BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman teknologi digital ini banyak pihak yang berlomba-lomba dalam penerapan teknologi, baik berdasarkan kebutuhan individual atau organisasi. Apa alasannya? Tentu karena teknologi dapat mempermudah pekerjaan manusia. Misalnya dulu orang dalam melakukan perjalanan ke suatu daerah untuk pertama kalinya harus melihat peta fisik atau bertanya pada penduduk sekitar dan membaca rambu-rambu petunjuk jalan. Bayangkan Anda harus membuka peta yang lebarnya mungkin ΒΌ ruang mobil Anda. Tentu akan sangat merepotkan dan tingkat resiko bahaya juga tinggi. Sekarang Anda hanya tinggal menggunakan perangkat mobile smartphone dan dapat melakukan pelacakan, rute dan estimasi waktu untuk sampai ke tempat tujuan Anda. Itu adalah satu contoh kecil tentang pengaruh teknologi digital. Dalam perkembangan secara umum, Indonesia sendiri belum dapat dikatakan berhasil untuk melakukan penerapan teknologi secara merata. Jika kita lihat kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya sudah mulai melakukan penerapan teknologi pada sistem kotanya. Misalnya Jakarta dengan aplikasi Qlue yang dapat melakukan deteksi kejadian di jalan-jalan di DKI Jakarta, seperti kemacetan, kecelakaan dan lainnya. Bandung yang sudah menerapkan sistem Smart City Bandung yang menghubungkan tiap masyarakat dengan menyediakan koneksi wifi di tiap sudut kota. Surabaya yang juga menerapkan sistem serupa di daerahnya dengan harapan dapat membangkitkan industri kreatif melalui kalangan anak muda. Bagaimana dengan Yogyakarta? Jika dilihat potensi Yogyakarta sendiri adalah sebagai pusat wisata dan pusat kota pelajar. Yogyakarta yang dipenuhi oleh developer-developer sistem yang sangat ahli, namun ternyata belum banyak yang cukup serius dalam membantu memaksimalkan potensi DIY itu sendiri. Salah satu yang turut serta dalam penerapan sistem untuk membantu memaksimalkan kinerja daerah adalah mitradesa dari combine. Alasan paling umum yang membuat enggan untuk turut
serta dalam pengembangan sistem daerah adalah karena keterlibatan dengan pemerintah tidaklah mudah, sehingga sebagian besar memilih untuk men-develop sistem yang berdiri sendiri-sendiri (tidak saling terintegerasi). Penulis dan rekanrekan telah melakukan beberapa survey ke instansi pemerintahan dan masyarakat untuk menjalin kerjasama dalam memaksimalkan potensi DIY. Pemerintahan sendiri ternyata memang memiliki persyaratan cukup banyak, sedangkan masyarakat memiliki animo yang sangat positif untuk pengembangan sistem yang tujuannya adalah memaksimalkan potensi daerah. Pemanfaatan teknologi di DIY sekarang berpusat dari kelurahan ke atas (hanya sektor data kependudukan), sedangkan bagian bawah belum terlingkupi apapun. Beberapa akibatnya adalah data penduduk yang tidak update, berkas surat yang tercecer, rusak atau hilangnya berkas surat dan pencarian berkas yang membutuhkan waktu lama menyebabkan pelayanan yang kurang baik. Kemudian dari masyarkat sendiri juga telah mencoba menerapkan penggunaan teknologi digital untuk membagikan info daerah (budaya, kerajinan, kegiatan lokal) dengan menggunakan blog. Namun sayangnya penggunaan masih berdiri sendiri-sendiri (tidak saling terintegerasi) sehingga menjadi masalah ketika terjadi pergantian perangkat daerah dan ketika pengguna internet (user) mencoba mencari informasi tentang suatu daerah. Menghadapi beberapa fakta diatas penulis