BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan. Film mempunyai kekuatan mendalam untuk memberikan pengaruh secara psikologis. Kekuatan film terletak pada daya sugestifnya karena pada dasarnya film itu diciptakan berpangkal dari realitas masyarakat dan lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan kekuatan film dalam mempresentasikan kehidupan sehingga mampu memuat nilai budaya masyarakat. Sadar tidak sadar, setelah menonton film akan ada kesan yang tertanam dalam memori orang tersebut. Kesan tersebut akan mengendap dalam diri orang yang bersangkutan, sampai akhirnya memberikan pengaruh kepada pola pikir atau sikap seseorang. Film banyak menggambarkan suatu kejadian yang nyata pada masyarakat sekarang ini. Dalam banyak penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antara film dan masyarakat selalu dipahami secara linier. Artinya, Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan
pesan
dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Film sendiri merupakan karya seni yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi
imajinasi
orang-orang
yang
1
bertujuan
memperoleh
estetika
2
(keindahan) yang sempurna. Kemampuan film untuk meniru kenyataan sedekat mungkin dengan kenyataan sehari-hari direpresentasikan oleh para sineas.
Dalam sejarahnya film merupakan teknologi baru yang muncul pada akhir abad ke-19 yang berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Hal ini membuktikan bahwa film dan kehidupan seseorang mempunyai keterikatan satu sama lain. Di dalam film, aspek yang sangat penting adalah bagaimana pesan-pesan yang disampaikan dikemas dalam bentuk adeganadegan yang saling berkesinambungan dan menyatu menjadi suatu bentuk cerita.
Film 9 Summers 10 Autumns merupakan film yang tayang dibioskop pada 25 April 2013 yang mengisahkan mengenai seorang anak supir angkot yang berasal dari kota Batu, Jawa Timur yang hidup dengan keterbatasan ekonomi. Namun berkat kegigihannya ia mampu menembus batas mimpi dan sukses menjadi Direktur di sebuah perusahaan ternama di New York, Amerika Serikat. Film ini merupakan hasil adaptasi dari novel best seller Indonesia dengan judul yang sama 9 Summers 10 Autumns. Diangkat dari perjalanan hidup penulisnya sendiri, Iwan Setyawan, yang merupakan anak lelaki satu-satunya dari lima bersaudara terlahir dari keluarga yang berada dalam kondisi ekonomi yang cenderung serba kekurangan, Iwan dan saudara-saudaranya semenjak kecil telah membiasakan diri untuk hidup secara sederhana. Walau begitu, Bapak dan Ibu Iwan selalu menanamkan arti pentingnya memiliki pendidikan kepada tiap
3
anaknya karena mereka percaya bahwa ilmu dan pengetahuanlah yang akan membawa anak-anak mereka ke jenjang kehidupan yang lebih baik dari mereka.
Hal yang paling membedakan 9 Summers 10 Autumns dari kebanyakan film drama bertema sama adalah film ini tidak melulu berkonsentrasi pada bagaimana sang karakter utama berusaha untuk meraih mimpi maupun memperbaiki kehidupannya. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Ifa Isfansyah, Fajar Nugros dan Iwan Setyawan sendiri, 9 Summers 10 Autumns justru memberikan porsi penceritaan yang cukup besar kepada karakter keluarga Iwan dimana digambarkan keluarga adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pribadi karakter Iwan dan akhirnya justru menjadi pemicu dirinya untuk berusaha untuk melakukan berbagai hal terbaik untuk kehidupannya. Dengan bekal prinsip itulah sutradara film, Ifa Isfansyah, kemudian mengeksplorasi naik turunnya hubungan yang terjadi antara karakter Iwan dengan keluarganya. 9 Summers 10 Autumns mampu menjelma menjadi sebuah penceritaan drama yang humanis, meyakinkan serta tampil dengan sisi emosional cerita yang begitu hangat dalam menyentuh tiap penontonnya.
