BAB 9. 2D BIOMECHANICS Tool ini digunakan untuk memperkirakan kompresi pada low back spinal (jajaran tulang belakang), shear force (gaya geser), momen pada lengan, bahu, L5/ S1, lutut, pergelangan kaki, untuk pekerjaan lifting dan pushing/ pulling. Rekomendasi konseptual akan diberikan bila ditemukan adanya masalah ergonomi potensial. Apabila memulai untuk menggunakan tool ini, maka akan langsung ditampilkan sebuah applet yang menggambarkan posisi kerja operator dalam mengangkat beban.
TAMPILAN
APLIKASI 9 Menentukan perkiraan gaya tekan dan geser spinal 9 Memperkirakan gaya tekan dan gaya geser pada punggung bawah (L5/S1), serta momen pada siku, bahu, L5/S1, pinggul, lutut dan mata kaki. 9 Merancang tugas yang membutuhkan aktivitas mengangkat, menurunkan, mendorong atau menarik yang dilakukan pada postur berdiri yang simetris dan beban ditahan oleh satu atau kedua tangan 9 Dapat diterapkan pada tugas mengangkat, menurunkan, mendorong atau menarik yang tidak membutuhkan repetisi dan tidak perlu dilakukan untuk jangka panjang
54
9 Dapat diterapkan pada tugas yang tidak ditandai posisi postur eksterm, ruang kerja yang terhalang/ terbatas atau factor-faktor lingkungan kerja yang tidak diinginkan 9 Dapat diterapkan pada pekerjaan dengan aktivitas penanganan manual dinamis selain mengangkat, menurunkan, mendorong atau menarik, dalam porsi relative kecil dan tidak membutuhkan pengeluaran energi yang signifikan (misalnya aktivitas membawa, berjalan, mendaki)
Analisis biomekanika ini tidak mempertimbangkan pengaruh repetisi dalam tugas pengangkatan. Apabila repetisi memanng perlu diperhitunngkan, maka analisis perlu dilakukan dengan mengacu pada Revised NIOSH Lifting Equation (1994) atau NIOSH Work Practices Guide (1981)
ASUMSI Asumsi Karakteristik Tugas Tugas diasumsikan membutuhkan gerakan yang relative lambat atau tanpa gerakan punggung belakang. Sekalipun ada, gerakan tersebut terjadi dengan percepatan rendah dan tidak bersifat mendadak. Pengaruh percepatan dan momentum tidak diukur dalam model ini. Selama pengerjaan tugas, tidak terjadi perputaran batang tubuh Frekuensi pengerjaan tugas relatif rendah (kurang dari 12 repetisi per jam) Durasi pengerjaan tugas relatif rendah (kurang dari satu jam) Postur pekerja tidak berada pada posisi ekstrem ketika mengerjakan tugas (terdapat jarak yang memadai antara punggung bawah dengan titik pusat beban) Apabila pekerjaan yang dianalisis melibatkan adanya perputaran batang tubuh, frekuensi tugas yang signifikan, atau adanya jarak berlebih antara punggung bawah dan beban, maka analisis sebaiknya dilakukan menggunakan NIOSH Lifting Equation (1994) atau NIOSH Work Practice Guide (1981). Asumsi Posisi Tubuh Posisi tubuh (postur) yang diukur untuk perhitungan model ini diasumsikan berupa posisi yang menghasilkan gaya tekan tertinggi di sepanjang punggung bawah. Asumsi Jaringan Tubuh Jaringan tubuh yang berisiko terkena cedera punggung bawah adalah lempeng tulang punggung, sementara risiko pada jaringan lainnya diabaikan. Asumsi Yang Digunakan Dalam Perhitungan Tidak terdapat pergerakan tulang punggung selama pengangkatan, dengan kata lain momen lateral pada tulang punggung bernilai nol.
55
Tidak terdapat poros rotasi lain pada tulang punggung selain pada segmen L5/ S1. Jarak antara poros segmen L5/ S1 dengan otot punggung bawah sekitar 5,7 cm untuk pria dan 5,3 cm untuk wanita. Jarak antara poros segmen L5/ S1 dengan otot perut sekitar 8,3 cm untuk pria dan 7,0 cm untuk wanita. Berat badan bagian atas meliputi 0,4755 dari berat badan keseluruhan. Sudut antara lempeng dengan bidang horizontal adalah 40 derajat ketika subjek berdiri tegak, namun sudut tersebut berubah seiring perubahan postur. Gaya tekan yang dihasilkan oleh kontraksi otot tegak lurus terhadap permukaan lempeng L5/ S1. Panjang segmen-segmen tubuh proporsional secara anthropometri terhadap ukuran tubuh subjek yang menjadi input untuk model. Berat dan titik pusat massa tubuh proporsional secara anthropometri terhadap berat tubuh subjek yang menjadi input untuk model.
