindungan kawasan diperlukan untuk mencegah bahaya erosi dan banjir yang selama ini melanda Kecamatan Arjosari dan Kecamatan Pacitan. Selain dari itu tujuannya adalah untuk menjaga kesuburan tanah menjaga kualitas air tanah dan air permukaan. Pada kawasan yang sudah mengalami alih fungsi lahan terutama untuk kawasan permukiman dan kawasan perkebunan, pertanian dan hortikultura penanganan yang harus dilakukan adalah: a.
Pengembalian fungsi pada kawasan yang mengalami kerusakan, melalui penanganan secara teknis dan vegetatif (pembuatan terasiring pada kawasan yang digunakan untuk pertanian dan perkebunan, dan penanaman tanaman tegakan pada pekarangan untuk alih fungsi kawasan permukiman perdesaan).
72
b.
Pada kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya tetapi terjadi alih fungsi untuk budidaya maka perkembangan dibatasi dan dikembangkan tanaman yang memiliki fungsi lindung.
c.
Peningkatan peran serta dari masyarakat sekitar kawasan; melalui pendidikan, pariwisata, penelitian dan kerjasama pengelolahan kawasan.
d.
Peningkatan kesadaran akan lingkungan melalui pendidikan, pariwisata, penelitian dan kerjasama pengelolaan kawasan.
b. Pemenuhan Kebutuhan Air Kurang optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air, akibat lemahnya koordinasi dan kerjasama antar instansi menyebabkan sebagian wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan kerap mengalami kekeringan dan defisit air pada saat musim kemarau. Kondisi ini didukung dengan tingginya potensi konflik penggunaan dan pemanfaatan air, serta belum tercapainya pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan, menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks yang perlu segera dilakukan penanganan. Kondisi dan situasi yang demikian, akan terus berkembang apabila tidak ada langkah – langkah nyata yang dilakukan, yang berujung pada banyaknya potensi – potensi sumber daya air yang belum tergarap secara maksimal sehingga terbuang sia – sia. Berdasarkan laporan studi yang telah ada (Masterplan Sumber Daya Air Kabupaten Pacitan), masih banyak potensi sumber air yang belum tergarap dan memungkinkan dilakukan pengembangan dengan pembangunan beberapa embung/waduk, Selain itu, upaya perbaikan/ permeliharaan sarana dan prasarana irigsi yang sudah ada, agar pemenuhan kebutuhan air baku maupun air irigasi dapat terpenuhi seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan semakin sempitnya lahan terbuka sebagai kawasan resapan. Menyadari hal tersebut, perlu sekiranya Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Pacitan melaksanakan kebijakan pengelolaan sumber daya air dengan memprioritaskan penggunaan air baku untuk kebutuhan pokok rumah tangga terutama di wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal, dan wilayah strategis. Sehingga diharapkan tercapainya sasaran pengelolaan sumber daya air, dengan indikator pulihnya kondisi sumber-sumber air, terpenuhinya ketersedian air baku bagi masyarakat, dan terkendalinya musibah banjir terutama pada daerah perkotaan.
73
Saat ini salah satu sumber air yang digunakan sebagai sumber air baku (air bersih) PDAM adalah air yang berasal dari das Grindulu. Namun mengingat ketersediaan air sangat terbatas dalam kualitas dan kuantitas, maka diperlukan langkah-langkah pemeliharaan sumber-sumber air di Kabupaten Pacitan harus lebih menjadi prioritas utama dan perlu dicarikannya suatu solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh kegiatan di Kabupaten Pacitan dan peningkatan layanan PDAM. Solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah rawan kekeringan yang tidak memiliki potensi mata air, adalah dengan mengembangkan pemanfaatan air hujan. Sistem pemanfaatan air hujan dapat dilakukan dengan membangun Sistem Penampungan Air Hujan (SPAH) di kawasan perkotaan, dan Sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (ABSAH) dikawasan pedesaan. Jika dikembangkan Sistem PAH dan Sistem ABSAH, maka diperlukan beberapa bangunan sebagai kolam penampung. Kedua sistem ini pada dasarnya sama yaitu menampung air hujan yang berlebihan di musim hujan dan dimanfaatkan di musim kemarau pada saat terjadi kekeringan. c.
Ketersediaan Air
Peningkatan pertumbuhan penduduk yang berakibat terjadinya peningkatan lahan sebagai sarana hunian maupun sarana kegiatan ekonomi/industri berimplikasi terhadap meningkatnya kebutuhan pasokan air, baik untuk konsumsi maupun untuk irigasi bagi pemenuhan ketersediaan pangan masyarakat. Kebutuhan konsumsi air bagi kegiatan masyarakat (domestik), industri, pariwisata, dan air irigasi di Kabupaten Pacitan dipenuhi dari unit usaha pemerintah (PDAM) setempat maupun dari mata air/sumber yang ada. Potensi Sumber Daya Air di Kabupaten Pacitan cukup besar, hal ini bisa dilihat dari tingginya curah hujan rata-rata yang terjadi sebesar 2.321,67 mm3/tahun . Pengelolaan potensi ketersediaan Sumber Daya Air bagi pemenuhan kegiatan irigasi, selama ini belum dilakukan secara optimal. Pemanfaatan secara efisien dengan perencanaan yang tepat, perngelolaan yang benar, dan rutinitas pemeliharaan yang berkala. Permasalahan pengelolaan air baku bagi pemenuhan kebutuhan domestik masyarakat kabupaten Pacitan, kedepan memerlukan penanganan yang lebih maksimal, mengingat potensi air tanah di Kabupaten Pacitan yang cukup besar, yaitu 316,46 juta m 3 saat inii belum terkelola secara maksimal. Perlunya dilakukan pembatasan penggunaan air
74
tanah, terutama untuk pemenuhan air baku, rumah tangga, dan usaha pertanian yang secara financial mempunyai prospek menguntungkan. Langkah yang terlalu menitikberatkan pada penyediaan (supply) dirasakan kurang efektif diterapkan, dibandingkan dengan upaya rasionalisasi permintaan dan penggunaan air melalui demand dan management. (3)
Sektor Sumberdaya Alam
1.
Peningkatan Lahan Kritis
Kerusakan kawasan hutan dan terjadinya degradasi lahan akan menyebabkan terjadinya lahan kritis. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tahun 2008, luas lahan kritis di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan adalah seluas 74.149 Ha atau 24,57 % dari luas wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan. Lahan kritis ini terdapat di sebagian besar kecamatan diwilayah DAS yaitu , Kecamatan Tegalombo yang paling luas selanjutnya Kecamatan Bandar, Kebonagung,Arjosari dan Pacitan Kota. Peningkatan lahan kritis ini terjadi akibat penggunaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkan dan fungsinya. Pengelolaan lahan-lahan kritis perlu segera dilakukan untuk memulihkan daya dukungnya terhadap ekosistem dan lingkungan. Rehabilitasi dan konservasi kawasan hutan, pengelolaan lahan sesuai dengan kondisi dan bentuk lahan serta pemanfaatan sesuai dengan fungsi dan peruntukkannya mutlak diperlukan untuk mencegah semakin meningkatnya lahan kritis yang dalam jangka panjang akan berpotensi menimbulkan bencana dan kerugian yang jauh lebih besar daripada manfaat yang diperoleh dengan merusak lahan dan hutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dalam jangka pendek. Secara keseluruhan hutan yang ada di Kabupaten Pacitan sekitar 92.927,85 ha atau 66,86% dari luas total Kabupaten Pacitan. Untuk itu diperlukan penyediaan kekurangan kawasan hutan dengan melakukan pemanfaatan kawasan resapan air dan kawasan perkebunan atau kawasan lain dengan fungsi hutan yang dicirikan oleh tanaman tahunan, tegakan tinggi dan kerapatan tinggi. Peningkatan fungsi penghijauan dengan peningkatan fungsi hutan dan melestarikan sekaligus mencegah erosi dan meningkatkan nilai ekonomi lahan. Penambahan fungsi lahan dengan melakukan pengalihfungsian tegalan dan meningkatkan nilai manfaat lahan kosong yang tidak produktip terutama di kecamatan Tegalombo dan Kecamatan Bandar maupun Kebonagung.
