BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Penyajian Data Penelitian Data yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini merupakan data purposive sampling. Berikut ini merupakan pengertian dari purposive sampling : Menurut Margono (2004: 128) purposive sampling yaitu : “Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Degan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.”
Menurut Husein Umar (2007: 92), menerangkan bahwa: “Purposive sampling adalah dalam hal ini pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya”.
Menurut Wikipedia Purposive sampling adalah : ‘Merupakan pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Kelebihan dari pengambilan menurut 78
79
tujuan ini adalah tujuan dari peneliti dapat terpenuhi. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.”
Dari hasil sampling yang dilakukan oleh peneliti secara acak tehadap 50 orang diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Apakah anda mengetahui Event Kompas Karier Fair?
32% 68%
Ya Tidak
Diagram 4. 1 : Pengetahuan orang tentang event Kompas Karier Fair
Hasil yang diperoleh peneliti berdasarkan pengetahuan orang – orang tentang event Kompas Karier Fair yang diambil sampelnya secara acak kepada 50 orag diketahui bahwa 34 orang atau sebanyak 68% mengetahui event Kompas Karier Fair, sedangkan 16 orang lainnya atau sebanyak 32% tidak mengetahui event Kompas Karier Fair. Kemudian setelah diketahui 34 orang yang mengetahui event Kompas Karier Fair maka penelitian dilanjutkan dengan menanyakan darimana mereka mengetahui Event Kompas Karier Fair ini dengan hasil sebagai berikut :
80
2. Darimana mengetahui event Kompas Karier Fair? 6%
Advertising
38%
Online Lain - Lain
56%
Diagram 4. 2 : Media Kompas Karier Fair
Dari hasi sampling yang dilakukan kepada orang – orang yang mengetahui event Kompas Karier Fair peneliti menanyakanalui media manakah mereka mengetahui event Kompas Karier Fair dan hasil yang diperoleh yaitu 13 orang atau 38% mengetahui event Kompas Karier Fair melalui media advertising seperti radio, majalah, spanduk, dll, 19 orang lainnya atau 56% mengetahui event Kompas Karier Fair melalui media online seperti facebook, twitter, media online lainnya, sedangkan 2 orang lainnya atau 6% mengetahui event Kompas Karier Fair melalui media lainnya seperti word of mouth.
81
Dari hasil sampling yang diambil secara acak tersebut peneliti mewawancara lima orang responden yang dianggap mempunyai potensi untuk memenuhi hasil penelitian, Hasil wawancaranya sebagai berikut : Dari hasil wawancara yang dilakukan pada narasumber pertama (Chandra Halim) selaku pengunjung event Kompas Karier Fair yang mengakui bahwa ia mengetahui event KKF pertama kali dari kerabatnya dan ia juga melihat spanduknya di jalan tol setelah itu ia mencari tahu informasi selengkapnya melalui homepage KKF maka dapat kita lihat bahwa media online dapat mencangkup segala hal karena dinilai mempunyai informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan media media promosi offline seperti spanduk dan baliho yang dipasang di pinggir jalan. Selain memuat informasi lebih lengkap media online juga dapat diakses kapan saja. Menurut narasumber pertama beliau mengatakan mempunyai facebook dan twitter dan sudah memfollow kompas di kedua media tersebut, tetapi karena jarangnya online di kedua jenjaring social tersebut menyebabkan si narasumber pertama jarang sekali melihat update berita yang sudah di share di jenjaring social tersebut. Menurut narasumber pertama event Kompas Karier Fair dengan banyak perusahaan partisipan membuka peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan baru. Adapun saran yang disarankan oleh narasumber pertama yaitu lebih ditegaskan lagi tentang pendaftaran online agar tidak terjadi antrian yang terlalu panjang ketika hari dilaksanakannya event.
