BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Ada banyak cara bagi manusia melakukan transaksi. Zaman dahulu
manusia bertransaksi dengan cara barter. Namun kini cara seperti itu telah ditinggalkan sejak uang dikenal sebagai alat transaksi. Bahkan kini uang tidak lagi digunakan secara fisik. Ada model pembayaran dengan kartu debit, kartu kredit, dan juga voucher. Dengan cara tersebut, pembayaran tidak lagi dilakukan dengan menyetorkan sejumlah uang. Sistem pembayaran dengan kartu debit dan juga voucher akan mengurangi saldo yang dimiliki oleh pemegang kartu. Dalam hal ini kartu debit mengurangi saldo rekening pemegang kartu, dan penggunaan voucher akan mengurangi saldo voucher yang ada. Sedangkan sistem pembayaran dengan kartu kredit akan menambah jumlah utang yang dimiliki pemegang kartu yang harus dibayarkan di akhir bulan. Pembayaran dengan kartu debit, kartu kredit, dan voucher, jika dibandingkan dengan pembayaran dengan menggunakan uang tunai, dapat mengatasi kendala terbatasnya persediaan uang tunai, oleh karena sifatnya yang memotong saldo atau menjadi utang dalam hal kartu kredit. Hal ini memang menjadi persoalan yang cukup serius karena keterbatasan persediaan uang tunai bisa menyebabkan pelaku usaha melakukan kecurangan, misalnya memberikan kembalian kurang dari yang seharusnya, atau memberikan kembalian berupa barang yang tidak diinginkan konsumen, misalnya permen. Penggantian uang kembalian dengan permen adalah salah satu tindakan pelanggaran hukum. Alasan pertama, konsumen tidak berniat untuk membeli permen, tetapi penggantian uang dengan permen menyebabkan konsumen seolaholah membeli permen. Alasan kedua, konsumen tidak bisa memilih permen apa yang diberikan kepadanya, andaikata konsumen menerima penggantian permen. Alasan ketiga, permen yang dimaksud sebagai pengganti uang kembalian bukanlah merupakan alat tukar yang sah, karena tidak dapat dibelanjakan lagi. Dalam hal ini alasan pertama dan kedua melanggar UU No. 8 Tahun 1999 tentang 1
2
Perlindungan Konsumen, sedangkan alasan ketiga melanggar UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, dirancanglah sebuah sistem yang bisa digunakan untuk menangani persoalan uang kembalian tersebut dengan menggunakan metode penyimpanan kembalian. Jika kasir tidak memiliki uang kecil, jumlah kembalian akan dicatat dalam sebuah program. Masing-masing konsumen akan memegang sebuah RFID tag sebagai kartu anggota yang dapat digunakan mencatat jumlah kembalian dalam rekeningnya masing-masing, sehingga konsumen tetap memiliki hak atas uang kembalian walaupun kasir tidak dapat memberikannya karena ketiadaan uang kecil di mesin kasir. RFID tag akan berfungsi sebagai perangkat identifikasi anggota sehingga hanya dengan memindai RFID tag, komputer akan mengetahui dengan cepat rekening mana yang harus diakses. Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Muliarsha (2009), Eviriantari (2010) dan Jaya(2012). RFID pada penelitian Muliarsha digunakan sebagai penanda tiap-tiap karyawan dalam sistem absensi. Pada penelitian ini RFID akan digunakan sebagai penanda tiap-tiap anggota pada outlet ritel. Kemudian cara kerja sistem pada penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Eviriantari. Pada penelitian tersebut, peneliti membuka pintu dengan mengirimkan format SMS tertentu. Pintu yang dibuka di dalam penelitian ini akan dianalogikan sebagai pintu loker, yang di dalamnya bisa digunakan untuk menyimpan uang. Dalam penelitian ini, loker tersebut dibuat secara virtual, yaitu sebagai rekening yang bisa dibuka dengan password. Rekening ini nantinya akan digunakan untuk menyimpan catatan uang kembalian yang belum diberikan oleh kasir. Karena password yang digunakan adalah ID dari tag yang dimiliki oleh anggota outlet ritel, maka rekening itu pun hanya bisa dibuka dengan RFID tag yang dimiliki oleh pemilik yang bersangkutan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Jaya, tiap-tiap kendaraan ditandai dengan sebuah RFID tag. Pada saat membayar, akan ditampilkan data tagihan pembayaran retribusi parkir sesuai dengan durasi parkir kendaraan yang bersangkutan. Dalam penelitian ini RFID
3
akan digunakan oleh konsumen untuk menampilkan data rekening konsumen yang bersangkutan pada saat pembayaran di kasir.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas tersebut, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu: 1.