mengambil dua kesimpulan, yang pertama adalah masukan dari masyarkat tentang memaksimalkan potensi daerah lokal (budaya, kerajinan, kegiatan daerah) dan optimasi urusan administrasi (surat, data kependudukan). Untuk percobaan penerapan sistem awal penulis memilih Kelurahan Cokrodiningratan. Kelurahan Cokrodiningratan adalah salah satu sampel survey dengan masalah serupa dan sudah terfasilitasi RT RW-nya. Kasus utama yang dialami sama seperti masalah tersebut diatas, tidak semua orang mengetahui bahwa ada kerajinan dari bahan daur ulang dan hebatnya kampung tangguh bencana milik mereka. Kebudayaan daerah yang belum begitu terangkat media internet sehingga potensi yang ada tidak berkembang dengan maksimal. Dari pihak masyarakat sendiri telah mengambil langkah inisiatif untuk menginformasikan berita dan isu
daerah Cokrodiningratan dengan menggunakan media blog. Namun masih terkendala pada penggunaannya yang membingungkan dan tidak terintegrasi satu sama lain. Sedangkan untuk urusan administrasi surat-menyurat seringkali perangkat RT RW tidak ada di tempat saat warga ingin melakukan pengurusan. Pelayanan mengenai pencarian berkas pun kurang efektif karena pencatatan dan penyimpanan yang masih dilakukan secara manual.
1.2 Identifikasi Masalah Dari masalah yang dijelaskan pada bagian latar belakang dapat diidentifikasi beberapa masalah utama yang mendasari penelitian ini, yaitu : 1. Dibutuhkan wadah sebagai sarana portal berita yang saling terintegrasi untuk memudahkan dalam berbagi informasi ke khalayak. 2. Setiap pengurus RT dan RW dari Kelurahan Cokrodiningratan disediakan akun yang dapat digunakan untuk membagikan berita daerahnya. 3. Perlunya proses yang sederhana ketika melakukan pewarisan kepengurusan kepada generasi pengurus selanjutnya untuk mengelola web daerah. 4. Dibutuhkan media alternatif untuk pengurusan dan pencatatan surat
pengantar warga. 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana mengembangkan sebuah sistem yang dapat membantu masyarakat Kelurahan Cokrodiningratan untuk dapat mengenalkan daerahnya sekaligus membantu performa perangkat daerah dengan menciptakan media alternatif untuk pengurusan surat pengantar?
1.4 Batasan Masalah 1.
Sistem yang dikembangkan penulis berfokus pada data seperti informasi wilayah daerah dan fasilitasi pengurusan surat via online.
2. Wilayah cakupan sistem ini adalah RT RW dan kelurahan atau desa.
3. Studi kasus untuk sistem pada laporan tugas akhir ini adalah Kelurahan Cokrodiningratan. 4. Sistem ditujukan untuk membantu meningkatkan minat masyarakat Cokrodiningratan, terutama untuk ketua RT dan ketua RW untuk mulai memanfaatkan fasilitas tersedia seperti komputer dan internet untuk membantu memaksimalkan kegiatan sehari-hari. 5. Yang memiliki akses untuk mempublikasikan atau posting artikel adalah pengurus RT, pengurus RW dan kelurahan Cokrodiningratan. 6. Untuk melakukan input, edit atau delete data pada sistem tiap RT, RW dan kelurahan harus terlebih dahulu memiliki akun yang terdaftar pada sistem. 7. Tiap RT, RW dan kelurahan masing-masing memiliki maksimal 1 akun. 1.5 Tujuan dan Manfaat Sistem Tujuan dalam penelitian ini adalah menciptakan wadah portal berita daerah dan memberikan alternatif prosedur untuk kepengurusan surat pengantar warga di Kelurahan Cokrodiningratan Yogyakarta untuk memaksimalkan potensi daerah dan pelayanan publik dari sisi administrasi surat.