82
Dari wawancara yang dilakukan pada narasumber kedua (Fransisca Budiarti) selaku pengunjung event Kompas Karier Fair, ia mengetahui event KKF ini dari salah satu stasiun radio di Jakarta. Narasumber kedua mengaku mempunyai twitter dan facebook dan sering update di kedua jenjaring social tersebut dimana salah satu accountnya sudah memfollow @kompascom. Permasalahan yang ada menurut narasumber kedua ini yaitu menurut beliau media online lebih mencangkup masyarakat di kota besar saja sedangkan di daerah – daerah terpencil dimana internet belum terlalu booming media online belum bisa dikatakan cocok untuk dijadikan media promosi.
Dari wawancara yang dilakukan pada narasumber ketiga (David Calvin) selaku pengunjung Event Kompas Karier Fair, ia mengetahui event ini dari twitter kompas.com yaitu @kompascom dan mengetahui lewat facebook juga. Beliau mengaku tertarik untuk meng-klik berita tersebut karena memang sedang mencari pekerjaan. Menurut David media online sangat cocok untuk dijadikan media promosi karena generasinya sudah generasi modern dimana yang membaca cetak itu hanyalah orang – orang tua saja. Beliau tertarik untuk mengikuti event ini karena dianggap lebih praktis karena dapat langsung melamar ke banyak perusahaan dalam dua hari masa event.
83
Dari wawancara yang dilakukan pada narasumber keempat (Dina) selaku pengunjung event Kompas Karier Fair, ia mengetahui event ini pertama kali dari twitter karena twitter lebih cepat update yang kemudian ia melihat iklannya di TV dan mendengar juga di radio. Beliau tertarik untuk meng-klik update yang dishare di twitter karena penasaran ingin mengetahui tentang event Kompas Karier Fair dan memang sedang membutuhkan pekerjaan baru yang lebih baik, selain itu alasan lainnya mengikuti event ini yaitu karena penyelenggara event ini adalah kompas . Menurut Dina media online cocok untuk menjadi media promosi karena media online bersifat general, siapapun dapat mengaksesnya. Opini tentang Kompas Karier Fair menurut Dina yaitu antriannya panjang tetapi terbayarkan karena pembicara – pembicara yang ada di KKF menarik dan dengan membayar biaya yang tidak mahal sudah dapat melamar pekerjaan ke berbagai macam perusahaan.
Dari wawancara yang dilakukan pada narasumber kelima (Steven) selaku pengunjung event Kompas Karier Fair, ia mengetahui event KKF melalui e-mail yang dikirimkan oleh kompas (e-mail blast) beberapa minggu sebelum event. Beliau tertarik untuk membaca e-mail karena belum mendapatkan pekerjaan yang tepat. Menurut steven media online cocok untuk dijadikan media promosi karena sekarang orang – orang lebih mengutamakan kepraktisan yang bisa diakses kapanpun dan beritanya lebih cepat tersebar. Menurut pendapat Steven promosi Kompas Karier Fair sudah tepat hanya saja
84
masalah ketersediaan tempat yang kurang luas karena pengunjung yang sangat banyak.
4.2
Analisis Data Menurut narasumber pertama (Chandra), kedua (Fransisca), dan keempat (Dina) yang mengetahui event Kompas Karier Fair melalui media advertising seperti spanduk, TV dan radio bila dikaitkan dengan teori advertising Stanton yang dikutip oleh Bilson Simamora (2003:305) yang menyatakan bahwa “Iklan terdiri dari segala kegiatan yang dilibatkan dalam mempersentasikan sesuatu kepada audiens secara nonpersonal, dengan sponsor yang jelas dan biaya suatu pesan tentang produk atau organisasi.” Maka iklan atau advertising mempunyai sifat promosi yang nonpersonal karena mereka mengetahui iklan tentang event KKF ini secara tidak sengaja yaitu ketika melihat spanduk maupun sedang mendengarkan radio. Karena salah satu tujuan iklan adalah untuk menyampaikan informasi, klan sengaja dibuat mendetail mengenai penyelenggaranya yaitu Kompas sehingga responden dapat mudah menangkap produk atau organisasi yang diiklankan tersebut. Iklan yang dibuat oleh PT. Kompas Cyber Media jika dikaitkan dengan jenis iklan menurut Kotler merupakan jenis iklan Sales Advertising dimana iklan tersebut dibuat untuk mengumumkan penjualan khusus yaitu penjualan tiket Kompas Karier Fair. Iklan yang dibuat untuk mempromosikan Event Kompas Karier Fair juga termasuk kedalam iklan Local Advertising
85
yang penulis bahas dalam bab sebelumnya yang merupakan teori dari Stanley. Maksud dari Local Advertising tersebut yaitu periklanan dibatasi oleh lingkungan geografis, media periklanan seperti spanduk, baliho, flyer, poster yang dibuat untuk mempromosikan Kompas Karier Fair dibatasi oleh lingkungan geografis yaitu sekitar wilayah Jabodetabek saja karena eventnya berlangsung di Jakarta.