Bagaimana solusi yang ditawarkan supaya konsumen tetap memiliki hak atas uang kembaliannya walaupun tidak ada uang kecil tersedia di mesin kasir?
2.
Bagaimana cara mengidentifikasi tiap-tiap konsumen supaya bisa dilakukan pencatatan ke dalam rekening yang sesuai?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk memahami bagaimana cara menerapkan sistem RFID untuk digunakan sebagai alat identifikasi masing-masing konsumen.
2.
Untuk mengatasi kendala uang kembalian yang sering diganti permen atau bahkan tidak dikembalikan, sehingga konsumen tetap memiliki hak atas uang kembaliannya melalui fitur yang disediakan pada kartu anggota.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat
yang diperoleh dari penelitian ini adalah
memperluas
pemanfaatan teknologi informasi terutama pemanfaatan RFID, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara khusus, penelitian ini bermanfaat untuk menanggulangi permasalahan uang kembalian dalam transaksi sehari-hari, sehingga tidak akan terulang kembali masalah uang kembalian diganti permen, jumlahnya kurang, atau bahkan tidak diberikan uang kembalian.
1.5
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang dapat dimunculkan, maka ruang
lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini dibatasi sebagai berikut.
4
1. Perangkat keras yang digunakan berupa modul RFID RDM6300, board mikrokontroler Arduino Uno dengan mikrokontroler ATmega328P, dan satu unit komputer untuk menjalankan aplikasi kasir. 2. Perangkat lunak yang digunakan ialah Arduino 1.0.6 untuk memprogram mikrokontroler dan Borland Delphi 7 untuk membuat aplikasi kasir. Database yang digunakan ialah MySQL. 3. Pembahasan database difokuskan kepada tabel-tabel yang terlibat secara langsung dalam proses transaksi penjualan barang. 4. Diasumsikan bahwa sistem ini digunakan di minimarket dengan kondisi :
Minimarket hanya memiliki satu kasir dengan satu komputer.
Fitur penyimpanan uang kembalian diberikan kepada konsumen yang mendaftar untuk menjadi pelanggan di minimarket tersebut.
Saldo dapat digunakan sampai habis, namun hanya untuk dibelanjakan di minimarket tersebut.
Aplikasi ini bersifat lokal, yang berarti bahwa simpanan uang kembalian dan poin yang diperoleh pelanggan hanya bisa digunakan di minimarket tersebut.
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab I merupakan bab yang memuat gambaran umum mengenai isi laporan yang meliputi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab II merupakan bab yang memuat tinjauan mutakhir, teori-teori penunjang tentang RFID, mikrokontroler, dan software pendukung dalam pengerjaan tugas akhir ini.
5
BAB III METODE PENELITIAN Bab III merupakan bab yang memuat langkah-langkah analisis dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan tempat, waktu, sumber dan jenis data yang digunakan, teknik pengumpulan data yang digunakan, dan perancangan sistem yang akan dibuat.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab IV merupakan bab yang memuat hasil pengujian dan pembahasan tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang telah dirancang.
BAB V
PENUTUP Bab V merupakan bab yang memuat simpulan dari penelitian pada tugas
akhir,
serta
hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
mengembangkan sistem keanggotaan pada proses transaksi retail.
untuk