BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM)
merupakan faktor yang paling penting dalam perkembangan perusahaan. Sumber daya manusia atau dapat disebut sebagai karyawan tidak hanya sebuah asset namun juga penggerak roda perusahaan. Setiap perusahaan berlomba untuk menciptakan karyawan yang kompetitif dan unggul dalam rangka menciptakan karyawan yang memiliki daya saing yang tinggi. Karyawan merupakan modal penting perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan tidak akan bisa berjalan, begitu juga karyawan tidak dapat menunjang kesejahteraan hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus implementasi dari disiplin ilmu yang mereka miliki sendiri. Karyawan dan perusahaan harus saling memberikan sinergi untuk kebutuhan dan tujuannya masing-masing, jangan hanya memaksimalkan produktifitas tanpa melihat salah satu pihak.
Masih banyak
perusahaan yang kurang memperhatikan karyawannya sehingga karyawan menjadi kehilangan motivasi, malas, dan terkesan tidak baik dalam pekerjaannya. Sehingga mereka beranggapan bahwa sekeras apa pun mereka bekerja perusahaan tidak memperdulikan mereka, apalagi untuk memberikan kesejahteraan dan imbalan yang layak untuk mereka. Menurut Hasibuan, (1997), kebijaksanaan pemberian balas jasa pelengkap berupa material dan
non material (kesejahteraan)
yang diberikan sangat
bermanfaat untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan yang akan mengakibatkan produktivitas kerja karyawan akan meningkat. Kesejahteraan tersebut mencakup kesejahteraan ekonomi, pemberian hiburan atau rekreasi dan tambahan fasilitas lainnya (Ranupandojo dan Husnan, 1997:276). Setiap orang hidup selalu menginginkan kesejahteraan hidup sebab dengan sejahtera hidupnya akan menjadi tenang dan tentram sehingga ia terhindar 1
dari ancaman dan kesulitan yang dirasakan sesorang yang telah melakukan pekerjaan di suatu tempat atau perusahaan (Poerwodarminto 1984:492) Pentingnya kesejahteraan karyawan adalah untuk mempertahankan karyawan agar tidak pindah ke perusahaan lain, meningkatkan motivasi dan semangat kerja, dan meningkatkan sikap loyalitas karyawan terhadap perusahaan. untuk mempertahankan karyawan ini hendaknya diberikan kesejahteraan. Kesejahteraan yang diberikan sangat berarti dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta keluarganya. Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar semangat kerja meningkat adalah melalui program kesejahteraan karyawan yang disusun berdasarkan peraturan legal, berasaskan keadilan dan kelayakan serta berpedoman kepada kemampuan perusahaan. Karyawan adalah modal utama bagi setiap perusahaan. Sebagai modal, karyawan perlu dikelola agar tetap produktif. Akan tetapi pengelolaan karyawan bukanlah hal yang mudah, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan dan latar belakang yang heterogen. Oleh sebab itu perusahaan harus bisa mendorong mereka agar tetap produktif dalam mengerjakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya masing-masing yaitu dengan memberikan sesuatu yang menimbulkan kepuasan dalam diri karyawan. sehingga perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi serta pengalaman dan potensi dalam bidang pekerjaannya. Karyawan semacam itu merupakan asset utama dan salah satu faktor penunjang keberhasilan pekerjaan dalam menjalankan perusahaan. Gaji adalah salah satu faktor yang mendorong karyawan untuk bekerja. Dengan memberikan gaji yang sesuai dengan apa yang telah karyawan berikan untuk perusahaan membuat karyawan merasakan bahwa kerja keras yang mereka lakukan memberikan hasil . Peningkatan kesejahteraan karyawan dapat dilihat dari gaji atau beban tenaga kerja. Oleh karena itu, peneliti menggunakan indikator beban tenaga kerja (personnel expenses) sebagai alat ukur dalam rasio kesejahteraan karyawan perusahaan. 2
Kesejahteraan karyawan yang tinggi mendorong karyawan untuk bekerja dengan tingkat yang optimal. Peningkatan produktifitas merupakan keinginan setiap perusahaan, tingkat produktifitas yang tinggi tentu akan berdampak pada profitabilitas perusahaan yang tinggi pula. Profitabilitas perusahaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pendanaan yang dimilki perusahaan, baik berupa pendanaan eksternal dan internal perusahaan. Pendanaan yang umumnya digunakan oleh perusahaan dengan profitabilitas tinggi cendrung menggunakan basis utang / leverage. Pada sisi lain, penulis mencoba menguraikan hubungan yang terjadi antara leverage perusahaan dengan kesejahteraan karyawan. Leverage merupakan rasio yang memperlihatkan hubungan antara utang perusahaan