75
Pengelolaan lahan pada kawasan rawan longsor ini diarahkan pada pengembalian fungsi lindung khususnya hutan atau kawasan yang mendukung perlindungan seperti perkebunan tanaman keras dan memiliki kerapatan tanaman yang tinggi. Mengingat di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan banyak alih fungsi lahan lindung yang memiliki kemampuan mendukung perlindungan kawasan maka diperlukan pengelolaan bersama antara pemerintah atau PTP dengan masyarakat baik dalam mengelola hutan maupun perkebunan. Selanjutnya dilakukan pemilihan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dari sisi hasil buah seperti durian, kopi, bunga seperti cengkeh, dan getahnya seperti karet dan pinus. 2.
Degradasi Lingkungan
Kerusakan sumberdaya alam (lahan dan hutan) akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dan berdampak terhadap penurunan daya dukung lingkungan (degradasi). Lahan dan hutan sebagai satu kesatuan ekosistem pendukung dalam ekosistem di darat, yang merupakan penyedia materi bagi kehidupan makluk hidup, apabila mengalami kerusakan akan mengganggu sistem yang ada. Kelestarian lingkungan hidup mutlak diperlukan dan harus terus dipertahankan untuk menjaga keberlanjutan kehidupan dengan selalu mengutamakan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Tingkat kerusakan lahan dan hutan di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan sudah mengkhawatirkan dan pada beberapa wilayah sudah berada pada titik kritis, dimana indikatornya adalah banyaknya hutan gundul dan lahan kritis khususnya pada daerah atau kawasan penyangga yang fungsinya umumnya sebagai daerah tangkapan air (catchment area). Hal yang sangat kentara pada musim kemarau adalah jauh berkurangnya debit air sungai dan bahkan kering yang disebabkan rusaknya kawasan hutan dan berubah fungsinya lahan. Hilangnya kemampuan dan daya dukung hutan dan lahan pada wilayah yang menjadi daerah penyangga daerah sekitarnya di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan (seperti Kecamatan Tegalombo, Bandar, Nawangan dan Kebonagung) sebagai daerah konservasi dan resapan air, dalam jangka panjang dapat berpotensi menyebabkan bencana (banjir, longsor dan kekeringan) apabila tidak ada upaya dan tindakan pencegahan serta usaha-usaha untuk melakukan upaya rehabilitasi dan konservasi terhadap hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Pacitan. Potensi lahan kritis di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan yang diperkirakan mencapai ± 49,88% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan dengan potensi erosi berkisar antara 60 – 480 ton/tahun untuk lahan dengan tingkat kelerengan curam
76
sampai dengan sangat curam dan < 15 ton/tahun untuk wilayah dengan topografi datar. Hal ini apabila tidak dilakukan upaya perbaikan lingkungan dengan upaya konservasi dan rehabilitasi lahan serta tata kelola pengelolaan lahan yang baik sesuai dengan kondisi lahan akan menyebabkan menurunnya kemampuan lahan. Identifikasi wilayah yang mengalami kerusakan lingkungan perlu dilakukan untuk mengambil langkah dan upaya apa yang tepat untuk dilakukan dalam memperbaiki kondisinya. Kebijakan yang akan diambil harus melibatkan semua sektor dan stakeholder, sehingga tercipta koordinasi dan langkah bersama yang tepat dan akuntable. Dalam berbagai kegiatan dan program rehabilitasi dan konservasi lahan dan hutan yang dilakukan, permasalahan yang umum terjadi adalah kurangnya koordinasi antara sektor dan pengambil kebijakan, dimana ada program sendiri-sendiri di setiap instansi/dinas yang kemungkinan akan menyebabkan terjadinya tumpang tindih kegiatan dan tidak efisien dalam menanggulangi terjadinya degradasi lingkungan. Dalam bidang pertambangan (sumberdaya mineral), tantangan ke depan yang dihadapi adalah terjadinya perubahan dan kerusakan lingkungan di sekitar wilayah zona pertambangan. Lahan bekas daerah tambang perlu dilakukan reklamasi untuk memulihkan kondisi dan daya dukungnya terhadap lingkungan. Dalam menghadapi permasalahan ini, perlu dilakukan langkah bersama melalui pendekatan kemitraan yang berdasarkan hubungan yang fair dan equitable, artinya pemerataan tugas dan tanggungjawab. Dalam reklamasi lahan perlu dipikirkan kebutuhan dari masyarakat sekitar lokasi tambang, dimana dari stakeholder yang terlibat melakukan konsultasi dengan masyarakat untuk menentukan model reklamasi yang terbaik. 3.
Bencana Alam
Terjadinya bencana alam dapat disebabkan oleh faktor manusia dan faktor dari alam sendiri. Bencana alam yang disebabkan akibat perbuatan manusia akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan tanpa memperhitungkan kemampuan alam dan daya dukung lingkungannya adalah banjir dan longsor. Wilayah Kabupaten Pacitan hampir setiap tahun pada musim hujan selalu menghadapi potensi bencana banjir. Selain karena kondisi topografi, khususnya wilayah pada dataran rendah dan cekungan (bagian tengah dan utara) serta merupakan wilayah pertemuan aliran sungai, faktor utama yang menjadi penyebab adalah rusaknya kawasan hutan di daerah penyangga. Kawasan hutan wilayah tangkapan air pada kawasan hulu sungai yang merupakan kawasan penyangga (seperti di Kecamatan Bandar, Nawangan) kondisinya sudah banyak yang beralih fungsi. Fungsi kawasan hutan sebagai daerah resapan air dan sebagai daerah
77
konservasi sudah tidak dapat berfungsi maksimal sehingga apabila terjadi intensitas hujan yang tinggi akan berpotensi terjadi banjir di daerah hilir. Dampak lain yang timbul sebagai akibat bertambahnya lahan kritis dan menurunnya daya dukung lahan (kemampuan lahan) akan berpotensi menimbulkan terjadinya longsor. Terjadinya alih fungsi kawasan hutan pada wilayah yang merupakan kawasan konservasi dan pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan fungsi dan kemampuannya seperti lahan dengan tingkat kemiringan >45% untuk kegiatan budidaya akan menyebabkan potensi terjadi longsor pada kawasan-kawasan tersebut semakin besar. Upaya konservasi dan rehabilitasi mutlak diperlukan pada kawasan-kawasan penyangga yang telah mengalami kerusakan untuk memulihkan fungsi kawasan sebagai daerah konservasi dan resapan air. Selain itu perlunya ketegasan dari pihak yang berwenang untuk mencegah dan mengawasi aktivitas yang dapat mengancam kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Upaya pencegahan harus dilakukan sedini mungkin, karena apabila sudah terjadi bencana akan berdampak sangat luas terhadap kehidupan masyarakat. 4.
Pertumbuhan Ekonomi Telah teridentifikasinya wilayah sebaran bahan galian di wilayah DAS Grindulu
Kabupaten Pacitan serta telah ditetapkannya jenis bahan galian unggulan (prioritas) pada masing-masing wilayah, maka selayaknya zone pengembangan pembangunan sumberdaya mineral tersebut menjadi fokus pembangunan sektor pertambangan di Kabupaten Pacitan. Disamping itu, daerah yang menyimpan potensi bahan tambang hendaknya sudah disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan ditetapkan menjadi kawasan pengelolaan sumberdaya mineral, khususnya untuk wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan yang banyak menyimpan potensi bahan galian tambang. Kegiatan usaha pertambangan bahan galian di Kabupaten Pacitan saat ini dilakukan oleh sebagian penambang rakyat dan beberapa industri skala menengah. Kegiatan pertambangan yang sudah memiliki ijin (SIPD) sekitar 20 orang, baik kelompok maupun perorangan dan tambang rakyat diperkirakan tidak mempunyai ijin usaha (PETI). Berdasarkan potensi bahan galian yang telah teridentifikasi, baik bahan galian golongan C
78
maupun bahan galian golongan B, diperkirakan potensi yang ada dapat memberikan kontribusi terhadap PAD yang cukup bersaing. Agar perkembangan kawasan pertambangan tidak merusak lingkungan, kegiatan ini perlu diawasi secara ketat perkembangannya dan dibuat aturan yang mengharuskan para investor ini untuk menguruk bekas galiannya agar tidak meninggalkan lubang-lubang bekas galian yang dapat menimbulkan dampak negatif/kerusakan terhadap lingkungan. 5.
