BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kualitas udara merupakan hal yang menarik untuk dikembangkan akhir-akhir
ini, dimana tingkat polusi udara di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ke tiga di dunia (Lapan, 2009). Namun dalam hal untuk memonitoring
tidak semua kondisi
memungkinkan untuk melakukan pemantauan secara langsung dikarenakan faktor geografis dan jarak. Hal tersebut dapat menghambat untuk memperoleh informasi yang cepat. Dengan demikian sangat dibutuhkan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mengukur dan memonitoring kualitas udara khususnya karbon monoksida (CO) dari lokasi yang berjauhan dengan menggunakan sistem komunikasi tanpa menggunakan kabel (wireless). Sehingga diharapkan dapat mengurangi hambatan untuk mendapatkan informasi. Maka dari itu, dibutuhkan suatu alat sensor network untuk memantau suhu dan kel pada suatu lingkungan.Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian. (Ade Silvia, 2014) Pada sistem ini menggunakan sistem teknologi wireless dimana komunikasi wireless sekarang berkembang sangat pesat karena sangat efisien penggunaannya. Salah satu teknolohgi wireless jarak dekat yang banyak digunakan adalah perangkat yang bisa dintegrasikan dengan perangkat lain. Komunikasi antar robot adalah komponen penting dalam interaksi robot majemuk dan lingkungannya. Bentuk konumikasi antar robot secara wireless dengan menggunakan sinyal XBee. Bentuk komunikasi robot ini berupa perintah kepada robot follower untuk mengukur gerakan robot leader. Keuntungan komunikasi antar robot ini adalah efisiensi dalam menyelesaikan tugas dengan waktu yang cepat perintah dapat disampaikan secara broadcast kepada follower sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan secara bersamaan. (Indra Sakti, 2009)
1
2
Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis memberikan solusi untuk mengukur dan pemantauan pada suatu tempat, yang berupa judul
‘’RANCANG BANGUN
SISTEM UNTUK MONITORING KUALITAS UDARA MENGUNAKAN MODUL XBEE BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA32U4”.
1.2
Perumusan Masalah
Pada proyek akhir ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana agar dapat menghasilkan suatu alat pengukur suhu dan kelembaban dengan desiain portable yang dilengkapi perekam data, hasil pengukuran tersebut bisa ditampilkan melalui LCD. 1.3
Pembatasan Masalah Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah yang
ada maka penulis membatasi permasalahan pada sistem komunikasi wireless berbasis mikrokontroller ATMega32u4 dan cara berkomunikasi dengan menggunakan media komunikasi XBee pada alat monitoring kualitas udara (CO).
1.4
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembuatan alat dan Laporan Akhir ini adalah: 1. Dapat mengukur kualitas udara secara wireless berbasis mikrokontroller Atmega32u4 yang teintegrasi dengan Xbee Pro dan Arduino Uno. 2. Dapat memonitoring dan menampilkan kuaitas udara serta alat ukur yang portable. Adapun manfaat dari pembuatan alat ini adalah: 1. Mobile robot pendeteksi kualitas udara ini dapat memberi informasi data dengan baik dengan menggunakan kabel maupun tanpa menggunakan kabel (wireless) dimana informasi diterima dengan aplikasi Modul Xbee Pro. 2. Memonitoring dan menampilkan data kualitas udara dari suatu tempat serta alat ukur yang porta
3
1.5
Perancangan Alat START
PERANCANGAN PERANGKAT KERAS
Sensor MQ-7 Mikrokontroller
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK
Komunikasi
INTEGRASI PADA PERANGKAT LUNAK
PENGUJIAN ROBOT
Berhasil/Tidak Berhasil
PENGAMBILAN DATA
ANALISA
PENYUSUNAN LAPORAN
KESIMPULAN
SELESAI
Gambar 1.1 Perancangan Alat
4
1. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Perancangan perangkat keras pengukur kualitas udara dapat ditunjukkan pada gambar blok diagram berikut:
Asap SRF04
Driver
Leonardo
Motor
LCD
Xbee Pemancar
Gambar 1.2 Blok Diagram Pemancar
Xbee Penerima
PC
Gambar 1.3 Blok Diagram Penerima
2. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Pada tahap ini, dilakukan perancangan perangkat lunak agar robot dapat beroperasi dengan program yang telah dibuat untuk pengendalian robot.
5
3. PENGUJIAN ROBOT Pada tahap ini, setelah merancang perangkat keras maupun perangkat lunak, dilakukan pengujian terhadap robot yang telah dirancang. Melalui tahap ini ditentukan berhasil atau tidaknya secara signifikan. Apabila robot tersebut tidak termasuk kriteria tahap pengujian (tidak berhasil), robot tersebut akan diuji kembali pada tahap perancangan perangkat lunak.
4. ANALISA Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil/keluaran program dengan data hasil pengukuran keadaan sesungguhnya. Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pada bagian ini akan dilakukan komparasi dengan metoda-metoda yang telah menjadi benchmark apakah hasil yang didapat telah memenuhi kinerja yang diharapkan.
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penyusunan Laporan Akhir, maka penulis membaginya dalam sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab pembahasan dengan urutan sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang pemilihan judul, tujuan dan manfaat, perumusan dan masalah, metodelogi penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang berhubungan dengan alat yang akan dibuat.
6
BAB III
: RANCANG BANGUN PERALATAN
Bab ini merupakan inti dari Laporan Akhir, dimana pada bab ini dipaparkan tahaptahap perancangan alat, dimulai dari diagram blok dan rangkaian lengkap, komponen atau bahan yang diperlukan dalam pembuatan alat, cara kerja rangkaian serta analisa kerja alat.
BAB IV
: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menganalisa proses kerja dari sistem komunikasi wireless.
BAB V
: PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran yang diberikan penulis kepada pembaca mengenai alat yang dibuat.