BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet. Pengertian serta fungsi dari sebuah buku ini menyiratkan betapa pentingnya keberadaan buku dalam kehidupan manusia saat ini. Bahkan menurut Louis L’Amour, pengarang terkenal keturunan Prancis, buku adalah kemenangan terbesar yang diraih manusia. Melalui buku itulah ilmu pengetahuan dapat ditularkan ke segenap penjuru dunia. Buku erat kaitannya dengan kegiatan membaca yang merupakan titik paling dasar dari tradisi keilmuan manusia sekaligus perangkat dasar kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan manusia. Tanpa “membaca”, manusia akan mengalami stagnasi dan kejumudan berpikir. Keadaan Indonesia saat ini sehubungan dengan buku dan minat baca sungguh memprihatinkan. Berdasarkan data dari International Association for Evaluation of Educational ( IEA ) pada tahun 1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar kelas IV, Indonesia menduduki peringkat ke 29 dari 30 negara di dunia. Hal ini berdampak pada pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Berdasarkan laporan United Nations Development Program (UNDP) tahun 2003, Indonesia menduduki rangking 112 dari 175 negara. Menurut Siti Nuraini ketua harian Family Education Series (FEDus) mengungkapkan wajah anak bangsa saat ini begitu mengkhawatirkan, menurut data diknas tahun 20042005, sekitar setengah dari 85 juta jumlah anak Indonesia tidak bersekolah. Dan peringkat pendidikan menurut Human Deviasi Index termasuk dalam nomor urut 112 dari 157 negara dan anak-anak tidak memiliki pemahaman apa yang mereka baca. Dengan fakta tersebut, dapat dilihat bahwa buku memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Buku memberi banyak informasi kepada umat manusia tentang segala macam pengetahuan. Namun, akses terhadap buku semakin hari semakin sulit. Menurut data yang dirilis Kompas tanggal 25 Juli 2002, bahwa hanya sekitar satu persen SD Negeri di Tanah Air yang jumlahnya sekitar 260.000, yang memiliki perpustakaan. Penyebaran buku yang belum merata, menyebabkan sebagian
1
masyarakat Indonesia tidak memiliki kesempatan yang sama dalam menyerap berbagai informasi dan referensi dari buku. Harga buku yang demikian mahal ditengah situasi biaya kebutuhan hidup yang semakin meningkat juga semakin menjauhkan masyarakat dari buku. Buku masih menjadi barang yang mewah di Indonesia. Krisis perekonomian yang tak kunjung surut memaksa sebagian besar masyarakat Indonesia lebih menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan pokok hidup yaitu sandang, pangan dan papan. Sering kali koleksi pustaka yang dimiliki perpustakaan umum sebagai salah satu tempat publik untuk mengakses berbagai bahan bacaan jarang diperbaharui sehingga menyebabkan masyarakat mengurungkan niatnya untuk membaca. Buku dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi berbagai krisis di Indonesia. Sebagai sumber pengetahuan, buku memiliki peran strategis dalam membangun kecerdasan kehidupan bangsa. Melalui buku, kebodohan dapat dientaskan sehingga tingginya angka kemiskinan di Indonesia dapat berangsur berkurang. Dengan keadaan seperti yang dijabarkan diatas maka perlu dipikirkan sebuah solusi yang
tepat
untuk
mengajak
masyarakat
mendonasikan
buku
miliknya
guna
meningkatkan pemerataan akses terhadap buku di masyarakat itu sendiri. Diharapkan, dengan dibuatnya sebuah kampanye terpadu yang tepat sasaran dan didukung komunikasi yang tepat dapat membentuk masyarakat berbudaya membaca guna membentuk bangsa yang cerdas dan kritis untuk kesejahteraan umat manusia.
1.2
Identifikasi Masalah / Batasan Masalah Kampanye
sosial
yang
menitikberatkan
pada
masalah
keterbatasan
akses
masyarakat terhadap buku dengan cara menghimpun buku dari masyarakat melalui gerakan donor buku merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Masalah berawal dari bagaimana caranya mensosialisasikan kegiatan menghimpun buku dari masyarakat untuk masyarakat dengan tujuan terbangunnya atmosfer budaya baca. Tertanamnya kesadaran dalam masyarakat bahwa setiap manusia mempunyai hak yang sama dalam memperoleh berbagai informasi maupun refrensi melalui sebuah buku. Kampanye gerakan donor buku ini memfokuskan pada kegiatan menghimpun buku anak. Buku yang diperuntukkan untuk anak dengan rentang umur 7 hingga 12 tahun.
2
Dalam memperoleh referensi melalui sebuah buku, seorang anak memerlukan peran orang tua. Tingkat ketergantungan yang masih tinggi kepada kedua orang tua merupakan salah satu penyebabnya. Kegiatan membeli buku yang belum menjadi prioritas dalam agenda belanja sebagian besar orang tua di Indonesia menyebabkan anak sulit mengakses bahan bacaan yaitu buku. Dengan meratanya akses terhadap buku diharapkan tumbuhnya budaya baca di Indonesia. Anak sebagai generasi penerus yang kelak suatu hari menjadi pemimpin bangsa ini memerlukan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan berpikir yang memadai untuk membawa Indonesia keluar dari berbagai krisis. Dengan penjabaran yang dipaparkan di atas dapat ditarik beberapa pertanyaan sehubungan dengan kampanye kegiatan donor buku ini, yaitu: 1. Daerah daerah mana saja yang mengalami kesulitan dalam mengakses buku? 2. Apakah klasifikasi buku yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak anak pada saat ini? 3. Bagaimana menimbulkan kesadaran dalam benak masyarakat akan pentingnya peran sebuah buku dalam mencerdaskan kehidupan bangsa? 4. Bagaimana menemukan strategi komunikasi yang tepat untuk mengajak masyarakat Indonesia berpartisipasi dalam kampanye gerakan donor buku ini?
1.3
Maksud dan Tujuan Kampanye sosial ini dibuat dengan tujuan mengajak peran serta aktif masyarakat
untuk menciptakan sebuah kondisi dimana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses buku. Hal ini dilakukan untuk pemerataan penyebaran informasi serta referensi bagi setiap anggota masyarakat. Kampanye sosial ini bermaksud mendukung salah satu aktivitas pemerintah yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
1.4
Sumber dan Teknik pengumpulan data Metode yang digunakan untuk pembuatan kampanye ini adalah studi literatur,
wawancara serta observasi lapangan. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan teori dan konsep serta permasalahan secara umum. Studi literatur dilakukan dengan
3
penelitian dari koran, majalah, internet dan buku buku yang terkait dengan masalah perbukuan di Indonesia dan strategi komunikasi periklanan. Wawancara dengan pihak terkait yang memiliki kompetensi dalam permasalahan buku di Indonesia. Wawancara dilakukan dengan pendiri sekaligus pemilik taman bacaan, perpustakaan umum, toko buku, komunitas baca dan Departemen Pendidikan Nasional. Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data aktual yang terjadi di lapangan saat ini. Observasi dilakukan di berbagai tempat antara lain taman bacaan, perpustakaan umum. Lingkungan penelitian akan dilakukan pada wilayah Jakarta dan Bandung yang merupakan perwakilan dari kota kota besar. Data yang didapat kemudian diolah untuk dijadikan sebuah pesan yang diterjemahkan dalam satu konsep untuk membuat sebuah kampanye sosial yang baik secara komunikasi visual maupun verbal. Hingga dapat menghasilkan sebuah kampanye yang tepat, efektif dan persuasif.
4
1.5
Kerangka Pemikiran
5
6