BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah juga menjadi salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Gerak sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia, maka dari itu keberadaan Usaha Kecil Menengah tersebut harus didukung dan ditingkatkan kemampuannya agar tetap eksis menopang ekonomi Indonesia. Salah satu masalah utama yang menjadi titik fokus dalam pengembangan UKM adalah mengenai pengelolaan keuangan. Karena banyak Usaha Kecil dan Menengah yang beranggapan bahwa pengelolaan keuangan merupakan hal yang mudah dan sederhana. Namun hal ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang sebenarnya, untuk pengelolaan keuangan pada UKM seharusnya membutuhkan keterampilan Akuntansi yang baik oleh pelaku bisnis usaha kecil menengah. Benjamin (1990) berpendapat bahwa yang menjadi kelemahan terbesar UKM dalam penyusunan laporan keuangannya antara lain, disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Munculnya
Standar
Akuntansi
Keuangan
Entitas
tanpa
Akuntabilitas Publik atau lebih dikenal dengan (SAK ETAP), dikarenakan banyaknya desakan dari berbagai pihak selain Indonesia, yang menuntut untuk menyediakan standar akuntansi keuangan khusus untuk UKM maka IASB mengesahkan IFRS for Small and Medium-
1
sized Entities (IFRS For SMEs) pada bulan Juni 2009 (IASB, 2009). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) kemudian mengadopsi IFRS For SMEs dan menyederhanakannya agar lebih sesuai dengan kondisi UKM yang ada di Indonesia. Pada tanggal 19 Mei 2009, IAI secara resmi mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Banyak pihak yang menyatakan bahwa susahnya UKM untuk menerapkan SAK ETAP dalam pelaporan keuangannya adalah karena UKM seolah-olah sudah mantap dengan apa yang dimilikinya sekarang. UKM cenderung puas terhadap usahanya sekarang dan tidak memiliki keinginan untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi. Padahal, untuk mampu mengembangkan usahanya, diperlukan
peningkatan
kapasitas
baik
itu
dilihat
dari
segi
manajemennya, keuangannya dan profesionalitasnya. UKM harus mampu bersaing dengan pasar yang lain agar perekonomian kita mampu lebih baik kedepannya. Oleh karena itulah, penliti tertarik untuk melakukan penerapan Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP terhadap laporan keuangan badan usaha UKM Perdagangan UD. Dua Dara di Sumbawa Besar dalam rangka untuk memberikan solusi dan dukungan mengenai kewajaran laporan keuangan UD. Dua Dara agar sesuai dengan apa yang menjadi harapan dari penerapan standar akuntansi di Indonesia, yang dapat menjadi contoh bagi UKM lain agar tertarik sehingga dapat menerapkan SAK ETAP dengan benar.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada paparan sebelumnya, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan pada UD. Dua Dara Sumbawa Besar?
2
2. Bagaimana perlakuan akuntansi berdasarkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan pada UD. Dua Dara Sumbawa Besar? 3. Bagaimana implikasi terhadap informasi laporan keuangan yang disajikan sebagai dampak dari diterapkannya SAK ETAP terhadap laporan keuangan pada UD. Dua Dara Sumbawa Besar? 4. Bagaimana rekomendasi yang dapat diberikan kepada UD. Dua Dara di Sumbawa Besar agar dapat menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk membantu pelaku bisnis usaha kecil dan menengah dalam memahami peran dan penerapan akuntansi didalam penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada aktivitas bisnisnya. Selain itu Penelitian ini juga dapat bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai perlakuan akuntansi yang sesuai dengan SAK ETAP agar dapat mendukung kewajaran laporan keuangan UD. Dua Dara di Sumbawa Besar.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dan tolak ukur bagi penelitian selanjutnya untuk masalah yang serupa, mengingat SAK ETAP merupakan hal yang baru didalam dunia Akuntansi Indonesia. 2. Manfaat Praktis Penelitian
ini
juga
diharapkan
dapat
meningkatkan
dan
memperluas wawasan mengenai bagaimana perlakuan akuntansi sesuai SAK ETAP terhadap laporan keuangan Usaha Kecil Menengah (UKM), khususnya dalam rangka untuk mendukung
3
kewajaran laporan keuangan UD. Dua Dara karena dimasa mendatang, pemerintah Indonesia pasti memberlakukan perisai hukum untuk menjamin penerapan SAK ETAP benar-benar terlaksana. Selain itu juga bagi pembaca, hasil penelitan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perlakuan akuntansi yang sesuai dengan SAK ETAP terhadap laporan keuangan UKM.
