BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam rekayasa industri lepas pantai, peranan survei hidrografi sangat penting, baik dalam tahap perencanaan, tahap konstruksi maupun dalam tahap eksplorasi, seperti pada pergerakan rig (rig moving), vessel towing, survei vessel (vessel suvey), survei batimetri (bathymetric survey), konstruksi lepas pantai (marine, onshore and offshore construction), pengeboran (drilling exploration) maupun survei industri lepas pantai untuk keperluan pembangunan kawasan pesisir. Konstruksi pipa bawah laut di anjungan minyak lepas pantai memerlukan spesifikasi teknis yang berkaitan erat dengan spesifikasi konstruksi dan spesifikasi survei konstruksi. Spesifikasi konstruksi mencakup berbagai prosedur dan ketentuan yang berkaitan erat dengan pekerjaan konstruksi pipa bawah laut itu sendiri mulai dari tipe pipa bawah laut yang akan dikonstruksi, bending pipe pada saat peletakannya di dasar laut, prosedur dan ketentuan penyambungan antar segmen pipa, prosedur anchor job, tie-in, push pull, side walk dan lain-lain. Sedangkan spesifikasi survei konstruksi disini merupakan bagian dari spesifikasi survei hidrografi yang dilaksanakan baik pada tahap survei pendahuluan (pre-lay survey), tahap survei konstruksi (construction survey), maupun tahap survei inspeksi (as-built survey). Tahap survei konstruksi merupakan tahap pemanduan konstruksi pipa bawah laut menggunakan alat survei dan navigasi sesuai jalur pipa bawah laut rencana sepanjang koridor survei dengan bantuan laying vessel dimana peranan penentuan posisi dalam hal survei dan navigasi sangat penting karena dari kedua pekerjaan tersebut didapatkan data primer yang langsung digunakan dalam pemantauan konstruksi pipa bawah laut, antara lain dalam navigasi vessel, proses peletakan pipa di dasar laut, penempatan jangkar barge (anchor handling), penyambungan pipa bawah laut baik antar segmen pipa (pipe joint) maupun pada saat penyambungan pipa bawah laut dari onshore ke platform (tie-in). Pekerjaan penentuan posisi dan survei batimetri diatas
1
termasuk kedalam konfigurasi survei hidrografi dimana informasi yang dihasilkan adalah posisi yang disajikan dalam bentuk koordinat tiga dimensi, kedalaman air sepanjang jalur pipa bawah laut dalam koridor survei, kondisi morfologi dasar laut (baik di offshore, near-shore, maupun onshore), fenomena dinamika (fisik) laut, dan bahaya potensial perairan yang mungkin ada. Pergerakan barge pun memerlukan peranan navigasi dan survei batimetri secara real-time yakni dalam penempatan jangkar barge, dimana penempatan jangkar barge diusahakan seefisien mungkin dengan sangat memperhatikan bahaya perairan yang mungkin ada seperti pipa-pipa minyak dan gas yang sudah terpasang sebelumnya (existing pipeline). Dalam pekerjaan anchor handling dilakukan dengan penempatan jangkar barge yang beratnya 3,5 ton (anchor weight of shallow water pontoon) dalam zona aman dengan radius minimum 100 m (ketentuan internasional) terhadap pipa-pipa bawah laut yang sudah terpasang sebelumnya, disinilah pentingnya peranan survei pendahuluan yang menghasilkan output berupa peta batimetri digital (existing) yang digunakan sebagai acuan dan menjadi model hitungan dalam proses peletakan pipa bawah laut di dasar laut dengan dibantu menggunakan perangkat lunak Trimble HYDROpro (rig construction and remote flavor type) version 2.3 dalam proses pemanduan dan perhitungannya pada tahap survei konstruksi. Setelah semua pipa bawah laut selesai dikonstruksi maka selanjutnya dapat dilakukan analisis mengenai jalur pipa bawah laut rencana (proposed line) terhadap pipa bawah laut yang telah terpasang (actual line) dengan acuan sistem referensi koordinat yang telah ditentukan. Pada studi kasus yang dibahas yaitu West Lutong and Kuala Baram Pipeline Replacement Project, PETRONAS - Malaysia menggunakan datum global WGS ’84 dan datum lokal Timbalai yang mengacu pada spheroid Everest 1830 (Mod) dengan sistem proyeksi Borneo Rectified Skew Orthomorphic (BRSO). 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengolah data-data proyek konstruksi pipa bawah laut di anjungan minyak lepas pantai dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara jelas dan terperinci mengenai teknis pelaksanaan survei konstruksi pipa bawah laut di anjungan minyak lepas pantai.