Arahan Untuk Budidaya Tembakau, Cengkih dan Industri Pengolahannya Syarat tumbuh tanaman tembakau pada umumnya curah hujan rata-rata 2000
mm/tahun, Suhu udara yang cocok antara 21-32 oC, pH antara 5-6 dengan jenis tanah andosol atau inseptisol. Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase, ketinggian antara 200 - 3.000 m dpl (untuk jenis virginia). Pada masa pertumbuhan memerlukan air yang cukup sedangkan di waktu pemanenan membutuhkan musim kering agar dihasilkan daun-daun yang berkualitas bagus. Wilayah DAS Grindulu sebagian besar wilayah kurang cocok untuk budidaya tembakau karena jenis tanahnya hanya sebagian kecil yang mempunyai jenis tanah andosol atau inseptisol. Namun jenis tanah bisa dikondisikan dan diatur sesuai dengan kebutuhan budidaya tembakau agar dihasilkan produk yang maksimal baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk pH tanah, curah hujan, suhu lingkungan dan ketinggian tempat sebagian besar wilayah DAS Grindulu sudah sesuai untuk persyaratan tumbuh tembakau virginia . Namun luasnya wilayah dan beragamnya kondisi geomorfologi, jenis tanah, dan iklim beberapa wilayah harus disesuaikan dan dikondisikan dengan pengaturan pH dan tingkat kesuburan tanah dengan pemupukan. Sehingga luas lahan budidaya tembakau di DAS Gindulu masih sangat memungkinkan untuk diperluas lagi. Pengaturan pH tanah bisa dilakukan dengan pengapuran tanah atau menggunakan dolomit, tujuannya untuk meningkatkan pH, sehingga pada kondisi pH basa ini aerasi tanah lebih bagus dan daya serap unsur hara bisa maksimal. Untuk meningkatkan porositas tanah juga disarankan penggunaan pupuk kandang yang lebih ramah lingkungan . Pupuk kompos juga bisa ditambahkan atau dikombinasikan dengan pupuk kandang.
79
Kondisi curah hujan yang cukup tinggi di wilayah DAS Grindulu menyebabkan saat panen akan menjadi lembab dan mudah busuk sehingga disarankan penggunaan pemanas buatan untuk pengeringan agar tidak bergantung pada panas matahari. Hama tembakau terdiri dari ulat, nematoda, kutu dan hama lain ( semut,gasir), sedangkan penyakit tembakau yang sering menyerang disebabkan jamur, bakteri dan virus. Untuk memberantas hama dan penyakit tembakau bisa menggunakan cara alami yaitu musuh alami ataupun dengan insektisida alami yang ramah lingkungan. Tanaman bergilir dengan tanaman yang tidak satu familia juga sangat dibutuhkan hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penularan penyakit kepada tanaman generasi berikutnya atau dengan kata lain memutus daur hidup hama dan penyakit sejenis. Produksi tembakau wilayah DAS Grindulu yang meningkat tajam dalam kurun waktu 2 tahun menjadi dua kali lipat ( tahun 2009 11,960 ton menjadi 21,705 ton September 2010, Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pacitan 2010), menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai antusias tinggi terhadap budidaya tembakau, juga karena sistem perdagangan yang mudah (bermitra dengan industri rokok). Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pacitan luas lahan perkebunan cengkih sekitar 7.130 ha, tetapi yang berproduksi hanya sekitar 5.231 ha. Sebanyak 1.810 ha harus diremajakan karena tidak menghasilkan bunga lagi sementara sekitar 100 ha belum berproduksi. Hal inilah yang menyebabkan penurunan produktivitas secara keseluruhan wilayah. Program intensifikasi, ekstensifikasi dan peremajaan sangat diperlukan, disamping pemilihan bibit yang berkualitas baik. Untuk jenis tanah, hampir di seluruh wilayah DAS Grindulu cocok untuk jenis tanaman ini yaitu latosol, andosol dan podsolik merah. Sehingga untuk penambahan area perkebunan cengkih masih sangat memungkinkan di seluruh wilayah DAS Grindulu terutama lahan-lahan yang masih kosong dan lahan kritis. Dari jumlah lahan di wilayah DAS Grindulu sekitar 74. 149 Ha lebih dan lahan kritis yang mencapai 18.219 Ha, ini masih bisa dimanfaatkan untuk budidaya cengkih karena jenis tanah dan persyaratan tumbuh lainnya sangat cocok untuk wilayah DAS Grindulu. Pemupukan dengan pupuk kompos dan pupuk kandang sangat baik untuk cengkih karena bisa memperbaiki struktur tanah sehingga penyerapan unsur hara menjadi optimal. Untuk mengurangi kerontokan bunga yang masih muda bisa dikurangi dengan pemupukan kaya kalium, dalam hal ini bisa menggunakan pupuk kompos yang bahannya ditambah dengan limbah pisang, baik batang, daun ataupun kulit nya. Jumlah industri rokok di DAS Grindulu mengalami penurunan dari tahun 2009 berjumlah 6 buah dan tahun 2010 menjadi 5 buah, sedangkan jumlah produksi dan
80
investasi mengalami kenaikan yang cukup berarti dari 268.221.960 batang menjadi 555.782.340 batang dan investasi dari 6.113.000.000 rupiah menjadi 6.090.000.000 rupiah.(Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, 2010). Lokasi industri rokok sebaiknya yang memudahkan distribusi. Industri rokok sedikit menghasilkan limbah yang berdampak lingkungan, maka persyaratan lokasi bisa lebih fleksibel, selama tidak bertentangan dengan RTRW. Lokasi industri rokok di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan berdasarkan data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan 2010 ada lima lokasi di wilayah kecamatan kota ,yaitu Kelurahan Sidoharjo dua lokasi, Kelurahan Ploso ada dua lokasi dan Desa Tanjungsari ada satu lokasi. Lokasi industri rokok di Pacitan hampir semuanya dilokasi perumahan padat penduduk, hal ini akan menambah kepadatan jalan raya pada jam-jam karyawan industri datang dan pulang. Sehingga diarahkan untuk pendirian industri rokok seharusnya di kawasan yang tidak padat penduduk tetapi sarana transportasi mudah terlayani.
3.5
Penentuan Isu-isu Strategis 1 . Gambaran Pelayanan SKPD Review Pencapaian Kinerja pelayanan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan dalam periode Tahun 2010-2012 adalah sebagaimana dalam Tabel 3.4 berikut : Tabel 3.4 Review Pencapaian Kinerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
81
2. Sasaran Jangka Menengah pada Renstra Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementrian Pemuda dan Olahraga 1. Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Pernyataan visi dan misi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memberikan arahan bagi seluruh daerah (provinsi/kabupaten/kota) di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kebudayaan dan pariwisata. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang menyangkut bidang kebudayaan dan pariwisata, yaitu : 1. Terlaksananya pengembangan nilai budaya, pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya sesuai dengan SPM sehingga pembangunan kebudayaan diharapkan dapat mewujudkan jati diri dan karakter bangsa yang tangguh, berbudi luhur, toleran dan berakhlak mulia. 2. Pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dan industri berdaya saing diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan daerah melalui penciptaan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan investasi dan peluang usaha, mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata. 3. Pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata sesuai SPM melalui peningkatan jumlah, pendayagunaan, serta kompetensi dan profesionalisme SDM Kebudayaan dan Pariwisata serta pengembangan kemitraan antara pemerintah daerah, sektor terkait, masyarakat dan swasta. 2. Renstra Kementerian Pemuda dan Olahraga Pernyataan visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga memberikan arahan bagi seluruh daerah (provinsi/kabupaten/kota) di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pemuda dan olahraga. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang menyangkut bidang pemuda dan olahraga, yaitu : 1.
Bahwa untuk mewujudkan pemuda yang produktif, prestatif, inovatif dan mandiri dilakukan dengan memanfaatkan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintahan, dan kemasyarakatan untuk mendukung pemuda melalui
82
peningkatan wawasan, inventarisasi potensi, kapasitas keilmuan, kapasitas keimanan, kreativitas dan kemampuan berorganisasi pemuda. 2.
Bahwa untuk menciptakan olahraga yang berkualitas, berprestasi dan memasyarakat perlu ditingkatkannya potensi sumber daya keolahragaan dengan memanfaatkan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintahan, dan kemasyarakatan
untuk
mendukung
pemassalan,
pembudayaan
serta
pengembangan industri dan sentra-sentra olahraga melalui pengenalan olahraga kepada keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat luas. Disamping itu perlunya ditingkatkan kemampuan dan potensi olahragawan muda potensial dan olahragawan andalan nasional secara sistematis, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan untuk mendukung pembibitan olahragawan berbakat. 3. Sasaran jangka Menengah Renstra Dinas Pariwisata dan Dinas Pemuda dan oalahraga Provinsi Jawa Timur, Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pacitan. 1. Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Berdasarkan visi dan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, maka Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut : 1.
peningkatan pengelolaan, perlindungan, pengembangan, dan pemanfataan nilai dan kekayaan budaya agar aset budaya dapat berfungsi optimal sebagai sarana pengembangan kebudayaan, sarana edukasi dan rekreasi.
