BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang mengapa dilakukannya Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, rumusan masalah, tujuan, metode yang akan digunakan dalam menghimpun data sebagai dasar dalam perancangan.
1.1 Latar Belakang Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli atau produsen dengan konsumen secara langsung maupun tidak langsung. Menurut cara transaksinya pasar dibedakan menjadi dua yaitu, Pasar Trandisional dan Pasar Modern. Pasar Tradisional merupakan tempat penjual dan pembeli bertemu secara langsung dengan sistem transaksi masih menggunakan sistem tawar menawar harga. Pasar Modern hampir sama dengan Pasar Tradisional yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli namun ada perbedaan dalam proses transaksinya dimana terdapat harga sudah pasti dengan penawaran berupa diskon. Pasar Tradisional kini kian ditinggalkan oleh kalangan konsumen dan kalah bersaing dengan Pasar Modern yang lebih baik dari segi kebersihan dan kenyamanan berbelanja. Pasar Tradisional yang lebih identik dengan kesan kotor dan sesak
sehingga para konsumen lebih memilih untuk berbelanja ke Pasar Modern dan atau ke toko-toko modern yang lebih nyaman dan bersih. Pasar Hewan Bebandem adalah salah satu dari dua pasar hewan di Kabupaten Karangasem dengan komoditi utamanya adalah hewan sapi. Sapi yang diperjualbelikan di pasar ini dibawa ke Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, Badung maupun langsung dikirim ke daerah Jawa oleh para saudagar dan juga dibeli untuk diternak oleh para petani. Luas dari Pasar Hewan Bebandem adalah ±26 are. Pasar Hewan Bebandem dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem yang diberikan pengelolaannya kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindang) Kabupaten Karangasem. Pasar Hewan Bebandem ini tidak dipungkiri dapat meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Karangasem dan pendapatan penghasilan dari penduduk disekitar pasar ini. Berdasarkan data dari Kepala Pasar Hewan Bebandem pertumbuhan sapi yang masuk ke Pasar Hewan Bebandem dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah sapi yang masuk sebanyak 19.849 ekor, tahun 2011 sebanyak 24.383 ekor, tahun 2012 sebanyak 24.980 ekor dan pada tahun 2013 sebanyak 22.124 ekor. Peningkatan tersebut merupakan dampak dari program Pemerintah Provinsi Bali dengan adanya Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) dimana kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak sehingga menyebabkan tingginya tingkat jual beli sapi. Selain meningkatkan pendapatan Kabupaten Karangasem, pasar ini juga meninggkatkan pendapatan penduduk disekitar pasar. Penduduk disekitar pasar menjual pakan sapi seperti rumput, pakan babi dan lainlain yang kian terus meningkat dari segi permintaan dan harga. Namun besarnya potensi yang dihasilkan dan pentingnya Pasar Hewan Bebandem ini tidak dibarengi dengan infrastruktur yang menunjang aktivitas pasar. Terdapat banyak masalah yang ada dalam Pasar Hewan Bebandem Permasalahan utama yang terjadi pada Pasar Hewan Bebandem adalah tidak tersedia lahan parkir dan kapasitas serta infrastruktur dari pasar ini sendiri. Parkir yang tidak tersedia untuk menampung kendaraan pengangkut hewan sapi membuat para pemilik kendaraan yang didominasi oleh mobil truk memarkirkan kendaraannya disepanjang bahu jalan, sehingga membuat jalan menjadi macet.
Masalah juga terdapat pada tempat untuk menurunkan hewan sapi, truk pengangkut sapi sampai memakai badan jalan karena truk yang panjang. Dari prasarana dan sarana pada Pasar Hewan Bebandem terdapat masalah yaitu tidak tersedianya sarana toilet dan kondisi bangunan yang sudah banyak yang rusak. Dengan berbagai masalah yang ada didalam Pasar Hewan Bebandem dan pentingnya pasar ini untuk perekonamian bagi kalangan menengah kebawah dan peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) maka perlu adanya Pengembangan Pasar Hewan Bebandem dengan mempertimbangkan potensi yang ada dan menggunakan teknologi terkini untuk menunjang aktifitas didalamnya serta dengan mempertimbangkan aspek lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah Aspek yang dipakai dalam merumuskan masalah untuk melakukan Pengembangan Pasar Hewan Bebandem ini, diantaranya: 1. Apakah potensi yang dapat menunjang Pengembangan Pasar Hewan Bebandem? 2. Bagaimana program fungsional, perfomansi, arsitektural dan program tapak yang sesuai dengan Pengembangan Pasar Hewan Bebandem? 3. Bagaimana konsep perancangan yang paling tepat untuk Pengembangan Pasar Hewan Bebandem?
1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan Pengembangan Pasar Hewan Bebandem ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui potensi yang dapat menunjang Pengembangan Pasar Hewan Bebandem. 2. Menentukan program fungsional, perfomansi, arsitektural dan program tapak yang sesuai dengan Pengembangan Pasar Hewan Bebandem. 3. Merumuskan konsep perancangan yang paling tepat untuk Pengembangan Pasar Hewan Bebandem.
1.4 Metode Metode yang digunakan untuk Pengembangan Pasar Hewan Bebandem adalah metode campuran (kualitatif dan kuantitatif) yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan pemrograman. 1. Teknik pengumpulan data Dalam teknik pengumpulan data, berdasarkan sumber data yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua bagian, antara lain: 1) Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya dengan beberapa cara, diantaranya:
Interview/wawancara Proses tanya jawab (wawancara) dengan para ahli yang terkait dengan proyek, seperti
para pedagang, pembeli dan instansi terkait yang
berhubungan dengan Pasar Hewan Bebandem sehingga mendapatkan data-data yang digunakan untuk pendekatan dan penganalisisan data.
Observasi Melakukan survey lapangan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
gejala,
peristiwa
dan
kondisi
pasar
dengan
cara
mengabadikan lewat foto dan melakukan studi banding terhadap proyek sejenis sehingga mendapatkan keunggulan dan kekurangan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam proses desain untuk memperbaiki Pasar Hewan Bebandem. 2) Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung pada sumbernya dan telah dikumpulkan oleh pihak lain. Namun masih memiliki relevansi dengan kajian yaitu studi relevansi seperti: buku-buku, hasil penelitian sebelumnya, koran, media internet. 2. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu konsep yang nantinya berguna untuk perancangan. Data yang dicari adalah data-data
yang terkait baik dari data primer maupun sekunder yang berhubungan dengan Pengembangan Pasar Hewan Bebandem.
3. Teknik penyimpulan Merupakan tahap terakhir yaitu menyimpulkan data yang diambil sebagai rangkuman dari semua jawaban atas masalah yang telah diangkat. Membandingkan antara rumusan masalah dengan hasil analisis yang telah didapatkan sehingga mendapatkan kesimpulan pokok.