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2.1
Definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 4
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 pasal 1 ayat 2 (2008:2), yang disebut dengan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Sedangkan definisi dari usaha menengah menurut undang- undang No. 20 Tahun 2008 pasal 1 ayat 3 (2008:2), adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang. 2.2.2
Kriteria Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2008 pasal 6 ayat 2
(2008:5) kriteria suatu badan usaha dapat disebut sebagai usaha kecil adalah sebagai berikut : 1) kekayaan
bersih
lebih
dari
Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Kriteria suatu badan usaha dapat disebut sebagai usaha menengah adalah sebagai berikut : 1) kekayaan
bersih
lebih
dari
Rp 500.000.000,00 (Lima
5
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (Sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 2) memiliki hasil penjualan tahunan
lebih
dari
Rp2.500.000.000,00 (Dua milyar Lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (Lima Puluh Milyar Rupiah).
2.2. Laporan Keuangan 2.4.1
Definisi laporan keuangan Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (dalam Sawir,
2001), “Laporan keuangan merupakan laporan yang memaparkan hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang memberikan informasi mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Menurut Kieso, (2007:2) laporan keuangan merupakan sarana pemberi komunikasi informasi keuangan utama kepada pihakpihak diluar perusahaan. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. 2.4.2
Tujuan laporan keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi
kebutuhan
informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan
apa
yang
telah
dilakukan
manajemen
atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (SAK ETAP 2009:2).
2.3. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
6
Menurut
SAK
ETAP
(2009:1) Standar Akuntansi Keuangan
untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk
digunakan
entitas
tanpa
akuntabilitas
publik.
Demi
menyongsong serta mendukung masa transisi ke IFRS. Adapun Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang: 1) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan 2) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yangtidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika: 1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau alam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, padaotoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau 2) Entitas menguasai untuk sekelompok
aset besar
dalam kapasitas sebagai fidusia masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. SAK
ETAP
diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini diperkenankan, jika SAK ETAP diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 (SAK ETAP 2009:166).
2.4. Penyajian Laporan Keuangan SAK ETAP 2.4.1
Penyajian Wajar Laporan keuangan menyajikan dengan lengkap dan jujur atau
7
secara wajar mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Penyajian wajar mengharuskan untuk memberikan informasi mengenai penyajian laporan keuangan yang jujur atas pengaruh adanya transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang sesuai dengan kriteria pengakuan aset, penghasilan, kewajiban, dan beban. 2.4.2
Laporan Keuangan Lengkap Laporan keuangan untuk entitas yang lengkap meliputi beberapa
hal sebagai berikut : 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan modal atau ekuitas yang menunjukkan seluruh perubahan dalam ekuitas dan perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebgai pemilik. 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi dari penjelasan lainnya.
2.4.3
Penyajian Neraca dalam SAK ETAP Neraca minimal mencakup pos – pos berikut: kas dan setara kas,
piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, hutang usaha dan hutang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, serta ekuitas. Informasi yang di sajikan dalam neraca adalah sebagai berikut : 1. Kelompok aset tetap 2. Jumlah piutang usaha, piutang dari pihak – pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat, dan jumlah lainnya. 3. Persediaan yang menunjukkan secara terpisah jumlah dari: persediaan yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, persediaan dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, serta bahan baku dan barang habis pakai yang digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. 4. Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya. 5. Kelompok ekuitas, seperti modal disetor, tambahan modal
8
disetor, agio saham, saldo laba, serta pendapatan dan beban yang diakui langsung ke ekuitas.
2.4.4
Penyajian Laporan Laba Rugi dalam SAK ETAP Entitas harus menyajikan pos, judul, dan sub jumlah lainnya pada
laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan. Adapun informasi yang disajikan dalam Laporan laba rugi adalah sebagai berikut : 1. Saldo laba pada awal periode pelaporan. 2. Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutang selama periode. 3. Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periode lalu. 4. Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan akuntansi. 5. Saldo laba pada akhir periode pelaporan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian 3.1.1. Jenis penelitian dilihat dari penggunaanya Jika dilihat dari segi penggunannya, penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan (applied research). Karena penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah, mengetahui hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang tertentu (Khususnya bidang akuntansi). Dalam penelitian ini, peneliti menguji manfaat dari penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK ETAP pada perusahaan dan memberikan rekomendasi mengenai cara penyajiannya dan diharapkan dapat secara
9
langsung menerapkannya. 3.1.2. Jenis penelitian jika dilihat Berdasarkan tingkat eksplanasinya jika dilihat berdasarkan tingkat explanasinya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, hal ini dikarenakan dalam penelitian ini di lakukan pendekatan secara kualitatif dan menggunakan data-data yang berasal dari angka-angka yang diolah secara tidak terlalu mendalam dan digunakan untuk memahami atau mengetahui suatu fakta pada bidang tertentu (akuntansi) khususnya instrument laporan keuangan yang berdasar pada SAK ETAP.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk kedalam kategori usaha kecil menengah yang berada di daerah Sumbawa Besar yang bergerak dalam bidang perindustrian dan penjualan beras. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengang metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan pada maksud dan kriteria yang diinginkan oleh peneliti. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah UD. Dua Dara Sumbawa Besar, hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memiliki kriteria-kriteria seperti apa yang diinginkan oleh peneliti dengan bertolak ukur pada karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya.