2.
pembinaan dan pengembangan produk wisata, obyek dan daya tarik wisata serta partisipasi masyarakat dalam pengembangan produk usaha dan jasa pariwisata. 2. Renstra Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur Berdasarkan visi dan misi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur,
maka Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan
83
menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun kedepan, sebagai berikut : 1.
Memberdayakan
pemuda
sebagai
upaya
mewujudkan
kemandirian
dan
profesionalisme, sehingga dapat mendorong berkembangnya pemuda sebagai pelaku pembangunan yang handal, mampu bersaing di tingkat regional, maupun nasional dan internasional. 2.
Memberdayakan olahraga untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki ketahanan fisik dan mental yang sehat dan bugar, sehingga dengan kegiatan olahraga diharapkan mampu meningkatkan produktifitas kerja dan daya saing yang tinggi sehingga akhirnya dapat mencapai prestasi sesuai yang diharapkan. 3. Renstra Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah raga Kabupaten Pacitan Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 adalah : 1.
Sasaran 1 : Mewujudkan profesionalisme aparatur.. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : 1. Tertib administrasi penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan 2. Tertib administrasi pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan 3. Tertib administrasi pengelolaan kepegawaian Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik dan sarana penunjangnya., dengan program sebagai berikut : a. Peningkatan pengelolaan administrasi perkantoran b. Peningkatan sarana prasarana aparatur c. Pemungutan retribusi
2.
Sasaran 2 : Terselenggaranya pengenalan potensi dan aset seni budaya, nilai tradisi sebagai khasanah budaya dan ciri khas kepribadian bangsa. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini, dapat diukur dengan indikator : a. Jumlah grup kesenian b. Jumlah gedung kesenian
84
c. Jumlah seniman dan budayawan yang dibina d. Jumlah penyelenggaraan festival seni budaya dan agama e. Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya f. Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu meningkatkan pembinaan dan pagelaran seni budaya, aktualisasi asset, kreasi, karya cipta seniman dan potensi budaya Pacitan di luar daerah atau luar negeri, dengan program sebagai berikut : a. Pengembangan nilai budaya b. Pengelolaan kekayaan budaya c. Pengelolaan keragaman budaya 4
Sasaran 3 : Terselenggaranya kegiatan promosi potensi daerah/budaya dan pariwisata ke luar daerah maupun ke luar negeri. Untuk menilai keberhasilan ini dapat diukur dengan indikator : jumlah kunjungan wisata. Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu meningkatkan promosi potensi daya tarik wisata secara intensif di luar daerah baik di dalam negeri maupun luar negeri, yang diwujudkan dalam Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata.
1.
Sasaran 4 : Terselenggaranya peningkatan kualitas ODTW, sarana prasarana dan fasilitas kunjungan wisata yang lebih memadai. Untuk menilai keberhasilan ini dapat diukur dengan indikator : 1.
Jumlah kunjungan wisata nusantara dan mancanegara
2.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD
3.
Prosentase obyek wisata yang layak jual
4.
Jumlah kemitraan pariwisata dengan pihak ketiga / stake holder
Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu peningkatan kualitas kawasan / sarana prasarana obyek wisata dan peningkatan peran serta dunia usaha kepariwisataan/stakeholder, yang diwujudkan dalam program : a. Program Pengembangan pemasaran Pariwisata b. Program Pengembangan Detinasi Pariwisata
85
c. Program Pengembangan Kemitraan. 5.
Sasaran 5 : Terselenggaranya pembinaan dan pengembangan minat, bakat dan kreativitas pemuda serta semangat patriotisme. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : 1. jumlah organisasi pemuda 2. jumlah kegiatan kepemudaan 3. Prosentase Organisasi Kepemudaan yang dibina 4. Prosentase kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu dengan pembinaan kreativitas SDM generasi muda, penyelamatan martabat serta semangat patriotisme generasi muda, yang diwujudkan dengan program sebagai berikut : a. Program peningkatan peran serta kepemudaan
6.
Sasaran 6
:
Terciptanya olahraga yang berkualitas, berprestasi dan
memasyarakat. Untuk menilai keberhasilan sasaran ini dapat diukur dengan indikator : 1. Jumlah klub olahraga 2. Jumlah gedung olahraga 3. Jumlah organisasi olahraga 4. Jumlah kegiatan olahraga 5. Jumlah gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) 6. Jumlah penyelenggaraan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten 7. Jumlah lapangan olahraga 8. Jumlah jenis olahraga berprestasi 9. Prosentase jenis olah raga yang berprestasi 10. Prosentase olah raga yang berkembang dimasarakat 11. Prosentase sarana dan prasarana olah raga yang di bangun Kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari jenis layanan satuan kerja. Adapun untuk Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan kelompok sasaran ini meliputi :
86
Kelompok sasaran pembangunan di bidang kebudayaan : 1.
seniman dan budayawan daerah di Pacitan
2.
guru sejarah dan guru kesenian di Pacitan
3.
sanggar seni atau budaya di Pacitan
4.
peneliti /arkeolog / ahli geologi
5. pelajar SD/MI, SMP, SMA, dan mahasiswa Perguruan Tinggi di Pacitan Kelompok sasaran pembangunan bidang pariwisata : 1. pelaku pariwisata (seperti hotel, restoran/rumah makan, biro perjalanan wisata/travel, warnet dan sebagainya) 2.
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara
Kelompok sasaran pembangunan bidang pemuda : 1.
lembaga kepemudaan dan pemuda di Pacitan
2.
OSIS, BEM, Gerakan Pramuka, Pondok Pesantren, Remaja Masjid, dan Pecinta Alam di Pacitan
3.
Pemuda Pelopor, SP3, dan KUPP di Pacitan
4.
Penilik Pemuda
Kelompok sasaran pembangunan bidang olahraga : 1. Guru olahraga, pelatih, wasit cabang olahraga prestasi di Pacitan 2. Klub olahraga prestasi di Pacitan 3. Pelajar SD/MI, SMP, SMA mahasiswa di Pacitan 4.
Atlet PPLD dan atlet prestasi di Pacitan
5. Penyandang cacat dan masyarakat lanjut usia di Pacitan 6. Pondok pesantren di Pacitan 7. Pengelola organisasi olahraga dan pengurus cabang olahraga di Pacitan 8. Klub-klub olahraga rekreasi yang di masyarakat 9. Penilik Olahraga 10. Industri Olahraga 11. Tokoh Olahraga
87
4. Implikasi RTRW bagi Pelayanan Dinas Kebudayaan pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pacitan. Rencana Tata Ruang Kabupaten Pacitan sebagimana yang ditetapkan dalam Peratruran Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 tahun 2010 adalah Untuk memudahkan perencanaan
dan
pemanfaatan
tata
ruang
dalam
pengembangan
pariwisata
( pengembangan kawasan strategis ), adalah sebagai berikut ; a. Rencana Pengembangan Sistem Perwilayahan Di sektor pariwisata, keindahan alam dan unsur sosial budaya di kabupaten Pacitan sangat berpotensi untuk dikembangkan, yaitu dalam rangka diversifikasi jenis obyek wisata yang menunjang kepariwisataan nasional. Lokasi potensi wisata yang beragam dan menyebar di seluruh wilayah di Kabupaten Pacitan, membutuhkan pengembangan kepariwisataan secara spasial untuk mendorong upaya pengembangan secara sistemik dan konseptual. Maka dari itu sistem perwilayahan pengembangan pariwisata perlu dibentuk dengan tujuan mengembangkan keragaman produk, mengorganisasikan objek daerah wisata dalam sistem yang terpadu dan mendistribusikan kunjungan wisata secara merata dengan keunikan daya tarik masing-masing kawasan. Adapun rencana perwilayahan kawasan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pacitan b. Rencana Pengembangan Sistem Pelayanan Wilayah Berdasarkan aspek kondisi potensi dan permasalahan pariwisata di Kabupaten Pacitan, ditentukan pusat pelayanan yang diarahkan untuk pengembangan fasilitas pelayanan wisata di Kabupaten Pacitan, yaitu : Pusat pelayanan skala regional, dengan kriteria : a. Pusat yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan dalam lingkup regional dan mendorong daerah sekitarnya. b. Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan / bank yang memiliki jangkauan pelayanan skala regional c. Pusat pengumpul barang secara regional d. Simpul transportasi lintas wilayah e. Pusat jasa pemerintahan untuk skala regional
88
f.
