1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bidang industri secara nasional maupun internasional saat ini semakin tinggi. Persaingan tersebut harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas perusahaan. Produktivitas merupakan konsep umum yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa dengan menggunakan sumber daya secara efisien. Penggunaan sistem otomasi sudah menjadi konsep salah satu cara mengingkatkan produktivitas beberapa perusahaan. Namun, tidak sedikit juga yang tetap menggunakan tenaga manusia dalam melaksanakan proses produksi material tertentu. Dalam penanganan material pada perusahaan industri di Indonesia masih banyak menggunakan sistem secara manual menggunakan tenaga manusia. Penanganan secara manual dianggap tidak memerlukan biaya besar dan mudah oleh perusahaan. Melihat biaya dan kemudahan dari sistem manual, perusahaan terkadang lupa untuk memperhatikan akibat dari penanganan material yang dilakukan secara manual bagi kesehatan pekerja. Pengaruh dari penanganan material secara manual yang tidak diperhatikan biasanya memunculkan ketidaknyamanan kerja pada penanganan material atau barang (Manual Material Handling) sehingga dapat meningkatkan beban kerja dan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja. Pada aspek ergonomi, postur kerja seoarang pekerja merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat kenyamanan kerja. Musculoskeletal Disorders atau nyeri punggung adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung yang merupakan akibat dari berbagai aktivitas. Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka yang beraktivitas dengan posisi tubuh yang salah (Anonim, 2003). Musculoskeletal Disorders (MSDs) atau keluhan muskuloskeletal adalah
1
2
keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai keluhan berat. Apabila seseorang menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (Grandjen, 1986). Saat ini, 90% kasus nyeri punggung bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja (Llewellyn, 2006). Menurut data, dalam satu bulan rata-rata 23% pekerja tidak bekerja dengan benar dan absen kerja selama delapan hari dikarenakan sakit pinggang. Berdasarkan hasil survey tentang akibat sakit leher dan pinggang, produktivitas kerja dapat menurun sehingga hanya tinggal 60% (Anonim, 2003). Menurut penelitian, pekerjaan mannual handling dan lifting merupakan penyebab utama terjadinya cedera tulang belakang (back pain). Di samping itu sekitar 25% kecelakaan kerja juga terjadi akibat pekerjaan material mannual handling. Sebelumnya dilaporkan bahwa sekitar 74% cedera tulang belakang disebabkan oleh aktivitas mengangkat (lifting activities). Sedangkan 50-60% cedera pinggang disebabkan karena aktivitas mengangkat dan menurunkan material (Tarwaka, 2004).Dari berbagai studi ergonomi yang telah dilaksanakan banyak faktor yang secara signifikan memberikan kecenderungan memicu terjadinya kesalahan yang dibuat oleh manusia. Salah satunya diakibatkan oleh meningkatnya beban kerja (workload) dari operator dalam sebuah sistem kerja (Bridger, 1995). PT New Armada merupakan perusahaan yang bergerak dibidang autobody manufacturing yaitu perusahaan yang menjadi spesialis mobil dan interior mobil di Indonesia. Terdapat banyak mesin dan material yang digunakan oleh PT New Armada untuk memproduksi bagian – bagian dari mobil. Gudang Material
Forklift Manual
Pemindahan Material Secara Manual
Mesin Small Press
Gambar 1.1 Diagram Aliran Material Pada Mesin Small Press
3
Gudang Material
Forklift Manual
Pemindahan Material Secara Manual
Mesin Big Press