Kemudian dari kelima narasumber yang diwawancarai pada saat event Kompas Karier Fair dapat dikaitkan dengan teoti direct marketing atau pemasaran langsung dimana menurut Kotler dan Gary Amstrong (2006:401) mengatakan
direct
marketing
yaitu
“Pemasaran
langsung
adalah
menggunakan telepon, surat, fax, e-mail, internet dan alat – alat lainnya untuk mengkomunikasikan secara langsung dengan pelanggan secara lebih spesifik.” Dimana kelima narasumber tersebut diantaranya mengetahui event Kompas Karier Fair melalui media online seperti twitter, facebook, e-mail, home page.
Seperti yang dilakukan oleh narasumber pertama (Chandra) yang awal mulanya mengetahui informasi KKF dari spanduk yang ada di jalan kemudian ia mulai mengakses informasi lebih lanjut melalui internet karena media online dianggap mempunyai informasi yang lebih lengkap. Dalam hal ini merupakan salah satu strategi promosi direct marketing karena narasumber
86
pertama (Chandra) membuka halaman homepage Kompas Karier Fair yang kemudian ia mendaftarkan dirinya secara pribadi untuk mengikuti event Kompas Karier Fair dimana perusahaan membuat kontak langsung dengan pembeli individual.
Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber ketiga (David) dan narasumber keempat (Dina) yang sama – sama mengetahui event Kompas Karier Fair melalui twitter. Bila dihubungkan dengan teori yang sudah dibahas sebelumnya, promosi yang dilakukan oleh PT. Kompas Cyber media melalui situs social media juga merupakan direct marketing karena sifatnya perseorangangan. Mengacu pada teori direct marketing Ravens dan Piercy (2006:340) yang menyatakan bahwa “Pemasaran langsung meliputi saluran komunikasi beragam yang memungkinkan perusahaan untuk membuat kontak langsung dengan pembeli individual.” Dapat dikatakan bahwa PT. Kompas Cyber Media menyebarkan berita tentang event Kompas Karier Fair ke seluruh followersnya di social media secara masal, kemudian berita tersebut di-klik oleh sekian banyak orang (ada juga yang tidak tertarik untuk mengklik berita tersebut) maka secara tidak langsung perusahaan sudah terhubung dengan pembeli individual yang memungkinkan orang yang mengakses berita tersebut tertarik untuk mengikuti event Kompas Karier Fair seperti yang dilakukan oleh David dan Dina.
87
Berikut ini merupakan data followers twitter dan fans like facebook KOMPAS.com :
kompas.com kompas.com 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0
1,393,980
757,397
798,638
814,155
860.148
880,350
21-Nov-11 12-Dec-11 19-Dec-11 9-Jan-12 16-Jan-12
914,077
23-Jan
4-mei-12
Grafik 4. 1 : Jumlah Followers @kompascom sejak November 2011
facebook 1,200,000 997000 1,000,000
800,000
600,000 facebook
438630 400,000
342988 221,586
254985
269839
12-Dec-11
19-Dec-11
383447
200,000
0 21-nov-11
9-Jan
16-Jan
23-Jan
4-mei-12
Grafik 4. 2 : Jumlah Fans like facebook KOMPAS.com sejak November 2011 Dari kedua data grafik di atas dapat disimpulkan bahwa followers twitter dan fans like facebook KOMPAS.com selalu bertambah setiap bulannya. Maka dari itu cocok untuk dimanfaatkan sebagai media promosi
88
karena secara tidak langsung perusahaan berhubungan langsung dengan masyarakat dimana melalui situs social media masyarakat dapat mengakses dimana saja dan kapan saja. Selain itu dapat menarik orang untuk menghadiri event yang dibuat oleh perusahaan seperti Event Kompas Karier Fair ini sebagai suatu strategi direct marketing yang dilakukan oleh PT. Kompas Cyber Media.