Keluarga merupakan bagian terpenting dalam hidup seseorang. Keluarga menjadi tempat berkumpulnya satu atau lebih dua orang yang memiliki hubungan darah, hubungan perkawinan dimana satu sama lain saling berinteraksi dan menciptakan keharmonisan dalam kekerabatan. Makna kekeluargaan sendiri lebih pada sebuah paham atau azas dimana dengan kekeluargaan semua masalah susah menjadi mudah. Azas kekeluargaan ini mencakup muatan nilai-nilai seperti kerja
4
sama, kebersamaan, keadilan, dan partisipasi. Makna sebuah keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi seorang anak. Sebab karakter utama seseorang dibentuk oleh lingkungan keluarganya. Karena itu, keluarga memiliki peranan penting dalam membentuk karakter anak manusia, dimana pendidikan moral dan iman sebagai bagian utama yang harus ditanamkan sejak dini pada pribadi seseorang. Kebahagiaan suatu keluarga bukanlah diukur dari segi mata-benda. Didalam sebuah keluarga yang terdiri dari lebih dua orang, tentu saja memiliki sifat dan keinginan yang tidak sama, disinilah peran penting tiap individu dalam keluarga harus saling menyayangi, melengkapi dan menghargai demi utuhnya satu hubungan kekeluargaan. Makna kekeluargaan saat ini mulai berkurang di masyarakat Indonesia. Dalam film 9 Summers 10 Autumns makna kekeluargaan yang ada saat belum pesatnya teknologi kembali direproduksi lagi lewat sebuah tayangan film . Dengan derasnya arus modernisasi, kini kekeluargaan masyarakat Indonesia mulai berkurang. Individualis yang muncul akibat pengaruh budaya barat menjadikan masyarakat Indonesia kurang memiliki rasa kepedulian kepada keluarganya sendiri. Bahkan tak sedikit orang – orang yang memiliki hubungan darah memiliki permusuhan dan pertikaian. Kemudian, ketika seseorang berada di puncak kesuksesan, terkadang banyak yang tak terpikir untuk kembali dan meninggalkan kesuksesan yang diraih untuk keluarga. Oleh karenanya, peneliti sangat tertarik untuk mengangkat mengenai reproduksi makna kekeluargaan yang terkandung dalam film 9 Summers 10 Autumns yang sangat kental. Karena makna kekeluargaan yang ada saat ini telah berubah dibandingkan saat masyarakat
5
indonesia belum mengenal teknogi. Semiotika adalah ilmu tentang tanda – tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda – tanda
lain,
pengirimannya
dan
penerimaannya
oleh
mereka
yang
menggunakannya. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda – tanda. Semiotika mempelajari sistem – sistem, aturan – aturan, konvensi – konvensi yang memungkinkan tanda – tanda tersebut mempunyai arti.1 Analisis semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk hal – hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda ( teks, iklan, berita ). Karena sistem tanda sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut.
1.2 Perumusan Masalah Dengan latar belakang seperti yang dipaparkan sebelumnya penulis menetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah " bagaimana reproduksi makna kekeluargaan pada film 9 Summers 10 Autumns ?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menemukan jawaban terhadap pertanyaan dalam perumusan masalah, untuk mengetahui reproduksi makna kekeluargaan pada film 9 Summers 10 Autumns.
1
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2006 hal 265
6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Teoritis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
perkembangan ilmu komunikasi serta dapat memberikan manfaat terhadap pengguna analisis reproduksi makna dalam film drama berdasarkan true story.
1.4.2
Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan inspirasi bagi sineas film terutama para
penulis naskah, produser dan sutradara untuk memproduksi bentuk - bemtuk baru dan gambaran - gambaran mengenai realitas masyarakat ditinjau dari budaya dan perubahan sosial. Sehingga mampu memberikan manfaat yang positif baik bagi khalayak luas.