Gambar 1.2 Diagram Aliran Material Pada Mesin Big Press Proses produksipada PT New Armada sudah menggunakan sistem otomasi. Namun, masih terdapat penanganan material secara manual dalam proses tertentu, salah satunya pada proses pressing yang dilakukan oleh operator pada mesin Small Press dan Big Press. Dalam pelaksanaan produksi secara manual diperlukan evaluasi dan analisis lebih lanjut karena adanya keluhan nyeri akibat kerja yaitu Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada tubuh bagian atas yang disampaikan oleh operator kepada peneliti saat melakukan survey lapangan. Analisis dilakukan untuk mencegah dan memperkecil kemungkinan timbulnya Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada operator di lingkungan kerja. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian di PT New Armada yang berkaitan dengan ergonomi khususnya mengenai evaluasi kerja secara ergonomi pada pekerja yang melakukan penanganan material secara manual di proses pressing pada mesin Small Press dan Big Press. Aktivitas pada proses ini dilakukan oleh operator secara manual dan berulang – ulang. Dalam melakukan analisis resiko kerja ergonomi terdapat beberapa metode yang dapat digunakan seperti OWAS, RULA, Upper Limb Disorder Guidance, OCRA, Checklist, dan REBA (David, 2005). Dari beberapa metode tersebut, metode OCRA merupakan metode yang dapat memberikan penilaian terhadap resiko kerja ergonomi yang mempertimbangkan resiko dengan jumlah faktor resiko yang lebih banyak dari metode lainnya (David, 2005). Oleh karena itu, analisis yang dilakukan pada proses pressing dengan penanganan secara manual pada PT New Armada akan dilakukan dengan menggunakan metode Occupational Repetitive Action (OCRA). Metode OCRA merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas dengan pembebanan pada tubuh bagian atas, serta pada aktivitas tersebut terdapat aktivitas berulang (Stanton dkk, 2005). Metode OCRA mengevaluasi aktivitas pada proses pressing, yaitu aktivitas
4
operator dalam memindahkan material menggunakan tubuh bagian atas, serta aktivitas pemindahan material tersebut dilakukan berulang sepanjang shift kerja berlangsung. Metode OCRA merupakan metode pertama dengan analisis dari banyak faktor yang tidak dipertimbangkan pada metode evaluasi resiko ergonomi yang lain sehingga metode yang paling reliable untuk dikembangkan (Stanton dkk, 2005). Hasil analisis yang didapat dengan metode OCRA ini akan menunjukkan tingkat resiko kerja ergonomi yang dialami operator, serta memberikan rekomendasi bagi PT New Armada untuk mengurangi ketidaknyamanan kerja serta resiko timbulnya MSDs pada operator mesin Small Press dan Big Press dengan memperbaiki setiap faktor yang diperhitungkan dalam metode OCRA.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kondisi kerja operator dalam melakukan penanganan material secara manual dalam proses pressing pada mesin Small Press dan Big Press di PT New Armada yang dianggap beresiko menyebabkan MSDs. 2. Rekomendasi perbaikan ergonomi khususnya mengenai postur kerja dan beban kerja pada proses pressing di PT New Armada.
1.3. Batasan Masalah Masalah yang dipecahkan dalam penelitian ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut: 1. Proses yang diamati adalah proses pressing di PT New Armada, yang merupakan rekomendasi dari perusahaan untuk dianalisis dan dievaluasi.
5
2. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi penanganan material secara manual pada operator adalah metode Occupational Repetitive Action (OCRA) Index. 3. Perbaikan dilakukan pada faktor-faktor dalam aktivitas kerja dan pergerakan berulang – ulang yang dianggap beresiko menyebabkan MSDs bagi operator. 4. Penelitian dan pengamatan dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan. 5. Stasiun kerja yang menjadi fokus penelitian ini adalah 14 Operator yang terdapat di lini produksi PT. New Armada yang terdiri dari : 10 Operator Mesin Small Press 4 Operator Mesin Big Press
1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengevaluasi penanganan material secara manual pada operator mesin Small Press dan Big Press dalam proses pressing dengan menggunakan metode OCRA index. 2. Memberikan rekomendasi perbaikan aktivitas kerja operator yang terdapat pada PT New Armada.
1.5. Manfaat Penelitian 1. Mengetahui resiko kerja ergonomi pada operator mesin Small Press dan Big Press di PT New Armada dengan menggunakan metode OCRA, sehingga dapat segera diperbaiki untuk mengurangi keluhan nyeri atau sakit akibat kerja pada operator.