BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali Tahun 2013-2018 peranan Bali dengan sektor unggulan pariwisata telah memiliki posisi strategis pada tingkat nasional maupun internasional. Struktur perekonomian di Bali sangat tergantung pada sektor pariwisata karena merupakan leading sektor yang diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi lainnya. Dengan dukungan industri pariwisata yang sangat besar itu, telah menyebabkan sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan industri pariwisata seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran, memberi sumbangan yang besar terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali sebesar 30,11% pada Tahun 2012. Bali merupakan Kabupaten dengan PDRB ketiga terbesar di Indonesia setelah Kalimantan Timur dan DKI Jakarta. Namun kenyataan ini tidak secara langsung mengindikasikan terjadi pemerataan ekonomi di Bali. Struktur PDRB
1
menunjukkan bahwa masih terdapat daerah-daerah dengan tingkat pertumbuhan yang relatif rendah. Selama ini pembangunan sektor pariwisata lebih banyak terpusat ke Bali Selatan menyebabkan beratnya tekanan terhadap daya dukung kawasan tersebut. Hal itu terlihat dari fenomena kemacetan lalu lintas yang terjadi serta besarnya kebutuhan air dan infrastruktur. Untuk itu pembangunan pariwisata perlu diarahkan ke wilayah Bali Utara, selain daya dukung kawasan yang masih baik juga memiliki potensi wisata yang besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Buleleng adalah Kabupaten yang terletak memanjang di bagian Utara Pulau Bali. Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali No.4 Tahun 1999 Tentang Tata Ruang Wilayah Propinsi Bali Tahun 2009-2019, di Kabupaten Buleleng telah ditetapkan tiga kawasan pariwisata, yaitu Kawasan Pariwisata Kalibukbuk (Lovina), Kawasan Pariwisata Batu Ampar (Pantai Pemuteran dan Taman Nasional Bali Barat), dan Kawasan Pariwisata Air Sanih. Kawasan Lovina sangat terkenal dengan wisata ikan lumba-lumba sedangkan Kawasan Batu Ampar serta Kawasan Air Sanih terkenal dengan biota laut seperti karang dan ikan hias. Dengan potensi laut yang demikian ketiga kawasan ini sangat cocok sebagai tempat wisata bahari seperti aktivitas snorkeling dan diving. Salah satu Objek Daya Tarik Wisata yang mulai berkembang sebagai wisata bahari dengan konsep ekowisata adalah Pantai Pemuteran yang berlokasi di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerogak, Kabupaten Buleleng. Perpaduan ketenangan alam pantai serta keindahan alam bawah laut, menjadikannya sebagai kawasan ekowisata yang diminati oleh wisatawan mancanegara. Berdasarkan sumber Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng pada Tahun 2014 jumlah wisatawan yang berkunjung sebesar 47.250 orang, 45% berasal dari Eropa, 25% berasal dari USA, 10% berasal dari Asia, 5% berasal dari Australia dan 10% berasal dari wisatawan domestik. Seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Pemuteran maka perlu adanya akomodasi pariwisata berupa hotel berbintang
2
yang memenuhi standar wisatawan terutama wistawan Eropa dan USA, dimana untuk saat ini hanya tersedia hotel kelas melati. Sementara perlu juga diapresiasi di tingkat dunia ada kecenderungan peningkatan pada industri pariwisata yang ramah lingkungan. Menurut WTO (World Tourism Organization); pertumbuhan “Sustainable Tourism” merupakan yang tertinggi dalam industri pariwisata dunia, yaitu sekitar 5%. Menurut “International Ecotourism Society” lebih dari dua pertiga turis dari Amerika dan Australia serta lebih 90% turis dari Inggris menganggap proteksi lingkungan dan dukungan pada komunitas lokal merupakan bagian dari tanggung jawab yang harus disediakan pihak hotel. Sejumlah besar pelancong bisnis dan konferensi serta wisatawan yang sadar telah menaruh wacana keberlanjutan dan ramah lingkungan sebagai preferensi mereka. Tentunya cepat atau lambat kecenderungan dunia untuk lebih berpihak pada pembangunan dan pengelolaan hotel yang lebih berkelanjutan akan pula berimbas mewarnai industri pariwisata dan perhotelan di Bali. Menurut Karyono (2010:32) arsitektur hijau merupakan konsekuensi dari konsep arsitektur berkelanjutan. Bahwa dengan merancang arsitektur hijau diharapkan manusia dapat hidup dan melakukan aktifitas di muka bumi ini secara berkelanjutan. Arsitektur hijau meminimalkan penggunaan sumber daya alam oleh manusia untuk menjamin generasi mendatang dapat memanfaatkan bagi kehidupannya kelak. Arsitektur hijau juga menggarisbawahi perlunya meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh bangunan terhadap lingkungan dimana manusia hidup. Dari uraian permasalahan tersebut di atas timbul suatu gagasan untuk membangun/menyediakan fasilitas Green Hotel yaitu suatu rancangan hotel yang mensinergikan sektor pariwisata dan ekologi secara sejalan dengan konsep arsitektur hijau dengan mengutamakan efisiensi energi.
3
1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang akan dibahas yaitu : 1.
Bagaimana spesifikasi dari perencanaan Green Hotel ?
2.
Bagaimana pengadaan dan tema perancangan dari Green Hotel ?
3.
Bagaimana penyusunan program ruang, konsep perancangan tapak dan konsep perancangan bangunan sehingga disain hotel yang dibuat dapat dikatagorikan sebagai green architecture?
1.3 Tujuan Perancangan Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan suatu landasan konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan Green Hotel meliputi spesifikasi proyek, program ruang dan konsep perancangan.
1.4 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan berupa teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data. Data primer diperoleh melalui : a.
Observasi Melakukan pengamatan langsung ke Ubud Hanging Garden Villa dan Ritz Carlton Ubud Resort yaitu bangunan hotel yang menerapkan konsep green architecture.
b.
Wawancara
4
Melakukan tanya jawab kepada pihak yang kompeten untuk mendapatkan data yaitu dengan Bapak I Gusti Agung Prana, beliau sebagai tokoh masyarakat Desa Pemuteran. 2. Data Sekunder Melakukan studi literatur yang berkaitan dengan Green Hotel baik dari buku, brosur, majalah-majalah yang diperoleh dari instansi terkait.
1.4.2 Teknik Pengolahan Data 1.
Analisis, yaitu menguraikan data yang ada untuk mendapatkan suatu uraian yang lebih teliti. Namun didalam menganalisa data ini menggunakan analisa deskriptif dimana data yang dianalisis dipilih berdasarkan keurgenitasannya dan data yang dapat dianalisis hanyalah data-data yang didapat secara langsung berupa hasil wawancara yang dilakukan pada studi banding serta data-data dari buku, website internet, majalah dan peraturan-peraturan yang berlaku.
2.
Sintesis, menggabungkan hasil analisa sehingga dapat memberikan solusi atau rekomendasi dari masalah yang timbul guna menentukan rumusanrumusan dalam perencanaan dan perancangan Green Hotel.
5