BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Berlakunya
Undang-undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah merupakan revisi atas Undang-Undang NomorĀ· 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah merupakan revisi atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 sangat berpengaruh besar terhadap penerimaan keuangan daerah Kabupaten Tana Toraja, karena selama ini ketergantungan sumber penerimaan keuangan daerah sangat tinggi terhadap dana bantuan dari pusat, seperti subsidi rutin dan subsidi pembangunan. Sebagai gambaran pad a tahun 2002/2003 sumber dana pembangunan Kabupaten Tana
Toraja, berjumlah 89.87 milyar, dengan komposisi terbesar
berasal dari Dana Bantuan Umum yaitu 68,55%, APBN 10,19%, Dana Bantuan Khusus 8,63%, Bantuan Luar Negeri 6,35% sedangkan dana yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) 6,27% dan yang berasal dari APBDI
0,01%
(Bappeda Kabupaten Tana Toraja, 2003). Dengan berlakunya undang-undang tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja harus dapat menggali berbagai potensi daerah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
penerimaan
keuangan
daerah
untuk
memenuhi
kebutuhan
pembangunan jangka panjang. Salah satu sektor yang dapat dikembangkan secara ekonomi adalah sektor pariwisata. Pengembangan sektor pariwisata diperkirakan akan menjadi sektor .andalan yang mampu menggalakkan
kegiatan ekonomi termasuk kegiatan
sektor lain yang terkait sehingga lapangan kerja, pendapatan daerah serta pendapatan negara dalam penerimaan devisa diharapkan meningkat. Industri pariwisata dalam tahun 1997 secara global menghasilkan US$ 3,8 Triliun Hasil Bruto (gross output) dan 262 juta pekerjaan di seluruh dunia. Diperkirakan perolehan tersebut dalam tahun 2007 akan tumbuh menjadi US$ 7,1 Triliun Hasil Bruto dan 383 juta pekerjaan (Yoeti, 1999). Leoih lanjut, Yoeti (1999) menyatakan bahwa untuk Indonesia pada tahun 1997 diperoleh Hasil Bruto sebesar Rp 64.480 Milyar dan 6,6 juta pekerjaan dan untuk Tahun 2007
2 diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 248.363 Milyar Hasil Bruto serta 8,5 juta pekerjaan. Pengembangan pariwisata selama ini belum merangsang tumbuhnya partisipasi masyarakat secara maksimal. Perencanaan pembangunan yang telah berjalan seringkali didasarkan pada perhitungan kualitatif dan asumsi-asumsi yang bersifat rasional, sehingga terkesan seluruh persoalan pembangunan pariwisata dapat diatasi dalam pol a pemikiran yang teknokratik dan alas dasar strategi top down. Keputusan-keputusan tentang kebijakan pengembangan pariwisata dibuat di atas, kemudian dialirkan ke bawah. Para perencana pengembangan pariwisata cenderung mengejar hasil secara kuantitatif dalam jangka waktu yang relatif cepat, sehingga partisipasi masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan seringkali terabaikan. Paling tidak ada tiga alasan utama pentingnya melibatkan masyarakat dalam
perencanaan
dan
pengambilan
keputusan
pembangunan,
yaitu:
(1) sebagai langkah awal mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi dan merupakan suatu cara untuk menumbuhkan rasa memiliki dan rasa langgung jawab
masyarakat
setempat
terhadap
program
pembangunan
yang
dilcoksanakan; (2),,'5ebagai alat untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan, kondisi dan sikap masyarakat setempat; dan (3) masyarakat mempunyai hak untuk "urun rembug' dalam menentukan program-program pembangunan yang akan dilaksaanakan. Keterlibatan masyarakat secara baik dalam suatu program, menunjukkan adanya niat baik dari masyarakat untuk berpartisipasi secara optimal dalam program terse but. Keterlibatan masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program pembangunan. Hikmat (2001) mengemukakan bahwa pembangunan yang disertai dengan partisipasi masyarakat
akan
lebih
berhasil
dan
berkesinambungan
ketimbang
pembangunan yang hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Ini menunjukkan bahwa partisipasi memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu kelancaran kegiatan pengembangan pariwisata di Kabupaten Tana Toraja. Meskipun
berbagai
program
dan
kebijakan
yang telah
dilakukan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja telah dirancang sedemikian rupa agar lang sung mengena pad a sasaran yang diinginkan, namun tanpa partisipasi atau keterlibatan masyarakat secara penuh da!am menduKung program lersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Keterlibatan masyarakat sebagai