Pusat jasa-jasa publik yang lain untuk skala pelayanan regional dan lokal
g. Dalam aspek kepariwisataan, jenis pusat pelayanan ini secara umum didorong untuk mampu berfungsi sebagai pusat skala lintas regional karena batas KPP itu sendiri bersifat open boundary antar kecamatan h. Pusat pelayanan kategori ini juga sekaligus dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan skala lokal i.
Pusat jasa-jasa pelayanan informasi dan telekomunikasi Pusat pelayanan lokal, dengan kriteria :
Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang memiliki jangkauan pelayanan skala kawasan dan lintas kecamatan Pusat pengolahan/ pengumpul barang dan jasa dengan skala jangkauan pelayanan lintas kecamatan Simpul transportasi lintas kecamatan dan kawasan Pusat jasa pemerintahan dan jasa-jasa lainnya dengan skala jangkauan pelayanan lintas kecamatan dan kawasan. 5. Implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis
bagi Pelayanan Dinas
Kebudayaan, Pariwista Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pacitan Sangat mempengaruhi masyarakat yang dilayani, karena melihat kondisi lingkungan yang bersih dan rapi serta melihat beberapa sektor seperti sumberdaya air dan sumberdaya alam yang ada, sehingga muncul beberapa permasalahan utama yang berkembang sesuai dengan hasil survei dan investigasi. Adapun permasalahan yang terdapat pada : 1. Sektor Sumberdaya Air a. Bencana Alam Terjadinya bencana alam seperti banjir dan kekeringan merupakan akibat dari ahli fungsi lahan dan kerusakan (DAS) Grindulu yang selama ini terjadi di wilayah Kabupaten Pacitan. b. Pemenuhan Kebutuhan Air
89
Lemahnya koordinasi dan kerjasama antar instansi, tingginya potensi konflik penggunaan dan pemanfaatan air serta belun tercapainya pola pengelolaan sumberdaya air yang terpadu menjadi factor pemicu kekeringan dan defisit air pada musim kemarau. c. Ketersediaan Air Potensi Sumber Daya Air di Kabupaten Pacitan cukup besar, hal ini dapat dilihat dari curah hujan yang rata-rata terjadi. Peningkatan pertumbuhan penduduk menjadi factor utama terjadinya peningkatan kebutuhan pasokan air. 2. Sektor Sumber Daya a. Peningkatan Lahan Kritis Kerusakan kawasan hutan dan terjadinya degradasi lahan akan menyebabkan terjadinya lahan kritis. Pengelolaan lahan – lahan kritis perlu dilakukan untuk memulihkan daya dukung terhadap ekosistem dan lingkungan. Peningkatan fungsi penghijauan dengan peningkatan fungsi hutan dan melestarikannya dapat mencegah erosi dan meningkatkan nilai ekonomi lahan. b. Degradasi Lingkungan Lahan dan hutan sebagai satu kesatuan ekosistem pendukung ekosistem di darat. Kerusakan sumberdaya alam (lahan dan hutan) akan berdampak pada ekosistem yang ada seperti kondisi lingkungan yang berubah dan penurunan daya dukung lingkungan (degradasi). Dalam hal ini kelestarian lingkungan mutlak diperlukan untuk menjaga keberlanjutan kehidupan dengan selalu mengutamakan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. c. Bencana Alam Bencana alam yang disebabkan oleh pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan tanpa memperhitungkan kemampuan alam dan daya dukung lingkungannya adalah banjir dan longsor. Selain karena kondisi topografi, khususnya pada wilayah dataran rendah dan cekungan merupakan wilayah pertemuan aliran sungai. Selain itu factor utamanya adalah rusaknya kawasan hutan di daerah penyangga.
90
d. Pertumbuhan Ekonomi Telah teridentifikasinya wilayah sebaran bahan galian diwilayah DAS Grindulu telah ditetapkannya jenis bahan galian unggulan pada masing – masing wilayah, maka selaknya zone pengembangan pembangunan sumberdaya mineral tersebut menjadi focus pembangunan sector pertambangan di Kabupaten Pacitan. Agar perkembangan kawasan pertambangantidak merusak lingkungan, kegiatan ini perlu diawasi secara ketat perkembangannya dan dibuat aturan yang mengharuskan para investor ini utuk menguruk bekas galiannya agar tidak meninggalkan lubang – lubang bekas galian yang dapat menimbulkan dampat negative / kerusakan terhadap lingkungan. e. Arahan untuk Budidaya Tembakau, Cengkih dan Industri Pengolahannya Syarat tumbuh tanaman tembakau pada umumnya dengan curah hujan rata – rata 2000mm/tahun. Dengan suhu udara antara 21-32 C, pH antara 5-6 dengan jenis tanah andosol atau inseptisol. Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik dengan ketinggian antara 200-3000 m dpl. Pada masa pertumbuhan memerlukan air yang cukup dan pada masa pemanenan membutuhkan musim kering agar daun – daunnya berkualitas bagus.
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telaahan dari beberapa dokumen perencanaan lainnya, maka isu-isu strategis yang ada di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut : 1.
Gejala krisis jati diri dan karakter bangsa yang disebabkan olah dampak negatif globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang membuka peluang terjadinya interaksi budaya antarbangsa.
2.
Belum berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap nilai dan keragaman budaya.
3.
Kualitas pengelolaan, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya perlu dioptimalkan.
4.
Pengelolaan destinasi pariwisata yang belum optimal.
5.
Sarana dan prasarana pendukung pariwisata seperti akses jalan menuju destinasi dan amenitas belum memadai.
91
6.
Peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan pariwisata yang belum optimal disebabkan oleh belum membaiknya kondisi ekonomi dan belum efektifnya kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi di bidang pariwisata.
7.
Pemanfaatan media massa, elektronik, dan media cetak serta teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana promosi belum optimal.
8.
Promosi destinasi periwisata di dalam maupun di luar daerah masih belum optimal.
9.
Kemitraan antar pemangku kepentingan dalam melakukan pemasaran dan promosi belum optimal.
10.
Dukungan pemerintah daerah dalam mendukung promosi pariwisata masih rendah.
11.
Kompetensi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata masih rendah.
12.
Rendahnya kualitas pemuda, baik dari sisi rendahya pendidikan dan ketrampilan hidup maupun tingginya tingkat pengangguran usia produktif.
13.
Terbatasnya penyelenggaraan program peningkatan peran serta kepemudaan.
14.
Koordinasi antar organisasi pemuda dan pemberdayaan organisasi pemuda belum maksimal.
15.
Belum memadainya sarana dan prasarana bagi pemuda untuk mengembangkan bakat, minat dalam berkreasi dan berprestasi.
16.
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olah Raga yang dilakukan oleh Bidang Olah Raga masih belum maksimal.
17.
Program kegiatan Olah Raga selalu berbenturan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan.
18.
Pembinaan Olah Raga Prestasi dan Olah Raga Masyarakat kurang maksimal karena kurang Proaktif Cabang Olahraga dalam pembinaan dan pelaporan kegiatannya.
19.
Terbatasnya pendanaan dari pemerintah daerah dan masyarakat yang mengakibatkan keikutsertaan olahragawan dalam kejuaran di tingkat daerah maupun regional sangat kurang sehingga berakibat kurangnya pengalaman, fisik, mental, teknik dan taktik bertanding dibanding olahragawan di daerah lain.
20.
Terbatasnya sarana dan prasarana olahraga.
92
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi 1.
Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
metode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten Pacitan 20112016, maka visi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan 2011-2016 adalah : TERWUJUDNYA MASYARAKAT PACITAN YANG SEJAHTERA MELALUI PARIWISATA BERBASIS KELESTARIAN ALAM, BUDAYA LOKAL, NILAI RELIGI, PERAN SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA YANG PRODUKTIF, PRESTATIF DAN INOVATIF Diharapkan dengan terumusnya visi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan tersebut, maka dapat menjadi motivasi seluruh elemen dinas untuk mewujudkannya, melalui peningkatan kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. 2.
Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi olah visi,
93
maka misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016, yaitu : 1. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional. 2. Melakukan optimalisasi pengelolaan aset seni budaya daerah, nilai tradisi, situs sejarah dan kepurbakalaan. 3. Melakukan optimalisasi pengembangan obyek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana pariwisata serta pengembangan ekowisata berbasis pada ekonomi kerakyatan. 4. Melakukan pengenalan potensi obyek dan daya tarik wisata serta potensi pendukung lainnya 5. Melakukan pembinaan dan pengembangan kreativitas serta peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan 6. Mewujudkan olahraga yang berkualitas, berprestasi dan memasyarakat. 4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
1.
Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) – 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga di Kabupaten Pacitan. Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 adalah : 1.
Menciptakan kepuasan masyarakat wisatawan dan mewujudkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
2.
Melestarikan pengembangan, mengelola aset seni budaya daerah, nilai tradisi, situs sejarah dan purbakala, pemberian penghargaan seniman serta memelihara kepribadian bangsa yang tercermin di dalamnya.
3.
Mengenalkan potensi daerah dan daya tarik wisata Pacitan keluar daerah baik dalam negeri maupun luar negeri
94
4.
Meningkatkan daya tarik obyek wisata atau pengembangan pariwisata yang mampu menggerakkan sektor-sektor lain termasuk kelestarian sumber daya alam dan ekonomi rakyat di sekitarnya.
5.
Menunjukkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia generasi muda / pemuda sebagai kader penerus perjuangan dan pembangunan bangsa yang handal.
6.
Menyiapkan sarana, prasarana pengembangan prestasi olah raga di daerah.
2.
Sasaran Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan
dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang. Perumusan sasaran harus memiliki kriteria ”SMART”. Analisis SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas. Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 adalah : 2.
Sasaran 1 : Mewujudkan profesionalisme aparatur.. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : 1. Tertib administrasi penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan 2. Tertib administrasi pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan 3. Tertib administrasi pengelolaan kepegawaian Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik dan sarana penunjangnya., dengan program sebagai berikut : a. Peningkatan pengelolaan administrasi perkantoran b. Peningkatan sarana prasarana aparatur c. Pemungutan retribusi
2.
Sasaran 2 : Terselenggaranya pengenalan potensi dan aset seni budaya, nilai tradisi sebagai khasanah budaya dan ciri khas kepribadian bangsa. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini, dapat diukur dengan indikator :
a.
Jumlah grup kesenian
95
b.
Jumlah gedung kesenian
c.
Jumlah seniman dan budayawan yang dibina
d.
Jumlah penyelenggaraan festival seni budaya dan agama
e.
Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya
f.
Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu meningkatkan pembinaan dan pagelaran seni budaya, aktualisasi asset, kreasi, karya cipta seniman dan potensi budaya Pacitan di luar daerah atau luar negeri, dengan program sebagai berikut : a. Pengembangan nilai budaya b. Pengelolaan kekayaan budaya c. Pengelolaan keragaman budaya 5
Sasaran 3 : Terselenggaranya kegiatan promosi potensi daerah/budaya dan pariwisata ke luar daerah maupun ke luar negeri. Untuk menilai keberhasilan ini dapat diukur dengan indikator : jumlah kunjungan wisata. Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu meningkatkan promosi potensi daya tarik wisata secara intensif di luar daerah baik di dalam negeri maupun luar negeri, yang diwujudkan dalam Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata.
2.
Sasaran 4 : Terselenggaranya peningkatan kualitas ODTW, sarana prasarana dan fasilitas kunjungan wisata yang lebih memadai. Untuk menilai keberhasilan ini dapat diukur dengan indikator : a. Jumlah kunjungan wisata nusantara dan mancanegara b. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD c. Prosentase obyek wisata yang layak jual d. Jumlah kemitraan pariwisata dengan pihak ketiga / stake holder Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu peningkatan kualitas kawasan / sarana prasarana obyek wisata dan peningkatan peran serta dunia usaha kepariwisataan/stakeholder, yang diwujudkan dalam program : a. Program Pengembangan pemasaran Pariwisata
96
b. Program Pengembangan Detinasi Pariwisata c. Program Pengembangan Kemitraan. 5.
Sasaran 5 : Terselenggaranya pembinaan dan pengembangan minat, bakat dan kreativitas pemuda serta semangat patriotisme. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : 1. jumlah organisasi pemuda 2. jumlah kegiatan kepemudaan 3. Prosentase Organisasi Kepemudaan yang dibina 4. Prosentase kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu dengan pembinaan kreativitas SDM generasi muda, penyelamatan martabat serta semangat patriotisme generasi muda, yang diwujudkan dengan program sebagai berikut : b. Program peningkatan peran serta kepemudaan
6.
Sasaran 6
:
Terciptanya olahraga yang berkualitas, berprestasi dan
memasyarakat. Untuk menilai keberhasilan sasaran ini dapat diukur dengan indikator : 1.
Jumlah klub olahraga
2.
Jumlah gedung olahraga
3.
Jumlah organisasi olahraga
4.
Jumlah kegiatan olahraga
5.
Jumlah gelanggang/balai remaja (selain milik swasta)
6.
Jumlah penyelenggaraan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten
7.
Jumlah lapangan olahraga
8.
Jumlah jenis olahraga berprestasi
9.
Prosentase jenis olah raga yang berprestasi
10.
Prosentase olah raga yang berkembang dimasarakat
11.
Prosentase sarana dan prasarana olah raga yang di bangun
Adapun kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi yaitu : Pemasyarakatan olah raga dan pembinaan prestasi, yang
diwujudkan dalam
Programsebagi berikut : a.Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
97
b.Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga Keterkaitan (interrelasi) visi, misi, tujuan dan sasaran ditampilkan pada Tabel 4.1. 4.3 Strategi dan Kebijakan Untuk mencapai tujuan dan sasran di dalam Rencana Strategis (Renstra) diperlukan strategi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi. Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan dihasilkan dari posisi Strategis hasil analisa lingkungan yaitu S-O (Strengths – Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan tantangan yang ada. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan. Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk konfigurasi program kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan program-program pembangunan maupun bersifat eksternal yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan menfasilitasi kegiatan masyarakat. Adapun strategi dan kebijakan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dijelaskan pada bab tersebut diatas.
98
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan yang telah dirumuskan pada BAB IV, selanjutnya dalam mencapai Visi dan Misi Organisasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk jangka menengah 5 (lima) tahun sebagaimana initi dari Dokumen Rencana Strategis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, perlu dijabarkan dalam bentuk riil program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama Tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Adapun uraian Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Sasaran, dan Pendanaan Indikatif disampaikan dalam penjelasan berikut : 1. Program dan Kegiatan Program merupakan kumpulan-kumpulan kegiatan yang nyata dan sistematis serta terpadu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Program yang ditetapkan merupakan rencana yang lebih konkret yang mencakup berbagai jenis kegiatan yang mengarah kepada misi yang ditetapkan, sehingga program disusun ke dalam program prioritas dan program pendukung. Adapun Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dan dapat diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga meliputi 12 ( dua belas program ) Program yang terdiri dari beberapa Kegiatan sebagai berikut : A.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : a. Penyediaan jasa surat menyurat
99
b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor d. Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS e. Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah f.
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
g. Penyediaan jasa administrasi keuangan h. Penyediaan jasa kebersihan kantor i.
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
j.
Penyediaan alat tulis kantor
k. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan l.
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
m. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor n. Penyediaan peralatan rumah tangga o. Penyediaan bahan bacaan dan pearturan perundang-undangan p. Penyediaan bahan logistik kantor q. Penyediaan makanan dan minuman r.
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
s. Peningkatan dan Pengelolaan Administrasi Perkantoran B. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur a. Pembangunan rumah jabatan b. Pembangunan rumah dinas c. Pembangunan gedung kantor d. Pengadaan mobil jabatan e. Pengadaan kendaraan dinas/operasional f.
Pengadaan perlengkapan rumah jabatan/dinas
g. Pengadaan perlengkapan gedung kantor h. Pengadaan peralatan rumah jabatan/dinas i.
Pengadaan peralatan gedung kantor
j.
Pengadaan mebeleur
k. Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan l.
Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas
100
m. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor n. Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan o. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional p. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah jabatan/dinas q. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor r.
Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
s. Rehabilitasi sedang/berat rumah jabatan t.
Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
u. Rehabilitasi sedang/berat mobil jabatan v. Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinas/operasional C. Program Peningkatan pengembangan sisitem pelaporan capaian kinerja dan keuangan a. Monitoring Evaluasi Lakip dan penilaian mandiri D. Program Pengembangan Nilai Budaya a. Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah b. Penatagunaan naskah kuno nusantara c. Penyusunan kebijakan tentang budaya lokal daerah d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan nilai budaya e. Pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama di bidang budaya f.