1.6 Metode Penelitian Penelitian dalam pembuatan sistem ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu metode pengumpulan data dan perancangan dan pengembangan sistem. 1. Metode pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam perancangan sistem ini terdiri dari observasi dan studi literatur. a. Observasi Observasi dilakukan langsung oleh penulis pada Desember 2014 sampai Januari 2015 dan Maret 2015 sampai April 2015. Dengan melakukan survey ke beberapa titik daerah di Yogyakarta yang dirasa mampu atau sudah memiliki fasilitas yang cukup untuk menerapkan sistem yang dikembangkan oleh penulis. Daerah yang di maksud adalah RT 36 Taman Sari (Kampung Cyber), Kelurahan Gowongan dan Kelurahan
Cokrodiningratan. Kemudian kunjungan dan wawancara juga dilakukan di Bagian Tata Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan narasumber Bapak Hendy Setiawan selaku Kepala Sub Bagian Bina Kecamatan dan Kelurahan Tapem Kota Jogjakarta. Penulis juga melakukan kunjungan dan wawancara ke Bagian Kependudukan Dan Pencatatan Sipil dengan narasumber Ibu Ita Rustatnti selaku Sekretaris Dinas untuk mengetahui perkembangan
seputar
sistem
yang
digunakan
oleh
Bagian
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil dan status penggunaan e-KTP untuk sistem. b. Studi Literatur Studi literatur beberapa peraturan pemerintah daerah tentang kependudukan, tata pemerintahan dan UU ITE mengenai data kependudukan. 2. Pengembangan Sistem a. Analisis Bagian ini berisi analisa permasalahan langsung di lapangan. Hasil analisa kemudian dikaji kembali dan dijadikan kebutuhan sistem, kebutuhan data, kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional (batasan). b. Perancangan Bagian ini berisi perancangan sistem, perancangan basis data, perancangan struktur menu dan antarmuka. Perancangan sistem menggunakan UML sebagai model diagram perancangan. Diagram UML yang digunakan meliputi usecase diagram, activity diagram dan class diagram. Untuk perancangan basis data digunakan entity relationship diagram. c. Pembuatan Kode Program Bagian ini berisi pembuatan kode program untuk sistem seperti pada bagian
perancangan.
Pembuatan
kode
program
menggunakan
framework Ruby On Rails dengan bahasa pemrograman Ruby, basis
data MySQL dan antarmuka menggunakan HTML5, CSS3 dan Javascript. d. Pengujian Sistem Bagian ini berisikan proses pengujian sistem sebelum diterapkan. Pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian fungsional sistem (validasi bentuk data sebelum disimpan) dan pengujian alur konfirmasi surat pengantar. e. Pemeliharaan Bagian ini penanganan setelah sistem selesai dibangun sehingga dapat dilakukan perubahan atau penambahan sesuai kebutuhan. f. Dokumentasi dan Pelaporan Bagian dokumentasi rancangan sistem secara menyeluruh. 1.7 Metode Penulisan Agar hasil penyususan laporan penelitian tugas akhir ini dapat menggambarkan sistem secara menyeluruh dan dapat lebih mudah dipahami, maka disusunlah sistematika penulisan yang terdiri dari enam bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bagian yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat sistem, metode penelitian dan metode penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini berisi rincian perbandingan sistem yang penulis kembangkan dengan sistem yang telah ada sebelumnya. BAB III LANDASAN TEORI Bagian ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam perancangan dan pengerjaan sistem yang penulis kembangkan.
BAB IV RANCANGAN SISTEM Berisi rancangan sistem mulai dari framework yang digunakan, UML, entity relationship diagram dan rancangan tampilan. BAB V IMPLEMENTASI Berisi implementasi kode program dan antarmuka sistem. BAB VI PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Berisi evaluasi kesesuaian sistem dengan rancangan sistem yang telah dibuat. Bab ini juga bertujuan mengevaluasi kinerja sistem, mengurangi adanya kesalahan dan memastikan sistem dapat digunakan. BAB VII PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran mengenai sistem dan kegiatan proyek sistem informasi.