3 central pembangunan akan sangat membantu dalam upaya mensosialisasikan program ataupun kebijakan agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat khususnya masyarakat sekitar kawasan pariwisata. Dengan
berbagai
alasan
yang
dikemukakan
tersebut
untuk
pengembangan sektor pariwisata, maka dalam pelaksanaannya diperkirakan akan menimbulkan dampak berupa perubahan ekologis dan diiringi oleh perubahan-perubahan dalam berbagai aspek lain seperti sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Dampak yang timbul ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, yang pad a hakekatnya akan bertentangan dengan tujuan yang diharapkan dari pengembangan pariwisata. Langkah awal dalam pengembangan pariwisata adalah melakukan Analisis keragaan perekonomian wilayah. Dengan analisis ini akan dapat dipahami indikator-indikator penting dalam pengembangan pariwisata, sehingga selanjutnya akan dapat membantu dalam pemecahan masalah serta perumusan kebijakan pembangunan daerah di kabupaten Tana Toraja di masa mendatang. 1.2
Perumusan Masalah Pengembangan pariwisata dapat memberikan dampak sosial dan
lingkungan terhadap masyarakat sekitarnya dan wilayah Kabupaten Tana Toraja. Dampak ekonomi berupa kesempatan kerja dan berusaha di lokasi objek wisata diduga relatif masih rendah. Keberadaan objek wisata ini dirasakan belum menjamin pemenuhan kebutuhan mereka.
Masyarakat lebih menyenangi
manfaat langsung dan segera. Kesempatan mereka menjadi tenaga pemandu pariwisata, membuka warung untuk berjualan makanan atau minuman masih sedikit dan begitu pula akses untuk memproduksi dan atau memasarkan hasil kerajinan belum begitu intensif digalakk?n. Kondisi ini menjadikan masih rendahnya
pendapatan
masyarakat
di
sektor
pariwisata
dibandingkan
pendapatan masyarakat non pariwisata setempat. Pekembangan pariwisata di samping memberikan dampak positif secara sosial dan lingkungan, juga menimbulkan dampak negati!. Dampak negatif terhadap aspek sosial dan lingkungan walaupun relatif masih kecil, perlu diantisipasi lebih dini agar akumulasi dampak tidak menjadi lebih besar. Masih rendahnya kunjungan wisatawan aktual ke Kabupaten Tana Toraja pada sisi lain berakibat pada rendahnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari komponen pajak dan atau retribusi. Dalam lingkaran hubungan sebab
4 akibat antara faktor tersebut menjadikan prasarana dan sarana yang seharusnya dapat
ditopang
oleh
pemerintah
melalui
sistem
penganggaran
dana
pembangunan menjadi belum memadai dan merupakan kendala tersendiri (budget constraints). Kondisi ini pad a gilirannya menjadikan kecilnya sumbangan
sektor
pariwisata
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
daerah.
Akibatnya,
perkembangan pembangunan daerah melalui dampak pengganda (multiplier) bergerak tidak cepat sebagaimana dikehendaki. Pad a sisi lain, jenis wisata yang ada di Kabupaten Tana Toraja yang berlangsung selama ini masih bersifat massal (konvensional). Belum terdapat modifikasi jasa wisata yang mampu manarik minat wisatawan secara optimal untuk melakukan kegiatan pariwisata. Segenap stakeholder pariwisata belum bergerak secara sinergis apalagi untuk perkembangan pariwisata. Aksesbiliti dari Kota Makassar ke Tana Toraja masih menjadi kendala. Perjalanan darat Kota Makassar ke Tana Toraja memerlukan waktu 8 jam,
sedangkan jalur
penerbangan lapangan terbang Pongtiku belum secara optimal dimanfaatkan. Jenis prasarana dan sarana lainnya untuk menopang peningkatan jumlah kunjungan wisatawan masih dirasa kurang. Sementara itu promosi wisata belum begitu menyentuh segmen pasar. Mengingat pariwisata,
maka
berbagai
dampak
diperlukan
yang
berbagai
terjadi
akibat
pengembangan
program/kegiatan
pengembangan
pariwisata. Diketahui bahwa sebagian program dan kebijakan pengemiJangan pariwisata
cenderung
tidak
berkelanjutan.
Salah
satu
penyebab
ketidakberlanjutan ini diantaranya adalah tidak dilibatkannya masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Dengan kata lain pendekatan yang dilakukan bersifat top down. Pendekatan seperti ini tidak menimbulkan rasa memiliki, tanggung jawab dan kesadc.ran dari masyarakat setempat untuk mendukung
atau
bahkan
mengembangkan
pelaksanaan
program
pengembangan pariwisata. Menurut Cohen dan Uphoff (1977) partisipasi dalam pembangunan di pedesaan tidak hanya terbatas pad a pelaksanaan kegiatan fisik, namun juga diarahkan pad a keterlibatan di dalam proses perencanaan, proses pengambilan keputusan,
pelaksanaan
dan
evaluasi.