Pengiriman Duta Seni dan Gelar Seni Budaya Pacitan di Luar Daerah
g. Pelestarian Kesenian Tradisional Daerah h. Pekan Wisata Budaya Pacitan i. E.
Pelestarian dan Aktualisasi Situs Purbakala
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya a. Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya b. Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno c. Penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah d. Sosialisasi pengelolaan kekayaan budaya bakal daerah e. Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air f.
Pengembangan kebudayaan dan pariwisata
g. Pengembangan nilai dan geografi sejarah
101
h. Perekaman dan digitalisasi bahan pustaka i.
Perumusan kebijakan sejarah dan purbakala
j.
Pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengelolaan kekayaan budaya
k. Pendukungan pengelolaan museum dan taman budaya di daerah l.
Pengelolaan karya cetak dan karya rekam
m. Pengembangan data base sistem informasi sejarah purbakala n. Lomba Paduan Suara Pelajar o. Festival Makanan Khas Daerah F.
Program Pengelolaan Keragaman Budaya a.
Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah
b.
Penyusunan sistem informasi database bidang kebudayaan
c.
Penyelenggaraan dialog kebudayaan
d.
Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah
e.
Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah
f.
Seminar dalam rangka revitalisasi dan reaktualisasi budaya lokal
g.
Monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
pelaksanaan
pengembangan
keanekaragaman budaya G. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : a.
Pembinaan organisasi kepemudaan
b.
Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan
c.
Fasilitasi aksi bhakti sosial kepemudaan
d.
Penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba di kalangan generasi muda
e.
Lomba kreasi dan karya tulis ilmiah di kalangan pemuda
f.
Pembinaan pemuda pelopor keamanan lingkungan
g.
Pameran prestasi hasil karya pemuda
H. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : a. Pelaksanaan identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga b. Pelaksanaan identifikasi dan pengembangan olahraga unggulan daerah
102
c. Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat d. Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah e. Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi f. Penyelenggaraan kompetisi olahraga g. Pemassalan olah raga bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat h. Pemberian penghargaan bagi insan olahraga yang berdedikasi dan berprestasi i. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi olahraga j. Pengembangan olahraga lanjut usia termasuk penyandang cacat k. Pengembangan olahraga rekreasi l. Peningkatan jaminan kesejahteraan bagi masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga m. Peningkatan jumlah dan kualitas serta kompetisi pelatih, peneliti, praktisi dan teknisi olahraga n. Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat o. Peningkatan manajemen organisasi olahraga tingkat perkumpulan dan tingkat daerah p. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pendanaan dan pembinaan olahraga q. Kerjasama peningkatan olahragawan berbakat dan berprestasi dengan lembaga/instansi lainnya I.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : a. Peningkatan kerjasama pola kemitraan antara pemerintah dan masyarakat untuk pembangunan sarana dan prasarana olahraga b. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga c. Pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana olahraga d. Pengembangan dan pemanfaatan iptek dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga e. Peningkatan peran dunia usaha dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga
103
f. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga J.
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : a. Analisa pasar untuk promosi dan pemsaran obyek pariwisata b. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata c. Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata d. Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata e. Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan pemasaran pariwisata g. Pengembangan Statistik Kepariwisataan h. Pelatihan pemandu wisata terpadu i. Road Show Talk Show Budaya dan Pariwisata Pacitan di Dalam Negeri j. Pemilihan / Seleksi dan Pembinaan Kethuk Kenang / Raka Raki dan Duta Wisata Daerah k. Lomba Fotografi Obyek Wisata
K.
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : b. Pengembangan obyek pariwisata unggulan c. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata d. Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan e. Pelaksanaan koordinasi pembangunan obyek pariwisata dengan lembaga/dunia usaha f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinasi pemasaran pariwisata g. Pengembangan daerah tujuan wisata h. Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standardisasi i. Gelar Atraksi Wisata Bahari
L.
Program Pengembangan Kemitraan, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : j. Pengembangan dan penguatan informasi dan database k. Pengembangan dan penguatan litbang, kebudayaan dan pariwisata
104
l. Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya m. Fasilitasi pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata dan budaya n. Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata o.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program peningkatan kemitraan
p. Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata q. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata r. Dukungan Kesenian Wisata Kuliner s. Peningkatan Kerjasama Investasi Pemerintah Kabupaten Pacitan (BUMD) bidang Pariwisata 2. Indikator Kinerja Pengukuran indikator kinerja disusun sebagai pedoman untuk memantau keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam memenuhi janjinya. Lebih jauh lagi indikator kinerja akan memberikan informasi mengenai kinerja suatu organisasi apakah berhasil atau gagal, baik atau tidak baik, sesuai ketentuan atau tidak. Indikator kinerja merupakan alat ukur spesifik secara kuantitatif dan atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan. Indikator keluaran program prioritas yang telah ditetapkan, merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome program. Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk benegiciaries tertentu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatankegiatan dalam satu program. Seluruh indikator kinerja akan menjadi dasar pengukuran dalam pelaksanaan evaluasi kinerja satuan kerja. Penetapan indikator kinerja ini sangat penting mengingat fungsinya sebagai pengukur atau ”penentu” keberhasilan atau kegagalan instansi pemerintah dalam melaksanakan rencana-rencana strategisnya. Untuk itu diperlukan adanya suatu ketentuan atau kriteria dan standar yang dapat disepakati oleh semua pihak
105
agar indikator kinerja suatu instansi dapat digunakan. Dengan berpedoman indikator kinerja, maka pengelolaan dan pengendalian kegiatan akan lebih terarah dan jika ditemui permasalahan akan lebih mudah pemecahan masalahnya. Pengukuran indikator kinerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan berdasarkan pada pedoman pengukuran indikator kinerja utama. Sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2007, indikator kinerja program menggunakan indikator hasil (outcome) dan kegiatan menggunakan indikator keluaran (output). 3. Sasaran Kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari jenis layanan satuan kerja. Adapun untuk Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan kelompok sasaran ini meliputi : Kelompok sasaran pembangunan di bidang kebudayaan : 1.
seniman dan budayawan daerah di Pacitan
2.
guru sejarah dan guru kesenian di Pacitan
3.
sanggar seni atau budaya di Pacitan
4.
peneliti /arkeolog / ahli geologi
5.
pelajar SD/MI, SMP, SMA, dan mahasiswa Perguruan Tinggi di Pacitan
Kelompok sasaran pembangunan bidang pariwisata : 1. pelaku pariwisata (seperti hotel, restoran/rumah makan, biro perjalanan wisata/travel, warnet dan sebagainya) 2.
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara
Kelompok sasaran pembangunan bidang pemuda : 1.
lembaga kepemudaan dan pemuda di Pacitan
2.
OSIS, BEM, Gerakan Pramuka, Pondok Pesantren, Remaja Masjid, dan Pecinta Alam di Pacitan
106
3. Pemuda Pelopor, SP3, dan KUPP di Pacitan 4. Penilik Pemuda Kelompok sasaran pembangunan bidang olahraga : 1. Guru olahraga, pelatih, wasit cabang olahraga prestasi di Pacitan 2. Klub olahraga prestasi di Pacitan 3. Pelajar SD/MI, SMP, SMA mahasiswa di Pacitan 4. Atlet PPLD dan atlet prestasi di Pacitan 5. Penyandang cacat dan masyarakat lanjut usia di Pacitan 6. Pondok pesantren di Pacitan 7. Pengelola organisasi olahraga dan pengurus cabang olahraga di Pacitan 8. Klub-klub olahraga rekreasi yang di masyarakat 9. Penilik Olahraga 10. Industri Olahraga 11. Tokoh Olahraga 4. Pendanaan Indikatif Pendanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, hanya bersumber dari Dana APBD Kabupaten Pacitan, yang artinya hanya bergantung kepada kemampuan APBD Kabupaten Pacitan. Seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya, bahwa seluruh program dan kegiatan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya masukan yang mendukung penyelenggaraannya. Salah satu masukan yang sangat vital adalah adanya dukungan dana operasional terhadap pelaksanaan program dan kegiatan. Dengan demikian, pendanaan indikatif selalu dicantumkan dalam penyusunan perencanaan program dan kegiatan. Adapun program dan Kegiatan Prioritas renstra Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Rga Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 dijelaskan dalam Tabel 5.1 berikut ini :
107
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja Program Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan yang mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut : 1. Misi III : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat Tujuan : Meningkatnya pelayanan dan mutu pendidikan Sasaran 7
: Meningkatnya prestasi pemuda dan olah raga
Indikator kinerja SKPD Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang mengacu kepada sasaran tersebut yaitu : A.