2
Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai peranan survei hidrografi khususnya pada saat survei konstruksi yang terkait dengan pekerjaan rekayasa industri lepas pantai pada proyek konstruksi pipa bawah laut di anjungan minyak lepas pantai milik PETRONAS dengan flowline dari WLP-A ke MCOT sejauh 10,188 km dengan jenis material pipa minyak bumi bawah laut Steel X60 18” . 1.3 Ruang Lingkup Pambahasan Pada Penulisan tugas akhir ini akan dikaji mengenai beberapa hal yaitu : 1. Teknis pelaksanaan survei konstruksi pipa bawah laut. 2. Penggunaan peralatan survei dan navigasi untuk keperluan survei dan konstruksi pipa bawah laut di anjungan minyak lepas pantai. 3. Pengolahan data primer yang merupakan output data dari peralatan survei dan navigasi yang digunakan serta pengolahan data sekunder. 4. Analisis mengenai jalur pipa bawah laut rencana terhadap jalur pipa bawah laut yang telah terpasang. 1.4 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Studi literatur mengenai survei hidrografi untuk keperluan instalasi bawah laut. 2. Pengumpulan data-data proyek konstruksi pipa bawah laut di anjungan minyak lepas pantai milik PETRONAS – Malaysia berupa : a. Data primer yang merupakan record data dari peralatan survei dan navigasi yang digunakan yaitu data-data koordinat pergerakan barge, data pergerakan arus, data hasil sounding, data pergerakan angin, data pengukuran jarak secara digital, dan data hasil tracking dari USBL system yang semuanya diperoleh secara real-time, serta peta batimetri digital (existing) sebagai output dari tahap survei pendahuluan. b. Data sekunder berupa prediksi pasut dari bulan desember 2006 – Maret 2007 Kuala Baram Port 5146 (Royal Malaysia Navy Tide Table Volume 3, Year 2006) yang digunakan saat survei pendahuluan sebagai koreksi kedalaman pada pengolahan data hasil sounding untuk keperluan pembuatan peta batimetri digital daerah West Lutong dan Kuala Baram, Miri – Malaysia. c. Pengolahan data primer dan data sekunder. d. Penyajian peta jalur pipa bawah laut yang telah dipasang. 3
e. Analisis perbandingan antara jalur pipa bawah laut rencana dengan pipa bawah laut yang telah dipasang. f. Penarikan kesimpulan.
Visualisasi dari metodologi penelitian disajikan dalam diagram 1.1 sebagai berikut :
KONSTRUKSI PIPA BAWAH LAUT
Data
Karakteristik Objek
* Survei Pendahuluan * Pemetaan (mapping)
Desain * Basic Desain * Detail Engineering Desain (DED)
Konstruksi * Lay out / Stake out (SO) * Guiding / Pemanduan (GD) * Monitoring (MN) SURVEI KONSTRUKSI
Analisis
Penutup Evaluasi * Kesimpulan * Saran
* Desain VS Aktual * Metoda * Letak * Spesifikasi Teknis
Diagram 1.1 Metodologi penelitian
4
1.5 Sistematika Pembahasan Tugas akhir ini akan ditulis dengan susunan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, metodologi penelitian serta sistematika pembahasan. BAB II DASAR TEORI Bab ini membahas mengenai keseluruhan kegiatan proyek konstruksi pipa bawah laut di anjungan minyak lepas pantai milik PETRONAS mencakup tipe jalur dan pipa bawah laut yang digunakan, perencanaan konstruksi jalur pipa bawah laut, operasionalisasi armada, dan realisasi pekerjaan konstruksinya serta penjelasan teori analisis hitungan yang digunakan dalam survei konstruksi. BAB III SURVEI DAN KONSTRUKSI PIPA BAWAH LAUT DI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI Bab ini membahas mengenai realisasi pekerjaan survei konstruksi dengan studi kasus konstruksi pipa minyak bumi bawah laut Steel X60 18 ” di anjungan minyak lepas pantai milik PETRONAS dengan jalur pipa rencana dari MCOT ke WLP-A platform meliputi pengolahan datanya baik yang diperoleh secara real-time dari data primer yang didapatkan dan diolah lebih lanjut sesuai keperluan yang secara langsung digunakan pada saat pekerjaan konstruksi pipa bawah laut di anjungan minyak lepas pantai di lapangan yang disajikan baik secara numeris dalam bentuk data-data tabel maupun secara grafis dalam bentuk penyajian peta-peta batimetri digital (existing) dan hardcopy. BAB IV ANALISIS Bab ini membahas analisis dimana setelah dilakukan pengolahan data-data primer maka dalam hal ini akan dilakukan plotting koordinat-koordinat jalur pipa bawah laut dengan mengasumsikan bahwa koordinat laying pipe adalah koordinat touchdown point (TDP) dari laying vessel yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi koordinat dari jalur pipa bawah laut yang telah dipasang yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan jalur pipa bawah laut dalam pekerjaan survei inspeksi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan disertai dengan saran-saran.
5