Dengan
demikian,
keterlibatan
masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan penting artinya dalam tingkat partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, pertanyaan yang penting untuk disoroti
5 di sini adalah bagaimana partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Tana Toraja. Oleh karena itu menarik untuk dilakukan studi mengenai kajian pengembangan pariwisata dalam rangka meningkatkan keragaan perekonomian wilayah kabupaten Tana Toraja. Beberapa hal yang perlu ditelaah lebih lanjut adalah: 1.
Bagaimana
keragaan
perekonomian
wilayah,
serta
kontribusi
pariwisata terhadap PDRB dan PAD? 2.
Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap pengembangan sektor pariwisata?
3.
Bagaimana kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja dalam
pengembangan
kebijakan
pariwisata
pengembangan
dan
pariwisata
merumuskan
serta
pengembangannya untuk peningkatan
menyusun
arahan strategi
keragaan perekonomian
wilayah Kabupaten Tana Toraja secara berkelar:1jutan? 1.3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1.
Menganalisis keragaan perekonomian wilayah, serta kontribusi pariwisata terhadap PDRB dan PAD.
2.
Menelaah partisipasi masyarakat terhadap pengembangan sektor pariwisata.
3.
Mengevaluasi kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja dalam
pengembangan
kebijakan
pariwisata
pengembangan
pariwisata
dan
merumuskan
serta
menyusun
arahan strategi
pengembangannya untuk peningkatan keragaan perekonomian wilayah Kabupaten Tana Toraja secara berkelanjutan. 1.3.2. Kegunaan Penelitian 1.
Memberikan
pemahaman
tentang
pentingnya
pengembangan
pariwisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas, khususnya masyarakat yang ada dikawasan pariwisata melalui pendekatan pertumbuhan ekonomi secara regional.
6 2.
Sebagai masukan kepada pihak yang berwenang seperti perencana pengambil keputusan dan pelaku pembangunan lainnya, dalam mengembangkan pariwisata.
3.
Sebagai rumusan arahan dan stategi kebijakan pengembangan pariwisata untuk peningkatan keragaan perekonomian wilayah Kabupaten Tana Toraja secara berkelanjutan.
1.4.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Studi Studi ini dibatasi hanya pada kajian pengembangan sektor pariwisata
dalam rangka meningkatkan keragaan perekonomian wilayah yang berada di Kabupaten Tana Toraja Propinsi Sulawesi Selatan. Analisis perekonomian wilayah meliputi analisis Location Quotient dan analisis Shift Share. Dalam kondisi perekonomian
yang
ingin
dikaji
adalah
pertumbuhan
ekonomi
sektoral,
menelaah
partipasi
kependudukan dan potensi keuangan daerah. Ana/isis
deskriptif Kualitatif digunakan
untuk
masyarakat terhadap pengembangan sektor pariwisata dan menjelaskan hubungan antara hasil wawancara ataupun hasil inventarisasi dan pengamatan serta hubungan bentuk pertanyaan dengan jawaban informan. Dalam analisis ini ditelaah bagaimana keikutsertaan dan keterlibatan
masyarakat pada: (1)
tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi
dan (4) tahap
pemanfaatan hasil. Selain itu akan diulas pula mengenai aspek sosial budaya masyarakat antara lain adat istiadat, nilai, norma atau tradisi yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Analisis finansia/ hanya dibata3i pad a pengembangan obyek wisata Londa. Analisis ini membatasi manfaat langsung dari investasi proyek operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana obyek wisata Londa. Analisis finansia/ tidak memperhitungkan bencana alam yang memungkinkan terganggunya keberadaan sumberdaya alam dan tidak memperhitungkan adanya kerusakan lingkungan obyek wisata Londa. Pengembangan
pariwisata
kabupaten
Tana
Toraja
dibatasi
pad a
pertimbangan dampak ekonomi, sosial budaya dan lingkungan terhadap ekonomi masyarakat di sekitar objek wisata dan ekonomi wilayah Kabupaten Tana Toraja. Sedangkan yang dimaksud
dengan masyarakat pariwisata Kabupaten Tana
Toraja dalam penelitian ini adalah mereka yang menerima penghasilan dari jasa pariwisata Kabupaten Tana Toraja.