Indikator 1 : Prosebtase organisasi kepemudaan yang dibina Kondisi prosentase organisasi pemuda tahun 2010 sebesar 73.68 buah,
dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 % dengan rata-rata kenaikan pertahun sebesar 5 %. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Prosentase
organisasi
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
73.68
78
80
87.04
91.39
95.96
100
Target Capaian Setiap Tahun
kepemudaan yang dibina
108
B.
Indikator 2 : Prosentase Kenakalan Remaja dan penyalahgunaan Narkoba Kondisi Prosentase Kenakalan remaja dan penyalahgunaan Narkoba
tahun 2010 sebesar 20.7 %, dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 % dengan rata-rata kenaikan pertahun sebesar 30 % buah. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Prosentase
kenakalan
remaja
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
20.7
20.7
0
0
33.33
66.67
100
Target Capaian Setiap Tahun
dan penyalahgunaan narkoba
C.
Indikator 2
:
Prosentase Jenis Olah Raga yang berprestasi
Kondisi Prosentase jenis Olah Raga yang berprestasi
tahun 2010
sebesar 30 jenis dan capaian tahun 2016 ditargetkan sebesar 60 buah dengan ratarata kenaikan per tahun sebesar 10 jenis. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Prosentase Jenis Olah Raga
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
30
32
20
45
50
60
60
Target Capaian Setiap Tahun
yang berprestasi
109
D.
Indikator 3
:
Prosentase Jenis Olah raga yang berkembang di masyarakat
Kondisi Prosentase Jenis olah raga yang berkembang di Masyarakat pada tahun 2010 sebesar 40 buah atau dan capaian tahun 2016 ditargetkan sebesar 50 buah dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 3 buah. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
40
40
43
45
47
48
50
Prosentase Olah Raga yang
Target Capaian Setiap Tahun
berkembang di masyarakat
E.
Indikator 4 :
Prosentase Sarana dan Prasarana Olah Raga yang dibangun
Kondisi Sarana dan prasarana olahraga yang dibangun pada tahun 2010 sebesar 25 % buah dan capaian tahun 2016 ditargetkan sebesar 70 % dengan rata – rata kenaikan per tahun sebesar 5 buah. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Prosentase sarana dan prasarana
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
25
33
35
50
55
60
70
Target Capaian Setiap Tahun
olah raga yang dibangun
110
2..
Misi IV
: Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan
Tujuan
: Meningkatnya perekonomian daerah dengan optimalisasi potensi wilayah
Sasaran
: Meningkatnya pengelolaan obyek wisata yang berbasis pada potensi sumberdaya alam
A. Indikator I : jumlah kunjungan wisata Nusantara dan Mancanegara Kondisi jumlah kunjungan wisata tahun 2010 sebesar 487.855 orang, dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 676.798 orang dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 27.651 orang. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Jumlah
kunjungan
wisata
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
487.855
512.274
537.859
613.769
644.457
676.798
676.798
Target Capaian Setiap Tahun
Nusantara dan mancanegara
B. Indikator II : Prosentase Obyek Wisata yang layak jual Kondisi obyek wisata yang layah jual pada tahun 2010 sebesar 36.5, dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 46.58 orang dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 3%. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
111
No
1.
Indikator
Prosentase Obyek wisata yang
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
36.5
36.5
37.5
40.24
42.25
45.03
46.58
Target Capaian Setiap Tahun
layah jual
C. Indikator III : Prosentase Kemitraan Promosi Pariwisata dengan pihak luar / Agency Kondisi kemitraan promosi Pariwisata dengan pihak luar / agency pada tahun 2010 sebesar 48.78, dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 76.58 % dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 5 %. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Prosentase kemitraan promosi
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
48.78
60
61
66.15
69.46
76.58
76.58
Target Capaian Setiap Tahun
pariwisata dengan pihak luar / agency
3.. Misi VI
:
Mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama
Tujuan
:
meningkatnya tatanan sosial kemasyarakatan yang aman, tertib dan damai
112
Sasaran 3
:
meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya lokal
Dengan indikator antara lain : A. Indikator 1 : Cakupan Fasilitasi seni Kondisi cakupan fasilitasi seni pada tahun 2010 sebesar 45 buah, dan capaian tahun 2016 ditargetkan sebesar 70 buah dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 10 . Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Cakupan Fasilitasi seni
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
95
65
42
43
57
60
70
Target Capaian Setiap Tahun
B. Indikator 2 : Cakupan gelar seni Kondisi Cakupan gelar seni pada tahun 2010 sebesar 100 buah, dan capaian tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 buah dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 5 buah. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Cakupan gelar Seni
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
100
85
75
75
75
90
100
Target Capaian Setiap Tahun
113
C. Indikator 3 : Cakupan Tempat Kesenian Kondisi Cakupan tempat kesenian pada tahun 2010 sebesar 0 buah, dan capaian tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 25. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
3.
Indikator
Cakupan Tempat Kesenian
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
0
50
50
100
100
100
100
Target Capaian Setiap Tahun
D. Indikator 4 : Cakupan Kajian seni Kondisi Cakupan Kajian seni
pada tahun 2010 sebesar 13, dan
capaian tahun 2016 ditargetkan sebesar 100, dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 25. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Cakupan Kajian seni
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
13
50
50
75
100
100
100
Target Capaian Setiap Tahun
E. Indikator 5 : Cakupan Sumber daya Manusia kesenian
114
Kondisi cakupan sumber daya kesenian pada tahun 2010 sebesar 0, dan capaian tahun 2016 ditargetkan sebesar 25 dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 1. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut :
No
1.
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD 2016
0
15
25
25
25
25
25
Cakupan sumber daya kesenian
Target Capaian Setiap Tahun
Selain indikator-indikator yang telah diuraikan di atas terdapat juga indikatorindikator kinerja lain dari Dinas kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang secara bersama-sama mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Pacitan. Adapun indikator-indikator kinerja tersebut sebagai berikut : 1. Tertib administrasi penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan 2. Tertib administrasi pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan 3. Tertib administrasi pengelolaan kepegawaian 4. Jumlah grup kesenian 5. Jumlah Gedung Kesenian 6. Jumlah Seniman dan budayawan Daerah yang dibina 7. Jumlah Klub Olahraga 8. Jumlah Gedung Olahraga 9. Jumlah Penyelenggaraan Festival seni budaya dan Agama 10. Jumlah Sarana Pagelaran seni dan budaya 11. Jumlah Benda situs dan kawasan cagar budaya yang listarikan 12. .Misi kesenian 13. Cakupan Organisasi Kesenian 14. Jumlah Organisasi Pemuda
115
15. Jumlah Organisasi Olah Raga 16. Jumlah Kegiatan Kepemudaan 17. Jumlah Kegiatan Olah Raga 18. Jumlah Gelanggang/ balai remaja ( selain milik swasta ) 19. Jumlah Penyelenggaraan Kejuaraan Olah Raga Tingkat Kabupaten 20. Jumlah Lapangan Olah raga 21. Prosentase jenis olah raga yang berprestasi 22. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD
116
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis (RENSTRA) perubahan pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan
Tahun 2011 – 2016 merupakan suatu
dokumen yang disusun sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dokumen ini dijadikan sebagai dasar penyusunan program dan kegiatan tahunan atau yang lebih dikenal dengan istilah Rencana Kerja Tahunan (RKT) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Fungsi Rencana Strategis ini adalah sebagai penentu arah dalam perencanaan/penyusunan anggaran sebagai upaya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara lebih akuntabel.
Rencana Strategis ini bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan awal dari pelaksanaan kinerja pemerintahan yang akuntabel, sehinga Dokumen Rencana Strategis ini sebagai dasar dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilaksanakan sebagai wujud pertanggung jawaban dalam upaya mewujudkan ood Governance and Clean Government.
117
Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi tidak hanya ditentukan dengan adanya dokumen RENSTRA, melainkan dukungan dari dalam maupun dari luar Instansi, serta sektor terkait lainnya dan masyarakat luas serta tuntutan kerja keras dari seluruh jajaran, sehingga harapan untuk mewujudkan visi dan misi dapat tercapai.
Pacitan, ……………. 2013
Ditetapkan di Pacitan
BUPATI PACITAN,
pada tanggal
2013
KEPALA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PACITAN ,
INDARTATO
Dra. ENY SETYOWATI, MM NIP. 19640401 199003 2 008
118