3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan sekunder. Berupa dokumen-dokumen,
orang atau
karyawan-karyawan yang terlibat dalam proses terkait, serta segala aktivitas yang mendukung peneliti untuk menjawab apa yang menjadi masalah dalam penelitiannya.
3.4. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara pada narasumber secara langsung karena dengan menggunakan metode wawancara peneliti dapat
10
memperoleh informasi lebih lengkap dan terpercaya, observasi pada setiap kejadian yang berkaitan dengan penelitian agar informasi dapat lebih lengkap dan akurat, melakukan analisis dari dokumen-dokumen yang telah diperoleh.
3.5. Desain Penelitian Untuk Menjawab Permasalahan Pada desain penelitian ini, peniliti bermaksud menggunakannya untuk memberikan gambaran tentang bagaimana cara dan pelaksanaan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian serta memberikan penjelasan mengenai alasan dari pemilihan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian. Adapun penjelasan dan tata cara dalam menjawab pertanyaan yang menjadi masalah penelitan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan pada UD. Dua Dara Sumbawa Besar? 1) Sumber data yang digunakan adalah : a. Orang, meliputi pemilik dan karyawan dari UD. Dua dara Sumbawa Besar. b. Laporan keuangan yang digunakan, meliputi laporan neraca,
laporan
laba
rugi,
laporan
perubahan
perubahan ekuitas, laporan, neraca arus kas, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 2) Metode pengambilan data yang digunakan yaitu: a. Wawancara, digunakan untuk pemilik, dan manajer yang berhubungan dengan penyusunan pelaporan keuangan UD. Dua Dara. Wawancara menggunakan media pencatatan tertulis. b. Anilisis dokumen, yang merupakan bagian dari proses observasi agar data yang diperoleh lebih lengkap
2. Bagaimana perlakuan akuntansi berdasarkan SAK ETAP
11
untuk penyusunan laporan keuangan pada UD. Dua Dara ? 1) Sumber data yang digunakan adalah: a. Dokumen-dokumen yang sebelumnya di dapat dari pertanyaan pertama dan terlebih dahulu di lakukan analisis untuk menyesuaikannya, selain itu buku yang dapat memberikan informasi dalam penggunaan Laporan keuangan yang berdasarkan SAK ETAP. 2) Metode pengambilan data yang digunakan adalah : b. Dalam hal ini peneliti melakukan analisis dokumendokumen
sebelumnya
yang
diperlukan
untuk
membuat laporan keuangan yang didasarkan pada SAK ETAP. 3. Bagaimana implikasi terhadap informasi laporan keuangan yang disajikan sebagai dampak dari diterapkannya SAK ETAP terhadap laporan keuangan pada UD. Dua Dara di Sumbawa Besar? 1) Sumber data yang digunakan adalah: a. Dokumen-dokumen, yaitu laporan keuangan UD. Dua Dara sebelum menggunakan SAK ETAP dan versi baru yang disusun oleh peneliti. 2) Metode pengambilan data yang digunakan adalah: b. Dalam hal ini metode pengambilan data yang digunakan
untuk
menunjang
penelitian
adalah
metode analisis dokumen, dengan tujuan untuk membandingkan antara laporan keuangan sebelum dan sesudah di terapkannya SAK ETAP melalui horizontal analysis.
Hal ini dimaksudkan agar
peneliti dapat mengetahui secara langsung dampak dari di terapkannya SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan UD. Dua Dara Sumbawa Besar.
4. Bagaimana rekomendasi yang dapat diberikan kepada UD. Dua Dara agar dapat menyajikan laporan keuangan yang
12
sesuai dengan SAK ETAP? 1) Sumber data yang digunakan adalah: a. Dokumen-dokumen yang telah disesuaikan dengan SAK ETAP dan hasil dari analisis peneliti mengenai dampak dari diterapkannya SAK ETAP terhadap informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan UD. Dua Dara.
2) Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Menggunakan metode analisis dokumen-dokumen yang diperlukan peneliti sebagai acuan untuk memberikan rekomendasi dan beberapa saran yang berguna bagi pemilik dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP.
13
DAFTAR PUSTAKA
Manurung, 2005. Pengelompokkan UKM. Kementrian dan Koperasi UKM. Jakarta http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/e conomy/article/view/977/935 Michell, Suharli, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis, Jasa Dan Dagang, Edisi Pertama Graha Ilmu, Yogyakrta Bragg M Steven, 2011. Panduan IFRS, PT Indeks, Jakarta IAI, 2010, “SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)”. Available online at:www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20Umum&id=7 (accessed October 2011)
14
15
16