INTERPRETASI HASIL PERHITUNGAN Apabila total gaya tekan pada tulang punggung kurang dari 770 pound, maka : Tidak diperlukan perubahan tugas Sebagian besar pekerja sehat dapat mengerjakan tugas denga risiko minimal Apabila total gaya tekan pada tulang pungung sama dengan atau melebihi 770 pound namun kurang dari 1430 pound, maka : Direkomendasikan untuk menerapkan kendali administratif, seperti rotasi pekerja, siklus kerja-istirahat, repetisi yang dibatasi dan durasi kerja. Direkomendasikan untuk menerapkan kendali rekayasa, berupa perancangan ulang tugas dan pengurangan tugas. Sebagian pekerja sehat mengalami peningkatan risiko cedera ketika melakukan pekerjaannya. Apabila total gaya tekan sama dengan atau melebihi 1430 pound, maka : Dibutuhkan penerapan kendali rekayasa. Sebagian besar pekerja sehat mengalami risiko cedera yang nyata ketika melakukan pekerjannya. REKOMENDASI PERANCANGAN ULANG PEKERJAAN Kendali Rekayasa (Engineering Controls) Kendali rekayasa meliputi pengubahan tempat kerja secara fisik untuk menghilangkan atau mengurangi risiko ergonomic. Faktor-faktor risiko utama, seperti postur yang canggung, besarnya
56
gaya, repetisi dan sebagainya, diidentifikasi dan langsung diterapkan pada modifikasi tempat kerja. Contohnya antara lain : Memasang permukaan kerja (misalnya meja) yang dapat disesuaikan tingginya pada stasiun perakitan, tujuannya mengeliminasi postur canggung bagi pekerja persentil 5. Menambahkan tempat untuk mouse pada papan keyboard, sehinggga gerakan menjangkau mouse di meja kerja dapat dihilangkan. Menggunakan meja angkat untuk mengangkat benda berat, sehingga mengeliminasi pengangkatan beban berat. Kendali rekayasa dipandang sebagai metode pengendalian risiko yang lebih baik disbanding yang lainnya, karena dapat secara permanent mengurangi atau menghilangkan risiko tertentu. Kendali rekayasa paling efektif bila diterapkan pada tahap perancangan kerja atau fasilitas, meski masih tetap dapat efektif bila diterapkan setelah tahap tersebut.
Kendali Administratif (Adminitrative Controls) Kendali administrative meliputi perubahan organisasi kerja untuk mengurangi tingkat risiko ergonomis yang dihadapi pekerja. Biasanya, kendali tersebut diterapkan dengan mengatur jadwal kerja atau kebiasaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Contohnya antara lain : Merotasi pekerja Menugaskan pekerja kedua untuk membantu tugas-tugas tertentu Memperbesar tanggung jawab kerja sehingga tugas yang sama tidak dikerjakan berulangulang Menjadwalkan program perawatan preventif untuk peralatan yang dipakai Bila telah dapat diperkirakan akan terjadi hal-hal yang menghentikan proses produksi, sediakan cadangan yang memadai Mempersiapkan fisik pekerja untuk bekerja sesuai dengan tuntutan pekerjaan Meningkatkan frekuensi atau durasi waktu istirahat Mengembangkan program pengaturan tempat kerja, seperti perawatan dan pembersihan Membatasi waktu kerja lembur Menurunkan tuntutan tingkat produktivitas Kendali-kendali administratif tertentu mungkin lebih murah daripada kendali rekayasa, namun mungkin juga dapat menjadi kurang tepat sasaran pada aspek ergonomis.
57
Kendali Praktek Kerja (Work Practice Controls) Kendali praktek kerja meliputi pelatihan metode kerja yang mengurangi risiko ergonomis bagi pekerja. Seusai pelatihan, diharapkan pekerja terus diingatkan tentang metode tersebut. Contohnya, pelatihan teknik mengangkat beban yang benar. Kendali ini biasanya kurang efektif dibandingkan dengan kedua kendali lainnya. Misalny, ketika teknik mengangkat beban yang aman bukan merupakan teknik yang paling efisien, maka bias saja teknik yang aman tersebut tidak dilakukan. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah merancang stasiun kerja sedemikian rupa agar teknik mengangkat yang aman juga merupakan metode yang paling alamiah dan efisien untuk dilakukan disana.
58