Selanjutnya dalam wawancara dengan narasumber kelima (steven) yang mengetahui Event Kompas Karier Fair dari e-mail blast, e-mail blast juga merupakan cara promosi direct marketing dimana bila dikaitkan dengan teori fungsi direct marketing yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya menurut Saladin (2003:149) yaitu sebagai berikut : 1. Menunjukan target yang jelas Melalui daftar database user KOMPAS.com yang dipilih berdasarkan kategori perusahaan dapat mengerahkan komunikasinya pada konsumen yang potensial. 2. Personalisasi Sifat e-mail blast itu sendiri adalah personal yaitu langsung ditunjukan kepada email yang dituju.
89
3. Ungkapan yang mendorong tindakan segera e-mail yang dikirimkan tentunya untuk mengajak orang agar segera mendaftar melalui media online dengan segera meminta konsumen untuk melakukan tindakan / transaksi dengan segera. 4. Strategi yang tidak terlihat Strategi direct marketing melalui e-mail blast bersifat perseorangan, tidak dipublish, ditunjukan kepada orang yang sudah memasukan database di KOMPAS.com 5. Keterukuran Melalui e-mail blast kita dapat melihat database yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif lagi alamat e-mailnya. Berikut ini merupakan tabel pengiriman e-mail blast :
Promo e-mail blast KKF2012h KKF2012e KKF2012d KKF2012b KKF2012c KKF2012g KKF2012j_peta KKF2012k_peta KKF2012i_peta KKF2012_f Total
Delivered 18064 0 1782 2880 4959 9082 9122 9151 9171 9179 70798
Not Delivered 2 0 325 120 41 918 878 849 829 821 4783
Pushed 20000 0 2000 3000 5000 10000 10000 10000 10000 10000 80000
Open 200 0 210 230 633 100 100 100 100 100 1773
Tabel 4. 1: email blast yang dikirimkan kepada 80.000 database
90
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Kompas Cyber media mengirimkan e-mail blast sebanyak 80.000 kepada database perusahaan, dan dapat kita lihat total e-mail yang sampai sebanyak 70.789, dan email yang tidak terkirim sebanyak 4.783. dan total e-mail yang dibuka sebanyak 1.773.
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada kelima narasumber yang menghadiri Event Kompas Karier Fair dapat disimpulkan bahwa kelima narasumber yang diwawancarai mengatakan bahwa media online cocok untuk dijadikan media promosi karena bersifat general, bisa diakses kapan saja dan dimana saja, informasinya juga lebih lengkap. Adapun kekurangan media online seperti yang disampaikan oleh narasumber kedua (Fransisca) yang mengatakan bahwa media promosi online hanya mencakup untuk masyarakat di kota – kota besar saja, sedangkan daerah – daerah yang terpencil yang fasilitas internetnya belum memadai media online belum cocok untuk menjadi media promosi. Adapun opini dari narasumber yang sudah diwawancarai tentang Event Kompas Karier Fair ini antara lain eventnya menarik karena pembicara dalam eventnya merupakan orang – orang ternama dan banyak perusahaan partisipan karena dalam dua hari sudah bisa melamar pekerjaan ke berbagai macam perusahaan, hanya saja masalah antrian yang panjang dan memakan waktu cukup lama, selain itu tempatnya juga kurang luas untuk event dengan pengunjung yang sangat banyak.