dengan modal ataupun asset/aktiva. Leverage menggambarkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang. Leverage dan Kesejahteraan karyawan merupakan hubungan variabel yang unik karena leverage perusahaan merupakan rasio penelitian yang umumnya dihubungkan dalam penelitian keuangan sedangkan leverage perusahaan merupakan rasio dalam penelitian sumber daya manusia . Dalam pengamatan sederhana tidak terlihat bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan yang jelas, terlebih itu dalam penelitian sejenis, penelitian yang mencari dua hubungan variabel ini jarang dilakukan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada hubungan antara kesejahteraan karyawan dengan leverage perusahaan dengan menggunakan data beban gaji tenaga kerja (personnel expense) pada 136 perusahaan non-keuangan selama 2008-2012 yang terdaftar dalam indeks Kompas 100. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset, tangibility, profitabilitas, market-to-book-ratio/price book value, kebijakan membayar dividen, volatilitas pendapatan, dan pertumbuhan aktiva. Variabel kontrol total asset atau total aktiva adalah penjumlahan aktiva tetap dan aktiva lancar yang merupakan total harta keseluruhan dari perusahaan. Variabel tangibility meruapakan bagian dari aktiva tetap perusahaan, rasio ini merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva tetap perusahaan dan total aktiva secara keseluruhan. Variabel profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan laba. Perusahaan yang mempunyai laba stabil memiliki 3
kemampuan untuk menutupi segala kewajibannya begitu pula sebaliknya. Variabel Market-to-book-ratio/price book value adalah rasio perbandingan antara harga pasar perlembar saham dengan nilai buku perusahaan. Variabel ini dapat menjadi indikator apakah investor akan mendapatkan keuntungan dan kerugian dalam investasi saham. Variabel dividend paying behavior
adalah keputusan
perusahaan dalam menentukan mengenai berapa banyak laba yang dibayarkan sebagai dividen dan digunakan kembali sebagai pendaaan internal. Variabel volatilitas pendapatan adalah indikator untuk mengukur risiko perusahaan. Semakin tingginya volatilitas pendapatan akan meningkatkan biaya kebangkrutan perusahaan. Variabel pertumbuhan aktiva adalah indikator dari kebutuhan pendanaan perusahaan karena semakin tinggi pertumbuhan aktiva perusahaan akan meningkatkan pendanaan dari internal maupun eskternal. Dengan kedelapan variabel kontrol dan satu variabel independen yaitu leverage perusahaan, maka peneliti teratrik dengan memberi judul “Hubungan kesejahteraan karyawan dengan leverage perusahaan” (Studi Empiris pada Perusahaan Indeks Kompas 100 pada Bursa Efek Indonesia).
1.2
Rumusan Masalah Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah kesejahteraan karyawan memiliki hubungan dengan leverage perusahaan? 2. Apakah rasio total asset, tangibility, profitabilitas, market-to-bookratio, kebijakan membayar dividen, volatilitas pendapatan dan pertumbuhan aktiva memiliki hubungan dengan leverage perusahaan?
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah: 1. Mengetahui hubungan antara kesejahteraan karyawan dengan leverage perusahaan 4
2. Mengetahui hubungan antara rasio total asset, tangibility, profitabilitas, market-to-book-ratio/price book value, kebijakan membayar dividen, volatilitas pendapatan dan pertumbuhan aktiva dengan leverage perusahaan.
1.4
Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai hubungan antara kesejahteraan karyawan dengan leverage perusahaan serta merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan teori-teori dari pelajaran yang telah penulis peroleh selama berkuliah 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dukungan empiris berkaitan dengan penelitian sejenis untuk para akademisi 3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berhubungan dengan leverage perusahaan dan kesejahteraan karyawan. 4. Bagi Investor Memberikan informasi kepada investor untuk dapat menentukan pilihan dalam berinvestasi, investor tentunya memilih perusahaan yang dapat memberikan pengembalian yang tinggi dan investor dapat memilih pada sebuah perusahaan yang memiliki tingkat kesajahteraan karyawan yang tinggi dan tingkat rasio leverage yang sesuai dengan kemampuan perusahaan.
5
1.5
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori yang melandasi penelitian, kerangka pemikiran serta perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN Bab ini memaparkan deskripsi objek penelitian, analisis data, serta pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian.
6